You are on page 1of 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem hepatobilier adalah sistem yang mengatur pengeluaran atau sekresi cairan
empedu yang berasal dari hati dan kandung empedu untuk disekresikan ke dalam usus
halus untuk pencernaan lemak dalam makanan. Fungsi hati adalah pembentukan dan
ekskresi empedu. Hati mengekresikan empedu sebanyak satu liter perhari ke dalam usus
halus. Unsur utama empedu adalah air, elektrolit, garam empedu. Walaupun bilirubin
(pigmen empedu) merupakan hasil akhir metabolisme dan secara fisiologis tidak
mempunyai peran aktif, tapi penting sebagai indikator penyakit hati dan saluran empedu,
karena bilirubin dapat memberi warna pada jaringan dan cairan yang berhubungan
dengannya.
Penyakit pada hati dapat bersifat kronik, fokal atau difus, ringan atau parah dan
reversible atau ireversible. Akibat yang berasal langsung dari kerusakan akut sel
fungsional hati terutama hepatosit, tanpa gangguan kemampuan hati unruk melakukan
regenerasi, umumnya reversible. Akibat lain penyakit hati bersifat ireversible, yang
biasanya dijumpai pada pasien dengan sirosis. Akibat ini sebaiknya dipahami sebagai
akibat dari pirau portosistemik aliran darah. Obat-obat yang biasanya digunakan dalam
penatalaksanaannya yaitu dapat berupa hepatoprotektor, antihepatitiviral,
imunomodulator dan kolestatis
Hepatoprotektor adalah obat-obat yang digunakan sebagai vitamin tambahan untuk
melindungi, meringankan atau menghilangkan gangguan fungsi hati karena adanya bahan
kimia, penyakit kuning atau gangguan dalam penyaringan lemak oleh hati. Pada
umumnya obat-obat golongan ini mengandung asam-asam amino, kandungan dari
tanaman kurkuma (kurkumin) dan zat-zat lipotropik seperti methionin dan cholin. Obat-
obat ini sebaiknya jangan digunakan pada penderita penyakit hati yang berat karena pada
dosis besar dapat memperparah keadaan. Imunomodulator adalah senyawa tertentu
yang dapat meningkatkan mekanisme pertahanan baik secara spesifik maupun non
spesifik, dan terjadi induksi nonspesifik baik mekanisme pertahanan seluler maupun
humoral.
Agen antihepatitis mencegah masuknya virus masuk atau keluarnya virus dari sel
atau harus aktif di dalam sel penjamu. Akibatnya, inhibisi replikasi virus yang tidak
selektif dapat mengganggu fungsi sel pejamu dan menimbulkan toksisitas. (tambahin
kolestatis)
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Memberikan informasi tentang terapi medikamentosa pada kelainan hepatobilier.
1.2.2 Tujuan Khusus
Mengetahui golongan obat yang bekerja pada sistem hepatobilier
Mengetahui farmakokinetika dan farmakodinamika obat yang bekerja pada
sistem hepatobilier
Mengetahui korelasi klinisnya

1.3 Manfaat
1.3.1 Secara Teoritis
Bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang terapi medikamentosa pada
kelainan hepatobilier.
1.3.2 Secara Praktis
Diharapkan dapat mengerti tentang golongan, farmakodinamika dan
farmakokinetika obat yang bekerja pada sistem hepatobilier beserta korelasi
klinisnya.

You might also like