You are on page 1of 7

AbsesTiroidsebagaiKomplikasi

dariInfeksiBakteripada
Tenggorokan
1 2*
Erin Bravo , Allison Grayev
1.CreightonUniversitySchoolofMedicine,DepartmentofRadiology,Omaha,NE,USA2.
UniversityofWisconsinHospitalsandClinics,DepartmentofRadiology,Madison,WI,USA

Correspondence:Allison Grayev, MD, University of Wisconsin Hospital and Clinics, Department


of Radiology, 600 Highland Avenue, Madison, WI 53792, USA( agrayev@uwhealth.org)

Radiology Case. 2011 Mar; 5(3):1-7 :: DOI: 10.3941/jrcr.v5i3.479

ABSTRAK

Abses tiroid merupakan komplikasi dari infeksi pada leher yang jarang terjadi.
Kami melaporkan kasus dimana seorang remaja yang mengalami nyeri dan
pembengkakan pada leher setelah mendapatkan terapi infeksi tenggorokan oleh
bakteri Streptokokus. Modalitas pencitraan menunjukkan kumpulan cairan yang
kompleks pada lobus tiroid kiri. Aspirasi yang dipandu berdasarkan ultrasound,
dilakukan untuk media diagnosis sekaligus mengambi cairan purulent yang
menjadi media perkembangbiakkan banyak bakteri. Setelah mendapatkan terapi
antibiotic inisial, pasien ini menjalani tindakan definitive yaitu prosedur
pembedahan. Faktor risiko dasar dan teknik pencitraan akan dibahas kemudian.

LaporanKasus

LaporanKasus

Seorang wanita berusia 17 tahun yang sebelumnya sehat, merasakan nyeri pada
daerah leher dan pembengkakan didaerah leher selama satu bulan setelah
mendapatkan terapi infeksi tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri
Streptokokus tanpa ada gangguan jalan nafas maupun demam. Karena keluhan
nyeri leher kiri yang menetap, dan leukositosis ringan,, maka dilakukanlah CT
scan. Dari hasil CT-Scan didapatkan massa kistik yang padat dengan ukuran 2 xm
pada lobus tiroid sebelah kiri, disertai dengan peningkatan dibagian perifer dan
adanya dinding abses yang terbentuk dan dapat dibedakkan dengan jaringan tiroid
yang normal (Gambar 1a dan 1b). Hal ini selanjutnya dievaluasi lebih lanjut
menggunakan ultrasound, dimana menunjukkan kumpulan cairan yang kompleks
(gambar 2a, 2b, 2c). Aspirasi yang dipandu oleh ultrasound berguna sebagai media
diagnosis (Gambar 3), mengeluarkan 2cc cairan purulent berwarna kuning
kecoklatan yang menjadi media tumbuh berbagai macam bakteri (Streptococcus
anginosus, Eikenella corrodens, Peptostreptococcus). Karena gagalnya pemberian
antibiotic oral dan parenteral, pasien menjalani prosedur pembedahan definitive.
Insisi sepanjang 3 cm dilakukan pada leher bagian kiri, parallel dengan kornu
superior laring dan sebelah anterior dari muskulus sternocleidomastoid, yang
berlanjut hingga platysma. Diseksi yang tajam dan tepat dilakukkan untuk
mengeluarkan caira mukopurulen. hingga 30 cc. selanjutnya dilakukkan irigasi
dan pemasangan drain dengan selang karet. Kemudian luka ditutup dengan
penutup luka yang steril. Antibiotik oral tetap dilanjutkkan hingga 2 minggu
setelah operasi dan pasien membaik. CT-Scan follow-up dilakukkan untuk melihat
resolusi atau penyembuhan dari abses tiroud dengan jaringan lunak persisten pada
sinus piriformis kiri; adanya fistula tidak dapat dieksklusikan ( gambar 4a dan 4b).
Pada saat publikasi ini, pasien tidak melakukkan pemeriksaan yang lebih lanjut.

DISKUSI

Secararelatif,kelenjartiroidlebihresistenterhadapinfeksikarenaenkapsulasi,
tingginya konsentrasi iodin, banyaknya drainase limfatik, dan pasokan darah
ganda [1], namun abses tiroid merupakan komplikasi dari infeksi pada bagian
leherdantiroiditissupurativyangsangatjarang.Meskipun,haltersebutsemuanya
berkaitan dan mempunyai risiko yang signifikan dalam membahayakan jalan
nafas. Keterlambatan dalam hal diagnosis dan pemberian terapi sangat
menentukkanprognosispasien.

Tiroiditissupuratifmerupakanpenyebabtiroiditis(subakutdankronikyanglebih
sering) yang jarang. Terdapat penelitian yang dilakukkan oleh Medline, yang
mengungkap578kasusyangdilaporkanpadaNegaraberbahasainggrissampai
2010 [24]. Infeksi dapat terjadi langsung dari daerah leher melalui proses
innokulasikarenatraumalangsungmaupunsecaraiatrogenik,sepertipadakasus
penyebaran melalui Fine needle aspiration atau dengan penetrasi melalui
esophagus dan kulit. Namun penyebaran yang paling mungkin terjadi adalah
secarahematogenmelaluiinfeksiyangmeningkat.Organismeyangpalingsering
terlibatdalammenyebabkantiroiditissupurativadalahspesiesStaphylokokusdan
Streptokokus;walaupunpadamanusiainfeksidisebabkantidakhanyaolehsatu
spesies,danfloranormalbekerjabergantungdaristatusimunitaspasien.Terdapat
buktibahwainsidensabsestiroidmeningkatterutamapadainfeksiHIV[4].Hal
yangmenarikadalah,kebanyakanpasienyangmengalamitiroiditissupuratif,tetap
euthyroid. Yu et al mengkaji bahwa fungsi tes tiroid pada 95 kasus tiroiditis
supuratif,83.1%memilikikadarhormonetiroideutiroidataunormal,termasuk
euthyroidsicksyndrome[3].Namunapabilatesbiokimia pasienmenunjukkan
hipotiroid ataupun hipertiroid, penyebab jamur dan mikrobiologi lainnya harus
dipertimbangkandenganbaik[2].

Ultrasoundharusdipertimbangkansejakawalkonfirmasidiagnosisdaritiroiditis
supuratif atau abses. Ultrasound memperlihatkan visualisasi yang sangat baik
terhadap kelenjarkelenjar tiroid dan radiasi yang rendah. Pada ultrasound,
tiroiditissupuratifmenunjukkanekoteksturyangheterogenpadakelenjartiroid
disertaimasaanekoikatauhipoekoik,padaformasiabses.Ekoteksturdariabses
dapatbervariasitergantungdarijumlahdebrisataupunperdarahan.Abseslebih
menujukkan hipervaskular pada bagian perifer tanpa adanya tambahan aliran
darahyangsignifikan.

Meskibegitu, banyak peneliti yang memperdebatkan penggunaan CT dan/ atau


MRIyanglebihbaikuntukmendiagnosismassainflamasipadatiroid[5]dimana
yangmenyajikkaninformasilebihlengkaptermasukpenyebaraninfeksi[6].

Penemuatiroiditissupratifatauabsestiroid padaCTscanbervariasitergantung
dariderajatinfeksinya.Peningkatanheterogenitasdaritiroiddapatterjadinamun
banyak penemuan ini tidak spesifik dengan perubahan inflamasi. Dengan
pertumbuhan focus abses, akan terbentuk daerah hipodens dan isodens pada
bagianperifer,dimanahalinimenunjukkanfocuspengumpulancairan.

MRI dapat mendemonstrasikan penemuan khas pada kumpulan cairan (T1


hypointensedanT2hyperintense,dibandingkandenganjaringanlunak).Meskipun
begitu, tampakkannya dapat bervariasi sesuai dari selularitas dan debris pada
kumpulan cairan tersebut. Infeksi tuberculosis pada tiroid telah dideskripsikan
sebagaipeningkatansinyalterhadapjaringantiroidyangnormal[7].

Meskiregimenantibiotikparenteralyangdiberikansudahsangatbaik,sebagian
besarpasienmasihperludilakukkanoperasi,baikeksisiatauinsisidandrainase.
Namun,pendekatanyanglebihkonservatifdanminimalinvasifdapatmenurunkan
morbiditas.Aspirasijarummenggunakanpanduanultrasoundtelahmembuktikkan
angkakesuksesanpadabeberapalaporankasus[6,1011].Iylinetal.melaporkan
bahwa2kasusdimanadilakukandrainasepadaabsestiroiddilakukan2kali(pada
haripertamadanharike5perawatan)menggunakanjarum21Gdiikutidengan
injeksiantibiotikpadakavumabses.Keduapasieninisehatsampai6bulandan5
tahun followup [6]. Peneliti lain melaporkan aspirasi yang sukses pada abses
tiroidmengikutiaspirasitunggal[10,11].

Konsiderasilainnyaadalahpemasangandrainaseperkutanmenggunakankateter
dengan panduan CTscan ataupun ultrasound. Ini akan menjadikan abses
sederhanatanpalokulasidantidakdipisahkandengandraintunggal.Penggantian
kateter CT pernah dilakukkan sebelumny pada infeksi kepala dan leher [12],
namunbelumadalaporanstudiyangmelaporkanabsestiroiddapatdilakukkanhal
yang sama. Peletakan drainase menggunakan ultrasound direkomendasikan
apabilaukuranabses>3cmdan/atauabsesterletakpadastrukturkelenjar(tiroid,
paratiroid)[11].

Seperti pada pasien ini, abses biasanya kompleks dan drainase menggunakan
jarumataukatetertidaklahdefinitivesebagaiterapi,sehinggamemasangdrainase
saat operasi masih merupakan pilihan pada kasuskasus tertentu. Hal ini juga
menjunjukkandapatnyadilakukanreseksipadaabnormalitasanatomi,yangdapat
mengurangirisikokekambuhandariabses.

Tinjauantinjauan sebelumnya mengenai abses tiroid telah mendokumentasikan


adanya variasi kongenital, yang paling sering adanya struktur sinus fistula
piriformisyangdihasilkandaricabangke3atau4branchialpouch[6].Kelainana
ini memiliki presentasi yang beragam diantaranya adalah abses tiroid, rekuren
sinusitis,selulitis,dangejalagabunganlainsepertidisfagiadanodinofagia[13].
Kebanyakan anak yang datang dengan riwayat infeksi saluran pernafasan atas
berulang,nyeritenggorokandan,nyeripadabagiantiroid.

Wangetal.menyimpulkanbahwabariumesophagographymerupakanstudiyang
superior dan dapat menentukan sinus fistula piriformis [14]. Namun, barium
esophagographytidakdapatmenjaditesdiagnosticsaatfaseinflamasiakut.Hal
inidiperkirakankarenasinusdapatteroklusikarenaedemapadajaringanlunak,
sehingga menutupi pangkal dan dapat menyebabkan hasil yang falsenegattive
[14]. Secara konsekuen, studi sebelumnya tidak menyebutkan anomali yang
terjadu. Ultrasound, CT, MRI dapat juga menjadi alat untuk mengidentifikasi
sinus fistula piriformis; namun spesifisitas dan sensitivitasnya meningkat saat
dilakukkan trumpet maneuver. Dimana pasien diinstruksikan untuk melakukan
valsava maneuver yang dimodifikasi dengan mengeluarkan udara secara paksa
atau maksimal, dengan mengatup bibir. Sehingga hal ini akan penyebabkan
disetensidarisinuspiriformisdanmenjadikanvisualisasiterhadapsinusfistula
piriformissemakinjelas[14].

Faktor risiko terpenting yang kedua pada pembentukkan tiroiditis supurativa


adalahpenurunanstatusimunitasyangjugameningkatkanrisikopathogenatipikal
seperi P. jiroveci (carinii), Klebsiella pneumonia, Candida, and Brucella
melitensis [1518].Mortalitasyangdiakibatkanolehtiroiditissuppurativadalah
rendah,berkisarantarabetween3.7and12.1%[2],dimanapemaparansupresi
imun akan meningkatkan angka mortalitas. Faktor predisposisi lainnya adalah
multinodulargoiter,danjugaautoimmunethyroiditis,dankankertiroid[19].

Walaupuntiroiditissupuratifdanabsessangatjarangterjadi,namuninsidensnya
terus meningkat seiring banyaknya pasien dengan immunocompromised.
Sangatlahpentinguntukmenimbangdiagnosisini,terutamasedikitnyatesfungsi
tiroidyanterintegrasi.Pemeriksaanradiologisangatlahberartipadadiagnosis,dan
menentukkanadanyakelainankongenital,danjugadapatterlibatdalampemberian
terapi.

You might also like