You are on page 1of 38

Manajemen Sumberdaya dan Penerapannya

(Resources management and its implementation)


Ukar Wijaya Soelistijo
Universitas Islam Bandung (UNISBA)
Institut Teknologi Bandung (ITB)
Pusdiklat Mineral dan Batubara
Email:ukar@tekmira.esdm.go.id;ukarws@gmail.com

Abstrak
Manajemen sumberdaya (SD) merupakan manejemen global terhadap sumberdaya dari factor
produksi yang terdiri dari sumber-sumberdaya kapital, manusia, alam, linkungan, informasi,
pasar, dan sumberdaya yang lain serta sumberdaya teknologi untuk menghasilkan output berupa
barang dan jasa yang secara ekonomi akumulatif diwujudkan dalam bentuk Produk Domestik
Bruto (PDB). Manajemen SD sebagai salah satu faset pembangunan dalam membangun
Indonesia seutuhnya. Masalah manajemen SD merupakan bagian dari masalah pembangunan di
Indonesia dalam upaya pendayagunaannya. Kuantitas dan kualitas SD adalah kunci pencapaian
kesejahteraan. Dari kacamata kediklatan, maka salah satu sumberdaya utama yang merupakan
kunci keberhasilan dalam proses transformasi dari berbagai sumberdaya menjadi barang dan jasa
tersebut adalah faktor sumberdaya manusia, selebihnya berfungsi sebagai sumberdaya pelengkap.
Tujuan dari studi ini adalah untuk mengadakan observasi tentang tujuan manajemen sumberdaya
factor produksi itu sendiri serta seberapa jauh penerapan manajemen SD dalam rangka sistem
manajemen nasional agar memenuhi tujuan bangsa dan Negara Indonesia dalam mencapai tujuan
nasionalnya sesuai dengan konstitusi. Model yang digunakan dalam studi ini merupakan hasil
analisis deskriptif yang didasarkan atas pengalaman penulis selama menjadi PNS, peneliti dan
pengajar dalam 45 tahun terakhir ini.
Kata kunci: manajemen, sumberdaya, faktor produksi, penerapannya.

Abstract Resources management constitutes global management towards resources of


production factors consisted of capital, human, natural, environmental, information, market,
technological and other resources to produce output in the forms of goods and services that
economically accumulated in the form of gross domestic product (GDP). Resources management
constitutes as one of the development facet in the Indonesia development as a whole. The
problem of resources management is also part of the Indonesia development phenomena in the
effort of effectiveness of its utilization. Quantity and quality of the resources are the key of
achievement of prosperity per se. From the side of education and training, one of the prime
resources that constitutes the key of successfulness in the transformation process of the input
resources to become goods and services is human resources, and the remainder is the
complement.
The aim of this study is to carry out observation on the aim of the resources management itself
and also of about how far the application of resources management in the framework of national
management system in order to fulfil the goal of the nation and state of Indonesia to achieve the
national goal in lieu with the constitution. The model applied in this study is the result of
descriptive analysis based on the writers experiences as governmental official, researcher and
lecturer within the last 45 years.
Keywords: management, resources, production factors, implementation.

1
1. Pendahuluan

Suatu ciri khas suatu kehidupan moderen adalah karakter berorganisasi serta

bermanajemen dalam pencapaian tujuan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara. Melalui jalur tersebut diharapkan suatu bangsa dapat mencapai tujuannya

secara optimal dalam mengelola berbagai sumberdaya (SD) yang dimilikinya. Apalagi

bangsa Indonesia memiliki sumber-sumberdaya baik manusia, alam dan yang lainnya

secara cukup besar. Berbagai sumberdaya tersebut perlu diadakan transformasi menjadi

barang (komoditas) dan jasa sebagai output secara efisien, efektif, ekonomis dan optimal

melalui proses produksi dan jurus manajemen yang mumpuni. Sumberdaya meliputi

sumber-sumberdaya kapital, manusia, bahan/alam, informasi, lingkungan, teknologi dan

sumber daya yang lain. Dalam hal ini, penerapan ilmu manajemen berarti penerapan

fungsi-fungsi manajemen untuk berbagai sumberdaya tersebut akan digambarkan dengan

matrik manajemen sumberdaya. Fungsi manajemen mencakup perencanaan (planning/P),

pengorganisasian (organizing/O), pelaksanaan (actuating/A), pengawasan

(controlling/C), dan penialaian (evaluating/E) yang selanjutnya diolah dalam bentuk

matrik fungsi manajemen.

Tujuan dari studi ini adalah untuk mengadakan observasi tentang tujuan manajemen

terhadap setiap unsur-unsur sumberdaya itu sendiri serta seberapa jauh penerapan

manajemen SD di Indonesia dalam rangka sistem manajemen nasional (sismenas) agar

memenuhi tujuan bangsa dan Negara Indonesia dalam mencapai tujuan nasionalnya

sesuai dengan konstitusi.

2
Model yang digunakan dalam studi ini merupakan hasil analisis deskriptif yang

didasarkan atas pengalaman penulis selama menjadi PNS, peneliti dan pengajar dalam 45

tahun terakhir ini.

2. Teori dan Metodologi

Secara matematis, proses produksi dapat diformulasikan sebagai fungsi produksi berikut:

Y = f (K,L,R,I,E,Z)T ........................................ (1)


dalam hal ini:

Y = keluaran (barang, jasa); f = fungsi; K = sumberdaya*) kapital*); L = sumberdaya

tenaga kerja (sumberdaya manusia)*); R = sumberdaya bahan/sumber daya alam*); I =

sumberdaya informasi*); E = sumberdaya lingkungan; T = sumberdaya teknologi*)

sebagai faktor penciptaan loncatan produktivitas; Z = sumberdaya yang lain (metode,

pasar*) dan sebagainya) (Soelistijo, 2003-2015, [25-32]); Soemarwoto, 1985 [35];

Suparmoko, 1989 [37]). Penjelasan terminologi dasar tersebut (tanda bintang (*))

berdasarkan Kamus Baru Bahasa Indonesia, Edisi II, Balai Pustaka, 1995 [4] adalah

sebagai berikut. Sumberdaya adalah faktor produksi terdiri dari tanah, tenaga kerja dan

modal yang dipakai dalam kegiatan ekonomi untuk mebgasilkan barang jasa, serta

mendistribusikannya, atau bahan atau keadaan yaang dapat digunakan manusia untuk

memenuhi keperluan hidupnya, ataupun segala sesuatu, baik yang berwujud maupun

yang tidak berwujud yang digunakan untuk mencapai hasil, masalah peralatan, sediaan,

waktu dan tenaga. Kapital merupakan modal (pokok) dalam perniagaan. Investasi

merupakan jumlah uang (modal) yang ditanam atau penanaman uang/modal dalam suatu

perusahaan/proyek untuk tujuan mencari keuntungan. Sumberdaya manusia merupakan

potensi manusia yang dapat dikembangkan untuk proses produksi. Sumberdaya alam

meliput suatu potensi alam yang dapat dikembangkan untuk proses produksi. Informasi

3
merupakan penerangan, keterangan,pemberitahuan, kabar/berita tentang sesuatu,

termasuk keseluruhan makna yang menunjang amanat yang terlibat di dalam bagian-

bagian amanat itu. Teknologi adalah kemampuan teknik yang berdasarkan pengetahuan

ilmu eksakta yang berdasarkan proses teknis, atau secara singkhat adalah ilmu teknik.

Pemasaran adalah proses, cara, perbuatan memasarkan suatu barang dagangan serta

perihal menyebarkan ke tengah-tengah masyarakat. Lingkungan hidup meliputi

lingkungan fisik (ruang alam semesta) dan lingkungan nonfisik yang menyangkut

manusia beserta berbagai sikaplakunya yang merupakan kesatuan secara integratif

dengan ruang alam semesta serta bergantungan satu sama lain.

Sedangkan di dalam manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang perlu diramu

dalam penerapan manajemen yang dapat diformulasikan sebagai berikut:

M = f (P,O,A,C,E)T .................................. (2)

dalam hal ini: M = manajemen; f = fungsi; P = planning (perencanaan: what ? (objektif);

how ? (metode, standar, biaya, waktu, sistem pelaporan); O = organizing

(pengorganisasian: who for what?); A=actuating (pelaksanaan/penggerakan: merangsang

organisasi); C=controlling (pengawasan: mengusahakan setiap saat hasil-hasil kinerja

sesuai rencana dan hasil versus standar); E = evaluating (penilaian). T = teknologi.

Manajemen merupakan inti dari administrasi. Administrasi sebagai fungsi merupakan

tugas pokok administratur dalam hal perencanaan semesta, pengorganisasian strukural,

staffing, manajemen yang dapat didelegasikan secara parsial kepada para manajer,

tatausaha (yang dapat didelegasikan total kepada kepala tatausaha, sekretaris, ajudan),

koordinasi, pengendalian semesta. Manajemen menyelenggarakan usaha dengan

4
mengerahkan sumber-sumber daya untuk mencapai tujuan dalam bentuk usaha

(kumpulan kegiatan) dan sumberdaya (manusia, biaya, mesin, bahan, metode, waktu).

Manajemen berbentuk administratif dan operatif (5-11;15-19;23-24;36;38-39;41-48]).

Dalam proses manajemen produksi tersebut diperlukan pimpinan dan pelaku yang

berwawasan luas agar proses produksi mencapai tujuan dan sasaran yang ditargetkan.

Wawasan seorang manajer yang penting mempunyai karakter leadership dengan sifat-

sifat visioner, berkarakter berani ambil resiko secara bertanggungjawab, berekam jejak

baik, serta memahami apa yang disebut keunggulan manajemen atau management

excellence dengan penguasaan terhadap strategi dan budaya suatu organisasi. Pada

hakekatnya suatu organisasi dibentuk untuk mencapai atau pasti mempunyai tujuan, dan

untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan strategi atau cara dan budaya kerja keras

untuk memberikan pelayanan maksimum dalam rangka memuaskan pelanggan atau

masyarakat yang dilayani.

Pada galibnya, diperlukan rincian capaian dari tujuan manajemen terhadap berbagai dan

tiap-tiap jenis sumberdaya tersebut ke arah optimasi proses transformasi dari berbagai

sumberdaya sebagai masukan menjadi output berupa barang dan jasa yang akan

dimanfaatkan oleh kepentingan nasional dalam proses pembangunan berkelanjutan.

Pembangunan berkelanjutan mempunyai ciri-ciri alokasi sumberdaya secara efisien,

menjamin keberlanjutannya pembangunan pada skala nasional dan skala

regional/subregional, serta berwawasan lingkungan.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Manajemen Sumberdaya Manusia (SDM)

5
Pengertian. Population (penduduk) adalah the total number of persons inhabiting a

country, city, or any district or area. Penduduk dibagi dalam: tenaga kerja (manpower:

angkatan kerja dan bukan angkatan kerja), dan bukan tenaga kerja. Demography

(kependudukan) adalah the science of statistics on populations, such as records of

births, deaths, marriages, and diseases. (The Lexicon Webster International Dictionary,

1977 [2]). Masalah kependudukan mencakup perihal penyebaran umum, urbanisasi,

adanya jurang pemisah antarbangsa dengan ekonomi berkembang/maju dan kurang

berkembang, serta tentang penduduk dan politik. Human resources (sumberdaya

manusia) mencakup pengertian manpower (tenaga kerja), kepegawaian, personalia.

Tenaga kerja dibagi dalam angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja

dibagi dalam kategori bekerja dan menganggur. Bukan angkatan kerja mancakup

pekerjaan sekolah, mengurus rumah tangga, penerima pendapatan. Manusia

karya/mandiri diperoleh melalui suatu proses panjang terhadap angkatan kerja dengan

kemampuan diri ke arah swadaya masyarakat untuk memperoleh kesempatan kerja secara

mandiri (Gambar 3.1) (Sagir, 2009 [20]).

Manusia karya/mandiri
(manusia karya kompeten berbudi luhur)

Sumber Penghidupan
Sektor (Kesempatan kerja) Sektor
Informal Formal

Swadaya
Masyarakat

Tumbuhnya Keterampilan
(Kemampuan Diri)

SDM

6
Gambar 3.1 Hakekat tujuan manajemen SD Manusia

Dimensi manusia dalam hukum ekonomi/pembangunan. Tahun 1970-an: strategi

pembangunan PBB atas dasar basic need strategy. Dalam Pasal 33 UUD 1945

didasari atas: Hajat hidup orang banyak. Tahun 1980-an : dalam Pembukaan UUD

1945 dan Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 di utarakan tentang human resource development

strategy, mencerdaskan hidup bangsa, dan berhak akan lapangan kerja. Tahun

1990-an: development strategy for humanity, dan lapangan kerja yang layak bagi

kemanusiaan (UUD 1945 Pasal 27 ayat (2)). Orientasi: Keadilan sosial merupakan

warna pada pertumbuhan ekonomi. Hukum sebagai a tool of social engineering, an

agent of development, dan bukan sekedar sebagai bureucratical law.

Pembangunan berwawasan kependudukan. Semangat yang menjiwai setiap

pembangunan dengan tujuan pemerataan dan penyebaran penduduk dari daerah yang

berpenduduk padat ke daerah yang berpenduduk jarang. Tenaga dalam yang merupakan

akumulasi dari perluasan keahlian, kesanggupan, keuletan, keterampilan dalam

pekerjaan. Penjiwaan, semangat dan rasa mampu yang semakin efektif (kemampuan

bangsa mengatasi kesulitan, menemukan inovasi, menerobos hambatan, menguasai

berbagai bidang pekerjaan). Pengembangan sumberdaya manusia meliputi penciptaan

kesempatan kerja, penguasaan dan pengembangan Iptek, serta peningkatan kualitas

kehidupan. (Swasono, 1995 [40]; Salim, 1995 [18]).

Manajemen Sumberdaya Manusia (SDM). Manajemen SDM merupakan suatu proses

penarikan (rekrutmen), seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan

sumberdaya manusia untuk mencapai baik tujuan individu dan organisasi secara optimal.

Manusia merupakan tenaga kerja dan yang berhbungan dengan tenaga kerja manusia saja.

7
Penjabaran terhadap pentingnya satuan tenaga kerja organisasi, sebagian SDM yang vital

bagi pencapaian tujuan organisasi, dan pemanfaatan berbagai fungsi dan kegiatan

penelitian untuk menjamin penggunaannya secara efektif dan bijaksana agar bermanfaat

bagi individu, organisasi dan masyarakat. Perkembangan dan pendekatan SDM

merupakan mekanisme (spesialisasi, efektifitas, standarisasi), masalah (teknologis,

ekonomis (PHK)), organisasi buruh, kebanggaan dalam pekerjaan, paternalistik (bapak

dan anak), sistem (sosial) yang kompleks, efektifitas (martabat dan kepentingan hidup

manusia), proaktif (antisipasi masalah yang timbul) serta diperlukan keterbukaan.

Manajemen SDM merupakan masalah sebagai kebutuhan faktor produksi serta paling

berperan di mana diperlukan campur tangan Pemerintah, karena adanya hak keadilan

kesempatan kerja dan adanya emansipasi wanita.

Fungsi Manajemen SDM mencakup permasalahan perencanaan program (HR planning

sesuai kebutuhan, efektif dan efisien dan penetapan program kepegawaian),

pengorganisasian (organization chart), pembagian, hubungan, delegasi wewenang,

koordinasi integrasi, pengarahan (directing) bekerjasama efisien dan efektif,

pengendalian (controlling) (taati peraturan dan sesuai rencana), pengadaan

(procurement), proses penarikan, seleksi, penempatan, instansi-instansi sesuai kebutuhan

pekerjaan, pengembangan (development) (proses peningkatan keterampilan dengan

diklat), kompensasi (balas jasa langsung dan tidak langsung), pengintegrasian

(kepentingan perusahaan dan kesatuan karyawan), pemeliharaan (maintenance) (kondisi

fisik, mentalitas dan loyalitas sampai dengan pensiun), kedisiplinan (sebagai kunci

penting mencapai tujuan maksimal, kerajinan dan kesadaran untuk mentaati

8
peraturan/norma sosial), pemberhentian (separation) (putusnya hubungan kerja,

pelaksanaan UU No. 13/2003).

Pembinaan manusia karya. Dalam pembinaan manusia karya, ada beberapa segi yang

perlu diketahui, yaitu:

a. Masalah ketenagakerjaan mencakup daya serap ekonomi yang terbatas, tingkat

pendidikan dan produktifitas tenaga kerja yang relatif masih rendah, penyebaran

penduduk dan angkatan kerja yang kurang merata, baik secara regional maupun

sektoral, pendayagunaan tenaga kerja yang relatrif masih rendah.

b. Kebijaksanaan mealiputi perluasan kesempatan kerja (umum, sektoral, daerah),

peningkatan mutu tenaga kerja (jalur pendidikan, jalur latihan kerja, jalur pengalaman

kerja), penyebaran dan pendayagunaan tenaga kerja (Akad/angkata kerja antardaerah,

Akal/angkatan kerja antarlokasi, dll), pengendalian pertumbuhan angkatan kerja (KB,

perluasan fasilitas pendidikan formal), dan pembinaan hubungan industrial,

perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja (HIP/Hubungan Industrial Pancasila,

kesejahteraan TK, K3).

c. Strategi merupakan cara untuk memperbesar daya serap masing-masing sektor

kegiatan ekonomi, pemanfaatan teknologi tepat guna (pencipta kerja), terjadinya alih

teknologi, menggalakkan pemakian produksi dalam negeri, menggalakkan usaha

mandiri (self employment), usaha padat karya, transmigrasi, AKAN (angkatan kerja

antarnegara) (Jasa).

d. Perencanaan tenaga kerja (TK): penyerapan TK, penyediaan TK, program Diklat,

program alih TK (AKAL, AKAD, AKAN).

9
e. Pengembangan SDM dan produktivitas nasional merupakan upaya pengembangan

SDM menjadi TK produktif untuk mengubah kualitas hasil kerja sehingga dapat

mengubah kualitas hidup dalam menghadapi lingkaran kemiskinan, Untuk itu

diperlukan diklatbang guna meningkatkan kualitas SDM untuk menguubah persepsi

dari sebagai beban menjadi modal dasar pembangunan, dan pada gilirannya

pembangunan nasional yang dilandasi investasi fisik serta investasi SDM melalui

proses diklatbang dapat berfungsi sebagai nilai pendukung produktivitas (etos kerja,

disiplin, motivasi dan orientasi ke depan, perlu tahapan proses pengembangan melalui:

TK terdidik, terlatih, profesional, mandiri, kreatif dan inovatif).

f. Pengalaman pembangunan Indonesia (pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja).

Bank Dunia 1980 manyatakan bahwa In the 1970s it was increasingly recognized

that economic growth alone would not reduce absolute poverty as an acceptable

speed (absolute poverty = pengangguran terbuka). Presiden Suharto 20 Desember

1982 manyatakan bahwa Keberhasilan kita di tahun-tahun yang lalu dengan

memelihara laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, ternyata tidak dengan sendirinya

menyelesaikan masalah kesempatan kerja.

Alternatif kebijakan baru yang berorientasi pada kesempatan kerja misalnya adanya

upaya peningkatan produktivitas TK (daya saing, mutu/harga produksi, comparative

advantage, outward looking strategy), proses produksi dengan teknologi pencipta

lapangan kerja, proses alih teknologi bertahap dan terprogram, menggalakkan investasi

sektor konsumsi produksi dalam negeri (substitusi impor), mendorong perluasan

kesempatan kerja mandiri (nonformal), pemanfaatan dana untuk perluasan kesempatan

10
kerja (daerah padat produksi), peningkatan program transmigrasi, penggalakan AKAN,

relokasi investasi sektoral (labor intensive), investasi PMDN kredit normal selektif.

Pengembangan SDM dari segi keekonomian.

a. Pendidikan dan latihan berdasarkan teori human capital. Penerapan human capital

menyangkut pendidikan dan latihan, migrasi, perbaikan gizi dan kesehatan. Model

pendidikan dan latihan serta model migrasi dan gizi adalah model konvenional net

present value dan internal rate of return on investment. Misalnya kalau pada tingkat

pendidikan SMU menghasilkan kelayakan maka pendidikan dapat diteruskan pada

tingkat kanjutannya.

b. Hubungan industrial (industrial relations, labor relations, labor management

relation). Hubungan industrial merupakan keseluruhan hubungan kerjasama antara

semua pihak yang tersangkut dalam proses produksi di suatu perusahaan/unit, yaitu 3

pihak : pengusaha, karyawan (serikat pekerja), pemerintah dalam bentuk bipartit,

tripartit (UU No. 13/2003), kesepakatan kerja bersama (collective labor agreement).

Hubungan industrial Pancasila (HIP) merupakan keterkaitan perihal ruang lingkup

kerjasama bipartit dan tripartit Pancasila; kerja, tanggungjawab dan pengabdian;

dimana perusahaan sebagai tempat melaksanakan tanggungjawab serta adanya

pengertian bahwa pengusaha dan karyawan sama kedudukan, karyawan sebagai faktor

produksi dan manusia pribadi, tidak mengenal diskriminasi, musyawarah dan mufakat,

hasil perusahaan, masyarakat banyak, pengusaha dan karyawan, satu keluarga/partner

dalam perusahaan, saling pengertian, karyawan dan SP menyadari, mengerti dan

menerima keadaan.

11
c. Perencanaan TK menyangkut perihal tentang perkiraan kesempatan

kerja/kebutuhan, perkiraan penyediaan TK, membandingkan kebutuhan dengan

penyediaan, perencanaan pendidikan, perencanaan pelatihan, penyesuaian rencana.

Kasus: Urbanisasi dan pembangunan pedesaan.

Urbanisasi merupakan proses pertumbuhan menjadi kota (daerah perdesaan berkembang

menunjukkan ciri-ciri kota; yang dialami manusia dari kehidupan agraris perdesaan

menuju lehidupan industri perkotaan) juga mrupakan proses berduyunnya penduduk dari

daerah perdesaan ke kota besar (urban in migration, rural to urban migration).

Masalah yang dihadapi antara lain kemerosotan lingkungan (panas dan banjir),

pengangguran dan gelandangan serta adanya kemacetan lalulintas dan kriminalitas.

Pembangunan perdesaan terjadi oleh adanya pembangunan prasarana dan sarana, sosial

budaya berikut sistem dan mekanismenya, yang sekarang ini sedang digalakkan oleh

pemerintah.

Manajemen SDM di Indonesia sebagai salah satu faset pembangunan dalam membangun

manusia Indonesia seutuhnya. Masalah manajemen SDM merupakan bagian dari masalah

kependudukan di Indonesia dalam upaya pendayagunannya. Kualitas SDM adalah kunci

kesejahteraan. Pada dasarnya tujuan manajemen SDM adalah untuk menciptakan

manusia karya kompeten berdaya saing yang berbudi luhur mandiri menghadapi hari

depannya.

3.2 Manajemen Sumberdaya Kapital/Manajemen Investasi

Investasi merupakan salah satu masukan dan kegiatan penting dalam pembangunan

bangsa, khususnya pembangunan ekonomi. Hal ini perlu diketahui secara analitis dan

sistematis bagi setiap insan pembangunan, terutama para administratur pembangunan.

12
Manajemen investasi pada dasarnya menyangkut perihal tentang bagaimana mendapatkan

dana (hutang/kredit), menggunakan dan memanfaatkan hasil proyek bagi kebutuhan

masyarakat. Manajemen investasi dan manajemen program sebagai kebutuhan

masyarakat dengan skema pada Gambar 3.2.

Manajemen sumberdaya

- Persiapan investasi (Mencari Manajemen


hutang) Program
Kebutuhan
masyarakat
- Pelaksanaan investasi proyek

Manajemen
Upaya investasi
- Pemanfaatan hasil proyek

SD Manajemen hasil proyek

Gamba 3.2 Skema manajemen investasi dan manajemen program sebagai

kebutuhan masyarakat

Penerapan manajemen kapital di dalam penyusunan SIPPA-PPBS (Sistem

Informasi Perencanaan Pemrograman Anggaran/Planning Programmming

Budgeting System). Diperlukan studi kelayakan yang digunakan untuk pengambilan

keputusan, mneyusun prioritas sasaran, cara pencapaiannya, alokasi SD, penyusunan

program kegiatan dan anggaran, dengan tujuan tercapai efektif dan efisien. Di dalam

perencanaan sejak dari RPJPM/GBHN ke Repeta I, Kepres, Dep, dan Pepeta II. Di

dalam penyusunan program dari tingkat Presiden ke rencana program Pemerintah sampai

dengan Nota Keuangan. Seterusnya pada penyusunan penganggaran ke penyusunan AB

Dep/Da, dan RAPBN untuk dilakukan pembahasan di DPR menjadi RAPBN dengan

13
UU/Kepresnya dan akhirnya DIP/DIK. Dalam proses penyusunannya diperlukan top-

down planning dan bottom-up planning secara simultan.

Dalam pelaksanaan manajemen investasi diperlukan langkah awal suatu studi kelayakan.

Studi kelayakan ini memuat antara lain perencanaan investasi dan pengkajian upaya

investasi (benefit-cost). Pengetahuan manajemen investasi perlu didalami dan diperlukan

dalam administrasi pembangunan. Dengan demikian tujuan dari manajemen sumnerdaya

kapital adalah untuk memperoleh susunan sistemis dari pengadaan dana, pemanfaatan

dana untuk perwujudan/pembangunan proyek, dan akhir pemanfaatan hasil proyek bagi

pemenuhan kepentingan nasinal/kebutuhan masyarakat.

3.3 Manajemen Bahan/Sumberdaya Alam

Pengertian. Sumberdaya alam merupakan salah satu masukan dan kegiatan penting

dalam pembangunan bangsa, khususnya pembangunan ekonomi. Hal ini perlu diketahui

secara analitis dan sistematis bagi setiap insan pembangunan, terutama para administratur

pembangunan. SDA terdiri dari SDA terbarui (hewan, tumbuhan/biologi, air, udara) dan

SDA tidak terbarui (mineral dan tanah, mineral energi). Dari kacamata ekonomi ada

public goods (common property resources) dan private goods. Di dalam pengelolaan

SDA perlu diingat pentingnya interaksi antara sumberdaya alam ekonomi lingkungan.

Sumberdaya alam alam sebagai ecosystem dan manusia dan perilakunya sebagai social

system.

Prinsip manajemen sumberdaya alam. Prinsip ini encakup inventarisasi,

pengembangan, pemanfaatan dan konservasi (Gambar 3.3).

14
Gambar 3.3 Prinsip Manajemen Sumberdaya Alam

Pada hakekatnya, pemanfaatan SDA perlu didasari asas konservasi dan berwawasan

lingkungan dengan capaian menjadi modal ekonomi dan sosial bagi bangsa Indonesia.

Untuk itu tujuan manajemen SDA adalah untuk peningkatan nilai tambah berwujud

sebagai modal ekonomi dan modal sosial dengan memperhatikan interaksi antara SDA-

Ekonomi- Lingkungan hidup (fisik maupun nonfisik). Khususnya di bidang ESDM telah

dikeluarkan berbagai peraturan tingkat PP dan Permen dalam mengoptimalkan nilai

tambah tersebut.

3.4 Manejemen Sumberdaya Informasi (sebagai sistem informasi

manajemen/SIM)

Pengertian dasar SIM. SIM (sistem informasi manajemen disingkat sistem informasi)

adalah sistem yang menghasilkan informasi untuk menunjang manajemen dalam

mencapai tujuan, misalnya informatika sebagai ilmu tentang sistem informasi. Bentuk

penunjangan mencakup perbaikan planning dan control, pengambilan keputusan,

operasi. SIM secara fungsional terdiri dari 5 perangkat, yaitu (i) Manusia: yang memberi

15
input, memproses info, mengelola arus info, dan menggunakan info; (ii) Prosedur (Kapan

dan bagaimana memberi input? Proses apa yang harus dikerjakan? Bagaimana

frekuensinya); (iii) Teknik: Mengkonversi bermacam-macam data yang berjumlah massal

ke dalam informasi yang tersaring; (iv) Peralatan proses: mempercepat kinerja tugas-

tugas; (v) Data bank: tempat data disimpan dan info ditelusuri.

Sistem merupakan kumpulan bagian-bagian teratur yang saling berkaitan dan punya

tujuan, misalnya unsure-unsur sistem: input-process-output, bagian-bagian: subsistem

manajemen, dan kaitan: arus info. Informasi merupakan fakta-fakta yang menambah

pengetahuan dari pemakai. Data adalah fakta-fakta yang berupa angka. Informasi: data

yang telah mempunyai format tertentu (sesuai dengan kebutuhan pemakai). Syarat

informasi yang berguna sampai tepat waktu (on timely), segar (up-to-date), akurat/dapat

dipercaya, relevan, dapat men-suplai semua tingkat pengambilan keputusan untuk

tingkatan top management, middle management dan supervisory. Dengan demikian

menghasilkan informasi adalah untuk menyajikan output (reports). Kaitan SIM dan

kegiatan manajemen dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Hasil-hasil
Pengambilan
Keputusan

Manajemen

Informasi

Sistem analis/
Operation
16 research
SIM terpadu dengan berbagai Sub-Subsistimnya
(Kapital, pegawai,Iptek, dll)

SIM Analisis dan deain Pusat Informasi Data

Gambar 3.4 Kaitan antara SIM dan manajemen dalam pengambilan keputusan

Penerapan informasi untuk kegiatan pemerintahan.

a. Semua kegiatan masyarakat memerlukan informasi (internal dan eksternal): politik,

sosial, ekonomi, militer. Dalam kegiatan pemerintahan ada 3 fungsi yaitu pengaturan,

pengarahan, pelaksanaan. Untuk pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut diperlukan

informasi untuk perencanaan (keterbatasan SD, sesuai skala prioritas nasional),

perumusan kebijakan, penentuan program kerja, penentuan proye, pemanfaatan

teknologi, inventarisasi kekayaaan alam, tugas rutin pemerintahan. Contohnya

misalnya SIP (Kementerian Hankam) sistem informasi pembinaan, SINFOK (Pemda

DKI Jakarta Raya) sistem informasi ketatalaksanaan, SKUP (Lembaga Administrasi

UGM) sistem keterangan untuk pimpinan.

b. Penerapan SIM sebagai penunjang PPBS (SIPPA).

Control subsystem dalam SIM dalam kerangka PPBS dapat dilihat pada Gambar 3.5.

17
Penyimpangan2 thd:
Expectations
-expectations
and
-rencana
Planning
-rancangan
- anggaran
-pencapaian
sasaran

Programming Evaluasi
Terhadap
Expectations
dan planning

Penyimpangan SIM
Terhadap
Data
Alokasi
Bank
Sumber daya

Budgetting

Analisis
Terhadap
Hasil-hasil

Evaluasi
Terhadap -budget control
Pelaksanaan -standard costing

Gambar 3.5 SIM dalam kerangka PPBS

Pada dasarnya, pengelolaan sumberdaya informasi dalam bentuk sistem informasi

manajemen (SIM), bertujuan untuk menunjang manajemen dalam pengambilan

keputusan dalam berbagai tingkatan manajemen.

18
3.4 Manajemen Sumberdaya Teknologi

Pengertian. Terminologi teknologi bermakna ilmu pengetahuan dan teknologi. Definisi

ilmu (science) adalah The observation, identification, description, experimental

investigation, and theoretical explanation of natural phenomena. Dan definisi teknologi

(technology) adalah The application of science, esp. in industry or commerce. Serta

definisi Ilmu keteknikan (Engineering) adalah The application of scientific principles to

practical ends as the design, construction, and operation of efficient and economical

structure, equipment, and systems. (The Lexicon Webster International Dictionary, 1977

[2]). Pada hakekatnya ilmu adalah sarana untuk mengenal alam, dan teknologi adalah

sarana untuk memanfaatkan alam bagi kepentingan kesejahteraan umat manusia dapat

melipu

Ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan 3 landasan yang penting dalam kehidupan

masyarakat (B.J. Habibie, 1978) bahwa (i) Iptek memberi landasan hidup berupa

pemenuhan kebutuhan dasar anggota masyarakat; (ii) Iptek memungkinkan

dikembangkannya sistem informasi dan komunikasi evaluasi dan analisis yang lengkap

makro dan mikro dan mencakup seluruh anggota masyarakat; (iii) Manusia yang sehat

dan sejahtera dan yang kaya informasi akan dengan cepat memanfaatkan dan

mengembangkan semua ilmu dan teknologi yang diperlukannya untuk memperbaiki

nasibnya dan meningkatkan mutu kehidupan. Iptek yang tidak berakar pada kebudayaan

akan melahirkan masalah yang tidak terduga dan dapat bertentangan dengan

perkembangan proses nilai tambah bahkan akan menurunkan produktivitas pelaksanaan

proses nilai tambah. Proses nilai tambah tidak akan terjadi jika tidak ada teknologi.

19
Teknologi tidak akan dikembangkan jika tidak ada ilmu pengetahuan dan keduanya harus

berakar pada nilai-nilai dan unsur utama kebudayaan.

Sebagai contohnya penguasaan teknologi yang berakar pada kebudayaan di Jepang,

kemajuan teknologinya memberikan manfaat bagi bangsa Jepang bahwa dengan

kemajuan dalam penguasaan teknologi di Jepang versus laju penurunan harga barang

(Ganbar 3.6).

Kemajuan Jepang

0 % 50 100 150 200 laju tumbuh/tahun

radio trnssistor polyester


% 10 stereo set
oven microwave
hi-tech hari kemarin TV warna
TV hitam putih
laju
penurunan
harga/th
videodisc
komputer personal 18 bit
pencetak alat main
compact disc
floppy disc drive
Laser semikonduktor
50
pengolaha kata bhs Jepang

60
Sumber: Mitsubishi Bank, 1990

Gambar 3.6 Kemajuan dalam penguasaan teknologi di Jepang versus laju


penurunan harga

Penerapan teknologi sebagai sarana pencipta loncatan produktivitas.

Y = f (Input) atau Y = f (K,L,R,)T yang selanjutnya diperoleh persamaan

produktivitas capital Y/K = f (L/K) dan produktivitas tenaga kerja Y/L = f (K/L) guna

20
mengukur adanya loncatan produktivitas oleh adanya penggunaan tingkatan perubahan

teknologi dari T1 ke T2 dari T2 ke T3 dan selanjutnya untuk produktivitas kapital

dengan contoh pada Gamber 3.7. Untuk Indonesia lomcatan produktivitas tersebut

dapat dilhat pada Gambar 3.8.

T4
Y/K
(Y/K) T3 T4
T3
(Y/K)4

(Y/K)3
(Y/K) (Y/K) T2 T3
(Y/K)3
T2
(Y/K)4
(Y/K) T1 T2
(Y/K)3 T1
(Y/K)2

(Y/K) T0 T1

T0
(Y/K)1

(L/K)1 (L/K)2 (L/K)3 (L/K)4 L/K)


1960 1970 1980 1990 2000 Tahun

Gambar 3.7 Kurva loncatan produktivitas kapital (Y/K versus L/K oleh adanya
perubahan teknologi

21
16

60-an

(Y/K) C B
8 7.8% tingkat 70-an
Output/Kapital angka banding
1995
1990
+ 1980
+1990 + 1985
C + 1995
2000 +
2 4.5% tingkt angka banding

0 0.1 0.3 1.3


Pekerja / Kapital (L/K)
Sumber: Soelistijo, 2013 [33,34]

Gambar 3.8 Produktivitas Kapital (angka banding Output-Kapital) terhadap angka


banding Pekerja-Kapital di Indonesia

Penerapan manajemen (riset) teknologi.

a. Keterkaitan riset hulu-hilir.

Uni- LIPI BPPT Institusi Penelitian


versitas Departemen/Industri

Litsar Orien Bang Jitek Studi Rekayasa, Proyek Peningkatan skala Aplikasi
tasi tek Studi ekonomi pilot komersial
alter- pendahuluan
tif

Gambar 3.9 Kaitan hulu-hilir dalam kegiatan kelitbangan

22
Ada semacam kerjasama mutualistik dan pembagian pekerjaan dari riset hulu dan riset

hilir yang diserahkan pada masing-masing lembaga terkait hulu dan hilir (Universitas

LIPI BPPT Institusi Litbang Kementerian/Industri) melalui koordinasi

Kementerian Riset/Dikti (Gambar 3.9).

b. Kerjasana dengan industri.

Jenis industri yang diforakan untuk dikerjasamakan antara lain adalah: agroindustri,

industri transportasi: darat, laut dan udara, industri telekomunikasi dan elektronika,

industri energi, industri rekayasa, industri jasa. Kerjasama dengan industry diperlukan

dengan tujuan agar ilmu teknik yang dikuasai oleh umat manusia dengan berbagai

daya inovasinya pada hematnya adalah untuk meningkatkan produktivitas nasional

dalam rangka menciptakan daya saing dari masa ke masa.

c.Proses dan tujuan manajemen sumberdaya teknologi

Gambar 3.10 Proses dan tujuan manajemen sumberdaya teknologi

23
Dengan demikian pada dasarnya, lebih luas lagi manajemen teknologi (IPTEKSIS ilmu

pengetahuan teknologi seni iman taqwa dan soft skill) bertujuan untuk menciptakan

adanya loncatan produktivitas di dalam fungsi produksi di samping optimasi peningkatan

efisiensi. Selanjutnya segenap peningkatan produktivitas setiap sektor pembangunan

terakumulasi sebagai peningkatan produktivitas prestasi nasional (P3N)..

3.6 Manajemen Sumberdaya Yang Lain ( Misalnya Pasar ).

Pengertian, dan kegiatan (dasar sosial pemasaran). Memenuhi kebutuhan manusia.

Interaksi antara engineering (cost engineering, manajemen industri, meminimumkan

ongkos), accounting (melihat ke belakang tentang pembukuan balans keuangan (aktiva-

pasiva), dan economics (memaksimumkan untung, secara makro dan mikroekonomi)

yang merupakan faktor penting yang dapat menciptakan nilai ekonomi : produksi,

pemasaran, dan konsumsi. Interaksi antara engineering dan economics misalnya

engineering economy: ekonomi proyek menghasilkan produk (barang dan jasa). Y (good

and services) = f (M1,M2,M3,M4,M5)T = f (K,L,R,Mr, Mn)T untuk memenuhi pasar

(harga): transaksi/barter dengan konsumen/user. M1 M5 adalah fungsi-fungsi

manajemen; Mr adalah pasar, Mn adalah manajemen. Pemasaran merupakan kegiatan

manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses

pertukaran (Kotler, 1992 [12]; William J. Stanton dalam Marius 2002 [14]). Tujuan

pemasaran adalah membuat penjualan berlebihan, mengetahui dan memahami konsumen,

sehingga produk cocok bagi konsumen dan terjual dengan sendirinya (Peter Drucker,

dalam Sagir, 2009 [20]). Demi kepuasan konsumen, pernah ada tarif untuk wisata ke

angkasa luar US$ 20 juta !!!. Pemasaran dalam suatu perusahaan merupakan denyut

jantung dari berbagai usaha. Pemasaran berkaitan erat dengan kegiatan lain dalam

24
perusahaan (bagian produksi,keuangan). Yang berperan dalam fungsi pemasaran yaitu

para produsen, konsumen, ahli pemasaran, pemerintah sebagai pemantau. Pasar meliputi

produk (barang, jasa), uang, manusia, tempat, organisasi, kegiatan, gagasan, efek

(saham) (modal).

Tujuan dan penerapan manajemen pemasaran. Penerapan manajemen pemasaran

mencakup kegiatan perencanaan pemasaran, kesempatan pemasaran, pemilihan pasar

sasaran, marketing mix, pengelolaan usaha pemasaran. Proses manajemen

pemasaran/manajemen permintaan mencakup masalah analisis, perencanaan,

pelaksanaan, dan pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan,

membentuk, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli

sasaran (target buyers) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasional (Gambar

3.11). Dengan demikian tujuan manajemen pemasaran adalah untuk mempertemukan

antara penjual dan pembeli hingga terjadi transaksi barang dan atau jasa.

SIP
Manajer pemasaran
Mengemb
Menilai Lingkungan
angkan
kebutuhan pemasaran.
informasi:
informasi
Pasar
Perencanaan -Catatan sasaran.
intern
- Intelijen
Menyalurkan Pesaing
pemasaran
informasi publik.
Pelaksanaan - Analisis
informasi Kekuatan
- Riset lingkungan
Pengendalian pemasaran makro

Keputusan dan komunikasi pemasaran

Gambar 3.11 Proses manajemen pemasaran

25
3.7 Manajemen Sumberdaya Lingkungan Hidup

Pengertian. Berdasarkan UU No. 32 tahun 2009; Otto Soemarwoto, (1985), ekologi

oikos = rumah; logos = ilmu (Haeckel, 1860), merupakan ilmu tentang hubungan timbal

balik mahluk hidup dengan lingkungan hidupnya, atau konsep: ekosistem, keteraturan -

keseimbangan dinamis. Lingkungan hidup merupakan (1) kesatuan ruang dengan semua

benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk

hidup lain; (2) ruang yang ditempati suatu mahluk hidup bersama dengan benda hidup

dan tak hidup di dalamnya.

Hakekat pembangunan berwawasan lingkungan merupakan upaya sadar dan terencana

yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses

pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi

masa kini dan generasi masa depan (UU No. 32/2009), bahwa adanya jaminan tidak akan

terjadi keambrukan karena lingkungan tidak dapat lagi mendukung pembangunan itu.

Pembangunan menaikkan mutu hidup dan sekaligus menjaga dan memperkuat

lingkungan untuk mendukung pembangunan yang berkesinambungan (O. Soemarwoto,

1985). Daya dukung adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung

perikehidupan manusia dan mahluk hidup (UU No.32/2009), ataupun kemampuan

dukung lingkungan hidup terhadap isi dan perubahan kehidupan (O. Soemarwoto, 1985).

Daya lenting merupakan kemampuan suatu sistem lingkungan hidup untuk pulih setelah

ia terkena gangguan.

Lingkungan hidup terdiri dari berbagai proses ekologi (hubungan timbal balik antara

makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya) dan merupakan satu kesatuan; LH

26
mempunyai proses siklus yang mendukung LH terhadap pembangunan (transformasi

sumber daya menjadi barang dan jasa). Siklus LH berupa siklus hidrologi : tata perairan;

siklus hara : tata makanan; siklus energi dan bahan (penggunaan dan perubahan); siklus

lain: struktur dasar ekosistem. Pembangunan (perubahan dan pertumbuhan)

menghasilkan barang konsumsi, barang kapital dan jasa; barang kapital dapat

menghasilkan teknologi baru (positif dan negatip). Pembangunan memerlukan

administrasi pembangunan agar pemanfaatan SDA optimum dalam pencapaian tujuan

nasional. Ekosistem merupakan konsep sentral dalam ekologi, yaitu suatu sistem ekologi

yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Sistem terdiri atas komponen-komponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu

kesatuan. Ekosistem merupakan antarhubungan ekologi (manusia, makhluk hidup dan

benda sekitarnya (sumber daya alam/SDA)).

Perkembangan LH di Dunia. Tahun 1972 (5 Juni : Hari LH sedunia) dengan

diadakannya Konferensi LH PBB (UNEP) di Stockholm dengan memperingatkan dunia

tentang pengertian dunia terhadap lingkungan serta perlunya memperhatikan negara

berkembang. Tahun 1992 (Juni) UNCED (UN Conference on Environment and

Development) Summit di Rio de Janeiro, Brazil menghasilkan beberapa hal penting

anytara lain: (i) merupakan political declaration on environment and development; (ii)

menyatakan bahwa Human being is the center of concern in sustainable development;

(iii) urgensi disusunya Agenda 21: Programme upon to manage the environment and

development programme. Tahun 1990-an sampai dengan sekarang UN FCCC COP dan

beberapa badan internasional (the IPCC/International Panel on Climat Change,

Gleneagles dan MEF (Major Economies Forum on Energy and Climate Change) membahas

27
tentang kebijakan dan program sebagai upaya bersama untuk mengatasi pemanasan

global.

Makna dan Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pengelolaan lingkungan hidup

merupakan upaya sadar untuk memelihara atau dan memperbaiki mutu lingkungan agar

kebutuhan dasar kita dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya (upaya terpadu untuk

melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan,

pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian

lingkungan hidup) (Gambar 3.12). Sebagai contoh lingkungan mati adalah bulan.

Tujuan pengelolaan LH adalah tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dengan

lingkungan hidup sebagai tujuan pembangunan manusia Indonesai seutuhnya,

terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana, terwujudnya manusia

Indonesia sebagai pembina LH, terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan

untuk kepentingan generasi sejarang dan mendatang, terlindunginya Negara terhadap

dampak kegiatan di luar wilayah Negara yang menyebabkan kerusakan dan

pencemarannya (UU No. 32/2009).

Pemanfaatan SDA harus memperhatikan faktor dominan yaitu demografi, soaial budaya,

geografi, topografi, hidrografi, klimatologi, flora, fauna.

28
Gambar 3.12 Skema Cakupan Masalah Lingkungan Hidup

Ekonomi lingkungan hidup. Mengadaptasi pengertian bahwa lingkungan juga

merupakan faktor produksi di samping faktor produksi yang baku misalnya tenaga kerja,

kapital, bahan, informasi dan semacamnya, dalam hal ini atas dasar prinsip the poluter

pay principle, walaupun lingkungan dalam ekonomi merupakan externalities (seolah di

luar faktor perhitungan ekonomi) (persamaan (1)).

Meningkatkan gross national product yang harus lebih tinggi daripada gross national

polution. Dengan demikian daya dukung ekonomi lebih tinggi daripada tekanan

eksternalitas.

GNP = I + C + X M + income neto dari luar negeri

dalam hal ini I = investasi (pemerintah dan swasta), C = konsumsi (pemerintah dan

swasta), X = ekspor, M = impor.

3.8 Kaitan manajemen sumberdaya dan pembangunan berkelanjutan

29
Manajemen sumberdaya faktor produksi mempunyai tujuan dan berkaitan erat dengan

konsep pembanguan berkelanjutan. Pada dasarnya, tujuan manajemen SDM adalah

untuk menghasilkan manusia karya kompeten yang bebrudi luhur mandiri menghadapi

hari depan. Manajemen SD kapital berkaitan dengan kegiatan penggalangan dana,

penggunaan capital dalam pembangunan suatu proyek dan capaian pemanfaatan hasil

proyek tersebut bagi kepentingan nasional dan masyarakat. Manajemen SDA bertujuan

untuk capaian nilai tambah secara optimal dengan memperhatikan interaksi antara SDA

ekonomi dan lingkungan hidup. Manajemen SD informasi berkaitan dengan optimasi

pemnafaatan SIM dalam menunjang manajemen dalam pengambilan keputusan.

Manajemen SD lingkungan hidup adalah untuk pemeliharaan, perlindungan dan

pelestarian fungsinya dalam pemenuhan kebutuhan hidup umat manusia secara sehat dan

baik. Manajemen SD teknologi bertujuan untuk memungkinkan adanya efisiensi dan

loncatan produktivitas di dalam fungsi produksi. Manajemen pemasaran adalah untuk

menghasilkan adanya transaksi antara penjual dan pembeli barang dan jasa dalam rangka

memenuhi kebutuhan dan kepuasan pembeli (Gambar 3.13). Dengan menggarisbawahi

adanya pengelolaan lingkungan hidup di dalamnya di samping pengelolaan berbagai

sumberdaya yang lain secara 3E dan 1O, maka hal itu berkaitan erat dengan konsep

pembangunan berkelanjutan.

30
Gambar 3.13 Skema dari proses manajemen sumberdaya factor produksi

Pembangunan di bidang pertambanganpun mengenal pembangaunan pertambangan

berkalanjutan. Pengembangan pertambangan yang berkelanjutan apabila dalam menggali

SDA yang tak terbarukan dalam dimensi ruang dan waktu, namun masih diharapkan

untuk menjadi lebih baik baik pada titik akhir sebagaimana pada titik awalnya, walaupun

akan digantikan dengan SD terbarukan yang akan dikembangkan melalui investasi dan

penemuan oleh manusia. Dengan demikian apabila kegiatan pertambangan telah usai,

karena sifatnya yang tidak terbarukan, dengan adanya proses penutupan tambang serta

proses pasca tambang, maka kegiatan ekonomi pertambangan di dalam masyarakat local

maupun nasional perlu dilanjutkan dengan kegiatan sektor lain yang terbarukan misalnya

pertanian, perikanan, kehutanan serta sector sekunder dan tersier. (Gambar 3.14).

Gambar 3.14 Skema proses pembangunan berkelanjutan sektor pertambangan

31
3.9Masalah-masalah khusus yang terkait dengan Sektor ESDM

Pemanfaatan SDA dalam kawasan lindung perlu dilakukan melalui pendekatan yang

paling menguntungkan bagi negara dengan membandingkan dari segi ekonomi,

teknologi, dan akibat kerusakan lingkungannya melalui sosioteknoekonomi regional

dengan perbandingan manfaat sosial ekonomi secara lintas sumberdaya alam (regional

socio-technoeconomic assessment).

Dalam mengusahakan pertambangan selama ini telah dilakukan perhitungan baik

aspek kelayakan, teknik, teknoekonomi maupun lingkungan. Dari aspek lingkungan

telah memperhitungkan biaya lingkungan termasuk jaminan reklamasi, namun untuk

memperhitungkan biaya lingkungan secara spesifik global yang memasukkan

lingkungan nonfisik secara integral perlu dilakukan penelitian dan pengkajian lebih

mendalam.

Kementerian ESDM telah berperan melaksanakan substansi yang berkaitan Agenda

XXI sejalan dengan Kyoto Protocol secara lintassektor: energi, pertambangan,

perumahan, pariwisata, dan kehutanan yang perlu diaktualisasikan ke dalam program

dan pelaksanaan. Juga telah disusun berbagai macam pedoman dalam rangka teknik

pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup di sektor ESDM di samping kriteria

tata ruang untuk aspek pertambangan dan energi. Kementerian ESDM perlu

menginventarisasi permasalah lingkungan secara menyeluruh dalam menjaga daya

dukung lingkungan terhadap adanya berbagai tekanan terhadap lingkungan.

3.10 Tantangan ke depan

> Permasalahan mengatasi kegiatan bisnis ilegal. Sistem peraturan di Indonesia

sebenarnya telah cukup baik, namun mekanisme pelaksanaan dan pengawasan masih

32
perlu pematangan terutama untuk mengatasi adanya masalah ilegal di dalam

pengusahaan SDA misalnya illegal mining, illegal logging, illegal fishing, illegal

trading dan semacamnya.

> Permasalahan lingkungan. Diperlukan upaya secara lebih intensip dan ekstensip agar

perusahaan telah dan terus berusaha untuk melaksanakan peraturan tentang standar

lingkungan dan peran upaya di bidang lingkungan nonfisik atau sosio-ekonomi

terpadu dengan kegiatan bisnisnya masing-masing. Sejauh program dan perencanaan

lingkungan menjadi urusan antara pemerintah, industri serta masyarakat setempat,

maka pengendalian polusi, reklamasi dan rehabilitasi perlu diintegrasikan dengan

pembangunan ekonomi dan pengembangan sumber daya manusia daerah. Pemerintah

dan industri perlu bekerjasama dalam pelatihan, penelitian, tenaga ahli, pengetahuan,

dan perlengkapan teknologi tinggi di bidang lingkungan. Alih pengetahuan dan

informasi dengan negara maju perlu dilakukan secara terus-menerus. Kerjasama antara

pemerintah, industri dan masyarakat setempat dalam pengendalian lingkungan perlu

diperkuat dengan perencanaan yang baik, teknologi, manajemen dan sumberdaya yang

benar agar dapat menjawab pemecahan masalah lingkungan.

Lingkungan hidup dan globalisasi merupakan kondisi aktual Abad 21, bahwa dengan

pesatnya pertumbuhan industri juga akan makin meningkatnya gas rumah kaca oleh

makin meningkatnya tambahan CO2 ke atmosfir, sehingga dunia melalui UN FCCC

COP dan berbagai lembaga internasional yang terkait perlu berupaya keras untuk

mengatasinya melalui berbagai kebojakan dan program internasional.

Peran industri dalam pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan

baik lokal, nasional maupun global perlu dilakukan dan disumbangkan oleh industri.

33
Industri mampu memberikan sumbangan pembangunan pada daerah miskin dengan

mengembangkan sumberdaya manusia, menumbuhkan ekonomi dan pembinaan

generasi mendatang.

Kependudukan. Kependudukan (diharapkan seyogyanya zero growth population),

namun diperkirakan dari 220 juta orang (2005) akan menjadi 290 juta orang (2030)

yang memerlukan lahan 250 juta ha, dengan lahan tersedia 193 juta ha dan kurang 57

juta ha. Keluarga berencana dengan laju 2% ke 1,3% menjadi 0% (Salim, 1990,1995

[21,22]). Pada gilirannya tekanan penduduk ini akan berdampak negatif terhadap daya

dukung lingkungan hidup, di mana sekarang ini kondisinya sudah lewat beban.

Transformasi struktural Tata ruang Sisistem pengembangan SDA. Perlu

disusun kebijakan penting dalam menangani permasalahan transformasi struktural,

pengelolaan tata ruang, sistem pengembangan terpadu SDA (sub-subsistem pemeritah,

produksi/industri-konsumsi, kewilayahan, Iptek/litbang, internasional).

Pengembangan otonomi daerah. Sejalan dengan tren abad 21 dan mengacu pada UU

tentang Pemerintahan di daerah, diperlukan pembinaa kemampuan daerah di dalam

mengembang misi otonomi daerah bgai penciptaan kesejahteraan masyarakat di daerah

melalu pemberdayaan total (capacity building) secepatnya secara sistemis dan terus-

menerus (Naisbitt, 2000 [16]; Anonim (a) [1]; Anonim (c) [3]; [13]).

Pemanfaatan ZEE. Pemanfaatan Zone Ekonomi Eksklusif dengan luas matra laut

sekitar 2 juta ha sebagai tambahan lahan akan potensi SDA.

Secara keseluruhan setiap insan bangsa ini perlu memahami tuajuan dan penerapan

manajemen sumderdaya faktor produksi untuk melaksanakan pengelolaan transformasi

berbagai sumberdaya yang dimiliki oleh bangsa ini menjadi barang dan jasa, dalam

34
memenuhi kebutuhan kelangsungan hidup bangsa secara berkelanjutan serta

berdayaguna, berhasilguna, ekonomis dan optimal dalam rangka mencerdaskan dan

menyejahterakan bangsa dalam kedamaian.

4. Kesimpulan dan Saran

Manajemen sumberdaya (SD) merupakan manajemen global terhadap sumberdaya dari

fungsi produksi yang terdiri dari sumber-sumberdaya kapital, manusia, alam, linkungan,

informasi, pasar, dan sumberdaya yang lain serta sumberdaya teknologi secara efisien,

efektif, ekonomis dan optimal untuk menghasilkan output berupa barang dan jasa yang

secara ekonomi akumulatif diwujudkan dalam bentuk Produk Domestik Bruto (PDB).

Tujuan manajemen SDM adalah untuk menghasilkan manusia karya kompeten yang

bebrudi luhur mandiri menghadapi hari depan. Manajemen SD kapital berkaitan dengan

kegiatan penggalangan dana, penggunaan capital dalam pembangunan suatu proyek dan

capaian pemanfaatan hasil proyek tersebut bagi kepentingan nasional dan masyarakat.

Manajemen SDA bertujuan untuk capaian nilai tambah secara optimal dengan

memperhatikan interaksi antara SDA ekonomi dan lingkungan hidup. Manajemen SD

informasi berkaitan dengan optimasi pemnafaatan SIM dalam menunjang manajemen

dalam pengambilan keputusan. Manajemen SD lingkungan hidup adalah untuk

pemeliharaan, perlindungan dan pelestarian fungsinya dalam pemenuhan kebutuhan

hidup umat manusia secara sehat dan baik. Manajemen SD teknologi bertujuan untuk

memungkinkan adanya efisiensi dan loncatan produktivitas di dalam fungsi produksi.

Manajemen pemasaran adalah untuk menghasilkan adanya transaksi antara penjual dan

pembeli barang dan jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepuasan pembeli.

35
Manajemen SD sebagai salah satu faset pembangunan dalam membangun Indonesia

seutuhnya. Masalah manajemen SD merupakan bagian dari masalah pembangunan di

Indonesia dalam upaya pendayagunaannya. Kuantitas dan kualitas SD adalah kunci

pencapaian kesejahteraan. Dari kacamata kediklatan, maka salah satu sumberdaya utama

yang merupakan kunci keberhasilan dalam proses transformasi dari berbagai sumberdaya

menjadi barang dan jasa tersebut adalah sumberdaya manusia, selebihnya berfungsi

sebagai sumberdaya pelengkap.

Penerapan manajemen sumberdaya faktor produksi di Indonesia masih banyak

memerlukan peningkatan terutama dalam segi kualitasnya. Pada umumnya dari sisi

perencanaan telah banyak memadai tetapi dari sisi pengawasan (kontrol) masih jauh dari

standar. Sebagai contoh banyak terdapat illegal mining, illegal logging, illegal fishing,

illegal trading dan semacamnya yang amat banyak merugikan Negara serta umat/insan

bangsa ini. Itu semua memerlukan upaya keras dalam peningkatan mutu manajemen

sumberdaya di tanah air untuk diperoleh nilai tambah secara optimum di masa mendatang

bagi peningkatan pertumbuhan produktivitas prestasi bangsa Indonesia.

Daftar Pustaka
[1] Anonim (a), 1999.Undang-Undang Otonomi Daerah 1999. Sinar Grafika, Jakarta, 1999.
[2] Anonim (b), 1977. The Lexicon Webster International Dictionary.
[3] Anonim (c), 2014. Undang-Undang Otonomi Daerah No 23.
[4] Anonim (d), 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.
[5] Assauri S, 2013. Strategi manajemen. Edisi 2, PT Raja Grafindo Persada.
[6] Assen, MV, Berg Gvd, Pieterma, 2009. Key management models. Penerbit Esensi Erlangga
Group.
[7] Daryanto, Bintoro, 2014. Manajemen Diklat. Penerbit Gava Media.
[8]De Phillips, Frank A, 1960. Management of Training Programs. Richard D. Irwin, Inc.,
Homewood, Illinois.
[8] Fahmi I, 2014. Manajemen Risiko. Penerbit Alfabeta Bandung.
[9] Hadi SP, 2014. Bunga rampai manajemen lingkungan. Thofa Media.

36
[10]Hickman, R, & Silva, MA, 1984. Creating Excellence, Managing Corporate Culture,
Strategy and Change in the New Age. Newerican Library.
[11]Indrawiwijaya, A I, 1989. Perilaku organisasi, Penerbit Sinar Baru Bandun.
[12] Kotler, P,1992.Marketing management. Northwestern University, Evanston, Illinois.
[13]Kementerian Koordinator Perekonomian, 2011. Master Plan Perluasan dan Pembangunan
Ekonomi Indonesia.
[14] Marius, PA,2002.Dasar-dasar pemasaran.Edisi Ke dua,PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
[15] Mukarom Z, Laksana MW, 2015. Manajemen pelayanan publik. CV Pustaka Setia.
[16]Naisbitt J, Aburdene, P. Megatrends 2000, Sepuluh Arah Baru untuk Tahun 1990-an.
Binarupa Aksara, Jakarta, 1990.
[17]Newman, WH, Warren, E.Kirby, Mc Gill, AR, 1987. The Process of Management: Strategy,
Action and Results. Prentice Hall International Editions.
[18]Osborne, D, Gaebler, T, 1992. Reinventing government: How the entrepreneurial spirit is
transforming the public sector. Reading, MA, A Plume Book.
[19]Rusdiana, HA, Ghaeni A, 2014. Asas asas manajemen berwawasan global. CV Pustaka
Setia, Bandung.
[20] Sagir, S, 2009.Kapita Selekta Ekonomi Indonesia. Kencana Prenada Madia Group, Jakarta
[21]Salim, E, 1995. Menanggapi tantangan global.
[22] Salim, E, 1990. Pembangunan berwawasan lingkungan. LP3ES.
[23]Sastrodiningrat, S, 1990. Management excellence: Managing organizational culture and
strategy. Yureka, Lembaga Pendidikan dan Ketrampilan, Jakarta.
[24] Seputra Y E A, 2014. Manajemen dan perilaku organisasi. Graha Ilmu.
[25] Soelistijo, U W, 2003. Ekonomi regional dan model penerapannya: Pengembangan sumber
daya mineral dan energi dalam rangka ekonomi daerah di Indonesia. Puslibang teMIRA,
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
[26] Soelistijo, UW, 2015. Manajemen Industri Pertambangan. Bahan Kuliah, Jurusan Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung.
[27] Soelistijo, UW, 2013. The impact of CSR in Indonesia: Of the case of the general mining
industries. Indonesian Mining Journal, vol.16, number 2, June 2013).
[28] Soelistijo, UW, 2013. Beberapa Indikator Nilai Tambah Ekonomi Indonesia: Sektor Energi
dan Sumber Daya. Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, ISSN 1979-6560, Vol. 9 No. 1,
Januari 2013, Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara.
[29] Soelistijo UW, Sembodo H, 2014. Analisis Program Pengembangan Masyarakat dari
PLTP Darajat PT Chevron di Kabupaten Garut Jawa Barat Disajikan pada Seminar
SNIRT Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus1945 (UNTAG) Cirebon 18 Oktober
2014.
[30]Soelistijo UW, Mili MZ, 2015. Controlling and curb of development: The case of national
management of Indonesia mineral resources. Social Sciences 2015; 4(1): 5-22 Published
online February 12, 2015 (http://www.sciencepublishinggroup.com/j/ss)doi:
10.11648/j.ss.20150401.12 ISSN: 2326-9863 (Print); ISSN: 2326-988X (Online).
[31] Soelistijo UW, Mili, ZM, 2014. Current Condition of Environmental Law and Its
Implementation Regulations in Indonesia: Future and Challenging Matters in the Case of
General Mining Development. Journal of Biological Pharmaceutical And Chemical
Research, 2014, 1 (1):60-95. (http://www.jobpcr.com/arhcive.php)
[32]Soelistijo UW, Aswandi LO, Mili MZ, 2014. Dynamic conditions of global and Indonesia
climate change: Efforts and policies. International Journal of Environmental Monitoring
and Protection 2014; 1(2): 35-46 Published online July 20, 2014
(http://www.openscienceonline.com/journal/ijemp)
[33]Soelistijo UW, 2013. Political economy of resources and its development: The case of
Indonesia. American Journal of Business, Economics and Management 2013; 1(1): 16-24
Published online December 30, 2013 (http://www.openscienceonline.com/journal/ajbem).

37
[34]Soelistijo UW, 2013. The influence of geopolitics and strategical factors upon the
development of natural and human resources in Indonesia. Social Sciences 2013; 2(6):
200-211 Published online November 10, 2013
(http://www.sciencepublishinggroup.com/j/ss) doi: 10.11648/j.ss.20130206.15.
[35]. Soemarwoto, O,1985. Ekologi, lingkungan hidup dan pembangunan.Penerbit Djambatan.
[36]Sumarsan T, 2013. Management controlling. Edisi 2, PT Indeks, Jakarta.
[37] Suparmoko, M,1989.Ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan.Pusat Antar Universitas.
Studi Ekonomi. UGM.Yogyakarta
[38] Supranto J, 2013. Riset organisasi untuk pengambilan keputusan. Edisi 3,PT Raja Grafika
Persada, Depok.
[39] Suwendra, IW, 2014. Manajemen kualitas total. Penerbit Graha Ilmu.
[40] Swasono, SE, 1995. Mewaspadai pasar bebas dalam Globalisasi. Media Indonesia.
[41] Taylor BW, 2013. Sains manajemen. PT Saleha Empat, Jakarta Selatan.
[42]Terry, G R, 1954. Principles of Management, Richard D Irwin, Inc., Homewood, Illinois,
1954.
[43] Tjiptono F, 2012. Service management. Edisi 2, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.
[44]Walsh C, 2006. Key management ratios. Edisi 4,Penerbit esensi Erlangga Group.
[45] Wibowo, 2013. Perilaku dalam organisasi. Penerbit Raja Grafika Persada, Depok.
[46] Wibowo, 2013. Budaya organisasi. Penerbit Rajawali Pers.
[47] Winardi J, 2005. Management of change. Penerbit Kencana Prenada Media Group.
[48]Zainun, H B, 1989. Pembinaan dan Pengendalian Sumber Daya Manusia Dalam
Memantapkan Disiplin Pembangunan, Sespanas, LAN, Jakarta.

38

You might also like