You are on page 1of 2

Rahasia Bisnis Sandiago Uno

19/8/2015

Mitrainvestor.com Pria dengan kelahiran di Rumbai, Riau tanggal 28 Juni


1969 adalah pemegang saham PT. Adaro Energy Tbk dan juga presiden direktur
PT Saratoga Investama Sedaya. Ia urutan 58 dari 150 orang terkaya pada tahun
2009 di Globe Asia. Sandi merupakan buah hati dari Mien R. Uno. Sandi setelah
lulus dari bangku kuliah bekerja sebagai karyawan. Lulus dengan summa
cumlaude dari Wichita State University, Amerika Serikat, pada tahun 1990 ia
mendapat kepercayaan dari perintis William Soeryadjaja Astra Group sebagai
karyawan Bank Summa. Ini langkah awal untuk bekerja sama dengan keluarga
taipan.

Pada awal kerjanya, ia mendapat beasiswa master dan melanjutkan di George


Washington University, Amerika Serikat yang kemudian lulus dengan IPK 4,00.
Tahun 1993, Sandi bergabung dengan Investasi Seapower Asia Limited di
Singapura serta manajer investasi di MP Grup Holding Limited sejak tahun 1994.

Tahun 1995 ia menjabat sebagai Wakil Presiden Eksekutif NTI Resources Ltd di
Kanada. Penghasilannya mencapai US $ 8.000 per bulan. Namun Sandi harus
rela tersingkir karena krisis moneter pada tahun 1998 yang menyebabkan
perusahaan itu bangkrut. Selain itu, investasi dalam pasar saham juga
terdampar sebab pasar saham global runtuh.

Dia hampir putus asa kemudian ia kembali ke Indonesia bersama dengan orang
tuanya. Karena keadaannya itulah, membuatnya tidak ingin menjadi karyawan
lagi. Dengan menjadi karyawan maka ia tidak dapat mandiri secara finansial.
Sandi memulai merambah wirausaha dengan mendirikan perusahaan penasihat
keuangan yang bernama PT. Recapital Advisors bersama dengan teman SMA-
nya, Rosan Roeslani. Ia mendirikannya pada tahun 1997.

Pada tahun 1998, ia bekerja sama dengan salah satu anak dari William Edwin
Soeryadjaya dengan mendirikan sebuah perusahaan investasi. Perusahaan
tersebut bernama PT Saratoga Investama Sedaya. Perusahaan ini bergerak pada
produk pertambangan, telekomunikasi dan kehutanan. PT ini memiliki saham
besar pada perusahaan batu bara, PT. Adaro Energi Tbk.

Dia membeli perusahaan yang bergerak dalam perawatan dari Badan


Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) kemudian berubah menjadi Perusahaan
Pengelola Aset (PPA). Lalu dia jual kembali dengan harga yang tinggi saat sistem
perusahaan menjadi stabil dan memberikan keuntungan. Beberapa perusahaan
telah dijual, termasuk PT Citra Darmaja Dipasena, PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional (BTPN), Hotel Grand Kemang, dan PT Astra Microtronics.

Walaupun banyak perusahaan yang dia buat, perusahaanya itu tetap


berkembang dengan baik. Dari pertambangan, infrastruktur, perkebunan, hingga
asuransi. Sukses yang diperoleh diraihnya saat masih berusia muda. Dia meraih
nominasi 150 orang terkaya dengan kekayaan US $ 220 juta atau sekitar Rp 22
triliun. Padahal dia merasa tidak pernah melaporkan kekayaannya.

Menjadi posisi seperti ini, Sandi hanya bisa bersyukur. Jika tidak terjadi krisis
1998 mungkin ia kini masih menjadi karyawan. Orang tuanya yang juga
merupakan pengusahapun sebenarnya tidak menginginkan Sandi menjadi
pengusaha juga. Ia selalu percaya bahwa setiap kesulitan selalu bersama dengan
kemudihan yang dikutip dari Al Quran.

Sandi aktif di Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) sampai September
2010 karena merasa bertanggung jawab terhadap pengusaha muda di Indonesia.
Dia merasa bahwa keterampilan pengusaha seharusnya dididik sejak dini.

Banyak kesibukan yang dia miliki tidak membuatnya melupakan keluarganya.


Bapak dua anak ini meluangkan tiap akhir pekan guna menghabiskan waktu
bersama mereka. Mereka memiliki tempat favorit, yaitu Senayan. Ia sama sekali
tidak tertarik pada politik.

Sukses sebelum berusia 40 tahun, banyak yang ia jabat. Seperti Ketua Asosiasi
Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) untuk periode 2005-2008, aktif di Kamar
Dagang Indonesia dan Industri (Kadin), anggota KEN (Komite Ekonomi Nasional)
dan Bendahara ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia).

You might also like