You are on page 1of 12

Amnesia disosiatif

Amnesia disosiatif adalah diagnosis yang sesuai ketika fenomena disosiatif terbatas pada
amnesia. Gejala kuncinya adalah ketidakmampuan memngingat kembali informasi, biasanya
mengenai perisiwa yang penuh tekanan atau traumatic di dalam kehidupan seseorang. Ketidak
mampuan ini dapat dijelaskan dengan keadaan lupa yang biasa dan tidak terdapat bukti adanya
gangguan pada otak. orang tersebut mempertahankan kapasitas untuk mempelajari informasi
baru.
Suatu bentuk lazim pada amnesia disosiatif mencakup amnesia mengenai identitas pribadi tetapi
daya ingat mengenai informasi umum tetap baik. Gambaran klinisnya tepat seperti kebalikan
gejala yang ditemukan pada demensia, pasien dapat mengingat nama mereka tetapi lupa akan
informasi umum seperti menu makan siang mereka. Kecuali karena amnesianya pasien dengan
amnesia disosiatif benar-benar intak dan dapat berfungsi dengan sesuai. Sebaliknya, pada
sebagian besar amnesia akibar keadaan medis umum (seperti amnesia pasca kejang dan amnesia
toksik), pasien dapat bingung dan berperilaku kacau. Jenis amnesia lain disertai amnesia
antergade yang tidak terjadi pada pasien dengan amnesia disosiatif.

Epidemiologi
Amnesia disosiatif dianggap sebagai gangguan disosiatif yang paling lazim ditemukan walaupun
data epidemiologisnya ntuk semua gangguan disosiatif terbatas dan tidak pasti. Amnesia
disosiatif dianggap lebih sering terjadi pada perempuan dibanding laki-laki dan lebih sering pada
dewasa muda dibanding dewasa yang lebih tua tetapi gangguan ini dapat terjadi pada semua usia.
Mengingat gangguan ini biasanya disebabkan oleh peristiwa traumatic atau penuh tekanan,
insidennya mungkin meningkat selama waktu perang dan bencana alam. Kasus amnesia
disosiatif yang terkait lingkungan rumah tanggacontohnya penyiksaaan pada pasangan dan
anaimungkin jumlahnya konstan. Sebagian besar kasus ditemukan di ruang gawat darurat
rumah sakit, tempat pasien dibawa setelah ditemukan.

Etiologi
Kompleksitas mengenai pembentukan dan perolehan kembali daya ingat yang baru dihargai,
dapat membuat amnesia disosiatif secara intuisi dapat dimengerti karena banyak area yang
berpotensi mengalami disfungsi. Sebagian besar pasien dengan gangguan disosiatif tidak mampu
mengingat kembali kenangan yang menyakitkan dari suatu peristiwa traumatic dan penuh
tekanan sehingga kandungan emosi terhadap kenangan tersebut secara jelas menjadi dasar
patofisiologi dan penyebab gangguan ini.
Satu pengamatan yang relevan mengenai orang pada umumnya adalah bahwa
pembelajaran merupakan suatu hal yang sering bergantung pada keadaanyaitu, bergantung
pada konteks saat pembelajaran terjadi. Teori pembelajaran yang bergantung keadaan ini berlaku
unuk amnesia disosiatif yaitu bahwa kenangan mengenai peristiwa traumatic dibiarkan selama
persistiwa tersebut dan keadaan emosional dapat sedemikian hebatnya sehingga sulit bagi orang
tersebut untuk mengngiat informasi yang dipelajari selama keadaan tersebut.
Di dalam pendekatan psikoanalitik terhadap amnesia disosiatif, gangguan ini terutama
dianggap sebagai mekanisme defense yatu seseorang mengganti kesadaran sebagai suatu cara
untuk menghadapi konflik emosional atau stressor eksternal. Defensi sekunder yang terlibat
dalam amnesia disosiatif mencakup represi (impuls yang mengganggu dihalangi dari kesadaran)
dan penyangkalan (suatu aspek realitas eksternal diabaikan oleh pikiran yang disadari)

Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR Amnesia Disosiatif

1. Gangguan yang dominan adalah salah satu atau lebih episode ketidakmampuan
mengingat kembali informasi pribadi yang pening, bbiasanya dengan sifat traumatic atau
penuh tekanan yang terlalu luas untuk dijelaskan dengan keadaan lupa yang biasa
2. Gangguan ini tidak hanya terjadi selama perjalan gangguan identitas disosiatif, fugue
disiosiatif, gangguan stress pasca trauma, gangguan stress akut atau gangguan somatisasi,
dan tidak disebabkan oleh efek fisiologis lansung suatu zat (cth : penggunaan obat,
pengobatan) atau keadaan neurologis atau medis umum lain
3. Gejala menimbulkan penderitaan yang secara klinis bermaksa atau hendaya fungsi
sosual, pekerjaan, dan area fungsi penting lain.

Amnesia disosiatif dapat didiagnosis hanya ketika gejalanya terbatas pada amnesia yang terjadi
selama perjalanan gangguan identitas disosiatif dan bukan merupakan akibat keadaan medis
umum.
Gambaran klinis

Walaupun episode jarang amnesia disoatif terjadi spontan, riwayatnya biasanya


mengungkap adanya trauma emosi pencetus yang berisi emosi menyakitkan serta konflik
psikologis. Ekspresi impuls khayalan atau yang sebernya (seksual atau agresif) yang tidak
mampu dihadapi seseorang dapat juga berlaku sebagai pencetis, dan amnesia dapat menyertai
perilaku yang di kemudian hari oleh orang tersebut dirasakan patut dicela secara moral
(contohnya kekerasan, perselingkuhan diluar pernikahan).
Awitan amnesia biasanya tiba-tiba dan pasien biasanya menyadari bahwa mereka
kehilangan daya ingat. Sejumlah pasien merasa kesal atas kehilangan daya ingat tersebut tetapi
pasien lain tampak tidak peduli. JIka pasien tidak menyadari bahwa mereka mengalami
kehilangan daya ingat tetapi klinisi mencurigai adanya amnesia disosiatif, pertanyaan spesifik
yang dapat mengungkap gejala seringa harusditanyakan. Pasien yang mengalami amnesia
biasanya sadar sebelum dan sesudah amnesia terjadi. Namun, sejumlah kecil pasien melaporkan
sedikit kesadaran berkabut selama periode di sekitar awitan amnesia. Depresi dan ansietas adalah
faktor predisposisi yang paling lazum dan sering tanpa pada pemeriksaan status mental. Amnesia
dapa memberikan keuntungan primer atau sekunder.
Amnesia disosiatif dapat berupa satu dari beberapa bentuk : amnesia terlokalisai, yaitu
jenis yang paling lazim, adalah hilangnya daya ingat untuk peristiwa dalam waktu singkat
(beberapa jam hingga beberapa hari), amnesia menyeluruh adalah hilangnya daya ingat untuk
semua pengalaman seumur hidup; amnesia selektif adalah kegagalan mengingat kembali
beberapa tetapi tidak semua pristiwa yang terjadi selama waktu yang singkat.

Konfabulasi dan Mengawasi Diri Sendiri

karena amnesia dapat memiliki pengaruh yang sangat merusak bagi kehidupan sehari-hari
pasien, banyak orang dengan amnesia kronis menciptakan strategi adaptif. Salah satu strategi
tersebut menciptakan strategi adaptif. Salah satu strategi tersebut adalah konfabulasi, yaitu
mereka-reka informasi palsu untuk menutuoi kesenjangan daya ingat. Pasien lain akan
melakukan berbagai bentuk mengawasi diri sendiri untuk melindungi mereka dari hilangnya
daya ingat, seperti mencatat atau menghentikan aktifitas rutin.

Diagnosis Banding
Diagnosis banding amnesia disosiatif meliputi berbagai keadaan medis umum seperti
gangguan jowa lain. Klinisi harus melakukan anamnesis medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratoium, anamnesia psikiatrik, dan pemeriksaan status mental.
Amnesia pada keadaan demensia dan delirium biasanya disertai banyak gejala kognitif
lainnya yang mudah dikenali. Ketika pasien mengalami amnesia mengenai informasi pribadi
pada keadaan ini, demensia atau delirium biasanya sudah lanjut dan mudah dibedakan dengan
amnesia disosiatif.
epilepsy dapat menyebabkan gangguan daya ingat mendadak disertai kelainan motoric
dan elektroensefalogram. Pasien dengan epilepsy rentan mengalami bangkitan selama periode
stress, dan sejumlah peneliti mendalilkan bahwa penyebab mirip epileptic dapat terlbat dalam
gangguan disosiatif. Riwayat adanya aura, trauma kepala, atau inkontinensia dapat membantu
klinisi mengenali amnesia akibat epiliepsi.

Amnesia Global Singkat


Amnesia global singkat adalah suatu amnesia retrogard yang akut dan sigkat, lebih
mengenai daya ingat jangka pendek bukannya jangka panjang. Walaupun pasien biasanya
menyadari amnesianya, mereka dapat tetap melakukan tindakan fisik dan mental yang rumit
selama 6-24 jam yaitu selama amnesia global masih berlansung. Pemulihan gangguan ini
biasnaya sempurna. Ambesia global singkat paling sering disebabkan oleh serangan iskemik
singkat (TIA) yang mengenai struktur otak garus tengah limbic. gangguan ini juga dapat
disebabkan oleh sakit kepala migraine, bangkitan, dan intoksikasi obat sedative-hipnotik.
Amnesia global singkat dapat dibedakan dengan amnesia disosiatif melali beberpaa hal.
Amnesia disosiatif tidak menyebabkan amnesia anterigard selama episode gangguan. Pasien
dengan amnesia global singkat cenderung lebih mudah kesal dan khwatir akan gejala mereka
dibandingkan pasien dengan amnesia disosiatif. Identitas pribadi pasien dengan amnesia
disosiatif hilang; sedangkan pada pasien dengan amnesia global singkat tetap aik. Hilangnya
daya ingat pasien amnesia disosiatif dapat bersifat seletif untuk hal tertentu dan biasanya tidak
menunjukkan gradient temporal;hilangnya daya ingat pasien dengan amnesia global singkat
bersifat menyeluruh dan peristiwa lampau diingat lebih baik dibandingkan peristiwa yang baru
terjadi. Oleh karena hubugan amnesia global singkat dengan masalah vascular, gangguan ini
lebih lazim terjadi pada pasien berusia 60 dan 70an tahun, sedangkan amnesia disosiatif paling
lazim ditemukan pada pasien berusia 20 hingga 40-an tahun, suatu periode yang dikatikan
dengan stresir psikologis yang lazim terlihat pada pasien ini. masalah vasospastik lain di lobus
temporalis atau thalamus telah dilaporkan pada saat terjadinya serangan amnestic singkat,
bahkan pada orang dewasa muda.

Gangguan Jiwa Lain


pada DSM-IV-TR, gangguan berjalan saat tidur digolongkan sebagai parasomnia, seuatu jenis
gangguan tidur. pasien yang menderia gangguan berjalan saat tidur berperilaku aneh yang
menyerupai perilaku seeorang di dalam keadaan disosiatif. mereka menunjukkan perubahan
keadaan kesadaran akan lingkungan mereka; mereka serinmengalami ingatan kembali yang
bersifat halusinasi dai jelas mengenai peristiwa yang traumatic bagi emosi mereka di masa lalu
yang pada keadaan sadar biasanya tidak ada kenangan tersebut. Pasien seperti ini menghindari
kontak dengan lingkungan, tampak memiliki preokupasi akan kehiduan pribadinya, dan menatap
ke suatu arah jika mata merekaterbuka. Mereka dapat tampak kesal, berbiacara dengan
bersemangat dalam kata-kata dan kalimat yang sulit dimengerti, atau terlibat dalam pola aktivitas
yang tampaknya bermakna, berulang-ulang setiap terjadi suatu episode. Di akhir episode berjalan
sat tidur, pasien mengalami amnesia. Walaupun amnesia sesaat mengenai pengaaman yang tidak
terlalu lampau ditemukan pada asien dengan gangguan berjalan saat tidur serta pasien dengan
amnesia terlokalisasi dan amnesia menyeluruh keadaan kesadaran selama periode amnesia kedua
gangguan ini berbeda cirinya. Pasien dengan amnesia, berlawanan dengan gangguan berjalan
saat tidur, biasanya idak ada hal tidak tepatyang terjadi saat diaamti oleh pemeriksa dan
tampaksepenuhnya sadar sebelum dan sesudah amnesia terjadi.
Ganguan stress pascatrauma, gangguan stress akut, dan gangguan somatoform harus
dipertimbangkan di dalam diagnosis banding dan bisa terdapat bersamaan dengan amnesia
dusisuaruf. Gangguan somatiform dapat diakibatkan oleh peristiwa traumatic yang sama dengan
yang biasanya ditemukan pada amnesia disosiatif. Malingering, dalam hal ini suatu usaha yang
disenaja untuk menurikan amnesia, dapat sulit ditegakkan. Setiap keuntunga sekunder yang
mungkin, terutama menghindari hukuman untuk aktivitas criminal, haus meningkatkan
kecurigaan klinisi, walaupun keuntungan sekunder tidak menyingkirkan diagnosis amnesia
disosiatif.

Perjalanan Gangguan dan Prognosis


Gejala amnesia disosiatif biasanya berakhir tiba-tiba dan pemulihan biasanya sempurna dengan
sejumlah kecil kekambuhan. Pada beberapa kasus, terutama jika terdapat keuntungan sekunder,
keadaan ini dapat bertahan lama. Klinisi harus mencoba memulihkan ingatan pasien yang hilang
sesegera mungkin; kalau tidak ingatan yang tertekan dapat membentuk suatu inti di dalam pikian
yang tidak disadari dan disekitar inti tersebut episode amnestic di masa mendatang dapat terjadi.

Terapi
Wawancra dapat memberikan petunjuk kepada klinisi mengenai pencetus yang bersifat
traumatuk secara psikologis. wawancara yang dibantu obat dengan abrbiturar kerja singkat,
seperti thiopental (pentothal) dan natrium amobarbital yang diberikan secara intravenam serta
benzodiazepine dapat membantu pasien memulihkan ingatan yang telah dilupakan, Hipnosis
dapat digunakan terutama sebagai suatu cara yang mebuat pasien cukup santai sehingga mereka
dapat mengingat kembali hal yang terlah mereka lupakan, Saat pasien ditempatkan pada keadaan
somnolen, inhibisi mental dihilangkan dan bahan amnesik akan muncul ke dalam kesadaran
sehingga dapat diingat kembali. Ketika ingaran yang hilang telah diperoleh kembali, psikoterapi
umumnya disarankan untuk membantu pasien mmnyatukan kembali kenangan mereka ke dalam
keadaan sadar mereka.

FUGUE DISOSIATIF
Perilaku pasien dengan fugue disosiatif bersifat jangal dan dramatic. Fugue digunakan untuk
mencerminkan kenyataan bahwa pasien secara fisik pergi jauh dari situasi rumah atau pekerjaan
biasa mereka dan tidak dapat mengingat aspek pentung identitas sebelumnya (nama, keluarga,
pekerjaan). Pasien seperti ini sering tapi tidak selalu, mengambil identitas dan pekerjaan yang
sama sekali baru walaupun identitas baru biasanya kurang lenkap dibanding kepribadian
pengganti ada gangguan identitas disosiatif, serta idenitas lama dan idenitas baru tidak muncul
bergantian, seperti pada gangguan identitas disosiatif.
Epidemiologi
Fugue disosiatif jarang ditemukan, dan seperti amnesia disosiatif, paling sering terjadi selama
perang, setelah bencana alam, dan akibat krisis pribadi selama perang, setelah bencana alam, dan
akibat krisis pribadi dengan konflik internal yang berat. Menurut DSM_IV-TR, terdapat angka
prevalensi 0,2 di dalam populasi umum.

Etiologi
Walaupun penyalahgunaan alcohol berat dapat menjadi presidposisi orang untuk mengalami
fugue disosiatif, penyebab gangguan ini pada dasarnya dianggap psikologis. Faktir motivasi yang
penting tampaknya berupa keinginan menarik diri dair pengalaman yang menyakitkan secara
emosi. Pasien dengan gangguan mood dan gangguan kepribadian tertentu (contoh; gangguan
kepribadian ambang, histrionic, dan schizoid) memiliki predisposisi mengalami fugue disosiatif.
Berbagai stressor dan faktor pribadi menjadi predisposisi bagi orang-orang untuk
mengalami fugue disosiatif. Faktir psikososial mencakup stressor perkawinan, keuangan,
pekerjaan, dan stressor akibat perang. Ciri predisposisi terkait lainnya mencakup depresi, upaya
bunuh diri, gangguan organic (terutama epilepsy), serta riwayat penyalahgunaan zat. Riwayat
trauma kepala juga merupakan predisposisi bagi seseorang untuk mengalami fugue disosiatif.

Diagnosis dan gambaran klinis


DSM_IV_TR mengharuskan bahwa orang tersebut bingung mengenai identitasnya atau
mengambil identitas baru. Tidak seperti amnesia disosiatifm diagnosis fugue disosiiatif
mengharuskan awitan gejala yang tiba-tiba. Diagnosus disingkirkan jika gejala hanya terjadi
selama perjalanan gangguan identitas disosiatif, atau akibat konsumsi suatu zat atau keadaan
medis umum (seperti epilepsy lobus temporalis)
Fugue disosiatif memiliki beberapa ciri khas. Pasien berjelana dengan tujuan, biasanya jauh dari
rumah dan sering berhari-hari.

Kriteria diagnostic DSM_IB-TR Fugue Disosiatif


1. Gangguan yang dominan adalah bepergian jauh dari rumah atau tempat kerja yang biasa
secara mendadak dan tidak disangka, dengan ketidakmampuan mengingat kembali masa
lalu.
2. Bingung mengenai identitas pribadi atau mengambil identitas baru (parsial atau utuh)
3. Gangguan tidak hanya terjadi selama perjalanan gangguan identitas disosiatif dan tidak
disebabkan efek fisiologis lansung suatu zat atau keadaan medis umum
4. Gejala menimbulkan penderitaan yang secara klinis bermakna atau hendaya fungsi social,
pekerjaan, dan area fungsi penting lain.

Selama periode ini, mereka mengalami amnesia sepenuhnya untuk kehidupan masa lalu dan
hubungannya, tetapi tidak seperti pasien dengan amnesia disosiatif, mereka umumnya tidak sadar
bahwa mereka telah melupakan segalanya. Hanya ketika mereka tiba-tiba kembali ke diri mereka
sebelumnya mereka dapat mengingat kembali waktu sebelum awitan fugue, namun mereka tetap
amnesia selaa periode fugue tersebut. Pasien dengan fugue disosiatif bagi orang lain tidak tampak
berperilaku dengan cara berbeda. Keberadaan mereka diam-diam, tidak mencolok, menyendiri,
memiliki pekerjaan yang sederhana; hidup sederhana; dan umunya, tidak melakukan apapun
untuk menarik perhatian kearah mereka.

Diagnosis Banding
Diagnosis banding fugue disosiatif serupa dengan diagnosis banding amnesia disosiatif. Pada
amnesia disosiatif, hilangnya daya ingat terjadi akibat stress psikologis tetapi dapat terdapat
episode bepergian bertujuan atau episode identitas baru. Berjelana yang ditemukan pada
demensia atau delirium biasanya dibedakan dengan bepergian pada pasie dengan fugue disosiatif
yaitu bepergian pada pasien dengan fugue disosiatif yaitu bepergian pada demensia atau delirium
tidak bertujuan dan tidak ada perilaku yang adaptif secara social serta kompleks. Epislepsi
parsial kompleks dapat menyebabkan episode bepergian tetapi biasanya pasien tidak mengambil
suatu identitas baru dan episode umumnya dicetuskan stress psikologis.
Keadaan fugue organic dapat disebabkan berbagai obat, termasuk obat halusinogenik,
steroid, barbiturate, phenothiazine, triazolam (Halcion), dan L-asparaginase. Diagnosis hilang
keasadaran karena alcohol sering tertukar dengan fugue disosiatif tetapi dapat dibedakan melalui
anamnesis klinis yang baik serta mengetahui konsentrasi alcohol, jika hal ini terjadi saat
intoksikasi akut. Meskipun demikian, klinisi harus ingat bahwa fugue disosiatif dan hilang
kesadaran karena alcohol dapat terjadi bersamaan pada orang yang sama. Terdaoat laporan
bahwa triazolam dan alcohol bersamaan menimbulkan episode amnesia anterogard.
Perjalanan gangguan dan prognosis
Fugue biasanya terjadi singkatberjamjam sampai berhari-hari. Yang lebih jarang, fugue dapat
berlansung beberapa bulan dan melibatkan bepergian jauh melintasi ribuan mil. Umumnya,
pemulihan terjadi spontan dan cepat. Kekambuhan mungkin terjadi.

Terapi
Terapi fugue disosiatif serupa dengan terapi amnesia disosiatif. Wawancara psikiatrik,
wawancara yang dibantu obat, serta hypnosis, dapat membantu mengungkapkan kepada terapis
dan pasien mengenai stressor psikologis yang mencetuskan pasien menyatukan stressor pencetus
ke dalam jiwa mereka dengan cara yang sehar dan terintegrasi. Terapi pilihan fugue disosiatid
adalah psikoterapi psikodinamik ekspresif suportif. Teknik yang paling luas dterima
membutuhkan campuran abreaksi trauma secara masa lalu dan integrasi trauma terdapat ke
dalam diri yang menyatu yang tidak lagi membutuhkan pemisahan untuk menghadapi trauma
tersebut.

GANGGUAN IDENTITAS DISOSIATIF


Gangguan identitas disosiatif adalah nama yang digunakan DSM-IV-TR unuk gagngguan yang
biasanya dikenal sebagai gangguan kepribadian multiple/majemuk. Gangguan identitas
disoasiatif adalah gangguan disosiatif kronis, dan penyebabnya terutama melibatkan peristiwa
traumatil, biasanya penyiksaan seksual atau fisik di masa kanak-kanak. Konsep kepribadian
mengandung rasa integrasi pada cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku., serta
penghagaan diri mereka sendiri sebagai makhluk yang utuh. Orang dengan gangguan identitas
disosiatif memiliki dua kepribadian atau lebih yang berbeda, masing-masing menentukan
perilaku dan sikap selama periode kepribadian yang dominan, Gangguan identitas disosiatif
biasanya dianggap ebagai gangguan disosiatif yang paling serius walaupun beberapa klinisi yang
mendiagnosis berbagai pasien dengan gangguan ini telah memberi kesan bahwa mungkin
terdapat keparahan dalam rentang yang lebih luas daripada yang sebelumnya dianggap.

Epidemiologi
Perkiraan prevalesni gangguan ini bervariasi menurut laporan riset maupun laporan tidak resmi
mengenai gangguan identitas disosiatif. Pada suatu titik, sejumlah peneliti yakin bahwa
gangguan identitas disosiatifsangat jarang; pada titik lain, beberapa peneliti akin bahwa
gangguan identitas disosiatf sangat banyak yang tidak dikenali. Studi yang terkontrol baik
melaporkan bahwa antara 0,5 hingga 3,0% pasien yang datang ke rumah sakir psikiatrik umum
memenuhi kriteris diagnostic gangguan identitas disosiatif, mungkin juga sebanyak 5% dari
seluruh gangguan psikiatrik. Pasien yang didiagnosis gangguan identitas disosiatif sebagian
besar adalah perempuanrasio perempuan banding laki-laki 5:1 hingga 9:1. Meskipun
demikian, banyak klinisi dan peneliti yakin bahwa laki-laki kurang dilaporkan dalam sampel
klinis karena mereka yakin bahwa sebagian besar laki-laki dengan gangguan ini memasuki sisem
peradilan criminal dibandingkan dengan sistem kesehatan jiwa.
Gangguan ini paling lazim ditemukan pada masa remaja akhir dan dewasa muda, dengan
usia diagnosisrerata adalah 30 tahun, walaupun pasien biasanya mengalami gejala selama 5
hingga 10 tahun sebelum diagnosis. Beberapa studi menemukan bahwa gangguan ini lebih lazum
ditemukan pada kerabat biologis derajat pertama pada orang dengan gangguan ini dibandingkan
dengan populasi umum.
Gangguan identitas disosiatif sering terjadi bersamaan dengan gangguan jiwa lain,
termasuk gangguan ansietas, gangguan mood, ganggun somatoform, disfungsi seksual, gangguan
terkait zar, gangguan makan, gangguan tidur dan gangguan stress pascra trauma. Gejala
gangguan identitas disosiatif serupa dengan gejala pada gangguan kepribadian ambang, dan
kedua gangguan ini dapat sulit dibeadakan. Upaya bunuh diri lazim ditemukan pada pasien
dengan gangguan identitas disosiatif; sejumlah studi melaporkan bahwa sebanyak dua pertiga
pasien dengan gangguan identitas disosiatif berupaya melakukan bunuh diri selama perjalanan
penyakit ini.

ETIOLOGI
Penyebab gangguan identitas disosiatif tidak diketahui walaupun riwayat pasien hampir semua
(mendekati 100%) melibatkan peritiwa trauumatik, paling sering di masa kanak-anak.
Umumrnya empat tipe faktor penyebab telah diidentifikasi; peristiwa hidup traumatic,
kerentanan terhadap gangguan, faktor lingkungan, serta tidak ada dukungan eskternal. Peristiwa
raumatik umumnya berupa penyiksaan seksual atau fisik di masak kana, lazimnya melibatkan
hubungan sedarah. Peristiwa traumatic lain dapat mencakup kematian kerabat dekat atau teman
selama masa kana-kanak dan menyaksika suatu trauma atau kematian.
Kecenderungan gangguan ini untuk timbul dapat didasari secara biologis maupun
psikologis. Kemampuan orang yang beragam untuk dihiptnoris dapat menajdi suatu contoh actor
resiko timbulnya gangguan identitas disosiatif dan persentase aktivitas timbulnya gangguan
identitas disosiatif dan persentase aktivitas EEG abnormal yang tinggi telah dilaporkan pada
beberapa studi pada pasien yang mengalaminya. Suatu studi pada aliran darah otak regional
mengungkapkan adanya hiperfusi temporal pada salah satu subkepribadian tetapi tidak pada
kepribadian utama. meskipun beberapa studi telah menemukan perbedaan senstivitas nyeri serta
ukuran fisiologis lainnya diantar semua kepribadian ini, penggunaan data tersebut sebagai bukti
adanya gangguan identitas disosiatig harus digunakan pendekatan yang sangat hati-hati.
Faktor lingkunan yang terlibat dalam paogenesis gangguan identitas disosiatif tidak
spesifik dan cenderung melibatkan faktor-faktor sebagai (role model) serta adanya mekasnisme
lain untuk menghadapi stress. Pada banyak kasus, satu faktir dalam perkembangan identitas
disosiatif tampaknya adalah tidak adanya dukungan identitas disosiatif tampaknya adalah tidak
adanya dukungan dari orang yang bermakna seperti orang tua, saudara kandung, kerabat lain,
dan orang-orang yang tidak terkait seperti guru.

Diagnosis dan gambaran Klinis


Diagnosis juga mengharuskan adanya komponen amnestic, yang melalui riset dinyatakan penting
untuk memenuhi gambaran klinis. Diagnosis juga mengharuskan adanya seedikitnya dua
keadaan kepribadian yang berbeda, Diagnosis gangguan kepribadian disosiatif disingkirkan jika
gejalanya merupakan akibat suatu zat (alcohol) atau akibat keadaan medis umum (cth : bangkitan
parsial kompleks)
Walaupun terdapat pemberitaan terkenal mengenai pasien yang memiliki lebih dari 20
kepribadian, nilai tengan jumlah kepribadian dalam gangguan identitas disosiatif adalah 5
hungga 10. Seringnya, hanya dua atau tiga kepribadian yang tampak jelas saat diagnosis; yang
lainnya dikenali selama perjalanan terapi. DSM-IV-TR melaporkan ratarata delapan identitas
untuk laki-laki dan angka 15 untuk perempuan, yang mungkin cukup tinggi.
Transisi dari suatu kepribadian ke kepribadian lain sering terjadi tiba-tiba dan dramatic.
Selama masing-masing keadaan kepribadian, pasien umumnya mengalami amnesia akan keadaan
kepribadian lain dan peristiwa saat kepribadian yang lainnya dominan. Meskipun demikian,
kadang-kadang satu keadaan kepribadian tidak menyebabkan amnesia tersebut dan tetap sadar
penuh mengenai keberadaan, kualitas, dan aktivitas kepribadian lainnya. Pada waktu lain, satu
kepribadian menyadari semua atau beberapa kepribadian lain hingga derajat tertentu dan dapat
menganggap kepribadian memiliki rangakaian daya ingat dan sikap khas, hubungan pribadi,
serta pola perilaku yang sangat kompleks dan teintegrasi. paling sering, kepribadian tersebut
memiliki nama yang sesuail kadang-kadang salah sau kepribadian atau lebih diberi nama sesuai
dengan fungsinya. Sejumlah klinisi menekankan bahwa salah satu kepribadian cenderung
dominan tetapi tidak selalu seperti itu. Kenyataannya, kadang-kadang satu kepribadian menutupi
lainnya, tetapi biasanya kepribadian utama adalah kepribadian yang datang untuk terapi dan
memiliki nama pasien yang sebenarnya. Kepribadian utama ini cenderung depresi atau cemas,
dapat memiliki ciri kepribadian masokistik, dan dapat terlihat sangat bermoral.
Penampilan pertama kepribadian sekunder dapat spontan atau dapat muncul saat terdapat
pencetus

You might also like