Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Disusun oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis hantarkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus
karena berkat rahmatNya, penulis mampu menyelesaikan Laporan Praktikum
Gravity Pemisahan Anomali Regional dan Lokal ini dengan memuaskan.
Penulis mengharapkan kritik dan saran atas laporan yang masih belum
sempurna ini sehingga nantinya dapat dihasilkan laporan yang mumpuni dan layak
dan dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.
iii
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Maksud dan Tujuan ................................................................................... 1
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan ............................................................................................... 18
5.2. Saran.......................................................................................................... 19
iv
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN A: NOTEPAD X,Y,Z PETA ELEVASI
LAMPIRAN B: NOTEPAD X,Y,Z PETA ABL
LAMPIRAN C: PETA GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
LAMPIRAN D: LEMBAR KONSUL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Wahyu dan Staf Asisten Praktikum Gravity. 2017. Buku Panduan
Praktikum Laboratorium Geofisika Eksplorasi Gravity. Yogyakarta: Teknik
Geofisika UPN Veteran Yogyakarta.
Telford, Geldart dan Sherif, 1990, Applied Geophysics, Cambridge University
Press, New York, Melbourne.
LAMPIRAN C
PETA GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
DASAR TEORI
2
Setelah kalibrasi alat dilakukan kemudian ditentukan lintasan pengukuran
dan stasiun yang harga percepatan gravitasinya diketahui (diikatkan dengan titik
yang telah diketahui percepatan gravitasinya). Selanjutnya ditentukan loop lintasan
pengukuran dan titik ikat tiap loop pengukuran. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menentukan titik pengamatan adalah:
Letak titik pengkuran harus jelas dan mudah dikenal misal pada titik
triangulasi, penunjuk kilometer, persimpangan jalan dsb.
Lokasi titik harus dapat dibaca di peta
Titik pengamatan harus bersifat tetap (permanen), mudah dijangkau, bebas
dari ganguan seperti getaran mesin dsb.
Setelah data diperoleh kemudian dilakukan koreksi-koreksi terhadapnya untuk
mendapatkan hasil yang sebenarnya.
3
gravitasi yang lebih rendah dibandingkan permukaan bumi yang lebih
rendah (lembah).
4. Keadaan topografi di sekitar titik pengukuran
Adanya efek massa di sekitar titik observasi mempengaruhi nilai
gravitasi pada titik pengamatan. Adanya bukit dan lembah di sekitar titik
amat akan mengurangi besarnya gaya berat yang sebenarnya.
5. Variasi rapat massa batuan di bawah permukaan (anomaly/target)
Dengan adanya suatu massa yang berbeda densitas dibawah
permukaan bumi menyebabkan terjadi perbedaan nilai gravitasi pada
permukaan. Nilainya bergantung gaya tarik antar massa yang menandakan
perubahan nilai gravitasi.
4
2.4. Upward Continuation
Dalam penelitian ini proses pemisahan dilakukan dengan metode kontinuasi
ke atas dan kebawah. Metode ini pada dasarnya dipakai untuk menghilangkan efek
lokal sehingga yang didapatkan hanyalah kecenderungan regionalnya. Hasil yang
diperoleh kemudian dikurangkan terhadap anomali medan gravitasi Bougeur
lengkap yang sudah terpapar pada bidang datar sehingga diperoleh anomali medan
gravitasi Bougeur lengkap lokal yang siap diinterpretasi.
Persamaan yang digunakan dalam melakukan kontinuasi ke atas.
Menunjukkan cara penghitungan harga medan potensial pada sembarang titik di
atas permukaan dimana harga-harga medan yang diketahui berada. Prosedur
perhitungan persamaan diatas akan lebih efisien jika dibuat dalam domain Fourier.
Secara sederhana persamaan diatas merupakan konvolusi dua dimensi.
5
Inti platform Oasis Montaj menyediakan sumber daya dasar untuk semua
aplikasi Geosoft dan alat-alat. Geosoft menyediakan berbagai sistem yang alamat
aplikasi-aplikasi spesifik dalam eksplorasi Geofisika, drillhole geologi, geokimia
eksplorasi dan daerah lain. Sistem ini terdiri dari menu dan sesuai executable
Geosoft (GXs) yang berjalan pada platform inti.
Pemetaan dan penunjukkan sistem pengolahan Oasis Montaj berisi
kumpulan data impor, built-in pengolahan, analisis, visualisasi, pemetaan,
kemampuan dan integrasiSistem ini memungkinkan anda untuk melakukan
pengolahan, kompleks mengedit, pemetaan, dan interpretasi tugas termasuk
kemampuan untuk:
Membuat, mengimpor dan menekspor: peta, database, grid, menyertakan,
MXD file, Gambar, dan profil penciptaan Metadata otomatis.
menciptakan metadata secara otomatis saat anda bekerja dengan data,
menyimpan nama pengguna, tanggal, waktu, dan tindakan
dilakukan.Sebuah xml metadata mereka dan editor memungkinkan akses
mudah ke dalam metadata.
Proses data menggunakan gridding, dan algoritma filter 1d contouring.
Advanced utility grid dan gridding toolkit
Pemetaan 3-dimensi yang mencakup berbagai pilihan untuk
memvisualisasikan data termasuk; menyertakan, beberapa permukaan dan
bagian, masing-masing dengan bantuan sendiri dan isi, dan masing-masing
dengan orientasi sendiri dalam ruang 3D
Desain dan tata letak peta, yang terdiri dari dasar peta, grids, gambar,
anotasi interkoneksi, penamaan-penamaan, warna simbol, simbol multi-
parameter merencanakan, dan tentang benda lain
Alat CAD yang mukhtahir untuk menggambar interpretasi pada peta.
Automate tasks using scripts.
6
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Mulai
Data ABL
Analisis
Kesimpulan
Selesai
7
3.2. Pembahasan Diagram Alir
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.1 menampilkan peta elevasi daerah penelitian, peta elevasi dapat
menggambarkan kenampakan morfologi daerah penelitian. Pada peta diatas warna
ungu sampai merah menunjukan daerah yang tinggi dengan nilai elevasi dari 260
mdpl hingga 160 mdpl, dari nilai 160 mdpl yang dicirikan dengan warna merah
hingga warna hijau dengan nilai 100 mdpl dianggap sebagai daerah dengan nilai
elevasi sedang dan daerah dengan warna hijau hingga biru yang bernilai 75 mdpl
dianggap sebagai daerah dengan elevasi rendah. Pada peta elevasi dapat terlihat
bahwa daerah utara penelitian terdapat 3 tinggian yang dicirikan dengan 3 klosur
besar berwarna merah, sedangkan di daerah tengah penelitian bernilai rendah yang
dicirikan dengan warna biru.
Peta elevasi dapat digunakan sebagai kontrol dalam penilaian data, daerah
dengan beda elevasi yang cukup besar atau menunjuka daerah curam sangat sulit
dilakukan pengukuran nilai gravitasi karena instrumen yang digunakan tidak dapat
digunakan pada daerah dengan sudut kemiringan yang terlalu besar akibat dari sifat
9
pegas yang tidak stabil. Selain itu peta elevasi juga dapat digunakan untuk menilai
resistensi mineral pada suatu daerah, apabila suatu daerah memiliki nilai elevasi
yang besar, dapat dianggap bahwa mineral pada daerah tersebut resisten terhadap
pelapukan jika dibandingkan daerah lainnya, selain itu dengan peta elevasi dapat
juga digunakan sebagai data pendukung dalam menginterpretasi peta Anomali
Bouguer Lengkap hasil pengukuran metode gravitasi serta sebagai bantuan dalam
memperkirakan adanya gejala-gejala geologi pada daerah penelitian
10
4.2. Peta Anomali Bouguer Lengkap
11
merupakan hasil pendinginan langsung dari magma tentunya memiliki nilai
densitas yang tinggi sehingga nilai percepatan gravitasinya pun besar. Dibagian
selatan peta terlihat daerah dengan warna biru yang menunjukan nilai percepatan
gravitasi rendah, hal ini sesuai dengan keadaan dilapangan yakni terdapatnya
batuan sedimen dari Formasi Totogan berdasarkan informasi peta geologi.
Keselarasan antara peta geologi dan peta ABL juga terlihat pada bagian utara daerah
penelitian yang memiliki nilai ABL tinggi, pada peta geologi dijelaskan bahwa
daerah tersebut berupa batuan metamorf yang juga telah mengalami tekanan tinggi
sehingga nilai densitas batuan tersebut akan semakin besar dan berpengaruh
terhadap nilai gravitasi yang terdapat pada daerah tersebut.
Namun, terdapat ketidakselarasan antara peta geologi dan peta ABL, hal ini
dapat terlihat pada daerah timurlaut daerah penlitian. Daerah tersebut memilik nilai
ABL yang rendah, sedangkan pada peta geologi dijelaskan bahwa daerah tersebut
merupakan persebaran batuan metamorf dan batuan beku dari kompleks Luk Ulo
yang berupa basalt, sekis dan filit. Hal ini dapat diperkirakan bahwa batuan pada
daerah tersebut telah mengalami pelapukan, sehingga nilai densitas batuan yang
sebelumnya besar karena terlapukan dan volume batuannya bertambah maka nilai
densitasnya menjadi kecil.
12
4.3. Peta Upward Continuation Regional
Gambar 4.3 menampilkan peta Anomali Bouguer Lengkap dan juga peta
Upward Continuation kelipatan 27. Peta Upward Continuation merupakan salah
satu hasil filter dari peta ABL yang dilakukan untuk melihat efek anomali secara
regional. Pada peta Upward Continuation 27 terlihat jelas perubahan nilai ABL
pada sebuah klosur bernilai tinggi (berwarna merah) yang mulai menghilang. Hal
ini menunjukan bahwa nilai pada peta ABL terpengaruh terdapat filter yang
dilakukan. Hal yang sama juga terjadi pada peta Upward Continuation dengan
kelipatan selanjutanya (54, 81,108 dan 138). Dapat dilihat pada peta diatas semakin
besar nilai filter, maka semakin regional nilai yang ditampilkan.
13
Kenampakan yang paling kontras dapat terlihat pada peta Upward
Continuation 27 jika dibandingkan dengan peta Upward Continuation 135. Apabila
dicermati lebih lanjut, semakin besar nilai filter Upward Continuation yang
dilakukan maka semakin besar pula range skala warna pada peta. Hal ini
menunjukkan bahwa filter Upward Continuation regional ini menyajikan nilai
tinggi yang lebih besar dan nilai rendah yang lebih kecil. Apabila dianalisa dari
perubahan tiap-tiap nilai filter, pada nilai filter 108 dan 135 hampir tidak
menunjukan adanya perubahan. Hal ini berarti nilai filter 108 merupakan nilai filter
yang telah stabil dan cocok untuk diinterpretasi pada analisa ABL secara regional.
Pada peta Upward continuation filter 27, sama seperti peta ABL nilai tinggi
berada pada bagian baratdaya peta dan nilai rendah digambarkan dengan warna biru
berada pada bagian timur, kondisi seperti ini akan menerus hingga nilai filter 135
yang berarti nilai anomali pada peta ini bersifat regional dan menerus. Dari
pembahasan diatas, kemudian peta Upward continuation diatas dapat dikaitkan
dengan data-data pendukung seperti peta geologi, pada peta geologi daerah
penelitian, di bagian tenggara daerah penelitian berupa batuan sedimen sebagai
Formasi Totogan dan pada peta hasil filter juga bernilai rendah sehingga cocok
antara kondisi lapangan yang menunjukan persebaran batuan sedimen bernilai
densitas rendah. Pada bagian barat peta hasil filter terdapat nilai tinggi sedangkan
pada daerah barat peta geologi sebagai batuan sedimen yang seharusnya memiliki
nilai anomali rendah, hal ini dapat terjadi salah satunya sebagai akibat dari adanya
batuan diabas yakni batuan beku berdensitas tinggi yang mempengaruhi daerah
sekitarnya dan keberadaannya yang menerus sehingga terekam nilai anomali
gravitasi besar yang tetap pada daerah tersebut.
Namun, terdapat ketidakselarasan pada bagian timurlaut daerah penelitian
yakni nilai anomali bouguer lengkap yang rendah sedangkan pada peta geologi
dijelaskan sebagai batuan metamorf yang cenderung seharusnya berdensitas tinggi.
Apabila terliha pata peta geologi, terdapat adanya dua sesar yang membatasi
pesebaran batuan metamorf, dan juga terdapat sungai pada sekitar daerah sesar-
sesar tersebut. Hal ini dapat saja menyebabkan air mengalir pada sesar sehingga
melapukkan batuan metamorf secara cepat dan menyeluruh, faktor lainnya yakni
mengingat daerah penelitian berupa komplek Melange sebagai gabungan dari
14
berbagai macam batuan, sehingga tentu terdapat banyak kekar atau rekah-rekah
pada batuan tersebut, terlebih karena kondisi pembentukan dan keberadaan batuan
metamorf pada tekananan dan suhu tinggi, apabila saat tersingkap dipermukaan
maka akan terjadi ketidakseimbangan antara kondisi alami batuan metamorf dengan
keadaan di permukaan bumi sehingga mineral-mineralnya akan mencari
kesetimbangan dan menjadi lebih cepat lapuk.d
15
4.4. Peta Upward Continuation Lokal
16
Pada peta-peta diatas dapat dianalisa persebaran secara lokal atau bernilai
rendah, dapat terlihat pada skala warna yangh hanya menunjukkan nilai tidak lebih
dari 1 mGal hanya dalam desimal yang berarti nilainya merupakan pengaruh lokal
dari daerah penelitian. Sama seperti peta Upward Continuation Regional, pada
filter residual 108 ke 135 tidak terlihat perubahan yang berarti sehingga
menunjukkan nilai filter 108 telah stabil dan baik untuk dilakukan interpretasi.
Dengan melihat peta diatas, dapat dijelaskan bahwa terdapat banyak zona
dengan anomali residual yang terbilang tinggi yang berbentuk klosur-klosur,
klosur-klosur tersebut merupakan nilai anomali yang bersifat lokal, sama seperti
nilai anomali residual rendah pada bagian selatan peta yang digambarkan dengan
warna biru. Perbedaan paling mencolok antara peta residual dengan peta ABL
adalah nilai anomali yang tinggi pada daerah timur laut peta menjadi berkurang
pada peta residual. Hal ini menunjukkan bahwa nilai anomali besar pada baratdaya
daerah penelitian merupakan nilai anomali regional.
17
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari data ABL kemudian proses filtering hingga didapatkan peta Upward
Continuation Regional dan Upward Continuation lokal serta dikorelasikan dengan
data-data pendukung lainnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Peta elevasi menampilkan di daerah utara penelitian terdapat 3 tinggian yang
dicirikan dengan 3 klosur besar berwarna merah, sedangkan di daerah tengah
penelitian bernilai rendah yang dicirikan dengan warna biru.
Dari peta ABL terlihat bahwa daerah baratdaya peta memiliki nilai ABL
tertinggi, dibagian selatan peta terlihat daerah dengan warna biru yang
menunjukan nilai percepatan gravitasi rendah, terlihat pada daerah timurlaut
daerah penlitian, daerah tersebut memilik nilai ABL yang rendah.
Pada peta Upward Continuation Regional nilai filter 27 jika dibandingkan
dengan peta Upward Continuation 135 merupakan nilai filter yang paling
kontras dan terlihat perubahannya. Semakin besar nilai filter Upward
Continuation yang dilakukan maka semakin besar pula range skala warna pada
peta. Nilai filter 108 merupakan nilai filter yang telah stabil dan cocok untuk
diinterpretasi pada analisa ABL secara regional.
Pada peta Upward Continuation Lokal diatas dapat dianalisa persebaran secara
lokal atau bernilai rendah, dapat terlihat pada skala warna yang hanya
menunjukkan nilai tidak lebih dari 1 mGal pada filter residual 108 ke 135 tidak
terlihat perubahan yang berarti sehingga menunjukkan nilai filter 108 telah
stabil dan baik untuk dilakukan interpretasi.
5.2. Saran
Diperlukan tingkat estetika yang baik dalam mengatur format layout peta
serta perlu juga kejelian dalam mengamati perubahan pada peta hasil filter serta
interpretasi nya yang mempertimbangkan data-data geologi, sifat fisika batuan serta
nilai anomali gravitasinya untuk menghasilkan interpretasi yang sesuai dengan
kondisi sebenarnya di bawah permukaan.
18
19
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Wahyu dan Staf Asisten Praktikum Gravity. 2017. Buku Panduan
Praktikum Laboratorium Geofisika Eksplorasi Gravity. Yogyakarta: Teknik
Geofisika UPN Veteran Yogyakarta.
Telford, Geldart dan Sherif, 1990, Applied Geophysics, Cambridge University
Press, New York, Melbourne.
20
LAMPIRAN C
PETA GEOLOGI DAERAH PENELITIAN
21