You are on page 1of 3

Kata Kunci : Diare akut, zink

Kasus

Seoarang bayi laki-laki usia 3 bulan datang ke UGD dengan keluahan BAB cair .7x/hari sejak 3 HSMRS, sur-suran, warna
kuning, jumlah sedang, ampas (+), lendir (-), darah (-), bau kecut (-), waran speri cucian beras (-). Demam sejak 2
HSMRS, demam naik turun, kontinyu, menggigil (-), kejang (-). Mimisan (-), gusi berdarah (-), menggigil (-), batuk (-),
pilek (-), sesak napas (-). Muntah 2x cair warna bening. Anak masih mau minum ASI dan susu formula. Ketika menangis
tidak keluar air mata. BAK normal warna seperti teh, tumbuh gigi/ gusi bengkak (-), sakit mata/ belekan (-), sariawan (-),
ruam kemerahan seluruh tubuh (-), ruam kemerahan pada kaki dan tangan (-). Riwayat minum dot (+) susu formula, dot
tidak direbus, riwayat ganti susu formula (-). Riwayat diare (-), riwayat kejang sebelumnya (-), riwayat demam tinggi (-),
alergi (-).

Pada pemeriksaan fisik anak tampak rewel, status gizi baik, menentek kuat, nadi 110 x/menit, suhu 37,8, RR 32 x/mnt,
air mata (-), mata cekung (-),jantung dan paru dbn, abdomen supel, peristaltic usus meningkat, hipertimpani, turgor kulit
kembali sedang, akral hangat, Hasil lab darah rutin dbn. Belum dilakukan pemeriksaan feses rutin

Diagnosis

diare akut et causa infeksi dengan dehidrasi tak berat,

Penatalaksanaan

Penatalaksanan meliputi rencana terapi, tencana tindakan dan rencana edukasi. Rencana terapi meliputi
pemberian infuse maintenance Kaen 3B (dosis rumatan) 15 tpm karena anak masih mau minum ASI. Penanganan diare
sesuai plan A yaitu pemberian cairan oralit setiap pasien diare, pemberian zinc 10mg/hari dan pemberian probiotik.
Rencana tindakan meliputi memonitor KU, tanda vital dan cairan, memonitor demam, cek elektrolit.

Diskusi

Diare dapat didefinisikan sebagai meningkatnya frekuensi buang air besar dan berubahnya konsistensi menjadi lunak atau
bahkan cair. Diare cair akut adalah buang air besar lembek dan cair bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih
dari 3 kali atau lebih sering dari biasanya dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari 14 hari.

Dasar penatalaksanaan pada pasien diare

1. Rehidrasi

Salah satu komplikasi diare yang paling sering terjadi adalah dehidrasi. Mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan
mulai dari memberikan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti air tajin, kuah sayur atau sup. Bila terjadi dehidrasi,
anak harus segera dibawa ke petugas kesehatan. Cairan Rehidrasi Oral (CRO) yang dianjurkan WHO selama 3 dekade
terakhir ini menggunakan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa telah berhasil menurunkan angka kematian
akibat dehidrasi pada diare, karena kombinasi gula dan garam dapat meningkatkan penyerapan cairan di usus. Sesuai
dengan anjuran WHO saat ini dianjurkan penggunaan CRO dengan formula baru yaitu dengan komposisi Natrium 75
mmol/L, Kalium20 mmol/L, Klorida 65 mmol/L, Sitrat 10 mmol/L, Glukosa 75 mmol/L. Total osmolaritas 245 mmol/L.
rehidrasi disesuaikan dengan derajat dehidrasi.

2. Dukungan nutrisi

Makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu anak sehat, untuk pengganti nutrisi
yang hilang serta mencegah agar tidak menjadi gizi buruk. Adanya perbaikan nafsu makan menandakan fase kesembuhan.
ASI tetap diberikan selama terjadinya diare pada diare cair akut maupun pada diare akut berdarah dan diberikan dengan
frekuensi lebih sering dai biasanya. Anak umur 6 bulan keatas sebaiknya mendapat makanan seperti biasanya.
3. Suplementasi zinc

Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut, dapat mengurangi lama dan beratnya diare dan dapat mencegah
berulangnya diare selama 2-3 bulan. Zinc juga dapat mengembalikan nafsu makan anak.

Dosis zinc : anak-anak < 6 bulan = 10 mg (1/2 tablet)/hari

anak-anak > 6 bulan = 20 mg (1 tablet)/hari

Cara pemberian tablet zinc, untuk bayi tablet zinc dapat dilarutkan dengan air matang, ASI, atau oralit. Untuk anak-anak
yang lebih besar, zinc dapat dikunyah atau dilarutkan dalam air matang atau oralit. Tunjukkan cara penggunaan tablet zinc
kepada orang tua dan meyakinkan bahwa pemberian tablet zinc harus diberikan selama 10-14 hari berturut-turut
meskipun anak sudah sembuh.

Zinc merupakan mikronutrien yang penting sebagai kofaktor lebih dari 90 jenis enzim. Zinc berperan dalam penguatan
system imun, telah ditunjukkan bahwa zinc berperan penting dalam modulasi sel T dan sel B. Serta zinc berperan dalam
menjaga keutuhan epitel usus.

4. Antibiotik selektif

Antibiotik tidak diberikan pada kasus diare cair akut kecuali dengan indikasi yaitu pada diare berdarah dan kolera.
Pemberian antibiotic yang tidak rasional, akan memperpanjang lamanya diare karena akan mengganggu keseimbangan
flora usus dan Clostridium defficile yang akan tumbuh dan menyebaban diare sulit disembuhkan. Selain itu,pemberian
antibiotic yang tidak rasional akan mempercepat resistensi kuman terhadap antibiotik.

5. Edukasi orang tua

Nasehat kepada orang tua untuk segera membawa anak kembali kepetugas kesehatan jika ada demam, tinja berdarah,
muntah berulang, makan atau minum sedikit, sangat haus, diare makin sering atau belum membaik dalam 3 hari. Indikasi
rawat inap pada diare aut berdarah adalah malnutrisi, usia < 1 tahun, menderita campak pada 6 bulan terakhir, adanya
dehidrasi,dan disentri yang disertai dengan komplikasi.

Pada kasus diatas tergolong diare akut dengan dehidrasi tidak berat karena karakteristik yang sesuai yaitu diare kurang
dari 14 hari, serta bayi menunjukkan tanda-tanda dehidrasi tidak berat. Penanganan. Penantalaksanaan diare
meliputi penggantian cairan , pemberian zinc, dukungan nutrisi dan antibiotic sesuai indikasi.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik maka diagnosis pasien diatas adalahdiare akut et causa infeksi dengan
dehidrasi tidak berat. Penantalaksanaan diare meliputi penggantian cairan , pemberian zinc, dukungan nutrisi dan
antibiotic sesuai indikasi. Pemberian zink pada pasien diare dapat mengurangi lama dan beratnya diare, serta dapat
mencegah berulangnya diare selama 2-3 bulan.

Referensi

Juffrie. M, dr. Nenny Sri Mulyani,dr. Pusponegoro, Modul Pelatihan Diare: Ikatan Dokter Anak Indonesia

Anonim,2008, Panduan tatalaksana diare. DEPKES

Hassan, Rupeno. Dr., Alatas, Hussein. Dr. 1985. Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Bagian IKA-FKUI,
Infomedika.
WHO. 2008. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Diare

IDAI. 2004. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi 1. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia

You might also like