You are on page 1of 4

ANALISIS JURNAL

Oleh:
Kelompok 6
Lidatu Nara Shiela, S.Kep NIM 122311101048
Akhmad Miftahul Huda, S.Kep NIM 122311101061
Dewi Amaliyah Wahidah, S.Kep NIM 142311101155

PROGRAM PROFESI NERS


UNIVERSITAS JEMBER
2016
ISI JURNAL

1. Judul artikel
Nursing Intervention Program for Tuberculosis Patients by Using
Epidemiological Model

2. Penulis/ peneliti
Ebtisam Mohamed Abd Al-Aal
Manal Mansour Mostafa

3. Nama Jurnal
American Journal of Nursing Science

4. Ringkasan jurnal
Tuberkulosis adalah umumnya terjadi di negara-negara berkembang
dimana terjadi hingga 95% kasus. Hal ini merupakan tantangan bagi
peningkatan kesehatan di masyarakat global di abad ke-21. Penelitian ini
bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh program intervensi keperawatan untuk
pasien TB dengan menggunakan model epidemiologi. Penelitian dilakukan di
klinik rawat jalan di Rumah Sakit Dada Benha dan Rumah Sakit El-Fayoum
University. Teknik sampling yang digunakan ramdom sampling dengan 95
pasien TB; 45 pasien dari Rumah Sakit El-Fayoum Universitas dan 50 pasien
dari Benha Rumah Sakit dada, dipilih secara acak dan mewakili 15% dari 1425
pasien yang melakukan rawat jalan selama enam bulan pada tahun 2013.
Alat yang digunakan pada penelitian berupa Kuesioner wawancara dengan
empat bagian 1) Karakteristik sosio-demografis: usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, pendapatan perbulan dan merokok. 2) Riwayat dan program
pengobatan pasien saat ini, lama sakit dan pengaruh individu dalam keluarga.
3) Pengetahuan pasien tentang TBC : tanda dan gejala, masa inkubasi,
pengobatan, diagnosa,. Dan 4) Pengetahuan pasien tentang praktik melalui
mengajukan pertanyaan terkait dengan TB yang meliputi: a) praktik kesehatan
Pasien mengenai TBC. b): pengetahuan pasien tentang Model epidemiologi
sebagai orang (host), agen, dan lingkungan.
Hasil: 84,2% dari sampel penelitian adalah laki-laki, sementara 48,4% usia
mereka berkisar dari 20 sampai 40 tahun, dan 83,2% dari mereka adalah
perokok. 34,7% dari sampel penelitian memiliki peralatan khusus sendiri yang
digunakan menjadi 85,3% setelah dilakukan program intervensi. Selanjutnya
65,3% dari sampel penelitian menghindari tempat yang ramai pada sebelum
penelitian menjadi 74,7% dari setelah dilakukan intervensi. Hasil uji statistik
menunjukkan ada perbedaan yang signifikan yang antara program sebelum dan
sesudah penelitian menggunakan Model epidemiologi.
Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa pengetahuan pasien
meningkat setelah dilakukan implementasi program epidemiologi dan terjadi
peningkatan penerapan untuk meningkatkan status kesehatan melalui model
epidemiologi. Saran: Program Pendidikan kesehatan harus disediakan untuk
pasien tuberkulosis mengenai Model epidemiologi selama fase pengobatan dan
rawat jalan.

5. Analisis
Intervensi keperawatan yang telah diberikan dipengaruhi oleh 1)
Karakteristik sosio-demografis: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
pendapatan perbulan dan merokok. 2) Riwayat dan program pengobatan pasien
saat ini, lama sakit dan pengaruh individu dalam keluarga. 3) Pengetahuan
pasien tentang TBC : tanda dan gejala, masa inkubasi, pengobatan, diagnosa,.
Dan 4) Pengetahuan pasien tentang praktik melalui mengajukan pertanyaan
terkait dengan TB yang meliputi: a) praktik kesehatan Pasien mengenai TBC.
b): pengetahuan pasien tentang Model epidemiologi sebagai orang (host), agen,
dan lingkungan.
Berdasar hasil pengkajian pada pasien Tn.I dengan gangguan sistem
pernafasan Tuberculosis paru didapatkan 1) karakteristik sosio-demografis :
usia 41 tahun, jenis kelamin laki-laki, tingkat pendidikan SD, pendapatan
perbulan < 1.000.000 rupiah, memiliki kebiasaan merokok sebelum sakit. 2)
Riwayat pengobatan pasien belum minum obat OAT, lama batuk 6 bulan,
pasien adalah suami dan ayah dari dua anak. 3) Pengetahuan pasien tentang
TBC : pasien mengatakan tidak tahu tentang pengertian penyakit TBC, lama
inkubasi, pengobatan dan diagnosa. 4) Pengetahuan pasien : pasien
mengatakan tidak tahu tentang program kesehatan pada penderita TBC dan
tidak tahu tentang penyebarannya.
Menurut Millet dalam Hasan, 2002, pria umumnya bersifat lebih tegas
dalam cepat dalam mengambil keputusan dan wanita umumnya relatif lebih
lambat dan sering ragu-ragu. Pada Asuhan Keperawatan dengan Pasien
Tuberculosis di Ruang Sakura, pasien berjenis kelamin laki-laki, sehingga
mengambil keputusan cepat untuk pengobatannya dengan meminta pulang
paksa.
Menurut UU RI tentang Sisdiknas No.20 tahun 2003, tingkat pendidikan
di Indonesia dibagi menjadi 3 yaitu pendidikan rendah, artinya individu
memiliki tingkat pendidikan dasar (SD), pendidian sedang, artinya individu
memiliki tingkat pendidikan menengah (SLTP dan SLTA), pendidikan inggi,
artinya individu memiliki tingkat pendidikan inggi (S1 keatas). Pada Asuhan
Keperawatan dengan Pasien Tuberculosis di Ruang Sakura, pasien termasuk
pendidikan rendah (SD)
Menurut Notoatmojo, 2003 dalam Widianti, 2007, pengetahuan seseorang
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: a. Pengalaman, pengalaman yang
diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang, b.Tingkat pendidikan,
orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih
luas daripada orang yang berpendidikan lebih rendah, keyakinan, keyakinan
diperoleh secara turun-temurun, baik keyakinan positif maupun negatif tanpa
adanya pembuktian terlebih dahulu, Fasilitas, fasilitas sebagai sumber
informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah majalah,
radio, koran, televisi, dan buku. Pada Asuhan Keperawatan dengan Pasien
Tuberculosis di Ruang Sakura, pasien memiliki pendidikan rendah (SD) dan
kurang pengetahuan tentang TBC sehingga pasien mengambil keputusan yang
salah dalam pengobatannya dengan meminta pulang paksa.
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan


Aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang Undang Nomor 23 tahun
2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas
Widianti, Efri. 2007. Remaja dan Permasalahannya. Jatinangor : FIK-UNPAD

You might also like