Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Anak adalah individu yang unik, yang mengalami tumbuh
kembang secara berkesinambungan atau terus-menerus. Pada usia 0-6
tahun anak-anak selalu melakukan aktivitas bermain. Bermain dan
anak merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Aktivitas
bermain dilakukan anak dan aktivitas anak selalu menunjukkan
kegiatan bermain. Bermain dan anak sangat erat kaitannya. Hasil
penelitian membuktikan 50% kemampuan belajar seseorang
ditentukan pada empat tahun pertaman dan membentuk 30% yang
lainnya sebelum mencapai usia 8 tahun. Hasil studi di bidang neurologi
mengungkapkan bahwa ukuran otak anak pada usia 2 tahun telah
mencapai 75% dari ukuran otak ketika anak tersebut dewasa dan pada
usia 5 tahun mencapai 90% dari ukuran otak setelah ia dewasa,
sehingga para psikologi menyebutkan masa ini sebagai masa The
golden age.
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan
sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya
pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang
diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Pendidikan
anak usia dini baik itu taman kanak-kanak, paud, ataupun kelompok
bermain, diharapkan memberikan bentuk-bentuk permainan yang
edukatif untuk merangsang perkembangan anak baik secara fisik,
motorik, sosial, bahasa, maupun emosional.
Menurut beberapa para ahli, aktivitas bermain bukan hanya
untuk kesenangan semata, namun untuk merangsang respon anak
terhadap sesuatu. Respon tersebut yang nantinya akan berakibat pada
perkembangan anak. bermain merupakan suatu aktivitas yang
menyenangkan bagi semua orang. Bermain akan memuaskan tuntutan
perkembangan motorik, kognitif, bahasa, sosial, nilai- nilai dan sikap
hidup. Bermain adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk
kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa pertimbangan hasil akhir.
Bermain dilakukan secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan atau
takanan dari luar atau kewajiban.
Dengan demikian, aktivitas bermain dan perkembangan anak
saling mempengaruhi terutama dalam perkembangan fisik motorik,
bahasa, sosial, kognitif, dan emosional.
Kata kunci: anak usia dini, pendidikan anak usia dini, bermain,
dan
perkembangan anak.
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
seperti untuk anak, untuk guru, orang tua dan fungsi lainnya.bagi
2
pengindraan, melepaskan ketegangan, dan terapi bagi fisik, mental
Penitipan Anak (TPA) telah dilaksanakan dengan baik. Guru dan orang
Bermain memiliki fungsi yang sangat luas, seperti untuk anak, untuk
guru, orang tua dan fungsi lainnya.bagi anak. Dengan bermain dapat
agar guru dan orangtua dapat memahami karakter anak, jalan pikiran
3
Seharusnya anak diberikan permainan sesuai dengan perkembangan
usia anak. Hal ini ditujukan agar proses perkembangan anak sesuai
dengan tahapnya.
4
menampilkan segala hal yang semestinya belum waktunya dilihat oleh
gadget usia dini tidak disarankan, akibat hal ini anak tidak dapat
Anak juga tidak mampu mengenali dan berbagi aneka emosi, misal
simpati, sedih, atau senang, alhasil anak tidak dapat meresponi hal
terjadi pada generasi saat ini adalah pemberian gadget yang terlalu
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
5
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengkaji manfaat bermain
KAJIAN TEORI
anak, yaitu Huck dkk (dalam Martuti, 2009:2) menyatakan bahwa yang
(usia 1-2 tahun), (2) Prasekolah dan taman kanak-kanak (usia 3-5
tahun), (3) Masa awal sekolah (usia 6-7 tahun), (4) Elementer tengah
(usia 8-9 tahun), (5) Elementer akhir (usia 10-12 tahun). Sedangkan
Dalam batasan yang diberikan oleh The National Assosiation for The
6
mengembangkan berbagai program yang sesuai dengan tahap
anak usia dini adalah anak yang sejak dilahirkan sampai berusia dua
enam tahun tahun (0-6 tahun) yang sedang mengalami proses tumbuh
pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam
usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
7
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
pendidikan yang ditujukan bagi anak sejak usia lahir hingga usia 6
tahun.
mencapai 75% dari ukuran otak ketika anak tersebut dewasa dan pada
Pada usia 4-6 tahun, merupakan masa peka bagi anak. Anak
8
diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk
seni, moral, dan nilai-nilai agama. Oleh sebab itu dibutuhkan kondisi
B. Hakekat Bermain
1. Pengertian Bermain
berkembang dengan baik dan hasil dari perkembangan yang baik itu
akan muncul dan terlihat pada saat si anak menginjak masa remaja.
9
diri anak, bukan hanya sebagian, namun melalui permainan (pada saat
bersosialisasi.
bahasa, sosial, nilai- nilai dan sikap hidup. Bermain adalah setiap
tidak ada unsur paksaan atau takanan dari luar atau kewajiban. Piaget
Santoso dalam Rani Yulianti, 2012: 7). Dengan bermain anak-anak akan
10
Dengan bermain secara bebas anak dapat berekspresi dan
11
dengan teman sebaya, anak akan belajar membangun
pemahaman diri, ketika anak tumbuh secara kognitif dan fisik, ia akan
luas.
12
perasaan, emosi, sifat/karakter/ watak, maupun kepribadian seseorang.
sebagai berikut:
satu aktifitas ke aktivitas lain. d). Lebih menekankan pada proses yang
13
merupakan elemen yang sangat penting bagi konsep bermain pada
sehari-hari.
kegenerasi selanjutnya.
b) Bermain mengikuti pola yang dapat diramalkan. Sejak masa bayi
pada suatu tingkat usia dan tidak pada usia lain, tanpa
14
membangun rancanganyang lebih rumit; keempat,
15
dan permianannya menimbulkan kepuasan tertentu bagi
mereka.
f) Bermain semakin lebih sesuai dengan jenis kelamin. Anak laki-
kelaminnya.
g) Permainan masa kanak-kanak berubah dari tidak formal menjadi
Mereka bermain kapan saja dan dengan mainan apa saja yang
16
pada usia yang sama. Variasi permainan anak dapat ditelusuri
maupun psikis (Syamsu Yusuf, 2004: 15). Menurut Endang Rini Sukamti
hingga usia dewasa dengan perubahan pada fisik dan psikis serta
17
Perubahan kuantitatif adalah perubahan yang bisa diukur atau
sebagai berikut:
emosional.
3) Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu; setiap
18
4) Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan;
tahun.
5) Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas; contohnya,
lain).
6) Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase
dan tua.
yaitu:
perkembangan.
2) Pengalaman masa kecil mempunyai pengaruh yang kuat
dihadapi anak.
4) Melalui pemahaman tentang faktor-faktor yang
19
tentang berbagai upaya untuk memfasilitasi perkembangan
perkembangan anak.
1. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik penting untuk dipelajari karena baik secara
anak yang gemuk akan menyadari bahwa dia tidak bisa mengikuti
dan tidak pernah diajak bermain lagi. Perasaan tidak mampu dan
20
2. Perkembangan motorik
Perkembangan keterampilan motorik merupakan faktor yang
berbicara sendiri.
4. Perkembangan emosi
Mempelajari emosi anak-anak tergolong sulit karena informasi
21
muda. Emosi mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial anak
karena:
a) emosi menambah rasa nikmat bagi pengalaman sehari-
hari
b) emosi menyiapkan tubuh untuk melakukan tindakan
c) ketegangan emosi mengganggu keterampilan motorik
d) emosi merupakan suatu bentuk komunikasi
e) emosi mengganggu aktivitas mental
f) emosi merupakan sumber penilaian diri dan sosial
g) emosi mewarnai pandangan anak terhadap kehidupan
h) emosi mempengaruhi interaksi sosial
i) emosi memperlihatkan kesannya pada ekspresi wajah
j) emosi mempengaruhi suasana psikologis
k) reaksi emosional apabila diulang-ulang akan berkembang
menjadi kebiasaan.
PEMBAHASAN
afektif, sosial emosional, moral, dan motorik. Hal ini didukung oleh ahli-
22
mampu menerapkan aritmatika dengan bermain dibandingkan dengan
tanpa bermain.
di masa yang akan datang. Sebagai contoh anak yang bermain balok-
akan lebih efektif jika disesuaikan dengan minat anak. Pernyataan ini
emosi positif anak yang ditunjukkan melalui rasa ingin tahu yang besar
anak memiliki energi yang berlebihan. Teori ini sering dikenal dengan
23
(melompat, memanjat, berlari dan lain sebagainya) merupakan
manifestasi dari energi yang ada dari dalam diri anak. Bermain
masa datang. Berkaitan dengan itu pula otak yang aktif adalah kondisi
Bermain.
24
akan terlatih menghadapi dan menciptakan situasi yang nyata
25
dan perilaku teman mainnya. Mereka akan belajar berunding,
KESIMPULAN
karena apa yang didapat pada usia anak-anak akan terbawa saat
mereka dewasa.
26
DAFTAR PUSTAKA
Rahadjo, Budi. (2007). Aplikasi teori bermain untuk anak usia sekolah.
didaktika Vol 8, september 07.
27
Rani Yulianti. (2012). Permainan yang meningkatkan kecerdasan anak.
Jakarta: Laskar Aksara
28