Professional Documents
Culture Documents
Dalam tulisan sebelumnya yang berjudul Warisan Ukiran dari Gandhara, saya telah
menyajikan sebuah hipotesa tentang keterkaitan antara kebudayaan
hellenisme yang berkembang di Gandhara pada sekitar awal abad Masehi dengan
kebudayaan yang berkembang di Minangkabau. Objek yang menjadi aspek
penelitian saya diantaranya adalah kesamaan antara motif ukiran
Minangkabau dengan motif ukiran bergaya hellas yang berkembang di Gandhara.
Selain itu sistem pemerintahan yang berlaku di Minangkabau juga memiliki
kemiripan dengan sistem ketatanegaraan Yunani kuno, yaitu berbentuk konfederasi
nagari yang mirip dengan polis-polis.
Secara umum kita tidak dapat mengamati kemiripan geometris pada kedua motif
ini, karena motif pertama (motif Yunani) lebih sederhana sedangkan motif kedua
(motif Minangkabau) lebih kompleks. Namun terdapat unsur unsur khas dari motif
Yunani yang selalu ada dalam setiap motif ukiran Minangkabau, yaitu
unsur tunas daun/pucuk daun/daun muda yang belum berkembang (daun anggur)
Berikut adalah gambar dari unsur-unsur tersebut dalam motif ukiran Yunani kuno
yang saya ambil dari Honeysuckle Carving dan Gandhara Scrolls:
Sedangkan gambar dibawah ini adalah unsur-unsur yang sama yang ditemukan
dalam motif ukiran Minangkabau (perhatian! tidak ditemukan unsur-unsur ini dalam
ragam motif ukiran etnik-etnik lain di Nusantara. Diluar Yunani, unsur-unsur ini
kerap ditemukan pada ukiran-ukiran di Gandhara namun hanya diwariskan secara
turun-temurun di Minangkabau dan Turki bagian barat yang berbatasan dengan
Yunani (contoh Istanbul).
Motif Ukiran Minangkabau pada akhirnya berkembang sampai tahap yang sukup
maju dan juga mengadopsi gaya-gaya ukiran lain seperti bentuk-bentuk geometris
dari Cina dan Tibet, seperti tampak pada motif Aka Barayun dan Saluak Laka
dibawah ini: