Professional Documents
Culture Documents
HORDEOLUM
A. KASUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN:
- Nama pasien : An. F
- Umur : 3 tahun
- Jenis kelamin : wanita
- Pendidikan :-
- Pekerjaan :-
- Agama : Islam
- Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
- Alamat : Magelang
II.1. ANAMNESIS :
- Keluhan Utama :
Pasien mengeluh ada benjolan di bawah mata kanannya.
- Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) :
Benjolan dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Benjolan terasa nyeri dan mengganjal.
II.2. KESAN :
- Kesadaran : Compos Mentis
- Keadaan Umum : Baik
- OD : Pada palpebra inferior nampak adanya benjolan sebesar biji jagung
tampak kemerahan, mata tenang
- OS : tampak tenang, tidak ditemukan tanda-tanda peradangan.
II.3. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
PEMERIKSAAN OD OS
Visus Jauh
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
1
Refraksi
Pin Hole tidak dilakukan Pin Hole tidak dilakukan
Koreksi
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Visus Dekat
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Proyeksi Sinar
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Proyeksi Warna
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Gerakan
N N Gangguan gerak (-),
blefarospasme(-)
- Kulit
N N Tidak ada kelainan
pigmentasi
2
- Tepi kelopak N N trikiasis (-)
entropion (-)
ektropion (-)
Tanda peradangan(-)
3.Apparatus Lakrimalis
Dakrioadenitis (-)
- Sekitar gland. N N
lakrimalis
Dakriosistitis (-)
- Sekitar sakus N N
lakrimalis
Tidak Dilakukan
- Uji flurosensi - -
4.Bola mata
- Pasangan
N N Simetris
- Gerakan
N N Tidak ada gangguan gerak
(syaraf dan otot penggerak
3
+ + + + bola mata normal)
+ + + +
+ + + +
Mikroftalmos (-)
6. Konjungtiva
Forniks
Hiperemi (+) Hiperemi (-)
Bulbi
Hiperemis(-), N
4
7. Sclera N N Sklera ikterik (-);
hiperemis (-)
8. Kornea
- Ukuran
N N 12 mm horizontal
- Kecembungan
N N Lebih cembung dari
sclera
- Limbus
N N
- Permukaan
Licin licin
- Medium
jernih jernih
Reguler
- Placido N N
- Ukuran
N N COA dalam
5
- Isi N N Jernih, Fler (-), hifema (-),
hipopion (-)
10. Iris
- Warna
Cokelat Cokelat
- Pasangan
Simetris Simetris
Bulat
- Bentuk N N
11. Pupil
- Ukuran
3 mm 3 mm
- Bentuk
Bulat bulat Isokor
- Tempat Sentral
N N
6
12. Lensa
14.Refleks fundus (+) orange (+) orange Refleks fundus positif jika
terlihat warna orange
terang dibelakang korpus
vitreum.
7
- OS : sehat.
IV. DIAGNOSIS PASTI
- OD : Hordeolum
- OS : sehat
VI. PROGNOSIS
Visum (Visam) : Baik
Kesembuhan (Sanam) : Baik
Jiwa (Vitam) : Baik
Kosmetika (Kosmeticam) : Baik
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi
Palpebra adalah lipatan tipis yang terdiri atas kulit, otot, dan jaringan
fibrosa, yang berfungsi melindungi struktur-struktur mata yang rentan. Palpebra
sangat mudah digerakkan karena kulitnya paling tipis di antara kulit di bagian
tubuh lain. Di palpebra terdapat rambut halus yang hanya tampak pada
pembesaran. Di bawah kulit terdapat jaringan areolar longgar yang bisa
mengembang pada edema massif. Muscullus orbicularis oculi melekat pada
kulit. Permukaan dalamnya dipersarafi nervus carnialis fasilais (VII), dan
fungsinya adalah untuk menutup palpebra. Otot ini terbagi atas bagian orbital,
praseptal, dan pra tarsal. Bagian orbital, yang terutama berfungsi untuk
menutup mata dengan kuat, adalah suatu otot sirkular tanpa insersio temporal.
8
Otot praseptal dan pratarsal memiliki caput medial superfisial dan profundus
yang berperan dalam pemompaan air mata.
Tepian palpebra ditunjang oleh tarsus, yaitu lempeng fibrosa kaku yang
dihubungkan ke tepian orbita oleh tendo-tendo kantus medialis dan lateralis.
Septum orbitale, yang berasal dari tepian orbita, melekat pada apponeurosis
levatoris, kemudian menyatu dengan tarsus. Pada palpebra inferior, septum
bergabung dengan tepi bawah tarsus. Septum merupakan sawar yang penting
antara palpebra dan orbita. Di belakangnya terletak bantalan lemak
praaponeurotik, suatu petunjuk bedah yang penting. Bantalan lemak tambahan
terletak di medial palpebra superior. Di bawah septum orbitale, palpebra
inferior memiliki dua bantalan lemak yang terpisah secara anatomis.
9
Konjungtiva melapisi permukaan dalam palpebra. Konjungtiva palpebralis
menyatu dengan konjungtiva yang berasal dari bola mata dan mengandung
kelenjar-kelenjar yang penting untuk pelumas kornea. Palpebralis superior lebih
besar dan lebih mudah digerakkan daripada palpebra inferior.
2. Definisi
3. Etiologi
4. Pathofisiologi
Hordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau
Moll. Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di
dalam tarsus.
Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan
sekitarnya. Kedua tipe hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis.
10
5. Manifestasi klinis
Gejala
- Pembengkakan
- Rasa nyeri pada kelopak mata
- Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata
- Riwayat penyakit yang sama
Tanda
- Eritema
- Edema
- Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata
- Seperti gambaran absces kecil
6. Diagnosis Banding
Kalazion
7. Terapi
Biasanya hordeolum dapat sembuh dengan sendiri dalam waktu 5-7 hari.
11
Umum
1. Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk
membantu drainase. Lakukan dengan mata tertutup.
2. Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau
sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat
mempercepat proses penyembuhan. Lakukan dengan mata tertutup.
3. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan
infeksi yang lebih serius.
4. Hindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu
menjadi penyebab infeksi.
5. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea.
Obat
1. Antibiotik topikal.
Bacitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam selama 7-
10 hari.
2. Antibiotik sistemik
Pada kasus hordeolum internum dengan kasus yang sedang sampai berat.
Dapat diberikan cephalexin atau dicloxacilin 500 mg per oral 4 kali sehari
selama 7 hari. Bila alergi penisilin atau cephalosporin dapat diberikan
12
clindamycin 300 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari atau klaritromycin 500
mg 2 kali sehari selama 7 hari.
Pembedahan
- Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus
pada margo palpebra.
- Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.
Setelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase
seluruh isi jaringan meradang di dalam kantongnya dan kemudian
diberikan salep antibiotik.
C. PEMBAHASAN
Pasien datang ke poli mata bersama ibunya dengan keluhan ada benjolan di
bawah mata kanannya. Keluhan ini sudah dirasakan sejak 1 minggu yang lalu.
Keluhan ini disertai rasa mengganjal dan nyeri. Tidak ada keluhan mata kirinya.
13
kecuali adanya benjolan berdiameter sekitar 1cm eritem batas tegas, hiperemis pada
konjungtiva forniks dan palpebra inferior mata kanannya.
Sehingga berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa pasien menderita Hordeolum pada mata
kanan, mata kiri sehat. Hordeolum pada pasien ini termasuk hordeolum eksterna
karena letaknya terdapat pada palpebra inferior (kelenjar Zeiss atau Moll).
Prognosis pada kasus ini baik, karena dapat sembuh dan tidak meninggalkan jaringa
parut. Adapun usulan terapi yang dapat diberikan pada pasien ini adalah sebagai
berikut:
Umum
1. Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk
membantu drainase. Lakukan dengan mata tertutup.
2. Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau
sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat
mempercepat proses penyembuhan. Lakukan dengan mata tertutup.
3. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan
infeksi yang lebih serius.
Obat
1. Antibiotik topikal.
Bacitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam selama 7-
10 hari. Dapat juga diberikan eritromicin salep mata untuk kasus
hordeolum eksterna dan hordeolum interna ringan.
2. Antibiotik sistemik
14
Diberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda
pembesaran kelenjar limfe di preauricular.
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum, Edisi 14, Cetakan I, Widya Medika, Jakarta,
2000: Hal...
2. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Balai Penerbit FK UI, Jakarta.
2004: Hal...
3.
15