Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Fajar Kharisma
NIM 142310101060
UNIVERSITAS JEMBER
2017
KATA PENGANTAR
Penulis
1
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................... i
KATA PENGANTAR................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................ iii
BAB 1. PENDAHULUAN............................................ 1
1.1..............................................................Latar
Belakang................................................. 1
1.2..............................................................Tujua
n............................................................. 2
1.3..............................................................Implik
asi Keperawatan...................................... 2
BAB 2.
...................................................................
TINJAUN TEORI............................................. 3
2.1..............................................................Penge
rtian........................................................ 3
2.2..............................................................Epide
miologi.................................................... 4
2.3..............................................................Etiolo
gi............................................................ 4
2.4..............................................................Klasif
kasi......................................................... 5
2.5..............................................................Manif
estasi Klinis............................................. 6
2.6..............................................................Patof
siologi dan Pathways................................ 9
2.7..............................................................Komp
likasi dan Prognosis................................. 13
2.8..............................................................Penat
alaksanaan.............................................. 14
2.9..............................................................Peme
riksaan Penunjang................................... 15
BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN.............................. 15
2
3.1 Pengkajian.............................................. 16
3.2 Pemeriksaan Penunjang........................... 19
3.3 Analisa data............................................ 20
3.4 Diagnosa................................................. 21
3.5 Intervensi................................................ 21
BAB 4. PENUTUP..................................................... 27
4.1 Kesimpulan............................................. 27
4.2 Saran..................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA................................................... 31
3
BAB 1. PENDAHULUAN
4
dengan metode nonfarmakologi, namun metode farmakologi
lebih mahal, dan berpotensi mempunyai efek kurang baik.
Metode nonfarmakologi antara lain distraksi, biofeed back,
hipnosis diri, mengurangi persepsi nyeri, serta stimulasi kutaneus
(masase, mandi air hangat, kompres panas atau dingin, dan
stimulasi saraf elektrik transkutan), hidrotherapy. Pengendalian
nyeri nonfarmakologi lebih murah, simpel, efektif, dan tanpa efek
yang merugikan, metode ini juga dapat meningkatkan kepuasan
selama persalinan karena ibu dapat mengontrol perasaannya
dan kekuatannya (Judha, Sudarti, Fauziah, 2012). Berdasarkan
latar belakang masalah diatas, penulis ingin menganalisis jurnal
tentang metode non farmakologi khususnya Hidrotherapy yang
digunakan dalam persalinan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengidentifikasi pembahasan yang berhubungan dengan
masalah.
1.3.2 Mengidentifikasi analisis menggunakan metode PICO
frame work.
5
BAB 2. ISI JURNAL
2.1 Persalinan
2.1.1 Pengertian
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai
(inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan
pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan
lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika
kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks (APN,
2008)
2.1.2 Tanda-Tanda Permulaan Persalinan
Menurut Mochtar (1998) dalam Sastrawati (2009), sebelum
terjadinya persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya
wanita memasuki bulannya atau minggunya atau harinya
yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of labor). Ini
memberikan tenda-tanda sebagai berikut :
a Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun
memasuki pintu atas panggul terutama pada
primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara.
b Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c Perasaan sering-sering atau susah kencing karena
kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
d Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya
kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang-kadang
disebut false labor pains.
e Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya
bertambah bisa bercamput darah (bloody show)
2.1.3 Mekanisme Persalinan
Menurut Sarwono (2005), Hampir 96% janin berada dalam
uterus dengan presentasi kepala dan pada presentasi kepala ini
ditemukan 58 % ubun-ubun kecil terletak kiri depan, 23% di
kanan depan, 11% di kanan belakang, dan 8 % di kiri
6
belakang. Keadaan ini mungkin disebabkan terisinya ruangan di
sebelah kiri belakang oleh kolon sigmoid dan rektum.
His adalah salah satu kekuatan pad ibu yang menyebabkan
serviks membuka dan medorng janin ke bawah. Pada presentasi
kepala, bila his sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai
masuk ke dalam rongga panggul.
Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam
keadaan sinklitismus, ialah bila arah sumbu kepala janin tegak
lurus dengan bidang pintu atas panggul. Dapat pula kepala
masuk dalam keadaan asinklitismus, yaitu arah sumbu kepala
janin miring dengan bidang pintu atas panggul. Asinlitismus
anterior menurut Naegele ialah apabila arah sumbu kepala
membuat sudut lancip ke depan dengan pintu atas panggul.
Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul
dengan ukuran yang paling kecil, yakni dengan diameter
suboksipitobregmatikus (9,5 cm) dan dengan sirkumferensia
suboksipitobregmatikus (32 cm). Sampai di dasar panggul kepala
janin berada dalam di dalam keadaan fleksi maksimal. Kepala
yang sedang turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari
belakang atas ke bawah depan. Akibat kombinasi elastisitas
diafragma pelvis dan tekanan intrauterin disebabkan oleh his
yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi, disebut pula
putaran paksi dalam. Di dalam hal mengadakan rotasi ubun-ubun
kecil akan berputar ke arah depan, sehingga di dasar panggul
ubun-ubun kecil berada di bawah simfisis. Sesudah kepala janin
sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil di bawah simfisis,
maka dengan subosiput sebagai hipomoklion, kepala
mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan. Pada tiap
his, vulva lebih membuka dan kepala janin makin tampak.
Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus membuka dinding
rektu. Dengan kekuatan his bersama dengan kekuatan
mengedan, berturut-turut tampak bregma, dahi, muka, akhirnya
7
dagu. Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi
yang disebut putaran paksi luar.
Bahu melintasi pintu atas panggul delam keadaan miring.
Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan
bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar panggul,
apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan berada dalam posisi
depan belakang. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih
dahulu baru kemudian bahu belakang. Demikian pula dilahirkan
trokanter depan terlebih dahulu, baru kemudian trokanter
belakang, kemudian bayi lahir seluruhnya.
2.2 Hidrotherapy
2.2.1 Pengertian
Hidroterapi adalah perawatan yang menggunakan air untuk
tujuan kesehatan (Arovah, 2010). Menurut Sidmar (2005),
menyatakan bahwa penggunaan air baik dalam wujud cair,
larutan, dan uap dalam terapi melawan penyakit, trauma, dan
massage (pijatan) dinamakan Hydromassage. Istilah
Hydromassage juga dikenal dengan nama hydrotherapy /
aquamassage
8
dikontrol serta dilengkapi jet shower yang bisa diarahkan
sesuai kebutuhan pelanggan.
c Whirpool
Terapi air dengan menggunakan berbagai jet atau nozzle
yang dirancang khusus dengan tekanan dan suhu yang
bisa diatur sesuai ukuran dan kebutuhan tertentu.
d Kolam Terapi (aquamedic)
Kolam terapi yang didesain dengan modifikasi jet shower
dengan tekanan tertentu pada bagian-bagian tubuh
tertentu yang sering mendapatkan keluhan secara
fisiologi dan anatomi. Tekanan dan suhu bisa diatur sesuai
dengan kebutuhan terapi serta dipadukan dengan latihan
untuk aktivitas tubuh dari mulai peregangan,latihan inti
dan rileksasi
.
9
b Jaringan Lemak
Air hangat mengendurkan otot sekaligus memiliki efek
analgesic. Tubuh yang penat akan menjadi segar kembali
dan hilang rasa penatnya jika berendam dalam air
hangat.nair hangat juga meningkatkan sirkulasi darah
tubuh.
c Endokrin
Berendam dalam air menimbulkan pelepasan dan
peningkatan temporer hormon pertumbuhan tubuh.
Tingkat sirkulasi hormon kortisol meningkat, baik di dalam
air panas maupun didalam air dingin, dan hal ini
menimbulkan rasa euphoria atau kegembiraan bagi
yang bersangkutan. Kelenjar tiroid mengeluarkan lebih
banyak hormon tiroksin yang meningkatkan kecepatan
metabolism tubuh.
d Persyarafan
Berendam dengan air sangat baik untuk menghilangkan
stress. Suhu air lebih rendah dari suhu badan kolam
rendam semula bersifat merangsang. Tetapi jika
berendam lebih lama dari 2menit justru menimbulkan
relaksasi. Oleh karena itu penggunaan kolam air sangat
baik untuk menanggulangi gangguan depresi.
10
BAB 3. INTERVENSI YANG DISARANKAN
3.1.2 Intervention
11
Tubuh memiliki metode mengontrol rasa nyeri persalinan
dalam bentuk beta-endorphin. Sebagai opiat alami, beta-
endorphin memiliki sifat mirip petidin, morfin dan heroin serta
telah terbukti bekerja pada reseptor yang sama di otak. Seperti
oksitosin, beta-endorphin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis dan
kadarnya tinggi saat berhubungan seks, kehamilan dan kelahiran
serta menyusui. Hormon ini dapat menimbulkan perasaan
senang dan euphoria pada saat melahirkan.
Rasa nyeri pada persalinan merugikan ibu dan janin.
Pemahaman mekanisme rasa nyeri selama proses persalinan
merupakan syarat mengelola rasa nyeri pada persalinan secara
optimal. Salah satu cara untuk mengurangi rasa nyeri saat
persalinan tersebut yaitu dengan teknik hidrotherapy. Teknik
hidrotherapy akan mengurangi kecemasan ibu dan nyeri
persalinan, menurunkan kadar hormon neuroendokrin lebih
efektif untuk wanita dengan nyeri tinggi dibandingkan mereka
dengan rasa sakit yang rendah, dan meningkatkan kontraksi
frekuensi rahim dan durasi berhubungan dengan peningkatan
volume plasma.
3.1.3 Comparation
Jurnal berjudul The Effects of Hydrotherapy on Anxiety,
Pain, Neuroendocrine Responses, and Contraction Dynamics
During Labor dengan intervensi menggunakan metode
hidrotherapy (perendaman, atau mandi) digunakan di seluruh
dunia untuk mempromosikan relaksasi dan mengurangi
kecemasan ibu melahirkan dan nyeri dalam persalinan, tetapi
efek psiko-fisiologis dari intervensi ini tetap tidak jelas. Wanita
yang menggunakan hidroterapi merasa santai dan terhibur oleh
air hangat dan relaksasi dapat berhubungan dengan efek
fisiologis utama perendaman, peningkatan volume darah sentral.
Berendam dalam air menimbulkan pelepasan dan peningkatan
12
temporer hormon pertumbuhan tubuh. Tingkat sirkulasi hormon
kortisol meningkat, baik di dalam air panas maupun didalam air
dingin, dan hal ini menimbulkan rasa euphoria atau
kegembiraan bagi yang bersangkutan. Kelenjar tiroid
mengeluarkan lebih banyak hormon tiroksin yang meningkatkan
kecepatan metabolism tubuh. Hal tersebut didukung dengan
jurnal yang berjudul Barriers to the Use of Hydrotherapy in Labor
menjelaskan bahwa hidroterapi selama persalinan telah terbukti
aman dan efektif untuk mengurangi rasa sakit serta
menghilangkan kecemasan.
Sedangkan, jurnal yang berjudul Effect Of SP6 Acupuncture
Point Stimulation On Labor Pain And Duration Of Labor dengan
intervensi menggunakan metode stimulasi titik akupuntur SP6
menjelaskan bahwa
3.1.4 Outcomes
13
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
15