Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
yang sangat penting, baik pada tahap persiapan (eksplorasi), selama kegiatan
operasional, maupun pada tahap penutupan tambang (pasca operasi). Survey atau
dari permukaan bumi dan data dari survey ini dapat digunakan untuk membuat
peta geologi dan peta topografi. Pada tahap persiapan (eksplorasi) kegiatan survey
sangat bermanfaat dalam pembuatan peta dasar (peta topografi daerah tambang)
yang akan digunakan untuk mengetahui sebaran atau cebakan dari bahan galian
dibutuhkan cukup banyak terutama mengenai geometri dari lokasi yang akan
lokasi tambang. Informasi (data) yang diperoleh dari kegiatan survey tersebut
nantinya akan diolah menjadi data utama yang merupakan dasar pembuatan dari
Mine Design lokasi yang akan di tambang. Dari design tersebut dapat diketahui
jumlah volume dari bahan galian yang akan tertambang serta jumlah volume
Pada saat kegiatan eksploitasi juga dilakukan survey yaitu dengan tujuan
mengevaluasi kemajuan dari tambang atau untuk mengetahui total volume dari
2
bahan galian yang telah ditambang serta sisa cadangan dari bahan galian yang
belum tergali.
pengukuran survey dengan pencatatan/data ritase alat angkut (Truck Count). Dan
lebih dalam mengenai teknik pengambilan data pada pengukuran survey serta
PT. Rimau Energy Mining yang berkecimpung dalam usaha pertambangan, dalam
hal ini penambangan batubara, tentunya tidak akan terpisah dari kegiatan survey
dapat ditemui di perusahaan ini. Hal tersebut yang menjadi latar belakang penulis
1.2.1. Maksud
Tengah.
3
1.2.2. Tujuan
1.3. Manfaat
Dengan adanya kegiatan penelitian tugas akhir ini ada beberapa manfaat
terjadi.
Dapat dijadikan bahan pertimbangan atau usulan untuk meningkatkan
OB).
4. Pengolahan data survey terhadap peta topografi daerah dan digambarkan
Factor material, Bucket Fill Factor alat, Kapasitas Alat, dan Data kinerja alat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pemetaan
Sepanjang zaman, peta telah mempunyai dampak mendalam pada kegiatan
manusia, dan dewasa ini tuntutan akan peta barangkali lebih besar dari
5
pertanian, dan banyak bidang lainnya. Peta memperlihatkan beraneka ragam ciri,
tanah, tumbuh-tumbuhan, pemilikan tanah untuk tujuan pajak, dan lokasi mineral
Peta merupakan gambaran permukaan bumi dalam skala yang lebih kecil
pada bidang datar. Suatu peta idealnya harus dapat memenuhi ketentuan
Jarak antara titik yang terletak di atas peta harus sesuai dengan jarak
dengan besar sudut atau arah sebenarnya di permukaan bumi Bentuk yang
case of horizontal measurements, the papers on which they are drawn are known
as maps or plans and in case of vertical measurements, they are called section or
setapak, gedung, jembatan, saluran, dan garis batas. (Walijatun, D. 1997: 15)
Peta topografi sangat bermanfaat dalam hal perencanaan tambang. Peta
awal tahap perencanaan untuk setiap proyek (tambang) yang baru, terdapat
banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Beberapa faktor tersebut dapat dengan
dua titik atau lebih secara langsung atau tidak langsung yang dilaksanakan
dimana sudut tersebut dihubungkan menjadi beberapa garis lurus dari suatu
poligon terbagi dua jenis yaitu poligon terbuka dan poligon tertutup :
a) Poligon terbuka yaitu poligon yang titik akhirnya dan titik awalnya pada titik
..... (3.1)
Gambar 2.1
Poligon Terbuka
kita dapat menghitung sudut jurusan AB. Untuk menentukan koordinat titik 1
diperlukan koordinat titik A, sudut jurusan A-1 dan jarak A-1, begitu pula titik 2
diperlukan koordinat titik 1, sudut jurusan dan jarak 1-2 dan seterusnya.
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa ab= (lihat rumus di samping)
a1 = ab + Sa
23 = ab + S2 - 180
b) Poligon tertutup yaitu poligon yang titik awalnya dan titik akhirnya pada titik
2. d. Sin = 0
3. d. Cos = 0
8
Gambar 2.2
Poligon Tertutup
2. Metode Fotogrametris
(seperti metode teristris), dapat pula dilakuan dengan teknik pemotretan udara,
sehingga dalam waktu yang singkat dapat terukur atau terpotret daerah yang
seluas mungkin.
memperoleh informasi yang dapat dipercaya dari foto. Fotogrametri meliputi dua
menentukan jarak, elevasi, luas, volume dan tampang melintang, serta untuk
identifikasi suatu objek pada foto. Salah satu metode fotogrametris yaitu dengan
9
menggunakan foto udara. Foto udara adalah hasil pemotretan sebagian kecil
terbang, dan melintasi daerah pemotretan pada ketinggian tertentu. (Subagio, 2003
: 63 64)
Semakin rapat titik detail yang diamati, maka semakin teliti informasi
yang tersajikan dalam peta. Dalam batas ketelitian teknis tertentu, kerapatan titik
detail ditentukan oleh skala peta dan ketelitian (interval) kontur yang diinginkan.
Pengukuran tidak langsung, titik-titik detail yang tidak harus sama tinggi,
dipilih mengikuti pola tertentu yaitu: pola kotak-kotak (spot level) dan profil
(grid) dan pola radial. Dengan pola-pola tersebut garis kontur dapat dibuat dengan
cara interpolasi dan pengukuran titik-titik detailnya dapat dilakukan dengan cara
tachymetry pada semua medan dan dapat pula menggunakan sipat datar
memanjang ataupun sipat datar profil pada daerah yang relatif datar.
yang mungkin terjadi, baik kesalahan random, kesalahan sistematis dan kesalahan
human error. Kesalahan ini bisa saja terjadi saat tahap eksplorasi, pengukuran
topografi dan pengukuran untuk pembuatan model cadangan material, atau pada
tambang. Kesalahan dalam kegiatan survey dan pemetaan tidak hanya terjadi pada
proses pengukuran lapangan saja, dapat juga terjadi pada processing data,
peta. Kesalahan survey dalam penambangan berarti akan menyajikan data dan
gambaran/peta yang salah, akibat kesalahan ini akan merambat pada kesalahan
Gambar 2.3.
Pengukuran Pola Grid dan Spot Level
yang tidak ikut dimodelkan akan tertinggal atau tidak didapat diambil
seluruhnya.
Volume galian rencana tidak sama dengan aktual sehingga cost dari
direncanakan).
Terganggunya Stabilitas/kemantapan lereng karena perubahan geometri
lereng.
Pengambilan material tambang yang salah sehingga kualitas material
kestabilan lereng.
penambangan akibat dari kegiatan survey dan pemetaan yang salah. Walaupun
survey tambang adalah kegiatan survey geodesi rendah dan cukup sederhana,
namun dilakukan dengan kaidah survey dan pemetaan yang benar, terlepas dari
asumsi bahwa kegiatan survey di tambang adalah bersifat support dan service
pada Software minescape 4.118, yaitu Metode Exact (Triangulation) dan Metode
13
End Area. Kedua metode tersebut juga sama-sama memiliki fasilitas untuk
(H 1+ H 2+ H 3)
V Prisma= x Area ................................................................ (2.4)
3
V Total = V Prisma
Area). Rumus ini digunakan untuk endapan yang mempunyai geometri teratur
(S 1+ S 2)
V =L ..................................................................................................
2
(3.5)
15
Keterangan :
V : Volume
target produksi yang harus dicapai oleh perusahaan. Interaksi antara target
produksi dengan produksi per unit alat berat akan menentukan jumlah alat yang
harus digunakan sesuai dengan kapasitas, jenis material yang akan ditangani dan
Keterangan :
q = q1 x K .................................................................................... (3.8)
dimana :
q 3600 E
Q=
CT ..................................................................................
(3.9)
dimana :
Keterangan :
b. Alat Angkut
q = n x q1 x K ................................................................................. (3.11)
dimana :
17
q 3600 E
Q=
CT .................................................................................
(3.12)
dimana :
Apabila diketahui target produksi per jam, maka jumlah alat yang diperlukan
Tp
n=
Q ............................................................................................
(3.13)
dimana :
Faktor manusia sebagai operator alat sangat sukar ditentukan dengan tepat,
sebab selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu, bahkan dari jam ke jam,
tergantung pada keadaan cuaca, kondisi alat yang dikemudikan, suasana kerja dan
lain-lain. Dalam bekerja seorang operator tak akan dapat bekerja selama 60 menit
secara penuh, sebab selalu ada hambatan-hambatan yang tak dapat dihindari
seperti pengantian komponen yang rusak, memindahkan alat ke tempat lain, dan
1. Avability Index (AI) adalah suatu cara untuk mengetahui kondisi dari alat
tersebut sesungguhnya.
W
AI = 100 ..................................................................................
W +R
(3.14)
2. Physical Avaibility (PA) adalah catatan tentang kondisi fisik dari alat yang
digunakan
W +S
PA= 100 ....................................................................... (3.15)
W + R+ S
3. Use of Ability (UA) menunjukkan berapa persen waktu yang digunakan oleh
W
UA= 100 ....................................................................... (3.16)
W +S
19
waktu kerja yang tersedia itu dapat dimantaatkan untuk bekerja secara
produktif.
W
EU = 100 ....................................................................... (3.17)
W + R+ S
digunakan (jam)
2.7 Perhitungan Truck Count
ritase alat angkut. Ritase merupakan satu siklus produksi alat angkut (hauling
menempatkan diri (Spot). Dalam perhitungan Metode Truck Count bukan hanya
ritase alat angkut saja yang menjadi variabel tetapi swell factor dan kapasitas
Keterangan :
n : Jumlah Ritase
SF : Swell Factor
20
2.8.Swell Factor
dengan baik, sehingga hanya sedikit bagian-bagian kosong (void) yang terisi
pengembangan volume itu dikenal dua istilah yaitu : Faktor pengembangan (Swell
atau material berbeda sesuai dengan jenis tanahnya seperti terlihat pada tabel
Tabel 2.1.
Representative Swell For Different Classes Of Earth
digali dari tempatnya. Di alam, material didapati dalam keadaan padat dan
yang terisi udara di antara butir-butirnya, lebih-lebih kalau butir-butir itu halus
21
sekali. Apabila material digali dari tempat aslinya, maka akan terjadi
Rumus untuk menghitung swell factor (SF) dan % swell ada dua, yaitu :
(Indonesianto, 2008)
Bank Volume
SF=
Loose Volume ......................................................................................
(3.20)
DensityBankLoose Density
Swell= x 100 .................................... (3.21)
Loose Weight
Loose Density
SF=
DensityBank .........................................................................
(3.22)
digali, yang dinyatakan dalam pay yard atau bank yard atau bank volume
atau in place volume atau volume insitu. Sedangkan material yang ditangani
22
(dimuat untuk diangkut) selalu material yang telah mengembang (loose volume).
(Indonesianto, 2008).
mangkok untuk sekali muat oleh alat gali muat dengan volume teoritis mangkok
material.
(bucket fill factor) dimana faktor pengisian mangkuk alat muat (BFF) dapat
dinyatakan sebagai perbandingan volume nyata (Va) dengan volume teoritis (Vt),
Vn
BFF = x 100% .............................................................. (3.23)
Vt
Keterangan :
2.10Weight Material
kapasitasnya) apabila belum diketahui weight per unit (unit berat) dari material
23
yang akan ditangani. Unit berat ini ada yang mengistilahkan SG (berat Jenis) atau
Tonnage factor (yaitu berat material setiap m3, misalnya 1 m3/1.5 Ton).
(Indonesianto, 2008)
Dalam menentukan jumlah data yang harus diambil agar hasil yang
diperoleh lebih teliti, maka digunakan metode statistik distribusi student dengan
(3.24)
b. Interval ketelitian dari jumlah data pengamatan :
I M =2 x , 90 x
M ............................................................................
(3.25)
c. Standar deviasi :
R
=
d ................................................................................................
(3.26)
Keterangan :
R : selisih antara nilai terbesar dan terkecil dari data yang diambil.
24
d : suatu faktor yang nilainya tergantung dari jumlah data pengamatan yang
diambil (tabel).
: standart deviasi.
Tabel 2.2.
Harga t untuk Distribusi Student Dengan C = 0,90
25
Tabel 2.3.
Nilai Faktor d
BAB III
26
METODE PENELITIAN
PT. Rimau Energy Mining, salah satu anak perusahaan PT. Rimau
Barito Timur Nomor 287 Tahun 2009 tanggal 18 Mei 2009, tentang
Galian Batubara.
keputusan Bupati Barito Timur Nomor 287 tahun 2009 tentang izin usaha
penyelidikan umum) atas nama PT. Rimau Energy Mining telah memenuhi
memiliki kantor di Jalan Jend. A. Yani No. 24B, Desa Matabu, Kecamatan
1. Pembersihan lahan
tanah lainnya.
penutup yang digali akan dibuang ke bekas pit yang telah dilakukan
penambangan.
stock.
Gambar 3.1.
Struktur Organisasi PT. Rimau Energy Mining
(sumber : PT. Rimau Energy Mining)
.2.1. Lokasi
Operasi Produksi PT. Rimau Energy Mining dapat dilihat pada Gambar
Tabel 3.1.
Gambar 3.2.
Batas IUP PT. Rimau Energy Mining
Tabel 3.1
Koordinat Batas WIUP PT. Rimau Energy Mining
30
melalui jalan beraspal baik dan jalan tanah dengan kondisi kurang
Gambar 3.3.
Peta Kesampaian Derah PT. Rimau Energy Mining
(Sumber : PT. Rimau Energy Mining)
34
32
basah, suhu udara pada siang hari relatif panas bisa mencapai 34C. Curah
Tabel 3.2
Data Curah Hujan di sekitar Daerah Kabupaten Barito Timur
pola aliran yang tidak teratur (dendritik) dan terdapat beberapa meander,
Barito.
.4.1.2. Stratigrafi
dan rawa.
sesar belum dapat ditentukan, namun diduga berupa sesar geser, dan
sesar normal. Kegiatan tektonik yang baru diketahui dengan jelas adalah
sebelum tersier.
35
Gambar 3.4.
Korelasi Satuan Batuan
(Sumber : PT. Rimau Energy Mining)
26
36
38
26
37
.5.1.1. Morfologi
Pola aliran sungai bersifat dendritik yang bermuara pada Sungai Barito
3.5.1.2. Litologi
mencapai 1 meter. Litologi batuan pada derah penelitian dapat dilihat pada
Gambar 3.4.
Gambar 3.5.
Contoh Log Bor PT. Rimau Energy Mining
(Sumber : PT. Rimau Energy Mining)
38
1. Buku tulis
2. Alat tulis
2. Buku tulis
3. Alat tulis
4. Laptop
39
a. Tahap Persiapan
Dari hasil penelitian lapangan dan dengan analisis data primer dan
kerja
40
3.6.2. Proses
ini meliputi:
laporan penelitian.
akan di ambil.
lingkungan.
3. Melakukan evaluasi dan pengolahan data berdasarkan literatur yang
Selanjutnya data yang diperoleh dari hasil kegiatan ini serta data
Maret April
I II III IV I II III IV
Jenis Kegiatan
Studi Literatur
Observasi Lapangan
Pengambilan Data
Pengolahan Data
Penyusunan Laporan
DAFTAR PUSTAKA
42