You are on page 1of 11

UJI ABU TERBANG PLTU ASAM ASAM SEBAGAI BAHAN

PEMBUATAN BATA RINGAN

Ninis Hadi Haryanti1

ABSTRAK. Berbagai penelitian mengenai pemanfaatan abu terbang batubara sedang


dilakukan untuk meningkatkan nilai ekonomisnya serta mengurangi dampak buruknya
terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk memanfatkan limbah pembakaran
batubara pada PLTU yaitu Abu Terbang (Fly Ash) untuk pembuatan beton bata ringan
nonstruktur. Telah dilakukan uji terhadap abu terbang dari limbah batubara yang
digunakan pada PLTU Asam asam dengan hasil kandungan silika relatif tinggi (74,2%
SiO2) sedangkan alumina tidak terlalu tinggi (5,7% Al2O3), dan Fe2O3 sekitar 14,4%.
Kandungan logam alkali (2,4% CaO dan 2,03% MgO) mendukung pembentukan ikatan
material aluminosilikat. Karena kandungan CaO sekitar 2,4%, maka abu ini termasuk
abu terbang kualitas ASTM kelas F. Abu terbang kelas F ini kadar kapurnya rendah
(CaO < 10%), cocok berfungsi sebagai bahan low/ultra-low cement castable refractory
yang tahan suhu tinggi. Komposisi kimia limbah abu terbang PLTU Asam asam
Kalimantan Selatan menunjukkan bahwa kadar Al2O3 yaitu Al2O3 : SiO2 = 5,7% : 74,2%
atau nilai Al2O3/SiO2 = 0,076819, yang berarti kadar alumina sangat kecil dibandingkan
dengan silikanya. Dari hasil tersebut terlihat bahwa fly ash yang digunakan termasuk
dalam kategori fly ash tipe F (ACI Manual of Concrete Practice 1993 Part 1 226.3R-3),
dengan kadar SiO2 + Al2O3 + Fe2O3 lebih dari 70% dan sesuai dengan syarat SNI 03-
2460-1991. Fly ash kelas F disebut juga low-calcium fly ash, yang tidak mempunyai sifat
cementitious dan hanya bersifat pozolanic. Oleh karena itu, limbah abu terbang PLTU
Asam asam dapat digunakan sebagai bahan campuran (sebagai agregat) pembuatan
bata ringan.

Kata kunci: abu terbang, bata ringan, komposisi kimia abu terbang

PENDAHULUAN terbang adalah limbah batubara yang


Batubara banyak digunakan oleh sangat halus, terbawa keluar dari
industri dan Pusat Listrik Tenaga Uap tungku pembakaran bersama gas
(PLTU) sebagai bahan bakar boiler buangan yang lain. Fly ash berisi 70-
untuk menghasilkan kukus (steam) 80% dari batubara (coal ash), dan
sebagai media pemanas atau sisanya menjadi bottom ash.
pembangkit listrik. Dari pembakaran (http://www.mountain-plain.org,2006).
batubara dihasilkan sekitar 5% polutan Menurut Asisten Teknik
padat yang berupa abu (fly ash dan Operasional PLTU Asam-asam (2013),
bottom ash), di mana sekitar 10-20% tumpukan abu batubara hasil
adalah bottom ash (abu dasar) dan pembakaran dua pembangkit PLTU
sekitar 80-90% fly ash (abu terbang) Asam-asam, Kabupaten Tanah Laut
dari total abu yang dihasilkan. Abu mencapai 130.000 ton. Jumlah ini akan

1
Program Studi Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

129
130 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 2, Agustus 2014 (129 139)

terus bertambah mengingat produksi (Aziz, 2006). Abu terbang dapat


perhari abu batubara mencapai 60 ton digunakan sebagai mineral filler karena
dari penggunaan 4.400 ton batubara ukuran partikel yang sangat lembut
untuk pembangkit unit 1 dan 2. Terlebih sehingga dapat sebagai pengisi rongga
saat ini PLN Wilayah Kalimantan dan sebagai pengikat antar agregat.
Selatan dan Kalimantan Tengah Bahan campuran substitusi semen dan
tersebut, mulai mengoperasikan PLTU abu terbang kini banyak dibutuhkan.
unit 3 dan 4 berkapasitas 130 Hal ini disebabkan bahan campuran
megawatt, dengan jumlah limbah abu semen yang berasal dari abu bekas
terbang yang dihasilkan 60 ton perhari. pembakaran batubara mempunyai
Jika limbah abu ini tidak ditangani akan keunggulan daya lekat yang kuat
menimbulkan masalah pencemaran karena mengandung silika dan alumina
lingkungan. Komponen utama dari abu dengan kadar kapur yang rendah.
terbang batubara yang berasal dari Selain itu abu terbang digunakan
pembangkit listrik adalah silikat (SiO2), sebagai bahan tambahan dalam
alumina (Al2O3), dan besi oksida komposisi meterial pembuatan batako,
(Fe2O3), sisanya adalah karbon, conblock, bata rejal, paving block,
kalsium, magnesium, dan belerang. panel dinding, beton casting, paving
Berbagai penelitian mengenai block dan batako serta ready mix
pemanfaatan abu terbang batubara (concrete beton).
sedang dilakukan untuk meningkatkan Komposisi abu terbang dalam
nilai ekonomisnya serta mengurangi campuran pembuatan bahan bangunan
dampak buruknya terhadap lingkungan. dipakai sekitar 20% (Pelaihari, 2007).
Saat ini pada umumnya abu terbang Fly ash dimanfaatkan sebagai
batubara digunakan dalam pabrik pengganti Semen Portland, batu bata
semen sebagai salah satu bahan beton ringan, material konstuksi jalan,
campuran pembuat beton. Abu terbang material pekerjaan tanah (Wardani,
biasanya banyak dimanfaatkan dalam 2008). Selain itu Fly Ash juga
perusahaan industri karena abu dimanfaatkan sebagai bahan baku
terbang ini mempunyai sifat pozolanik, keramik, refraktori, bahan penggosok
sedangkan untuk abu dasar sangat (polisher) filler aspal, bahan baku
sedikit pemanfaatannya dan biasanya semen aditif dalam pengolahan limbah,
digunakan sebagai material pengisi adsorben (Acosta, 2009), filler di
Basri, M.H., dkk. Analisis Keberadaan Biji Besi .....131

aluminium alloy dan pozolana di beton yang memanfaatkan abu terbang


(Aggarwal, 2010). limbah industri PLTU yang dianggap
Dengan semakin meningkatnya kurang bermanfaat.
volume limbah abu terbang batubara,
hal ini akan menjadi masalah TINJAUAN PUSTAKA
lingkungan yang besar. Berdasarkan Karakteristik Abu Terbang
observasi di lapangan, hamparan Abu terbang merupakan limbah
limbah batubara di PLTU Asam-asam padat hasil dari proses pembakaran di
akan direklamasi untuk masa yang dalam furnace pada PLTU yang
akan datang. Sejalan dengan kemudian terbawa keluar oleh sisa-sisa
perkembangan pembangunan di pembakaran serta di tangkap dengan
Kalimantan Selatan, kebutuhan bahan mengunakan elektrostatik precipitator.
bangunan khususnya bata ringan juga Bahan ini terutama terdiri dari silikon
semakin meningkat. Sementara itu, dioksida (SiO2), aluminium oksida
limbah abu terbang batubara yang (Al2O3) dan besi oksida (Fe2O3).
dibuang oleh PLTU Asam-asam Faktor-faktor utama yang
sebenarnya mempunyai potensi mempengaruhi kandungan mineral fly
digunakan untuk campuran bahan ash (abu terbang) batubara adalah: (a).
bangunan tersebut. Dengan banyaknya Komposisi kimia batubara, (b). Proses
limbah abu terbang batubara serta pembakaran batubara, (c). Bahan
kebutuhan bata ringan, kondisi ini tambahan yang digunakan termasuk
memberikan upaya penelitian yaitu bahan tambahan minyak untuk
dengan memanfaatkan abu terbang stabilisasi nyala api dan bahan
untuk bahan pembuatan bata ringan. tambahan untuk pengendalian korosi.
Tujuan yang ingin dicapai dalam Dari sejumlah abu yang dihasilkan
penelitian ini adalah memanfatkan dalam proses pembakaran batubara,
limbah pembakaran batubara dari maka sebanyak 55% - 85 % berupa
PLTU Asam Asam Kalimantan Selatan abu terbang (fly Ash) dan sisanya
yaitu Abu Terbang untuk pembuatan berupa abu dasar (Bottom Ash). Kedua
beton bata ringan nonstruktur. jenis abu ini memiliki perbedaan
Pemanfaatan abu terbang untuk karakteristik serta pemanfaatannya.
pembuatan bata ringan ini, diharapkan Abu terbang banyak
dapat menjadi sumber informasi dimanfaatkan dalam perusahaan
mengenai karakteristik bata ringan industri karena abu terbang ini
132 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 2, Agustus 2014 (129 139)

mempunyai sifat pozolanik, sedangkan komposisi dan sifat-sifat mineral-


abu dasar sangat sedikit mineral pengotor dalam batubara serta
pemanfaatannya dan biasanya proses pembakarannya. Dalam proses
digunakan sebagai material pengisi pembakaran batubara ini titik leleh abu
(Aziz, 2006). Adapun karakteristik abu batubara lebih tinggi dari temperatur
terbang: pembakarannya. Dan kondisi ini
a. Dari segi gradasinya, jumlah menghasilkan abu yang memiliki
prosentase yang lolos dari saringan tekstur butiran yang sangat halus. Abu
No. 200 (0,074 mm) berkisar antara terbang batubara terdiri dari butiran
60% sampai 90%. halus yang umumnya berbentuk bola
b. Warna dari abu terbang dapat padat atau berongga. Ukuran partikel
bervariasi dari abu-abu sampai hitam abu terbang hasil pembakaran
tergantung dari jumlah kandungan batubara bituminous lebih kecil dari
karbonnya, semakin terang semakin 0,075 mm. Kerapatan abu terbang
rendah kandungan karbonnya. berkisar antara 2100 sampai 3000
c. Abu terbang bersifat tahan air kg/m3 dan luas area spesifiknya (diukur
(hydrophobic). berdasarkan metode permeabilitas
d. Komponen utama abu terbang udara Blaine) antara 170 sampai 1000
adalah silikon (Si), aluminium (Al), m2/kg. Adapun sifat-sifat fisiknya antara
besi (Fe) dan kalsium (Ca) dengan lain: (a) Warna: abu-abu keputihan, (b)
variasi kandungan karbon. Ukuran butir: sangat halus yaitu sekitar
88 %.
Sifat-sifat Abu Terbang 2) Sifat Kimia
Abu terbang mempunyai sifat- Komponen utama dari abu
sifat yang sangat menguntungkan di terbang batubara yang berasal dari
dalam menunjang pemanfaatannya pembangkit listrik adalah silika (SiO2),
yaitu : alumina (Al2O3), besi oksida (Fe2O3),
1) Sifat Fisik dan kalsium oksida (CaO), sisanya
Abu terbang merupakan material adalah karbon, magnesium, dan
yang di hasilkan dari proses belerang. Sifat kimia dari abu terbang
pembakaran batubara pada alat batubara dipengaruhi oleh jenis
pembangkit listrik, sehingga semua batubara yang dibakar dan teknik
sifat-sifatnya juga ditentukan oleh penyimpanan serta penanganannya.
Basri, M.H., dkk. Analisis Keberadaan Biji Besi .....133

Pembakaran batubara lignit dan butiran halus yang umumnya berbentuk


sub/bituminous menghasilkan abu bola padat atau berongga. Ukuran
terbang dengan kalsium dan partikel abu terbang hasil pembakaran
magnesium oksida lebih banyak batubara bituminous lebih kecil dari
daripada bituminus. Namun, memiliki 0,075 mm. Kerapatan abu terbang
kandungan silika, alumina, dan karbon berkisar antara 2100-3000 kg/m3 dan
yang lebih sedikit daripada bituminous. luas area spesifiknya antara 170-1000
Abu terbang batubara terdiri dari m2/kg.

Tabel. Komposisi kimia abu terbang batubara


Bituminous Sub-bituminous Lignite
Komponen
(%) (%) (%)
SiO2 20-60 40-60 15-45
Al2O3 5-35 20-30 10-25
Fe2O3 10-40 4-10 4-15
CaO 1-12 5-30 15-40
MgO 0-5 1-6 3-10
SO3 0-4 0-2 0-10
Na2O 0-4 0-2 0-6
K2O 0-3 0-4 0-4
LOI 0-15 0-3 0-5
Sumber: Wardani, Sri Prabandiyani Retno. 2008.

Menurut ASTM C618 fly ash penting diketahui, bahwa tidak semua
dibagi menjadi dua kelas yaitu fly ash fly ash dapat memenuhi persyaratan
kelas F dan kelas C. Perbedaan utama ASTM C618, kecuali pada aplikasi
dari kedua ash tersebut berdasarkan untuk beton, persyaratan tersebut
banyaknya kalsium, silika, aluminium harus dipenuhi.
dan kadar besi di ash tersebut. Fly ash kelas F merupakan fly
Walaupun kelas F dan kelas C sangat ash yang diproduksi dari pembakaran
ketat ditandai untuk digunakan fly ash batubara anthracite atau bituminous,
yang memenuhi spesifikasi ASTM mempunyai sifat pozzolanic dan untuk
C618, namun istilah ini lebih umum mendapatkan sifat cementitious harus
digunakan berdasarkan asal produksi diberi penambahan quick lime,
batubara atau kadar CaO. Yang hydrated lime, atau semen. Fly ash
134 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 2, Agustus 2014 (129 139)

kelas F ini kadar kapurnya rendah antara 600 1600 kg/m3. Karena itu
(CaO < 10%). keunggulan beton ringan utamanya ada
Fly ash kelas C diproduksi dari pada berat, sehingga apabila
pembakaran batubara lignite atau sub- digunakan pada proyek bangunan
bituminous selain mempunyai sifat tinggi secara signifikan dapat
pozolanic juga mempunyai sifat self- mengurangi berat bangunan itu sendiri.
cementing (kemampuan untuk Yothin Ungkoon, et. al (2007)
mengeras dan menambah strength menganalisis tentang material
apabila bereaksi dengan air) dan sifat mikrostruktur beton ringan aerasi
ini timbul tanpa penambahan kapur. (autoclaved aerated concrete) pada
Biasanya mengandung kapur (CaO) > konstruksi dinding dengan
20%. (Mulyono, 2005). menggunakan optikal mikroskop dan
scanning electron mikroskopis (SEM).
Beton Ringan Pengujian dilakukan dengan
Teknologi material bahan membandingkan dinding menggunakan
bangunan berkembang terus AAC dan dinding biasa. Dinding AAC
diantaranya adalah pengembangan memberikan hasil kuat tekan lebih
beton ringan. Beton ringan adalah besar dan sifat ketahanan terhadap
beton yang memiliki berat jenis panas yang lebih baik.
(density) lebih ringan daripada beton
pada umumnya. Beton ringan disebut METODE PENELITIAN
juga sebagai beton ringan aerasi ALC Penelitian ini bersifat kuantitatif
(Aerated Lightweight Concrete) atau yang dilakukan di PT. Geoservices
sering disebut juga AAC (Autoclaved Banjarbaru Kalimantan Selatan dengan
Aerated Concrete). Sebutan lainnya bahan abu terbang dari PLTU Asam
adalah Autoclaved Concrete, Cellular asam, serta menggunakan alat/metode
Concrete (semen dengan cairan kimia analisis kimia dengan AAS.
penghasil gelembung udara), Porous
Concrete, dan di Inggris disebut HASIL PENELITIAN
Aircrete and Thermalite. Tidak seperti Abu terbang PLTU Asam-asam
beton biasa, berat beton ringan dapat berupa tepung halus berwarna abu-abu
diatur sesuai kebutuhan. Pada tua kehitaman. Secara umum
umumnya berat beton ringan berkisar komposisi komponen abu terbang
Basri, M.H., dkk. Analisis Keberadaan Biji Besi .....135

PLTU di seluruh dunia relatif sama, tinggi, yaitu saat alkali meleleh, posisi
yang berbeda adalah persentase alkali digantikan oleh udara, sehingga
kandungan senyawa kimianya sesuai membentuk partikel bulat dengan
dengan jenis batubara yang dipakai lubang di dalamnya (densitas rendah).
(Aziz dan Ardha, 2006). Komponen Hasil uji komposisi kimia abu
mineral utama abu terbang adalah terbang PLTU Asam-asam ditunjukkan
aluminosilikat, besi oksida, silikat pada Tabel 2. Kandungan silika relatif
densitas rendah (cenosphere) dan sisa tinggi (74,2% SiO2), alumina tidak
karbon, serta kemungkinan adanya terlalu tinggi (5,7% Al2O3), dan Fe2O3
mineral mullite. Mullite (3Al2O3.2SiO2) sekitar 14,4%. Sebagai perbandingan
adalah mineral alumina silikat yang abu terbang PLTU Suralaya
tahan terhadap suhu tinggi hingga mengandung silika sedikit lebih rendah
sekitar 1875C, tetapi karena masih (73% SiO2), aluminanya lebih tinggi
ada mineral kuarsa kemungkinan yaitu 11% Al2O3, dan Fe2O3 jauh lebih
ketahanan terhadap suhu akan rendah yaitu sekitar 6% (Aziz dan
berkurang. Partikel - partikelnya Ardha, 2006). Dari perbandingan
berbentuk membulat. Cenosphere tersebut terlihat ada korelasi rendahnya
berasal dari senyawa alkali silikat yang kandungan besi dengan tingginya
telah mengalami pembakaran suhu kandungan SiO2 atau sebaliknya.

Tabel 2. Komposisi kimia abu terbang PLTU Asam-asam, Kalimantan Selatan

Uraian Prosentase
SiO2 74,20
Al2O3 5,70
Fe2O3 14,40
CaO 2,40
MgO 2,03
Na2O 0,06
TiO2 0,47
P2O5 0,051
K2O 0,260
Mn3O4 0,160
SO3 -
Sumber: Hasil Uji di Laboratorium PT Geoservices Banjarbaru Kalimantan Selatan

Kandungan logam alkali (2,4% CaO pembentukan ikatan material


dan 2,03% MgO) mendukung aluminosilikat. Kandungan mineral
136 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 2, Agustus 2014 (129 139)

besi (14,4% Fe2O3) berupa magnetit, bituminous, mempunyai sifat


jika mungkin dapat dipisahkan pozzolanic dan untuk mendapatkan
dengan magnetic separator sifat cementitious harus diberi
sepanjang tidak menurunkan penambahan semen. Abu terbang
kandungan alumina dan SiO 2 nya. kelas F ini kadar kapurnya rendah
Karena kandungan CaO sekitar (CaO < 10%), cocok berfungsi
2,4%, maka abu ini termasuk abu sebagai bahan low/ultra-low cement
terbang kualitas ASTM kelas F. Abu castable refractory yang tahan suhu
terbang kelas F: merupakan abu tinggi. Adapun syarat abu terbang
terbang yang diproduksi dari menurut SNI 03-2460-1991
pembakaran batubara anthracite atau ditunjukkan oleh Tabel 3.

Tabel 3. Syarat fly ash SNI 03-2460-1991


No. Senyawa Kadar (%)
1 Jumlah oksida SiO2+Fe2O3 Minimum 70,0
2 SO3 maks 6,0
3 Hilang pijar maks 5,0
4 Kadar air maks 3,0
5 Total alkali dihitung sebagai Na3O maks 1,5

Komposisi kimia limbah abu juga low-calcium fly ash, yang tidak
terbang PLTU Asam asam Kalimantan mempunyai sifat cementitious dan
Selatan seperti terlihat pada Tabel 2. hanya bersifat pozolanic. Oleh karena
menunjukkan bahwa kadar Al2O3 yaitu itu, limbah abu terbang PLTU Asam
Al2O3 : SiO2 = 5,7% : 74,2% atau nilai asam dapat digunakan sebagai bahan
Al2O3/SiO2 = 0,076819, yang berarti campuran (sebagai agregat)
kadar alumina sangat kecil pembuatan bata ringan.
dibandingkan dengan silikanya. Tabel
3 menunjukkan fly ash yang digunakan KESIMPULAN
termasuk dalam kategori fly ash tipe F Abu terbang PLTU Asam Asam
(ACI Manual of Concrete Practice mempunyai kandungan silika relatif
1993 Part 1 226.3R-3), dengan kadar tinggi (74,2% SiO2) dan alumina tidak
SiO2 + Al2O3 + Fe2O3 lebih dari 70% terlalu tinggi (5,7% Al2O3), serta Fe2O3
dan sesuai dengan syarat SNI 03- sekitar 14,4%. Disamping itu
2460-1991. Fly ash kelas F disebut kandungan kadar kapur yang rendah
Basri, M.H., dkk. Analisis Keberadaan Biji Besi .....137

(CaO sekitar 2,4%), maka abu terbang Aziz., Muchtar, Ngurah Ardha. 2006.
Percobaan Pendahuluan
tersebut termasuk Fly ash kelas F
Pembuatan Refraktori Cor dari
disebut juga low-calcium fly ash, yang Abu Terbang Suralaya.
www.tekmira.esdm.go.id. Di
tidak mempunyai sifat cementitious dan
akses pada tanggal 27 Februari
hanya bersifat pozolanic. Oleh karena 2011.
itu, limbah abu terbang PLTU Asam
Aziz.,M. 2012. Karakterisasi Mineral
asam dapat digunakan sebagai bahan Ampas Serta Evaluasinya
Untuk Pembuatan Material
campuran (sebagai agregat)
Geopolimer Bangunan,
pembuatan bata ringan. Puslitbang Teknologi Mineral
dan Batubara tek-MIRA Jurnal
Teknologi Pengelolaan Limbah
DAFTAR PUSTAKA (Journal of Waste Management
Acosta, Dafi.2009. Pemanfaatan Fly Technology), ISSN 1410-9565
Ash(Abu Terbang) Dari Volume 15 Nomor 1, Juli 2012
Pembakaran Batubara Pada (Volume 15, Number 1, July,
PLTU Suralaya Sebagai Bahan 2012) Pusat Teknologi Limbah
Baku Pembuatan Refraktori Radioaktif (Radioactive Waste
Cor. Technology Center)
Aggarwal, Vanita dkk.2010. Concrete Chandra, 2005, Toksisitas Abu
Durability through High Volume terbang Dan Abu Dasar Limbah
Fly Ash Cocrete PLTU Batubara, Puslitbang
(HVFC) a Literature review. Teknologi Mineral dan
International Journal of Batubara,
Engineering Science and wm@tekmira.esdm.go.id
Techgies vol 2 Coal
Antono, A. 1995. Teknologi beton. FlyAsh://http://www.tfhrc.gov/hnr20/red
Penerbit Universitas Atma Jaya, y/waste/cfa51.htm
Yogyakarta
Cripwell, J.B, 1992, Pulveriszed Fuel
ASTM C618-94a,1994, Standart Test Ash: Understanding The
methods for Coal Fly Ash and Material, National Seminar The
Raw or Calcined Natural use of PFA in construction,
Pozzolan forUuse as A Mineral Concrete Technology Unit,
Amixture in Porland Cement Department of Civil
Concrete, USA. Eengineering, University of
Dundee.
Aziz.,M; Ardha.,N. 2006. Karakterisasi
abu terbang PLTU Suralaya Fly Ash:
dan evaluasinya untuk refraktori http://en.wikipedia.org/wiki/Fly_ash
cor, Jurnal Teknologi Mineral
dan Batubara, no.36, Tahun 14, Fly Ash Powder:
Puslitbang Teknologi Mineral http://www.rmajko.com/Flyash.hml/
dan Batubara, ISSN 0854-7890.
Genowefa Zapotoczna, et. al. 2011.
Autoclaved Aerated Concrete
138 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 2, Agustus 2014 (129 139)

Properties on the basis of Improving freezing and thawing


current research results properties of Fly Ash Bricks:
conducted by ICiMB - Research http://www.flyash.info/2005/20li
and Development Center for u.pdf
Cellular Concrete Industry
CEBET and Building Research Khairunisa, 2007, Teknologi
Institute. Handbook for AAC Pengolahan dan Pemanfaatan
producers and users. Magazine Batubara, Jurnal Ilmiah
of Concrete Producers
Association. 5 Interantional Mulyono, T. 2005. Teknologi Beton.
Conference of Autoclaved Penerbit Andi. Yogyakarta.
Aerated Concrete.
Nugraha, P dan Antoni. 2007.
http://kompas.com/kompas- Teknologi beton, dari material,
cetak/0707/02/opini/3644225.ht pembuatan, ke beton kinerja
m tinggi. Penerbit Andi Yogyakarta
dan LPPM Universitas Kristen
http://portal.djmbp.esdm.go.id/sijh/SNI Petra.
%2013-4726
1998_Klasifikasi%20Sumberday Pelaihari, 2007, Fly Ash sebagai
a%20Mineral%20dan%20Cada Substitusi Semen, Puslitbang
ngan.pdf Teknologi Mineral dalam
Batubara.
http://www.bgl.esdm.go.id/dmdocumen
ts/jurnal20080306.pdf Suyartono. 2004. Hidup dengan
Batubara (Dari Kebijakan
http://www.mountain-plain.org,2006 hingga Pemanfaatan), No:
001/IX/2001, ISBN: 979-96649-
http://www.pssda.org/pdf/spek_insdal1 0-X
d.pdf
Tjokrodimulyo, K. 2007. Teknologi
beton. Biro Penerbit KMTS FT
http://www.tekmira.esdm.go.id/HasilLit UGM. Yogyakarta.
bang/
Wang, B., Panigrahi, S., Tabil, L.,
http://www.tekmira.esdm.go.id/kp/Pen Crerar, W.J., Powell, T., Kolybaba, M.,
golahanMineral/pemanfaatanlim and Sokhansanj, S. 2003. Flax Fiber-
bah.asp Reinforced Thermoplastic Composites.
Journal The Society for Eng. In
http://b3.menlh.go.id/s/phpad,2009 Agricultural, Food, and
Biological Systems, Dep. of
http://www.eramuslim.com/konsultasi/a Agricultural and Bioresource
rsitektur/penggunaan-bata- Eng. Univ. of Saskatchwan.,
celcon.htm Canada.

http://www.ilustri.org/ Wardani, Sri Prabandiyani Retno.


2008. Pemanfaatan limbah
http://indograha.co.id/ batubara (Fly Ash) untuk
stabilisasi tanah maupun
http://www.pu.go.id/ keperluan teknik sipil lainnya
Basri, M.H., dkk. Analisis Keberadaan Biji Besi .....139

dalam mengurangi pencemaran Wall Construction Materials. J.


lingkungan. Jurnal: Fakultas Ind. Eng. Chem., Vol. 13, No. 7,
Teknik Universitas Diponegoro. (2007) 1103-1108. Received
July 11, 2007; Accepted
Yothin Ungkoon, et. al. 2007. Analysis November 9, 2007.
of Microstructure and Properties
of Autoclaved Aerated Concrete

You might also like