Professional Documents
Culture Documents
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK I :
1 ANNISA A 6 MUNAWAROH
2 DEBY M U 7 NENI A
3 IMMA S 8 OKTIA N
4 MAULIDIA 9 RAHWATUSSUPIYA
H
5 MICHELE A 10 RINI
11 SRI W
Lansia dapat dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia.
Proses menjadi lansia merupakan proses alamiah yang dapat terjadi pada setiap orang.
Dimana keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan
keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan
penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual.
Aspek yang juga mengalami penurunan secara degenerative adalah fungsi kognitif
(kecerdasan/pikiran). Salah satu contoh gangguan degeratif kognitif pada lansia adalah
demensia.
Demensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan
ingatan/memori sedemikian berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari
(Brocklehurst and Allen, 1987 dalam Boedhi-Darmojo, 2009). Pada lansia dengan
demensia penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan,
dimana terjadi gangguan ingatan, pikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan
perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian, sehingga terkadang terjadi
gangguan terhadap bio-psiko-sosial-spritual pada lansia.
Menurut data dari kementrian kesehatan RI pada bulletin lansia tahun 2013 data lansia di
Indonesia mengalami peningkatan 7,59% pada tahun 2011 dengan usia harapan hidup
rata-rata 69,5 tahun. Situasi global pada saat ini di antaranya adalah setengah jumlah
lansia di dunia (400 juta jiwa) berada di Asia, Pertumbuhan lansia pada negara sedang
berkembang lebih tinggi dari negara yang sudah berkembang. Masalah terbesar lansia
adalah penyakit degenerative. Diperkirakan pada tahun 2050 sekitar 75% lansia
penderita penyakit degeneratif tidak dapat beraktifitas (tinggal di rumah).
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada kelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas
diguanakan sebagai terapi dan kelompok diguanakan sebagai target asuhan. Di dalam
kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan
menjadi laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku yang maladaptif.
Salah satu wisma yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budhi Mulya II
Cengkareng Jakarta Barat adalah Wisma Pisang dan Mangga dengan kondisi lansia yang
sehat fisik dan mental, yang mana wisma pisang merupakan wisma untuk lansia laki-
laki, wisma mangga merupakan tempat untuk lansia perempuan.
Sebagian besar lansia di wisma pisang dan mangga aktivitasnya dilakukan secara
mandiri. Dalam kesehariannya, sebagian besar waktu lansia dihabiskan dengan
melakukan kegiatan yang tesedia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 2
Cengkareng dan ada sebagian yang hanya didalam kamar saja. Di wisma pisang dan
mangga sarana hiburannya terbatas tetapi setiap hari selalu ada kegiatan yang diadakan
Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 2 Cengkareng sehingga lansia bisa
melakukan kegiatan yang ingin dilakukan lansia.
Berdasarkan hasil survey di lapangan dengan melakukan skrining pada lansia di dua
wisma dengan menggunakan MMSE ditemukan sebanyak 60,4% mengalami gangguan
kognitif.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan hasil survey di atas, maka mahasiswa/i Profesi Ners FIK UMJ akan
melakukan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) dengan materi senam GLO ( Gerak Latih
Otak) pada lansia dengan gangguan kognitif.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukannya Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) senam otak diharapakan
dapat mempertahankan daya ingat dan konsentrasi lansia.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui manfaat senam otak
b. Mampu melakukan senam otak
c. Senam Otak dapat dimasukan dalam jadwal kegiatan panti.
D. MANFAAT KEGIATAN
1. Memperlambat kepikunan.
2. Menghilangkan stres.
3. Meningkatkan konsentrasi.
4. Membuat emosi lebih tenang.
E. SASARAN STRATEGIS
1. Lansia yang ada di wisma pisang dan mangga
2. Petugas yang berdinas di PSTW Budi Mulia 2
3. Lansia yang mampu melakukan aktivitas fisik
4. Lansia yang kooperative
F. PEMECAHAN MASALAH
Pemecahan masalah dilakukan dengan cara melakukan skrining pada lansia yang
termasuk dalam sasaran strategis. Kemudian di lakukan pendampingan selama kegiatan
TAK berlangsung oleh petugas panti
G. PERENCANAAN
1. Hari/ Tanggal : Selasa, 13 Desember 2016
2. Waktu : pukul 15.00 s.d 15.15 WIB
3. Tempat : Aula PSTW Budhi Mulya II
4. Topic : Senam Otak
5. Peserta : Lansia wisma pisang dan mangga
Petugas PSTW Budi Mulia 2
6. Metode : Demonstrasi / role play
7. Media : sound system, leaflet
8. Setting Tempat :
Ket:
:Leader : Fasilitator
: Co leader : Lansia
: Observer
H. PENGORGANISASIAN
1. Pengarah : Ns. Nana S, M.Kep.,Sp.Kep.Kom
2. Ketua Pelaksana : Munawarah, S.Kep
3. Sekertaris : Anisa amtsalina, S.Kep
4. TIM Terapis :
a. Instruktur Senam Otak : Michelle Andrea, S.Kep
b. Leader : Imma Suryandari, S.kep
c. Co-Leader : Neni Agustiani, S.kep
d. Fasilitator : Ruhwatusupiah, S.kep
- Rini, S.Kep
- Maulidia, S.kep
- Sri Wahyuni, S.kep
- Oktia N, S.kep
I. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari : Selas, 13 Desember 2016
Waktu : 15 menit
J. RENCANA ANGGARAN
Snack dan minum : Rp. 7.000 x 30 orang = Rp. 210.000
MATERI SENAM OTAK
A. DEFINISI
Senam merupakan salah satu tindakan yang jarang sekali dilakukan para lansia,banyak
lansia yang mengeluh badannya capek dan pegal itu semua dikarenakan kurangnya
pergerakan otot-otot. Kebanyakan lansia tidak mau melakukan senam karena capek,males
dan lain-lain, maka dari itu kita sebagai perawat harus bisa mengajak para lansia untuk
melakukan senam, salah satunya yaitu senam otak.
Senam otak adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana. Gerakan itu
dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan (dimensi lateralitas); meringankan atau
merelaksasi belakang otak dan bagian depan otak (dimensi pemfokusan); merangsang
sistem yang terkait dengan perasaan/emosional, yakni otak tengah (limbis) serta otak
besar (dimensi pemusatan).
B. MANFAAT
1. Memperlambat kepikunan,
2. Menghilangkan stres,
3. Meningkatkan konsentrasi,
4. Membuat emosi lebih tenang.
Dengan diadakan senam otak kita bisa mengetahui gerakan tubuh sederhana yang
digunakan untuk merangsang otak kiri dan kanan, merangsang system yang terkait
dengan emosional serta relaksasi otak bagian belakang ataupun depan, itu bermanfaat
bagi otak kita. Jadi senam otak sangat berfungsi bagi para lansia maupun yang belum
lansia. senam otak tidak menyembuhkan suatu penyakit tetapi dengan rutin melakukan
senam otak, sel-sel tubuh akan bekerja optimal, sehingga dapat mencegah datangnya
penyakit.
C. GERAKAN DASAR
1. Gerakan silang
Cara : kaki dan tangan digerakan secara berlawanan,bisa kedepan,samping atau
belakang.agar lebih ceria anda bisa menyelaraskan dengan irama musik.
Manfaat : merangsang bagian otak yang menerima informasi dan bagian yang
mengungkapkan informasi,sehingga memudahkan proses mempelajari hal-hal baru
dan meningkatkan daya ingat