You are on page 1of 27

MAKALAH

PERENCANAAN BANGUNAN PANTAI


REVETMENT
KELOMPOK 4

Dosen Pengampuh : Asta, S.T., M.Eng.


Hari, Tanggal : Senin, 27 Februari 2017

DISUSUN OLEH :

ANDRI INDRIANTO 14301010007


ENDAH DWI SEPTIANA 14301010011
JOHAN WAHYUDI 14301010015
ARDY FAJAR SAPUTRO 14301010024
RUSMIYANTI 14301010039

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2017

1 | Page
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


atas rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah Perencanaan Bangunan Pantai yang
berjudul Revetment.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada para pembimbing yang telah memberikan arahan,
petunjuk dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah yang akan penulis susun selanjutnya.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna bagi para
pembaca serta dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran
mengenai bangunan pantai yaitu Revetment.

Tarakan, 27 Februari 2017

2 | Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................1
1.1.......................................................................................Lat
ar Belakang ...................................................................1
1.2.......................................................................................Ru
musan Masalah..............................................................2
1.3.......................................................................................Tuj
uan Penulisan.................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................3
2.1.......................................................................................De
finisi Bathymetri, Data Angin, Arus, Pasang Surut,
Gelombang,
dan Data Tanah.............................................................. 3
2.2.......................................................................................Pe
ngertian Dinding Pantai dan Revetment ........................6
2.3.......................................................................................Jen
is-jenis Dinding Pantai ...................................................7
2.4.......................................................................................Kla
sifikasi Revetment..........................................................8
2.4.1 Klasifikasi berdasarkan lokasi................................8
2.4.2 Berdasarkan perlindungan alur arah horizontal....8
2.5.......................................................................................Ba
han Revetment...............................................................9
2.5.1 Concrette mattresses............................................12
2.5.2 Revetment pabrikasi.............................................13
2.5.3 Revetment tipe blok bergigi..................................16
2.6.......................................................................................Ker
usakan Dinding Pantai dan Penanggulangannya............17
BAB III PENUTUP........................................................................20
3.1.......................................................................................Kes
impulan .........................................................................20

3 | Page
3.2.......................................................................................Sar
an ..................................................................................21

4 | Page
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai
terhadap kerusakan karena serangan gelombang dan arus.
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melindungi
pantai yaitu :
a. Memperkuat/melindungi pantai agar mampu menahan
serangan gelombang,
b. Mengubah laju transport sedimen sepanjang pantai,
c. Reklamasi dengan menambah suplai sedimen ke pantai
atau dengan cara lain.
Sesuai dengan fungsinya tersebut, bangunan pantai
dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok yaitu:
a. Konstruksi yang dibangun dipantai dan sejajar dengan
garis pantai, contohnya dinding pantai atau revetment.
b. Konstruksi yang dibangun kira-kira tegak lurus pantai
dan sambung ke pantai, contohnya groin dan jetty.
c. Konstruksi yang dibangun di lepas pantai dan kira-kira
sejajar dengan garis pantai, contohnya pemecah
gelombang (breakwater).
Penggunaan tipe bangunan pantai ditentukan oleh
beberapa faktor yaitu ketersediaan material di atau di dekat
lokasi pekerjaan, kondisi dasar laut, kedalaman air dan
ketersediaan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan. Di
samping itu, karakteristik dasar laut juga menjadi salah satu
faktor penting lainnya. Tanah dasar (fondasi bangunan)
harus dapat mempunyai daya dukung yang cukup sehingga
stabilitas bangunan dapat terjamin.

5 | Page
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Apa pengertian dari revetment ?
b. Jelaskan jenis-jenis dinding pantai !
c. Jelaskan klasifikasi revetment !
d. Jelaskan bahan revetment !
e. Jelaskan kerusakan dinding pantai dan
penanggulangannya !

1.3 TUJUAN PENULISAN


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memahami salah satu tipe bangunan pantai dan bagaimana
menangani kerusakan yang terjadi pada konstruksi
bangunan pantai.

6 | Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI BATHYMETRI, DATA ANGIN, ARUS, PASANG SURUT,

GELOMBANG DAN DATA TANAH


2.1.1 Definisi Bathymetri
Batimetri (dari bahasa Yunani: , berarti
"kedalaman", dan , berarti "ukuran") adalah ilmu
yang mempelajari kedalaman di bawah air dan studi
tentang tiga dimensi lantai samudra atau danau
(id.wikipedia.org). Batimetri juga didefinisikan sebagai
gambaran relief dasar laut, perbedaan kenampakan
atau ciri-ciri dasar laut dan mempunyai arti penting
dalam penelitian karena dengan mengetahui roman
muka bumi akan memudahkan mengetahui kondisi
morfologi suatu daerah (Nontji,1987).
Sebuah peta batimetri umumnya menampilkan
relief lantai atau dataran dengan garis-garis kontor
(contour lines) yang disebut kontor kedalaman (depth
contours atau isobath), dan dapat memiliki informasi
tambahan berupa informasi navigasi permukaan. Di
daratan, garis kontur menghubungkan tempat-tempat
berketinggian sama, sedangkan kontur
pada batimetri menghubungkan tempat-tempat dengan
kedalaman sama di bawah permukaan air.
2.1.2 Definisi Data Angin
Data angin adalah pengelompokkan data sesuai
dengan tahun, bulan, tanggal, jam, arah, dan kecepatan
angin.
2.1.3 Definisi Arus
Arus air laut adalah pergerakan massa air secara
vertikal dan horisontal sehingga menuju
keseimbangannya, atau gerakan air yang sangat luas

7 | Page
yang terjadi di seluruh lautan dunia. Arus juga
merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang
dikarenakan tiupan angin atau perbedaan densitas atau
pergerakan gelombang panjang.
Pergerakan arus dipengaruhi oleh beberapa hal
antara lain arah angin, perbedaan tekanan air,
perbedaan densitas air, gaya Coriolis dan arus ekman,
topografi dasar laut, arus permukaan, upwellng ,
downwelling.Selain angin, arus dipengaruhi oleh paling
tidak tiga faktor, yaitu:
1. Bentuk Topografi dasar lautan dan pulau pulau
yang ada di sekitarnya: Beberapa sistem lautan
utama di dunia dibatasi oleh massa daratan dari
tiga sisi dan pula oleh arus equatorial counter di sisi
yang keempat. Batas batas ini menghasilkan
sistem aliran yang hampir tertutup dan cenderung
membuat aliran mengarah dalam suatu bentuk
bulatan.
2. Gaya Coriollis dan arus ekman : Gaya Corriolis
memengaruhi aliran massa air, di mana gaya ini
akan membelokkan arah mereka dari arah yang
lurus. Gaya corriolis juga yangmenyebabkan
timbulnya perubahan perubahan arah arus yang
kompleks susunannya yang terjadi sesuai dengan
semakin dalamnya kedalaman suatu perairan.
3. Perbedaan Densitas serta upwelling dan sinking :
Perbedaan densitas menyebabkan timbulnya aliran
massa air dari laut yang dalam di daerah kutub
selatan dan kutub utara ke arah daerah tropik.
2.1.4 Definisi Pasang Surut
Pasang laut merupakan hasil dari gaya gravitasi dan
efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke

8 | Page
arah luar pusat rotasi (bumi). Gravitasi bervariasi
secara langsung dengan massa tetapi berbanding
terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih
kecil dari matahari, namun gaya gravitasi bulan dua kali
lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam
membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan
lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi.
Gaya gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan
matahari dan menghasilkan dua tonjolan pasang surut
gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut
ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi
bumi dan bidang orbital bulan dan matahari.
1. Pasang laut purnama (spring tide) terjadi ketika
bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis
lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik
yang sangat tinggi dan pasang surut yang sangat
rendah. Pasang laut purnama ini terjadi pada saat
bulan baru dan bulan purnama.
2. Pasang laut perbani (neap tide) terjadi ketika bumi,
bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus.
Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik yang
rendah dan pasang surut yang tinggi. Pasang laut
perbani ini terjadi pada saat bulan seperempat dan
tigaperempat.
2.1.5 Definisi Gelombang
Gelombang laut tercipta karena adanya transfer
energi dari angin ke permukaan laut. Energi yang
tertransferkan ini akan bergerak melintasi permukaan
laut, dimana air laut sendiri bergerak dalam gerakan
"membundar" (circular motion) di bawah permukaan
laut.

9 | Page
Gelombang/ombak yang terjadi di lautan dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa macam tergantung
kepada gaya pembangkitnya. Pembangkit gelombang
laut dapat disebabkan oleh: angin (gelombang angin),
gaya tarik menarik bumi-bulan-matahari (gelombang
pasang-surut), gempa (vulkanik atau tektonik) di dasar
laut (gelombang tsunami), ataupun gelombang yang
disebabkan oleh gerakan kapal.

10 | P a g e
2.1.6 Definisi Data Tanah
Diperoleh dari pengambilan sampel di lokasi
kemudian dilakukan pengujian di Laboraturium
Mekanika Tanah untuk mendapatkan sifat fisik tanah.
Data tanah yang diperlukan pada penyelidikan tanah
untuk analisa longsor meliputi :
Data Bor Mesin, meliputi : muka air tanah (MAT),
Standart Penetration Test (SPT)
Soil Properties, meliputi : kohesi (c), sudut geser (),
berat lsi () tanah, water
content (w), void ratio (e)
Engineering properties, meliputi : hasil dari Triaxial
Test, Unconfined Test, maupun Consolidation Test

2.2 PENGERTIAN DINDING PANTAI ATAU REVETMENT


Dinding pantai atau revetment adalah bangunan pantai
yang memisahkan daratan dan perairan pantai, yang
terutama berfungsi sebagai pelindung pantai terhadap erosi
dan limpasan gelombang (overtopping) ke darat. Daerah
yang dilindungi adalah daratan tepat di belakang bangunan.
Permukaan bangunan yang menghadap arah datangnya
gelombang dapat berupa vertikal atau miring. Dinding
pantai biasanya berbentuk vertikal, sedang revetment
mempunyai sisi miring. Bangunan ini ditempatkan sejajar
atau hampir sejajar dengan garis pantai, dan bisa terbuat
dari pasangan batu, beton, tumpukan buis beton, turap,
kayu atau tumpukan batu (Triatmodjo,Teknik Pantai, 1999).

Gambar 2.1. Dinding Pantai atau Revetment (Teknik Pantai,1999)

11 | P a g e
Dalam perencanaan dinding pantai, perlu ditinjau fungsi
dan bentuk bangunan, lokasi, panjang, tinggi, stabilitas
bangunan dan tanah pondasi, elevasi muka air, baik itu di
depan maupun di belakang. Fungsi bangunan akan
menentukan pemilihan bentuk. Permukaan bangunan dapat
berbentuk sisi tegak, miring, lengkung atau bertangga.
Pemakaian sisi tegak, dapat mengakibatkan erosi yang
cukup besar apabila dasar bangunan berada di air dangkal.
Bangunan dengan sisi lengkung atau konkaf adalah yang
paling efektif untuk mengurangi limpasan gelombang.

2.3 JENIS-JENIS DINDING PANTAI


Pada dasarnya, dinding pantai dibuat dalam berbagai
jenis tergantung fungsi yang diinginkan dari dinding pantai
tersebut. Berikut ini diberikan beberapa jenis dinding pantai.
a. Dinding pantai beton, dinding pantai ini terbuat dari
beton atau pasangan batu. Bangunan ini digunakan
untuk menahan gelombang besar dan tanah dasar
relatif kuat. Bangunan ini juga berfungsi untuk
melindungi bangunan (jalan raya) yang berada sangat
dekat dengan garis pantai.
b. Dinding pantai turap, sesuai namanya, dinding pantai
ini didukung oleh pondasi tiang dan dilengkapi dengan
turap baja yang berfungsi untuk mencegah erosi tanah
fondsi oleh serangan gelombang dan piping oleh aliran
air tanah. Selainitu kaki bangunan juga dilindungi
dengan batu pelindung.
c. Dinding pantai dari tumpukan bronjong, bronjong
adalah anyaman kawat berbentuk kotak yang di
dalamnya diisi batu. Bangunan ini bisa menyerap
energy gelombang, sehingga elevasi puncak bangunan
bisa rendah. Kelemahan bronjong adalah korosi pada

12 | P a g e
kawat anyaman yang merupakan faktor pembatas dari
umur bangunan.
d. Dinding pantai (revetment), bangunan ini terbuat dari
tumpukan pipa (buis) beton. Bangunan pelindung
pantai dari susunan pipa beton telah banyak digunakan
di Indonesia, seperti di beberapa pantai di Menado,
Pangandaran, Pekalongan, Tuban, Bali, dan salah
satunya juga terdapat di Kota Ternate. Kelebihan dari
bangunan ini adalah mudah dan cepat pelaksanaannya,
tidak memerlukan peralatan yang berat, relatif murah,
dan dapat dikerjakan sendiri oleh masyarakat.
Biasanya digunakan pipa berdiameter 1,0 m, tinggi 0,5
m dan tebal 0,1 m.

2.4 KLASIFIKASI REVETMENT


2.4.1 Klasifikasi berdasarkan lokasi
Perkuatan lereng tanggul (levee revetment)
Dibangun untuk melindungi tanggul terhadap
gerusan gelombang pantai.
Perkuatan tebing sungai (low water revetment)
Berfungsi untuk melindungi tebing dari gerusan
gelombang dan mencegah proses meander pada
tebing pantai. Dan bangunan ini akan terendam air
seluruhnya pada saat banjir.
Perkuatan lereng menerus (high water revetment)
Dibangun pada lereng tanggul dan tebing secara
menerus atau pada bagian pantai yang tidak ada
bantarannya.
2.4.2 Berdasarkan perlindungan alur arah horizontal
a. Perkuatan tebing secara langsung dan tidak
langsung:
- Struktur kaku dari beton bertulang atau pasangan
batu kali;
- Struktur lentur dari bronjong batu, pasangan blok
beton terkunci, batu curah (dumpstone).

13 | P a g e
b. Perkuatan tebing secara langsung:
Penggunaan perkuatan tebing secara langsung
jika palung sungai belum terlanjur berpindah ke
kondisi yang tidak menguntungkan, dan lahan di sisi
luar palung diharapkan sama sekali tidak boleh
tergerus oleh aliran sungai.
c. Perkuatan tebing secara tidak langsung:
- Struktur tiang pancang beton, besi, kayu atau
bambu;
- Struktur krib bronjong batu atau blok beton
terkunci, krib bambu dikombinasi dengan
tanaman bambu/tanaman yang lain. Penggunaan
perkuatan tebing secara tidak langsung jika
palung sungai sudah terlanjur pada kondisi yang
kurang menguntungkan sehingga perlu
diubah/dikendalikan ke kondisi yang lebih baik.

2.5 BAHAN REVETMENT


Bangunan revetment ditempatkan sejajar atau hampir
sejajar dengan garis pantai dan bisa terbuat dari pasangan
batu, beton, tumpukan pipa (buis) beton, turap, kayu atau
tumpukan batu. Dalam perencanaan dinding pantai
atau revetment perlu ditinjau fungsi dan bentuk bangunan,
lokasi, panjang, tinggi, stabilitas bangunan dan tanah
pondasi, elevasi muka air baik di depan maupun di belakang
bangunan, ketersediaan bahan bangunan dan sebagainya.
Ada dua kelompok revetment,
yaitu permeable dan impermeable.
a. Permeable Revetment
- Open filter material (rip rap) :Yaitu revetment yang
terbuat dari batu alam atau batu buatan yang dilapisi
filter pada bagian dasar bangunan.

14 | P a g e
- Stone pitching : Yaitu revetment yang terbuat dari
batu alam saja dengan lapisan filter pada bagian
dasar bangunan.
- Concrete block revetment : Yaitu revetment yang
terbuat dari blok beton dengan ukuran tertentu dan
lapisan filter pada bagian dasar bangunan.
b. Impermeable Revetment
- Aspalt revetment : Yaitu revetment yang bahannya
dari aspal pada tebing yang dilindungi.
- Bitumen grouted stone : Yaitu revetment yang
terbuat dari blok beton yang diisi oleh aspal (spaesi
aspal).
Beberapa contoh bahan penyusun revetment secara umum
antara lain:
1. Revetment dari susunan blok beton
Bangunan masif ini digunakan untuk menahan
gelombang besar dan tanah dasar relatif kuat (misalnya
terdapat batu karang). Selain itu bangunan ini juga
digunakan untuk melindungi bangunan (jalan raya) yang
berada sangat dekat dengan garis pantai.
2. Revetment dengan turap baja
Bangunan ini didukung oleh fondasi tiang dan dilengkapi
dengan turap baja yang berfungsi untuk mencegah erosi
tanah fondasi oleh serangan gelombang dan piping oleh
aliran air tanah. Selain itu kaki bangunan juga dilindungi
dengan batu pelindung. Fondasi bangunan harus
direncanakan dengan baik untuk menghindari terjadinya
penurunan tidak merata yang dapat menyebabkan
pecahnya konstruksi.
3. Revetment dengan sisi tegak
Bangunan ini dapat juga dimanfaatkan sebagai dermaga
untuk merapat/bertambatnya perahu-perahu/kapal kecil
pada saat laut tenang. Untuk menahan tekanan tanah

15 | P a g e
dibelakangnya, turap tersebut diperkuat dengan angker.
Kaki bangunan harus dilindungi dengan batu pelindung.

16 | P a g e
4. Revetment dari tumpukan bronjong
Bronjong adalah anyaman kawat berbentuk kotak yang
didalamnya diiisi batu. Bangunan ini bisa menyerap
energi gelombang, sehingga elevasi puncak bangunan
bisa rendah (runup kecil). Kelemahan bronjong adalah
korosi dari kawat anyaman, yang merupakan faktor
pembatas dari umur bangunan. Supaya bisa lebih awet,
kawat anyaman dilapisi dengan plastic (PVC).
5. Revetment dari tumpukan batu pecah
Bangunan ini biasanya dibuat dalam beberapa lapis.
Lapis terluar merupakan lapis pelindung yang terbuat
dari batu dengan ukuran besar yang direncanakan
mampu menahan serangan gelombang. Lapis di
bawahnya terdiri dari tumpukan batu dengan ukuran
lebih kecil. Bangunan ini merupakan konstruksi fleksibel
yang dapat mengikuti penurunan atau konsolidasi tanah
dasar. Kerusakan yang terjadi, seperti longsornya batu
pelindung, mudah diperbaiki dengan menambah batu
tersebut. Oleh karena itu diperlukan persediaan batu
pelindung di dekat lokasi bangunan.
6. Revetment dari tumpukan pipa (buis) beton
Bangunan pelindung pantai dari susunan pipa beton
telah banyak digunakan di Indonesia. Bangunan ini
terbuat dari pipa beton berbentuk bulat, yang banyak
dijumpai di pasaran dan biasanya digunakan untuk
membuat gorong-gorong, sumur gali, dan sebagainya.
Pipa tersebut disusun secara berjajar atau bertumpuk
dan didalamnya dapat diisi dengan batu atau beton
siklop.

17 | P a g e
2.5.1 Concrette Mattresses
Suatu matras beton secara sederhana adalah suatu
elemen konstruksi yang dibentuk dengan cara
menyuntikkan suatu bahan grout koloid ke dalam suatu
cetakan yang terbuat dari bahan fabric sintetik.
Ketebalan matras ditentukan oleh penyekat woven di
dalam fabric tersebut. Sistem ini mengijinkan konstruksi
dari elemen-elemen yang berbeda, yang dapat
digunakan untuk pencegahan erosi, memperbaiki aliran
air, atau sebagai bahan kedap air (waterproofing).
Berbagai jenis matras telah dipatenkan.
Matras beton digunakan untuk berbagai keperluan,
antara lain: proteksi dan konsolidasi lereng atau dasar
kanal, sungai, saluran, tebing pantai, atau struktur-
struktur sejenis. Matras beton dapat disesuaikan untuk
pelbagai keperluan yang berbeda dalam badan air atau
konstruksi maritim, dan kemudian dimensinya
ditentukan menurut kebutuhan. Campuran beton yang
biasa digunakan sebagai bahan pengisi adalah semen
(tipe V untuk aplikasi pada lingkungan maritim) sebesar
600 kg/m3, pasir 1200 kg/m3, air 360 kg/m3 (rasio w/c
= 0,6).
Menurut tipenya dikenal 2 kelompok:
- Matras standar; yang biasanya digunakan jika tanah
dasar keras, untuk memenuhi fungsi perlindungan
tebing dan dasar sungai atau untuk menyekat
struktur-struktur hidrolis.
- Matras panel; memiliki kapasitas drainasi yang
tinggi karena lubang-lubang drain (weep hole) yang
besar pada selang 0,6 dan 2,0 pada kedua arah
menurut kebutuhan. Tersedia untuk sebarang

18 | P a g e
panjang dan lebar dengan berat luas antara 200
sampai 1000 kp/m2 sehingga dapat dirakit sesuai
dengan keperluan khusus.
Beberapa keuntungan penggunaan matras beton
adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan, yaitu berat dasar sesuai dengan
keperluan
2. Dapat dibuat dalam bentuk kaku atau lentur
3. Dengan atau tanpa sambungan
4. Tembus atau kedap air
5. Relatif tidak terpengaruh oleh kondisi cuaca buruk
selama pelaksanaan
6. Instalasi di bawah air juga dimungkinkan
7. Tidak diperlukan predraining
8. Pelaksanaan relatif cepat
9. Ketahanan (durability) hampir tidak terbatas
10. Tidak memerlukan sheet piling
11. Ekonomis
12. Penyederhanaan prosedur pelaksanaan karena
hanya menggunakan satu proses dan satu bahan
(buatan) saja
13. Berbagai tipe matras dapat dikombinasikan
sesuai dengan keperluan
14. Secara ekologis menguntungkan
15. Telah terbukti memuaskan dalam pelbagai
aplikasi
16. Cocok diterapkan pada hampir semua kondisi
lereng/kontur
2.5.2 Revetment Pabrikasi
a. Filter Hidrostatis
Lapisan Permukaan Beton Filter Hidrostatis
dari Revetment Systems International ini merupakan
penanganan erosi monolitik kuat yang terdiri dari
pembungkusan tanah berlapis ganda diisi dengan
beton yang seluruhnya padat. Proses pembentukan
multi-arah khusus yang diterapkan memungkinkan

19 | P a g e
lapisan-lapisan bahan yang berbeda dibentuk
bersama-sama pada pusat tertentu untuk
membentuk filter hidrostatis yang memungkinkan
perlindungan lapisan untuk bernafas,
mengeluarkan tekanan hidrostatis di belakang
struktur terpasang.
Lapisan Permukaan Beton Filter
Hidrostatis berbiaya rendah, permanen dan
merupakan alternatif utama dalam metode
tradisional pengendalian erosi seperti beton cast-in-
situ atau beton shot-in-situ, pemasangan batu,
penutupan atau pelapisan dengan batu. Oleh karena
keunikan konstruksi yang dibungkus bahan ini,
Lapisan Permukaan Beton Filter Hidrostatis dapat
dipasang baik di atas maupun di bawah permukaan
air.
Keberagaman fungsi rancangan dan
pemasangan Lapisan Permukaan Beton Filter
Hidrostatis membuatnya sesuai untuk berbagai
proyek yang tak terbatas.
b. Flexbox
Sementara mempertahankan semua sifat
sistem Lapisan permukaan Beton Filter Hidrostatis,
sistem lapisan Flexblock dirancang untuk
mengakomodasi pergerakan di tanah yang
mendasari. Sifat ini benar-benar mengembangkan
konsep perlindungan erosi dengan beton lapisan
tersusun. Proses pembentukan yang dipatenkan ini
yang dikembangkan oleh Revetment Systems
International ini menciptakan sebuah lapisan yang
terbagi menjadi panel-panel yang saling
berhubungan dengan tabung grout.

20 | P a g e
Tabung-tabung tersebut memungkinkan
adanya keseragaman inflasi lapisan. Setiap
tabung grout dirancang untuk berfungsi sebagai titik
potong yang memungkinkan setiap panel bergerak
secara bebas sewaktu lapisan tersusun
mempertahankan kelengkapan perlindungan. Seperti
halnya dengan berbagai macam sistem perlindungan
yang ditawarkan oleh Revetment Systems
International, sistem Flexblock dapat dipasang baik
di atas maupun di bawah permukaan air. Sifat unik
sistem Flexblock ini menawarkan solusi efektif
terhadap masalah pengendalian erosi yang
memerlukan sistem perlindungan yang fleksibel
dengan biaya kompetitif.
c. Growth Matt
Produk ini telah dirancang dengan
memanfaatkan efek-efek pengikatan dan kamuflase
tumbuh-tumbuhan, dengan stabilitas dan
perlindungan tanggung yang dijaga melalui
gabungan jaringan yang berkelanjutan dari susunan
yang dimasuki tabung grout.
Growth Matt diletakkan di atas permukaan
yang ada atau yang bagian atasnya tanah dengan
grout berkekuatan tinggi. Ulir susunan antara
jaringan tabung bertujuan untuk mempertahankan
tanah sebelum penanaman tumbuhan.
Jika area yang diberi benih telah terbentuk
dengan sendirinya, ulir-ulir susunan dapat
membantu mengikat tanahan ke struktur jaringan,
dan kemudian membentuk perisai pelindung yang
terpadu terhadap erosi. Seperti yang dijelaskan di

21 | P a g e
atas, susunan tersebut dapat diwarnai di lokasi atau
di mill untuk mengkamuflasekan produk lebih lanjut.
Aplikasi produknya beragam dari pengaliran
dengan garis keliling hingga saluran pengalihan,
aliran air banjir dengan kekentalan rendah,
perlindungan tanggul dan pekerjaan lapangan (batu
kerikil dapat disebarkan di atas area untuk
menggantikan tumbuhan).
Penggunaan grout yang efisien di seluruh
sistem merupakan alternatif yang efektif dengan
harga yang menguntungkan.
2.5.3 Revetment Tipe Blok Beton Bergigi
Struktur revetment terdiri dari unit-unit pelindung
yang disusun membentuk kemiringan dikenal dengan
struktur tipe rubel (periksa Gambar 4) . Unit pelindung
bagian luar yang dikenal dengan istilah armor ini dapat
dibuat dari batu belah/bulat atau dari blok-blok beton.
Blok beton sebagai armor yang sudah dikenal antara
lain kubus, tetrapod, aknon, dan dolos.
Blok Beton Bergigi ini merupakan balok beton
dengan perbandingan ukuran panjang (p): lebar (l) :
tinggi (t) = 6 : 4 : 5. Ukuran minimum = 20 cm. Pada
bagian depan dipasang gigi dengan tebal 8 cm dan
tinggi 10 cm. Di bagian belakang diberi lubang dan
dilengkapi dengan sekat. Sekat dimaksudkan agar tidak
terjadi pergeseran posisi blok beton arah horizontal.
Pada Gambar 5 disajikan sketsa blok beton bergigi.
Terbatasnya batu alam dengan ukuran dan berat
tertentu, telah mendorong penelitian dan inovasi yang
menghasilkan batu pengganti, yang dikenal dengan
blok beton bergigi. Stabilitas unit armor ditentukan
oleh koefisien stabilitas yang disingkat KD. Untuk

22 | P a g e
tinggi gelombang yang sama, makin besar harga KD,
maka berat armor yang diperlukan makin ringan, yang
berarti lebih ekonomis.
Armor tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, tetapi
bekerja bersama-sama. Ikatan antar unit yang satu
dengan yang lain tergantung dari jenis armor.
Salah satu fungsi dari penelitian di Puslitbang
Sumber Daya Air adalah mencari jenis armor yang
mempunyai harga KD yang besar, sehingga diperoleh
unit armor yang ringan dan apabila memungkinkan
dalam pelaksanaannya tidak menggunakan alat-alat
berat. Dari beberapa blok beton yang telah diuji
coba, salah satunya adalah blok beton bergigi.
Ikatan antara blok yang satu dengan yang lain
(interlocking) diperkuat dengan adanya gigi, sehingga
sulit lepas. Dari hasil penelitian diperoleh harga KD
untuk blok beton bergigi ini adalah 4.0. Selain berat
armor, salah satu besaran lain adalah tinggi rayapan.
Pada tembok yang kedap dan halus, tinggi rayapan
akan lebih tinggi dibandingkan dengan lapisan
permeabel yang kasar. Untuk mengurangi tinggi
rayapan, maka dalam pemasangan blok-blok beton
diberi celah. Bidang celah diusahakan agar terjadi
suatu proses aliran air yang masuk ke celah yang
dapat mengurangi tinggi rayapan. Makin rendah
tinggi rayapan, elevasi struktur akan makin rendah dan
biaya yang diperlukan akan lebih murah.

2.6 KERUSAKAN DINDING PANTAI DAN PENANGGULANGANNYA


Kegagalan pada sebuah dinding pantai dapat berupa
gerusan (erosi) pada dasar dinding pantai akibat tidak
terlindungi, pergeseran elemen bangunan pantai akibat

23 | P a g e
terjangan gelombang, kegagalan gelinding akibat ikatan
angker yang lemah (dinding pantai jenis turap), dan terjadi
perbedaan elevasi pada muka air pada bagian muka dan
belakang dinding pantai (Failure Mechanisms For Flood
Defence Structures, 2007). Perbedaan elevasi muka air laut
di belakang dan di depan bangunan tersebut dapat
menimbulkan kecepatan aliran cukup besar yang dapat
menarik butiran tanah di belakang dan pada pondasi
bangunan (piping). Keadaan ini dapat mengakibatkan rusak
atau runtuhnya bangunan.

Gambar 2.2. Kegagalan gelinding pada Pantai Lebih, Pulau Bali


(Laporan Survei: Kerusakan Pantai dan
Penanggulangannya,2011)

Pada gambar 2.2 di atas dapat dilihat, akibat


perencanaan yang kurang baik, dinding pantai buis beton
mengalami kegagalan gelinding yang menyebabkan dinding
pantai tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Keadaan ini juga dapat membahayakan pemukiman
setempat. Gambar 2.2 juga menunjukkan kemungkinan

24 | P a g e
kegagalan gelinding terjadi akibat lapisan pasir di belakang
dinding pantai tersebut tidak mampu mengimbangi tekanan
di muka bangunan akibat limpasan gelombang yang sangat
besar. Penanggulangannya yaitu dengan membuat sebuah
dinding pantai yang sesuai dengan fungsinya yaitu dapat
menahan limpasan gelombang yang sangat besar sehingga
dapat mencegah terjadinya gelinding.
Adapun penanggulangan yang dapat dilakukan apabila
terjadi perbedaan elevasi muka air laut yaitu
Membuat elevasi puncak bangunan cukup tinggi
sehingga tidak terjadi limpasan
Pada belakang bangunan dilindungi dengan lantai beton
atau aspal dan dilengkapi dengan saluran drainase,
atau
Membuat konstruksi yang dapat menahan terangkutnya
butiran tanah/pasir, misalnya dengan menggunakan
geotekstil yang berfungsi sebagai saringan.

25 | P a g e
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dinding pantai atau revetment adalah bangunan pantai
yang memisahkan daratan dan perairan pantai, yang
terutama berfungsi sebagai pelindung pantai terhadap erosi
dan limpasan gelombang (overtopping) ke darat.
Bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai
terhadap kerusakan karena serangan gelombang dan arus.
Adapun jenis-jenis dinding pantai yaitu dinding pantai beton,
dinding pantai turap, dinding pantai dari tumpukan
beronjong dan dinding pantai (revetment).
Revetment itu sendiri diklasifikasikan berdasarkan
lokasi dan berdasarkan perlindungan alur arah horizontal.
Ada berbagai bahan penyusun revetment antara lain
revetment dari susunan blok beton, revetment dengan turap
baja, revetment dengan sisi tegak, revetment dengan
tumpukan bronjong, revetment dari tumpukan batu pecah,
revetment dari tumpukan pipa (buis) beton.
Dalam perencanaannya tidak boleh asal-asalan agar
tidak terjadi salah fungsi yang menyebabkan bangunan
pantai yang dibangun tidak berfungsi sebagaimana
mestinya. Berbagai kerusakan yang terjadi pada bangunan
pantai terjadi karena adanya perbedaan elevasi muka air
laut. Perbedaan elevasi muka air laut di belakang dan di
depan bangunan tersebut dapat menimbulkan kecepatan
aliran cukup besar yang dapat menarik butiran tanah di
belakang dan pada pondasi bangunan (piping). Keadaan ini
yang menyebabkan munculnya berbagai penyebab
kerusakan pada bangunan pantai seperti kegagalan guling
dan erosi yang terjadi pada dasar dinding pantai. Untuk

26 | P a g e
penanggulangannya, dapat dilakukan dengan membuat
konstruksi yang dapat menahan terangkutnya butiran
tanah/pasir, misalnya dengan menggunakan geotekstil yang
berfungsi sebagai saringan.

3.2 SARAN
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui
lebih jauh tentang penyebab terjadinya kerusakan
(kegagalan) pada bangunan pantai sehingga
penanggulangannya juga dapat dimaksimalkan.

27 | P a g e

You might also like