Professional Documents
Culture Documents
Kaki Atlit
Kutu air
Kutu air atau kaki atlit (Bahasa Inggris:athlete's foot) adalah sebuah infeksi jamur pada
kulit, biasanya di antara jari kaki yang disebabkan oleh jamur parasit.
Kusta
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
ICD-10 A30
ICD-9 030
OMIM 246300
DiseasesDB 8478
MedlinePlus 001347
MeSH C01.252.410.040.552.386
Kusta atau Lepra atau disebut juga Penyakit Morbus Hansen, Penyakit Hansen
adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
leprae.[1] Penyakit ini adalah tipe penyakit granulomatosa pada saraf tepi dan mukosa dari
saluran pernapasan atas; dan lesi pada kulit adalah tanda yang bisa diamati dari luar.[2]
Bila tidak ditangani, kusta dapat sangat progresif, menyebabkan kerusakan pada kulit,
saraf-saraf, anggota gerak, dan mata. Tidak seperti mitos yang beredar di masyarakat,
kusta tidak menyebabkan pelepasan anggota tubuh yang begitu mudah, seperti pada
penyakit tzaraath, yang digambarkan pada alkitab dan sering disamakan dengan kusta.[3]
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Sejarah
2 Ciri-ciri
3 Penyebab
4 Patofisiologi
5 Pengobatan
6 Epidemiologi
6.1 Kelompok berisiko
6.2 Situasi global
7 Lihat juga
8 Referensi
8.1 Bacaan lanjut
9 Pranala luar
[sunting] Sejarah
Konon, kusta telah menyerang manusia sejak 300 SM, dan telah dikenal oleh peradaban
Tiongkok kuno, Mesir kuno, dan India.[4] Pada 1995, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan terdapat dua hingga tiga juta jiwa yang cacat permanen karena kusta. [5]
Walaupun pengisolasian atau pemisahan penderita dengan masyarakat dirasakan kurang
perlu dan tidak etis, beberapa kelompok penderita masih dapat ditemukan di berbagai
belahan dunia, seperti India dan Vietnam.
Pengobatan yang efektif terhadap penyakit kusta ditemukan pada akir 1940-an dengan
diperkenalkannya dapson dan derivatnya. Bagaimanapun juga, bakteri penyebab lepra
secara bertahap menjadi kebal terhadap dapson dan menjadi kian menyebar. Hal ini
terjadi hingga ditemukannya pengobatan multiobat pada awal 1980-an dan penyakit ini
pun mampu ditangani kembali.
[sunting] Ciri-ciri
Manifestasi klinis dari kusta sangat beragam, namun terutama mengenai kulit, saraf, dan
membran mukosa.[6] Pasien dengan penyakit ini dapat dikelompokkan lagi menjadi 'kusta
tuberkuloid (Inggris: paucibacillary), kusta lepromatosa (penyakit Hansen multibasiler),
atau kusta multibasiler (borderline leprosy).
Kusta multibasiler, dengan tingkat keparahan yang sedang, adalah tipe yang sering
ditemukan. Terdapat lesi kulit yang menyerupai kusta tuberkuloid namun jumlahnya lebih
banyak dan tak beraturan; bagian yang besar dapat mengganggu seluruh tungkai, dan
gangguan saraf tepi dengan kelemahan dan kehilangan rasa rangsang. Tipe ini tidak stabil
dan dapat menjadi seperti kusta lepromatosa atau kusta tuberkuloid.
Kusta tuberkuloid ditandai dengan satu atau lebih hipopigmentasi makula kulit dan
bagian yang tidak berasa (anestetik).
Kusta lepormatosa dihubungkan dengan lesi, nodul, plak kulit simetris, dermis kulit yang
menipis, dan perkembangan pada mukosa hidung yang menyebabkan penyumbatan
hidung (kongesti nasal) dan epistaksis (hidung berdarah) namun pendeteksian terhadap
kerusakan saraf sering kali terlambat.
Tidak sejalan dengan mitos atau kepercayaan yang ada, penyakit ini tidak menyebabkan
pembusukan bagian tubuh. Menurut penelitian yang lama oleh Paul Brand, disebutkan
bahwa ketidakberdayaan merasakan rangsang pada anggota gerak sering menyebabkan
luka atau lesi. Kini, kusta juga dapat menyebabkan masalah pada penderita AIDS.[7]
[sunting] Penyebab
Artikel utama: Mycobacterium leprae
Mycobacterium leprae.
Mycobacterium leprae adalah penyebab dari kusta.[2] Sebuah bakteri yang tahan asam M.
leprae juha merupakan bakteri aerobik, gram positif, berbentuk batang, dan dikelilimgi
oleh membran sel lilin yang merupakan ciri dari spesies Mycobacterium.[8] M. leprae
belum dapat dikultur pada laboratorium.[9]
[sunting] Patofisiologi
Mekanisme penularan yang tepat belum diketahui. Beberapa hipotesis telah dikemukakan
seperti adanya kontak dekat dan penularan dari udara. [10] Selain manusia, hewan yang
dapat tekena kusta adalah armadilo, simpanse, kera pemakan kepiting.[11] Terdapat bukti
bahwa tidak semua orang yang terinfeksi oleh kuman M. leprae menderita kusta, dan
diduga faktor genetika juga ikut berperan, setelah melalui penelitian dan pengamatan
pada kelompok penyakit kusta di keluarga tertentu. Belum diketahui pula mengapa dapat
terjadi tipe kusta yang berbeda pada setiap individu. [12] Faktor ketidakcukupan gizi juga
diduga merupakan faktor penyebab.
Penyakit ini sering dipercaya bahwa penularannya disebabkan oleh kontak antara orang
yang terinfeksi dan orang yang sehat.[13] Dalam penelitian terhadap insidensi, tingkat
infeksi untuk kontak lepra lepromatosa beragam dari 6,2 per 1000 per tahun di Cebu,
Philipina[14] hingga 55,8 per 1000 per tahun di India Selatan.[15]
Dua pintu keluar dari M. leprae dari tubuh manusia diperkirakan adalah kulit dan mukosa
hidung. Telah dibuktikan bahwa kasus lepromatosa menunjukkan adnaya sejumlah
organisme di dermis kulit. Bagaimanapun masih belum dapat dibuktikan bahwa
organisme tersebut dapat berpindah ke permukaan kulit. Walaupun terdapat laporan
bahwa ditemukanya bakteri tahan asam di epitel deskuamosa di kulit, Weddel et al
melaporkan bahwa mereka tidak menemukan bakteri tahan asam di epidermis. [16] Dalam
penelitian terbaru, Job et al menemukan adanya sejumlah M. leprae yang besar di lapisan
keratin superfisial kulit di penderita kusta lepromatosa. Hal ini membentuk sebuah
pendugaan bahwa organisme tersebut dapat keluar melalui kelenjar keringat. [17]
Pentingnya mukosa hidung telah dikemukakan oleh Schffer pada 1898.[18] Jumlah dari
bakteri dari lesi mukosa hidung di kusta lepromatosa, menurut Shepard, antara 10.000
hingga 10.000.000 bakteri.[19] Pedley melaporkan bahwa sebagian besar pasien
lepromatosa memperlihatkan adanya bakteri di sekret hidung mereka.[20] Davey dan Rees
mengindikasi bahwa sekret hidung dari pasien lepromatosa dapat memproduksi
10.000.000 organisme per hari.[21]
Pintu masuk dari M. leprae ke tubuh manusia masih menjadi tanda tanya. Saat ini
diperkirakan bahwa kulit dan saluran pernapasan atas menjadi gerbang dari masuknya
bakteri. Rees dan McDougall telah sukses mencoba penularan kusta melalui aerosol di
mencit yang ditekan sistem imunnya. [22] Laporan yang berhasil juga dikemukakan
dengan pencobaan pada mencit dengan pemaparan bakteri di lubang pernapasan. [23]
Banyak ilmuwan yang mempercayai bahwa saluran pernapasan adalah rute yang paling
dimungkinkan menjadi gerbang masuknya bakteri, walaupun demikian pendapat
mengenai kulit belum dapat disingkirkan.
Masa inkubasi pasti dari kusta belum dapat dikemukakan. Beberapa peneliti berusaha
mengukur masa inkubasinya. Masa inkubasi minimum dilaporkan adalah beberapa
minggu, berdasarkan adanya kasus kusta pada bayi muda.[24] Masa inkubasi maksimum
dilaporkan selama 30 tahun. Hal ini dilaporan berdasarkan pengamatan pada veteran
perang yang pernah terekspos di daerah endemik dan kemudian berpindah ke daerah non-
endemik. Secara umum, telah disetujui, bahwa masa inkubasi rata-rata dari kusta adalah
3-5 tahun.
[sunting] Pengobatan
Sampai pengembangan dapson, rifampin, dan klofazimin pada 1940an, tidak ada
pengobatan yang efektif untuk kusta. Namun, dapson hanyalah obat bakterisidal
(pembasmi bakteri) yang lemih terhadap M. leprae. Penggunaan tunggal dapson
menyebabkan populasi bakteri menjadi kebal. {ada 1960an, dapson tidak digunakan lagi.
Pencarian terhadap obat anti kusta yang lebih baik dari dapson, akhirnya menemukan
klofazimin dan rifampisin pada 1960an dan 1970an. [25] Kemudian, Shantaram Yawalkar
dan rekannya merumuskan terapi kombinasi dengan rifampisin dan dapson, untuk
mengakali kekebalan bakteri.[26] Terapi multiobat dan kombinasi tiga obat di atas pertama
kali direkomendasi oleh Panitia Ahli WHO pada 1981. Cara ini menjadi standar
pengobatan multiobat. Tiga obat ini tidak digunakan sebagai obat tunggal untuk
mencegah kekebalan atau resistensi bakteri.
Terapi di atas lumayan mahal, maka dari itu cukup sulit untuk masuk ke negara yang
endemik. Pada 1985, kusta masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di 122 negara.
Pada Pertemuan Kesehatan Dunia (WHA) ke-44 di Jenewa, 1991, menelurkan sebuah
resolusi untuk menghapus kusta sebagai masalah kesehatan masyarakat pada tahun 2000,
dan berusaha untuk ditekan menjadi 1 kasus per 100.000. WHO diberikan mandat untuk
mengembangkan strategi penghapusan kusta.
Kelompok Kerja WHO melaporkan Kemoterapi Kusta pada 1993 dan merekomendasikan
dua tipe terapi multiobat standar.[27] Yang pertama adalah pengobatan selama 24 bulan
untuk kusta lepromatosa dengan rifampisin, klofazimin, dan dapson. Yang kedua adalah
pengobatan 6 bulan untuk kusta tuberkuloid dengan rifampisin dan dapson.
Impetigo
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Impetigo adalah satu penyakit menular. Impetigo adalah infeksi kulit yang menyebabkan
terbentuknya lepuhan-lepuhan kecil berisi nanah (pustula).
Impetigo paling sering menyerang anak-anak, terutama yang kebersihan badannya kurang
dan bisa muncul di bagian tubuh manapun, tetapi paling sering ditemukan di wajah,
lengan dan tungkai. Pada dewasa, impetigo bisa terjadi setelah penyakit kulit lainnya.
Impetigo bisa juga terjadi setelah suatu infeksi saluran pernafasan atas (misalnya flu atau
infeksi virus lainnya).
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Tempoh pengeraman
2 Gejala
3 Tempoh pengasingan yang disarankan
4 Pencegahan
5 Pranala luar
Bintik-bintik merah yang kecil menjadi lepuh yang berisi nanah dan berkeropeng;
biasanya pada muka, tangan atau kepala. Impetigo berawal sebagai luka terbuka yang
menimbulkan gatal, kemudian melepuh, mengeluarkan isi lepuhannya lalu mengering
dan akhirnya membentuk keropeng.
Impetigo merupakan penyakit menular, yang ditularkan melalui cairan yang berasal dari
lepuhannya.
Besarnya lepuhan bervariasi, mulai dari seukuran kacang polong sampai seukuran cincin
yang besar. Lepuhan ini berisi carian kekuningan disertai rasa gatal.
Bisa terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar daerah yang terinfeksi.
Ya, sampai perawatan dimulai. Bisul harus ditutup dengan pembalut yang kedap air.
[sunting] Pencegahan
Mencuci tangan dengan teliti. Infeksi bisa dicegah dengan memelihara kebersihan dan
kesehatan badan. Goresan ringan atau luka lecet sebaiknya dicuci bersih dengan sabun
dan air, bila perlu olesi dengan zat anti-bakteri.
Kudis
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Penyakit Kudis atau juga dikenali sebagai Scabies adalah satu penyakit berjangkit.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Tempoh pengeraman
2 Gejala
3 Tempoh pengasingan yang disarankan
4 Pencegahan
Waktu terekspos sampai kena penyakit berbeda-beda (mungkin beberapa hari). Infeksi
baru: 2 sampai 6 minggu Infeksi ulang: 1 sampai 4 hari.
[sunting] Gejala
Kulit gatal, lebih parah pada waktu malam. Lebih parah di pergelangan tangan, ketiak,
pantat, kunci paha dan celah jari tangan dan kaki.
[sunting] Pencegahan
Orang yang dekat harus diperiksa apakah dihinggapi dan dirawat jika perlu. Cucilah
seprai, handuk dan pakaian yang dipakai pada 2 hari belakangan dengan air hangat dan
detergen.
Scabies
Scabies Scabies Scabies
Kurap
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Penyakit Kurap adalah satu penyakit menular yang disebabkan oleh fungi.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Masa Infeksi
2 Gejala
3 Penularan
4 Pencegahan
5 Pengobatan
[sunting] Gejala
Bagian kecil yang kasar pada kulit dengan dikelilingi lingkaran merah muda.
[sunting] Penularan
Kurap dapat menular melalui kontak langsung dengan penderita maupun secara tidak
langsung (melalui pakaian misalnya). Vektor penyakit biasanya adalah anjing dan kucing.
[sunting] Pencegahan
Mencuci tangan dengan sempurna, menjaga kebersihan tubuh, dan menghindari kontak
dengan penderita.
[sunting] Pengobatan
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Masa inkubasi
2 Gejala
3 Tempoh pengasingan yang disarankan
4 Pencegahan
5 Pranala luar
[sunting] Gejala
Penyakit yang sederhana, mungkin dengan demam, ruam di bagian mulut, tangan dan
kaki, dan mungkin di bagian popok.
[sunting] Pencegahan
Mencuci tangan dengan teliti terutama setelah membersihkan hidung, menggunakan toilet
atau mengganti popok.
Psoriasis
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Dalam menyambut Hari Psoriais Sedunia yang juga merupakan Hari Psoriaisasi Nasional
yaitu setiap tgl. 29 Oktober, maka pada Minggu, 28 Oktober 2007 jam 07:00 KPPI
membagikan flyers informasi psoriasis kepada masyarakat di Budaran Hotel Indonesia
(depan Grand Hyatt Hotel).
Xeroderma pigmentosum
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Xeroderma pigmentosum : suatu penyakit atau kelainan bawaan pada kulit yang jarang
ditemui, dimana kulit sangat peka terhadap sinar matahari terutama terhadap sinar ultra
violet. Kulit penderita xeroderma pigmentosum bila terpapar sinar matahari akan timbul
bercak-bercak di kulit dan menjurus ke arah kanker kulit.
Xerosis
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Xerosis adalah penyakit yang menyebabkan kekeringan pada kulit tubuh atau pada
bagian tubuh lainnya seperti pada mata (lihat : xerophtalmia).
Psoriasis ialah sejenis penyakit kulit yang penderita nya mengalami proses
pergantian kulit yang terlalu cepat. Kemunculan penyakit ini terkadang untuk jangka
waktu lama atau timbul/hilang, penyakit ini secara klinis sifatnya tidak mengancam
jiwa, tidak menular tetapi karena timbulnya dapat terjadi pada bagian tubuh mana
saja sehingga dapat menurunkan kualitas hidup serta menggangu kekuatkan mental
seseorang bila tidak dirawat dengan baik.
Berbeda dengan pergantian kulit pada manusia normal yang biasanya berlangsung
selama tiga sampai empat minggu, proses pergantian kulit pada penderita psoriasis
berlangsung secara cepat yaitu sekitar 24 hari, (bahkan bisa terjadi lebih cepat)
pergantian sel kulit yang banyak dan menebal.
Sampai saat ini penyakit Psoriasis belum diketahui penyebabnya secara pasti,
sehingga belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan secara total penyakit
Psoriasis.
Obat telan tertentu antara lain obat anti hipertensi dan antibiotik.
Sedang mengalami infeksi saluran nafas bagian atas, yang keluhannya dapat
berupa demam nyeri menelan, batuk dan beberapa infeksi lainnya.
Makanan berkalori sangat tinggi sehingga badan terasa panas dan kulit menjadi
merah , misalnya mengandung alcohol.
Sampai saat ini belum dapat diketahui secara pasti penyebab penyakit ini, oleh
karena itu belum ditemukan secara pasti cara atau obat untuk menyembuhkan
penyakit kulit ini secara sempurna, namun penderita Psoriasis suatu saat dapat
menjadi mulus karena siklus kekacauan pergiliran sel kulit ini kadang-kadang
menjadi normal atau dapat di atasi dengan obat; masa ini dikenal sebagai masa
remisi. Untuk mencapai keadaan remisi itu diperlukan kerjasama yang baik antara
pasien dengan dokter yang merawat.
Psoriasis belum dapat disembuhkan artinya belum ada penderita yang 100%
terbebas dari penyakit ini , pengobatan yang ada hanya untuk menekan gejala
Psoriasis ini, memperbaiki keadaan kulit, mengurangi rasa gatalnya. Penderita
Psoriasis tidak bisa berhenti dari pengobatan, ada pengobatan lanjutan sebagai
pemeliharaan yang diberikan dalam jangka waktu lama untuk mempertahankan
kondisi dan juga untuk mengontrol timbulnya kelainan kulit yang baru.
Kulit penderita Psoriasis awalnya tampak seperti bintik merah yang makin melebar
dan ditumbuhi sisik lebar putih berlapis-lapis. Tumbuhnya tidak selalu di seluruh
bagian kulit tubuh kadang-kadang hanya timbul pada tempat-tempat tertentu saja,
karena pergiliran selsel kulit bagian lainnya berjalan normal. Psoriasis pada kulit
kepala dapat menyerupai ketombe, sedangkan pada lempeng kuku tampang lubang-
lubang kecil rapuh atau keruh. Penyakit Psoriasis dapat disertai dengan / tanpa rasa
gatal . Kulit dapat membaik seperti kulit normal lainnya setelah warna kemerahan ,
putih atau kehitaman bekas Psoriasis. Pada beberapa jenis Psoriasis, komplikasi yang
diakibatkan dapat menjadi serius, seperti pada Psoriasis artropi yaitu Psoriasis yang
menyerang sendi, Psoriasis bernanah (Psoriasis Postulosa) dan terakhir seluruh kulit
akan menjadi merah disertai badan menggigil (Eritoderma)
Pengobatan Psoriasis biasanya dilakukan dengan berbagai cara mulai dengan salep
oles (topical), obat telan (sistemik) maupun dengan penyinaran menggunakan sinar
UVB. Baik pengobatan salep maupun penyinaran hanya membantu meredam
penyakit tersebut dan tidak menyembuhkan sama sekali, sehingga sewaktu-waktu
penyakit ini dapat timbul kembali.
Saat ini hanya ada beberapa rumah sakit di Indonesia yang menyediakan
pengobatan melalui penyinaran UVB ini, karena besarnya biaya yang diperlukan
untuk menyediakan peralatan tersebut.
Saat ini penderita Psoriasis di Indonesia terlihat meningkat dan mulai banyak
dibicarakan masyarakat karena telah beberapa kali Komunitas Peduli Psoriasis
Indonesia melakukan seminar dan symposium serta melakukan Pelatihan Kader
Psoriasis bekerja sama dengan Kelompok Studi Psoriasis Indonesia yang telah diliput
oleh media masa serta adanya pengakuan dari beberapa public figure yang
menderita psoriasis.
Namun demikian sampai saat ini masih dirasakan, kurangnya informasi mengenai
penyakit ini di Indonesia menyebabkan masih sedikit sekali orang yang mengetahui
penyakit ini, baik tentang pendeteksian awal ataupun cara pengobatannya.
Web site ini dalam perkembangannya diarahkan sebagai sarana interaktif sehingga
benar-benar merupakan ajang tukar informasi, karena pada hakekatnya sebagian
besar penderita psoriasis akan mengalami depresi akibat gangguan kosmetis
Psoriasis ini, oleh karena itu web site interaktif merupakan salah satu solusi awal
yang memadai dalam mengemukakan pengalaman dan berbagi rasa sehingga secara
bertahap dengan interaksi melalui web site ini akan menumbuhkan rasa percaya diri
bahwa sesungguhnya terdapat berbagai macam pengalaman dari para penderita lain
yang bisa dijadikan sebagai referensi dalam memahami, menyikapi Psoriasis.
Penyebaran melalui website ini diharapkan dapat menjaring lebih banyak penderita
psoriasis yang saat ini belum tergali informasi tentang jumlah besarnya oleh karena
itu penyebaran informasi web site: www.psoriasis.or.id merupakan langkah awal
untuk menemukan semakin banyak para penderita psoriasis di Indonesia.
Semakin banyak penderita yang dapat di data, maka akan semakin banyak
permasalahan, solusi dan pengalaman yang bisa dijadikan bahan interaktif dalam
web site ini sehingga tujuan Komunitas Peduli Psoriasis Indonesia sebagai fasilitator
para penderita , pemerhati maupun dokter dapat tercapai dengan demikian para
penderita psoriasis dapat secara bertahap meningkatkan kualitas hidupnya guna
mengembangkan profesinya mengisi pembangunan bangsa dan negara.
Jenis-Jenis Psoriasis :
Psoriasis Guttate
Psoriasis Kuku
Psoriasis Plak
Psoriasis Inverse
Psoriasis Eritrodermi
Psoriasis Artristis
Psoriasis Scalp
Psoriasis Pustular
Masalah Katarak
Oleh : Mohamed Yosri Mohamed Yong
Golongan berisiko
Golongan yang berisiko mengidap katarak adalah seperti berikut :-
Rawatan
Rujukan
Scabiesis pada kucing lebih sering disebabkan notoedres cati, seperti halnya sarcoptes
scabiei yang lebih sering menyerang anjing. Tungau ini berukuran sangat kecil (0.2-0.4
mm), hanya bisa dilihat dengan mikroskop atau kaca pembesar.
Tungau scabies
Seluruh siklus hidup tungau ini berada di tubuh induk semangnya. Tungau betina
menggali dan melubangi kulit kemudian bertelur beberapa kali sambil terus menggali
saluran-saluran dalam kulit induk semangnya. Lubang-lubang dalam kulit yang digali
seekor tungau betina dapat mencapai panjang beberapa centimeter.
Setelah bertelur beberapa kali, tungau betina mati. Dalam waktu 3-8 hari telur menetas
menjadi larva berkaki enam. Larva yang telah dewasa berubah menjadi nimfa yang
mempunyai delapan kaki. Nimfa dewasa berganti kulit menjadi tungau dewasa. Dalam
saluranyang telah digali tungau betina tersebut, tungau dewasa melakukan perkawinan
dan proses daur hidup berulang kembali. Satu siklus hidup memerlukan waktu 2-3
minggu.
Scabiesis dapat menyerang kucing pada semua umur, baik jantan maupun betina.
Penularan penyakit kulit ini terjadi melalui kontak fisik antar kucing atau kontak dengan
alat-alat yang tercemar tungau seperti sisir, kandang, dll.
Penyakit ini sering tertukar dengan penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur
(ringworm). Diagnosa penyakit biasanya dilakukan dengan cara memeriksa kerokan kulit
dibawah mikroskop. Biasanya dalam kerokan kulit tersebut ditemukan banyak tungau.
Pengobatan
Obat klasik yang sering digunakan untuk mengatasi penyakit ini adalah sulfur/belerang.
Sulfur juga merupakan obat klasik penyakit kulit yang disebabkan oleh ringworm/jamur.
Mandikan kucing dengan shampoo/sabun yang mengandung sulfur, kemudian dicelup
(dip) dengan cairan sulfur 2-3 %. Mandi dan dip sulfur dilakukan setiap tujuh hari sampai
sembuh. Setidaknya diperlukan 6-8 kali mandi hingga penyakit sembuh.
Cara lain yang sering digunakan adalah injeksi obat golongan avermectin seperti
ivermectin, doramectin atau selamectin. Suntikan inilah yang sering salah kaprah disebut
sebagai suntik jamur, seperti juga kesalahan diagnosa scabies yang sering salah kaprah
disebut sebagai jamur.
Setidaknya diperlukan dua kali suntikan ivermectin dengan selang waktu 2 minggu, agar
penyakit dapat sembuh total.
Bila dalam satu rumah terdapat beberapa ekor kucing, Pengobatan yang sama juga harus
diakukan terhadap kucing lain. Karena bila tidak diobati, ada kemungkinan terjadi infeksi
ulang dari kucing lain yang tidak diobati, akibatnya penyakit ini tidak pernah sembuh
secara tuntas.
Pencegahan
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Pencegahan bisa dilakukan dengan cara
menghindari kontak dengan kucing liar atau kucing yang telah terkena penyakit ini.
Kucing yang tinggal di dalam rumah biasanya jarang sekali terkena penyakit ini.
Cuci dan desinfeksi alat-alat grooming seperti sisir, sikat, dll setelah digunakan pada
kucing yang terkena penyakit ini.
Bila salah satu kucing menunjukan gejala penyakit ini, segera isolasi dan cegah kontak
dengan kucing lain yang masih sehat. Mandikan dengan shampoo khusus atau bawa ke
dokter hewan untuk pengobatan.
Seperti juga tungau lain yang termasuk dalam keluarga sarcoptes, notoedres cati dapat
menyerang manusia. Sepertihalnya pada kucing, scabies juga menyebabkan kemerahan
dan gatal-gatal pada kulit manusia.
Pada bagian yang terasa gatal biasanya terbentuk semacam benjolan kecil seperti jerawat,
di dalamnya terdapat cairan. Bila pecah karena terus digaruk, tungau yang terdapat di
dalamnya bisa menyebar ke daerah di sekitarnya. Rasa gatal yang ditimbulkan oleh
tungau scabies cukup mengganggu.
Pada manusia biasanya penyakit ini bersifat sementara dan sembuh dengan sendirinya.
Beberapa orang mungkin mempunyai kekebalan tubuh yang kurang baik dan cenderung
lebih sensitif terhadap serangan scabies ini.
Pengobatan dan pencegahan bisa dilakukan dengan mencuci tangan atau bagian yang
gatal dengan sabun yang mengandung sulfur seperti JF Sulfur. Obat lain yang bisa
digunakan adalah salep scabicid.
scabies parah
Ekzema atopik adalah sejenis penyakit kulit akibat tindak balas hipersensitif yang menyebabkan radang, gatal-gatal,
kulit kering dan bersisik.
Pakar Dermatologi, Jabatan Perubatan, Hospital Universiti Sains Malaysia (HUSM), Prof. Madya Dr. Mokhtar Nor
berkata, penghidap ekzema tidak terkecuali mengalami tekanan perasaan dan gangguan emosi akibat masalah kulit
yang keterlaluan ini.
Menurut beliau, penyakit yang berlaku pada pelbagai peringkat umur ini lebih kerap terjadi di kalangan kanak-kanak
yang berusia kurang dua tahun.
"Biasanya, bayi yang menghidap penyakit ini berumur antara enam hingga dua tahun,'' katanya.
Bayi yang menghidap ekzema akan menanggung kesengsaraan seperti rasa gatal yang berlebihan, pedih dan berasa
resah.
Bagi kanak-kanak pula, biasanya ekzema membabitkan bahagian lutut, pelipat, siku, atas punggung, buku lali dan di
belakang telinga.
Pada peringkat bayi, biasanya masalah ini lebih kerap berlaku pada muka dan kulit kepala.
Namun, apabila kanak-kanak ini berusia 18 bulan, ekzema ini lebih ketara pada bahagian pelipat siku dan belakang
lutut.
Ekzema berasal dari perkataan Greek - boiling - merujuk kepada lepuhan yang wujud di peringkat awal pada sejenis
penyakit kulit yang gatal.
Penghidap ekzema atau juga dikenali sebagai ekzema atopik ini dipengaruhi penyakit genetik seperti asma dan
resdung (rhinitis) yang diwarisi daripada ibu bapa mereka.
Menurut Dr. Mokhtar, statistik menunjukkan satu hingga 30 peratus individu di negara ini menghidap penyakit ini
sama seperti di United Kingdom. Bagaimanapun, insiden ini kurang pada kanak-kanak dan orang dewasa.
"Kajian mendapati, seorang dalam setiap enam kanak-kanak dan seorang dalam 10 orang dewasa menghidap
ekzema,'' katanya.
Di Amerika Syarikat tiga peratus penduduknya menghadapi masalah ini, manakala 10 peratus terdiri daripada bayi.
Terdapat banyak faktor yang boleh menyebabkan atau memburukkan ekzema.
Ini termasuklah perubahan cuaca, tekanan emosi, hama, alahan terhadap sesetengah makanan atau perubahan
cuaca yang cukup ketara.
Sehubungan itu, jika dilihat pada faktor ini ekzema lebih ketara di kalangan kanak-kanak. Tambah beliau, sesetengah
individu mempercayai makanan tertentu boleh mencetuskan serangan ekzema.
Justeru, dengan mengelakkan pengambilan makanan tersebut dipercayai dapat mengurangkan serangan ekzema.
"Bagaimanapun, dengan menghindarkan sesetengah makanan yang mencetuskan ekzema ini tidak memberi jaminan
bahawa masalah ini dapat disembuhkan dalam jangka masa panjang,'' katanya.
Meskipun penyakit ini tidak dapat disembuhkan, pelbagai rawatan boleh digunakan untuk mengurangkan gejala-
gejala yang tidak menyenangkan.
"Biasanya, ekzema ini menunjukkan perubahan positif yang cukup ketara apabila kanak-kanak ini mencecah usia
lima tahun,'' jelasnya.
Malah, sebahagian besar akan sembuh apabila sampai peringkat remaja. Hanya lima peratus penghidap penyakit ini
akan berterusan hingga peringkat dewasa.
TANDA- TANDA
Selain itu, lain-lain tanda yang dicirikan dengan penyakit ini termasuklah:
* Mengelupas
* Bersisik
* Kemerah-merahan
* Penebalan kulit
Ekzema pada bayi lebih kerap berlaku pada kepala, muka dan tangan, manakala pada orang dewasa dan kanak-
kanak di belakang lutut dan pelipat siku.
RAWATAN
Pesakit akan dimaklumkan bahawa penyakit ini tidak boleh disembuhkan, tetapi boleh dikawal. Malah dalam keadaan
tertentu, ia akan pulih dengan sendiri apabila pesakit meningkat dewasa.
Pada masa yang sama, pesakit juga dinasihatkan supaya tidak menggunakan sabun biasa, sebaliknya menggunakan
sabun yang mengandungi bahan pelembap (emollients). Ini kerana, sabun biasa akan mengakibatkan kulit menjadi
lebih kering, bertambah gatal dan rosak
* Ubat histamine (ubat menghilang rasa gatal) akan diberi kepada pesakit untuk mengelakkan pesakit menggaru.
* Sebaik-baiknya ubat ini diambil pada waktu malam kerana ia menyebabkan pesakit mengantuk.
Ubat ini perlu diambil dalam sukatan yang betul, sekurang-kurangnya selama satu minggu.
*Penggunaan ubat sapu (topikal steroid)
Kekuatan ubat yang digunakan ini bergantung kepada tahap keseriusan dan umur kanak-kanak yang terlibat.
Ini kerana, penggunaan ubat topikal steroid yang kuat iaitu yang tidak sesuai dengan kanak-kanak boleh
menyebabkan kerosakan pada kulit.
Sebaik-baiknya, elakkan mengambil ubat-ubatan yang dimakan kerana ia mempunyai kesan sampingan kepada
pesakit.
Bagi kes-kes yang serius, ubat-ubatan seperti steroid, sitotoksik (azathioprine) dan phote kemoterapi (PUVA) boleh
digunakan.
Dalam merawat masalah ekzema, mengurangkan jangkitan merupakan perkara yang paling utama. Ini kerana,
bakteria lebih mudah membiak pada kulit mereka yang menghidap masalah ini.
Jangkitan bakteria seperti staphylococcus dan streptoccocus adalah jenis yang sering berlaku dan menyebabkan
ekzema seseorang penghidap menjadi lebih serius.
Virus herpes simplex yang biasanya menyebabkan kayap bunga juga boleh menyebabkan ekzema seseorang
bertambah teruk. Sehubungan itu, ubat-ubatan antibiotik dan ubat-ubat antiviral ada kalanya perlu diberi semasa
rawatan.
KOMPLIKASI
* Apabila kulit kering dan digaru, seseorang boleh mendapat jangkitan sekunder - jangkitan kuman.
Sehubungan itu, elakkan mengguna sabun mandi biasa dan kulit tidak digaru bagi mengelakkan kulit kering.
Penyakit ini boleh menjejaskan keseluruhan hidup penghidapnya seperti hubungan persahabatan, kerjaya dan waktu
tidur.
* Hanya sebahagian kecil pesakit saja yang alah pada telur dan bahan pengawet yang mengakibatkan keadaan
mereka menjadi lebih serius.
Sehubungan itu, jangan mudah menghalang anak-anak daripada memakan makanan tertentu sebelum benar-benar
pasti yang mereka alah pada makanan tersebut.
PANDUAN
* Pastikan anda tidak terdedah dengan bahan yang boleh memedihkan kulit.
* Sesetengah bahan seperti pembersih rumah, sabun, losen selepas bercukur, sabun mandi, gaslin, turpentin dan
lain-lain solvent boleh menimbulkan rasa pedih pada kulit.
* Pakai sarung tangan untuk melindungi kulit apabila anda melakukan sesuatu. Gunakan pakaian yang diperbuat
daripada kapas atau campuran daripadanya.
* Elakkan mengguna sabun mandi biasa kerana ia boleh menyebabkan kulit bertambah kering. Elakkan menggaru
bahagian yang gatal kerana ia boleh merosakkan kulit dan mudah dijangkiti kuman.
* Elakkan memakan makanan tertentu dan makanan yang mengandungi bahan awet jika alah pada bahan atau
makanan tersebut. Banyakkan mengguna bahan pelembap kulit dan jangan biarkan kulit kering. Cepat berjumpa
doktor dan jangan biarkan keadaan bertambah teruk.
* Pengambilan Evening Primrose Oil (EPO) dapat membantu sebahagian pesakit yang berada di tahap serius.
Source : http://www.utusan.com.my/utusan/archive.asp?y=2000&dt=0709&pub=utusan_malaysia&sec=gaya
%5Fhidup&pg=l