Professional Documents
Culture Documents
ICD-10
ICD-9
DiseasesDB 3432
Mata manusia
Dakriosistitis adalah suatu infeksi pada sakus lakrimalis atau saluran air mata yang
berada di dekat hidung. Infeksi ini menyebabkan nyeri, kemerahan, dan pembengkakan
pada kelopak mata bawah, serta terjadinya pengeluaran air mata berlebihan (epifora).
Radang ini sering disebabkan obstruksi nasolakirmalis oleh bakteri S. aureus, S.
pneumoniae, Pseudomonas.
Terapi
Dakriosistitis diobati dengan kompres air hangat, dekongestan nasal, antibiotika topikal
dan sistemik. Dalam keadaan tertentu dapat dipertimbangkan tindakan
dakriosistorinostomi.
Koloboma
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
DiseasesDB 29894
Koloboma adalah istilah yang menggambarkan lubang yang terdapat pada struktur mata,
seperti lensa mata, kelopak mata, iris, retina, koroid, atau diskus optikus. Lubang ini telah
ada sejak lahir dan dapat disebabkan adanya jarak antara dua struktur di mata. Strukturini
gagal menutup sebelum bayi dilahirkan. Koloboma dapat terjadi pada satu atau kedua
mata.
Beberapa anak yang menderita koloboma dapat memiliki malformasi pada bagian
tubuhnya, seperti yang terjadi pada sindrom CHARGE.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Konjungtivitis Gonokokal
2 Tempoh pengeraman
3 Gejala
4 Pencegahan
5 Pranala luar
Dalam waktu 12-48 jam setelah infeksi mulai, mata menjadi merah dan nyeri. Jika tidak
diobati bisa terbentuk ulkus kornea, abses, perforasi mata bahkan kebutaan. Untuk
mengatasi konjungtivitis gonokokal bisa diberikan tablet, suntikan maupun tetes mata
yang mengandung antibiotik.
[sunting] Gejala
Mata terasa kasar menggatalkan, merah dan mungkin berair. Kelopak mata mungkin
menempel sewaktu bangun tidur. Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah
dan mengeluarkan kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang
kental dan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran
yang jernih.
Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena
alergi.
Gejala lainnya adalah: - mata berair - mata terasa nyeri - mata terasa gatal - pandangan
kabur - peka terhadap cahaya - terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun
pada pagi hari.
[sunting] Pencegahan
1. Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan
atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih.
2. Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang
sakit.
3. Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah
lainnya.
4. Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan pabrik pembuatnya
Xerophtalmia
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Penyakit Mata
Jumlah penyakit dan gangguan mata lebih dari 200. Sebagian menimpa kaum berusia 40
tahun keatas. Untungnya hampir semua masih mungkin dicegah. 1. Tak seorang pun bisa
luput kena 'mata tua'. Pasti kemampuan melihat dekat seseorang semakin menurun sejak
muda. Puncaknya pada usia 40-an. Oleh proses menua, normal lensa mata semakin hari
kian tak cukup kuat lagi mencembung. Itu berarti kemampuan melihat dekat berangsur
menurun. Kita menyebutnya rabun dekat menua (presbyopia). Mata tua butuh kacamata
baca atauplus untuk mengoreksinya.
Semakin tua, bertambah ukuran plusnya. Ini lumrah dan tak bisa di cega. Sering pusing,
nyeri kepala tak kunjung hilang, tak kuat membaca lama, untuk umur diatas 40 obatnya
umumnya kacamata baca. 2. Rabun jauh, resiko orang kutu buku. Boleh jadi. Jika salah
menggunakan mata, Visus atau ketajaman mata menurun. Cara bacanya mungkin benar,
namun turunan berkacamata, bisa rabun jauh juga. Tak awas ketika melihat jauh , tapi
awas untuk membaca. Untuk mengoreksinya butuh kacamata minus. Mungkin saja perlu
lensa silinder. Artinya kelainan refraksi mata ada (juga) di lengkung korneanya. Rabun
jauh sebab turunan tak tercegah. Minusnya, biasanya lekas bertambah. Sedang yang
bukan turunan dicegah dengan cara sehat menggunakan mata. 3. Glaukoma, si pencuri
penglihatan. Waspada, tekanan bolamata mendadak bisa meninggi. Jika melebihi 20
mmHg muncul glaukoma.
Ada glaukoma turunan, ada juga yang didapat. Glaukoma turunan tak bisa dicegah.
Sedangkan yang didapat, dengan meniadakan semua penyakit yang mendasari munculnya
glaukoma, tak perlu glaukoma terjadi. Jika dibiarkan, glaukoma menuju puncaknya.
Tekanan bolamata melonjak tinggi. Bolamata mengeras seperti batu. Lebih mengerasnya
bolamata pada perabaan iseng-iseng, salah satu cara menduga kemungkinan glaukoma. 4.
Infeksi mata orang dewasa. Jenis infeksi jumlahnya lebih dari 40. Bisa kuman, virus, atau
jamur penyebabnya. Tidak semua berbahaya, kebanyakan bisa sembuh dengan
sendirinya. Tetapi ada juga jenis yang membutakan misalnya trachoma dan herpes mata.
Trachoma adalah jenis penyakit mata yang kuno. Kini lebih sering herpes zoster mata,
selain herpes simplex. Dua-duanya penyakit kulit dan kelamin yang bisa menyerang
mata. Umumnya suka menyerang orang berusia 50-an. Herpes Simplex dimata tampak
seperti infeksi mata umumnya.
Mata merah bengkak, terasa mengganjal, mungkin terasa demam dan kurang enak badan.
Herpes Zoster mata lebih ganas. Virus zoster hanya menyerang sesisi tubuh. Begitu juga
pada mata. Awalnya timbul cacar merah bergerombol mirip lepuhan luka bakar di kulit
sekitar mata, sesisi. 5. Katarak itu lumrah, bisa juga akibat penyakit. Boleh jadi,
kebanyakan katarak bagian dari proses menua. Awalnya pada usia 50-an. Kejernihan
lensa berkurang dengan bertambahnya usia. Cairan dan protein dalam lensa yang
membuata lensa keruh, semakian tahun akan semakain mengeruh. Akhirnya isi lensa bisa
meleleh, lensa pecah, lalau tumpah ke ruang-ruang dalam bagian bola matayang bisa
menimbulkan komplikasi. Tetes katarak bukan penyembuh, melainkan cuma
memperlambat matangnya katarak. 6. Retina koyak bisa membutakan juga. Hal ini bisa
terjadi karena tempat cahaya direkam bisa terkelupas dan koyak. Ada bagian bayangan
yang hilang dari lapangan penglihatan. Penyebabnya banyak. Penyakit retina, gangguan
aliran darah retina, cedera mata, sampai akibat rabun jauh yang kelewat tinggi.
Mendadak seperti melihat tirai yang menutupi sebagian penglihatan. Mungkin diawali
kilatan-kilatan cahaya melintas dilayar pandangan, beberapa hari sampai beberapa
minggu menjelang kejadian. Koyakan retina perlu 'disolder' laser sebelum terlanjur
meluas menambah lebar kebutaan, atau terkomplikasi. 7. Buta dadakan perlu diwaspadai.
Tiba-tiba buta, mungkin didahului ketajaman penglihatan yang berangsur menurun atau
bisa juga langsung buta. Penyebabnya sumbatan pembuluh darah retina. Penyumbatnya
bisa berasal dari jantung. Ada butiran gumpalan darah emboli yang yang terhanyut dari
luar mata yang menyumbat pipa pembuluh retina. Atau bisa jadi pembuluh mata retina
sendiri sudah berkarat lemak, sehingga terjaadi sumbatan setempatan. Kemungkinan lain,
aliran darah retina berkurang. Gejala buta dadakan mungkin bagian dari (awal) stroke.
Pada satu atau kedua mata mendadak kehilangan penglihatan sebagai atau total beberapa
detik sampai beberapa menit (amourosis fugax). 8. Separo komplikasi kencing manis,
membutakan juga. Besar kemungkinan begitu. Pada kencing manis lama tak terkontrol,
pembuluh darah kapiler retina mengalami kerusakan. Pipa pembuluh retina tersumbat
'karat' lemak, selain menebal dan kaku. Aliran darah retina lama-lama tak lancar,
sehingga retina kekurangan makanan.
Mata adalah jendela untuk melihat dunia. Menjaga indra penglihatan ini tak rumit, tapi
banyak yang tersandung karena menganggapnya remeh-temeh. Banyak faktor yang
membuat mata jadi tak berfungsi baik.
"MATA bukan segala-galanya, tetapi tanpa mata segalagalanya tidak ada artinya."
Ungkapan ini rasanya tak dapat dibantah. Bagaimana tidak, ketika mata terganggu
maka bersiaplah untuk kehilangan keindahan seluruh dunia. Dengan mata yang sehat,
banyak hal yang normal dan wajar dapat dinikmati.
Meski demikian, tak sedikit orang yang tak merasa penting menjaga kesehatan
matanya. Data yang dari Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa dari 200 juta
penduduk Indonesia, 1,5 persen atau sekitar 3 juta orang menderita kebutaan. Sebuah
jumlah yang tidak kecil.
Penyakit mata yang berdampak pada kebutaan ini disebabkan oleh beberapa faktor,
seperti degeneratif, pola makan yang tidak sehat, lingkungan hidup, pola hidup, ras, dan
faktor genetik Selain faktor tersebut, penyakit mata juga dapat menjadi faktor ikutan
karena penyakit lain yang diderita.
Dari banyak kasus, diabetes adalah penyebab paling dominan gangguan pads mata.
Diabetes menyebabkan gangguan pada retina atau biasa disebut retino diabetika.
Gambar bayangan kabur itulah yang akan dikirim ke otak, sehingga tidak dapat
diterjemahkan dengan sempurna. Untuk mengatasi penyakit mata jenis ini, yang paling
penting untuk diperhatikan adalah menjaga pola makan. Makanan, terutama yang
memiliki kadar gala tinggi, sedapat mungkin harus dijauhi.
Jenis penyakit mata lainnya yang harus diwaspadai adalah ablasvo retina yaitu penyakit
mata akibat lepasnya retina. Meskipun dalam banyak kasus terjadi pada manusia usia
lanjut, sebenarnya penyakit jenis ini berpotensi terjadi pada semua tingkatan usia.
Lepasnya retina dapat terjadi akibat benturan keras yang dialami oleh kepala. Selain itu,
meskipun tak banyak, dapat merupakan faktor turunan sehingga sangat munglan terjadi
pada bayi dan anak-anak Apabila tidak mendapatkan penanganan dengan cukup serius,
bisa menyebabkan kebutaan permanen,
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Cambridge University dan London College
University menunjukkan bahwa tinggal bersama dengan perokok selama lima tahun
dapat menyebabkan kebutaan pada seseorang yang telah berumur. Penyakit mata
tersebut adalah Age related Macular Degeneration (AMD).
AMD adalah penyakit mata yang berkembang di atas usia 50 tahun. Penyakit ini
melemahkan retina pusat, Meskipun tidak selalu, penyakit ini cenderung mengarah ke
kebutaan. Dan saat ini 500 ribu orang di Inggris tengah resah karena terkena penyakit
ini. Dalam penelitian yang dipublikasikan British Journal of Opthamology tersebut
menunjukkan bahwa risiko terkena penyaldt mata AMD bagi perokok pasif tiga kali lipat,
sedangkan untuk perokok aktif dua kali lipat.
Sebuah persoalan yang cukup serius dalam penanganan penyakit mata adalah hingga
saat ini ilmu dan teknologi kedokteran belum dapat mendeteksi semua gangguan pada
mata. Hal ini jelas merupakan sebuah persoalan. Hal ini jugalah yang membuat banyak
orang menganggap remeh penyakit mata sehingga risiko kebutaan menjadi cukup besar
karena penanganan yang terlambat. Dan, bukan hal aneh bahwa orang justru sering
tersandung pada hal yang remeh-temeh.
Sangat menular
Penyakit mata merah sangat menular. Semua alat yang dipakai
dan menyentuh mata seperti kaca mata, sapu tangan, handuk,
lensa kontak, perias mata, menjadi sumber penular. Tanpa
sadar penularan bisa berlangsung lewat jemari tangan yang
sudah tercemari kuman atau virus. Orang yang pekerjaannya
banyak memegang uang, misalnya kasir, mudah tertular infeksi
mata. Kalau salah seorang anggota keluarga ada yang terkena
penyakit ini, maka anggota lain dalam keluarga mudah terkena.
Katarak
Katarak merupakan penyakit mata yang dicirikan dengan
adanya kabut pada lensa mata. Lensa mata normal
transparan dan mengandung banyak air, sehingga cahaya
dapat menembusnya dengan mudah. Walaupun sel-sel baru pada lensa
akan selalu terbentuk, banyak faktor yang dapat menyebabkan daerah di
dalam lensa menjadi buram, keras, dan pejal. Lensa yang tidak bening
tersebut tidak akan bisa meneruskan cahaya ke retina untuk diproses dan
dikirim melalui saraf optik ke otak.
Selanjutnya
.................................................................
...........
Pterigium
................................................................
............
Gloukoma
GLAUKOMA
KATARAK
Apakah Katarak Itu ?
Katarak adalah perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih dan tembus cahaya menjadi keruh. Katarak
menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit
mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina. Jumlah dan bentuk kekeruhan
pada setiap lensa mata dapat bervariasi.
Seorang penderita katarak mungkin tidak menyadari telah mengalami gangguan katarak apabila kekeruhan
tidak terletak dibagian tengah lensa matanya. Katarak terjadi secara perlahan-perlahan sehingga
penglihatan penderita terganggu secara berangsur. Katarak tidak menular dari satu mata ke mata yang lain,
namun dapat terjadi pada kedua mata pada saat yang bersamaan. Katarak tidak disebabkan oleh pemakaian
mata yang berlebihan dan tidak mengakibatkan kebutaan permanen apabila diatasi dengan pengobatan atau
operasi. Gejala umum gangguan katarak meliputi :
Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
Peka terhadap sinar atau cahaya.
Dapat melihat dobel pada satu mata.
Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
Akan tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda.
Penyebab katarak lainnya meliputi :
Faktor keturunan.
Cacat bawaan sejak lahir.
Masalah kesehatan, misalnya diabetes.
Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid.
Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.
Operasi mata sebelumnya.
Trauma (kecelakaan) pada mata.
Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.
Operasi cukup dengan bius lokal atau tetes, dan tanpa harus menjalani rawat inap. Lensa keruh
diangkat dan digantikan dengan lensa buatan yang ditanam secara permanen. Dokter spesialis
mata melakukan prosedur ini dengan menggunakan peralatan operasi berteknologi tinggi dengan
teknik fakoemulsifikasi (tanpa jahitan). Tingkat keberhasilan operasi katarak cukup tinggi. Lebih
dari 95% tindakan operasi menghasilkan perbaikan penglihatan apabila tidak terdapat gangguan
pada kornea, retina, saraf mata atau masalah mata lainnya. JEC menggunakan alat IOL Master
untuk meningkatkan ketepatan ukuran lensa tanam yang digunakan. Perlu diketahui, komplikasi
walaupun sangat jarang, dapat terjadi pada saat operasi maupun setelah operasi. Jika terdapat
gangguan pada mata sekecil apapun setelah operasi, segera menghubungi dokter spesialis mata.
Pada sebagian besar orang yang telah menjalani operasi katarak, kapsul atau selaput dimana lensa
intraokular terpasang dapat menjadi keruh.
Diperlukan terapi laser untuk membuka kapsul yang keruh ini, sehingga penglihatan menjadi jelas
kembali. Kesimpulan Katarak adalah penyebab umum berkurangnya penglihatan, khususnya
terjadi pada manusia usia lanjut yang dapat diatasi. Dokter spesialis mata dapat mengetahui
apakah katarak atau masalah lainnya yang menjadi penyebab hilangnya penglihatan, dan apakah
tindakan operasi diperlukan untuk mengatasi gangguan katarak.
Katarak disebabkan hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa, proses
penuaan (degeneratif). Meskipun tidak jarang ditemui pada orang muda, bahkan pada
bayi yang baru lahir sebagai cacat bawaan, infeksi virus (rubela) di masa pertumbuhan
janin, genetik, gangguan pertumbuhan, penyakit mata, cedera pada lensa mata,
peregangan pada retina mata dan pemaparan berlebihan dari sinar ultraviolet.
Kerusakan oksidatif oleh radikal bebas, diabetes mellitus, rokok, alkohol, dan obat-
obatan steroid, serta glaukoma (tekanan bola mata yang tinggi), dapat meningkatkan
risiko terjadinya katarak.
Gejala utama katarak adalah penglihatan kabur, daya penglihatan berkurang secara
progresif, adanya selaput tipis yang menghalangi pandangan, sangat silau jika berada di
bawah cahaya yang terang, mata tidak sakit dan tidak berwarna merah. Pada
perkembangan selanjutnya penglihatan semakin memburuk, pupil akan tampak berwarna
putih (ada putih-putih pada hitam mata), sehingga refleks cahaya pada mata menjadi
negatif. Penderita juga dapat merasa silau pada siang hari atau jika terkena sinar lampu
mobil. Penglihatan pada malam hari yang lebih baik.
Selain itu, pada gejala awal terdapat perbaikan penglihatan dekat tanpa memakai kaca
mata atau second sight. Bila dibiarkan, katarak dapat menyebabkan komplikasi seperti
glaukoma dan kebutaan, karena lensa yang keruh menghalangi pemeriksaan bagian
dalam mata yang lain, seperti perubahan pada keadaan retina atau kerusakan saraf mata
yang meneruskan perintah dari mata ke otak.
Masalah nasional
Katarak merupakan masalah nasional yang perlu segera ditanggulangi. Katarak dapat
menyebabkan penurunan produktivitas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Farida
(1989-1999), lebih dari separuh (52%) kebutaan disebabkan katarak. Bahkan 16% buta
katarak dialami penduduk usia produktif (40-54 tahun).
Menurut Gloria Cyber Ministries, penyakit katarak di Indonesia terjadi pada usia lebih
muda, yaitu pada usia 45 tahun. Sedangkan negara maju seperti AS, Inggris, dan Jepang,
kasus katarak terjadi pada usia 60 tahun. Ini berarti, orang Indonesia lebih awal 10-15
tahun mengidap katarak.
Data dari Departemen Kesehatan (1982) ditemukan, buta satu mata sebanyak 2,1% dan
buta dua mata 1,2%. Sedangkan hasil survei nasional tahun 1993-1996 menunjukkan,
prevalensi kebutaan di Indonesia cukup tinggi, yaitu mencapai 1,5%. Artinya, ada tiga
juta orang buta di antara 210 juta penduduk Indonesia, atau merupakan angka tertinggi di
Asia. Angka ini menempatkan Indonesia menempati urutan pertama di Asia dan nomor
dua dunia setelah negara-negara di Afrika Tengah dan sekitar gurun Sahara sebagai
negara dengan jumlah penduduk tertinggi yang menderita kebutaan.
Sebagai perbandingan, di Bangladesh angka kebutaan mencapai 1%, di India 0,7%,
Thailand 0,3%, Jepang dan AS berkisar antara 0,1%-0,3%. Hal ini berarti angka kebutaan
di Indonesia 10 kali lebih tinggi. Katarak menjadi penyebab utama kebutaan di Asia dan
menyebabkan 70% kasus kebutaan di Indonesia (0,78%), kemudian diikuti glaukoma
0,20%, kelainan refraksi (perlu kacamata) 0,14%, penyakit kornea, retina, dan
kekurangan vitamin A (xeroftalmia). Pada tahun 2000, jumlah penderita katarak di
Indonesia berbanding lurus dengan jumlah penduduk usia lanjut, yaitu sekira 15,3 juta.
Diperkirakan setiap satu menit terdapat satu orang menjadi buta dan setiap tahun
bertambah 500.000 orang buta (Gloria Cyber Minister), terutama bagi penduduk yang
berada di daerah miskin dengan sosial ekonomi lemah. Hal ini menunjukkan adanya
kecenderungan peningkatan buta katarak dari tahun ke tahun.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada 50 juta kebutaan di dunia,
terbanyak adalah mereka yang tinggal di negara miskin dan berkembang, yaitu Asia dan
Afrika. Penduduk yang tinggal di negara berkembang berisiko 10 kali lipat mengalami
kebutaan dibandingkan penduduk di negara maju. Sedangkan menurut Institut Kesehatan
Nasional (National Institute of Health/NIH) di negara maju seperti Amerika Serikat
terdapat 4 juta orang berisiko menjadi buta, karena proses kemunduran mascular (titik
kuning retina) yang berhubungan dengan faktor usia. Pada akhirnya menyebabkan
kebutaan.
Masih menurut WHO, sebanyak 25 juta penduduk buta karena katarak. Diperkirakan
jumlah penderita kebutaan akibat katarak di dunia saat ini 17 juta orang. Untuk itu WHO
dengan Vision 2020 (An International Partnership Among Those Working for Blindness
Prevention, to Eliminate Avoidable Prevention, to Eliminate Avoidable Blindness by the
Year 2020) bekerja keras untuk menurunkan angka kebutaan dan menghindari ancaman
kebutaan yang dikhawatirkan dapat mencapai angka 80 juta pada tahun 2020 (IPTEKnet,
2004).
Katarak dapat disembuhkan, terlebih dengan semakin majunya teknologi kedokteran saat
ini. Upaya pengobatan katarak yang paling efektif adalah dengan pembedahan. Lensa
mata yang telah keruh diangkat dan diganti dengan lensa buatan (keratoplasty) yang
ditanam (intra ocular lens). Dengan teknologi terbaru yang menggunakan gelombang
suara berfrekuensi tinggi (phacoelmusification), maka luka yang dibuat/sayatan untuk
mengambil lensa yang keruh menjadi lebih kecil. Selain itu, penderita katarak dapat juga
mengenakan kaca mata khusus yang telah diatur ketebalannya (kaca mata aphakia).
Hasil penelitian para ahli dari University of Southern California (IPTEKnet, 2004) ada
cara baru untuk mendapatkan kembali penglihatan bagi penderita katarak, yaitu dengan
teknologi Implantasi Microchip pada retina. Microchip ini dapat bekerja baik pada sel-sel
saraf retina mata yang masih sehat serta utuh, namun sel-selnya mengalami kemunduran
penglihatan (photoreceptor).
Microchip dapat mengubah sebentuk citra menjadi rangsangan elektrik. Alat ini bekerja
dengan cara mengonversi citra menjadi sinyal elektronik yang ditransmisikan melalui
silicon biochip fleksibel yang disematkan dekat retina mata. Microchip dengan daya
elektronis dapat merangsang sel-sel penglihatan pada retina mata, kemudian meneruskan
sinyal ke otak untuk diproses menjadi citra yang sesungguhnya seperti halnya pada mata
normal.
Katarak dapat dicegah, di antaranya dengan menjaga kadar gula darah selalu normal pada
penderita diabetes mellitus, senantiasa menjaga kesehatan mata, mengonsumsi makanan
yang dapat melindungi kelainan degeneratif pada mata dan antioksidan seperti buah-
buahan banyak yang mengandung vitamin C, minyak sayuran, sayuran hijau, kacang-
kacangan, kecambah, buncis, telur, hati dan susu yang merupakan makanan dengan
kandungan vitamin E, selenium, dan tembaga tinggi.
Seseorang dengan konsentrasi plasma darah yang tinggi oleh dua atau tiga jenis
antioksidan ( vit C, vit E, dan karotenoid) memiliki risiko terserang katarak lebih rendah
dibandingkan orang yang konsentrasi salah satu atau lebih antioksidannya lebih rendah.
Katarak
Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.
Katarak adalah sejenis kerosakan mata yang menyebabkan kanta mata berselaput dan
rabun. Kanta mata menjadi keruh dan cahaya tidak dapat menembusinya. Keadaan ini
menjejaskan penglihatan seseorang dan akan menjadi buta sekiranya lewat, atau tidak
dirawat. Masalah katarak berbeza dengan masalah mata Glaukoma.
Ahmed Valve
Untuk mengatasi glaukoma yang memang kondisinya sudah mendesak, dokter akan memasang
keran buatan yang populer disebut ahmed valve. Nama ini berasal dari nama penemunya, yakni
Ahmed, warga Amerika Serikat (AS) asal Timur Tengah yang pertama kali menciptakan klep
tersebut sekitar 10 tahun silam. Alat serupa keran ini terbuat dari bahan polymethyl methacrylate
(PMMA), yakni bahan dasar lensa tanam. Ahmed valve ditanamkan pada bola mata dengan cara
operasi. Bila tekanan bola mata berada pada 18 mmHg maka klep tersebut akan terbuka
sehingga cairan yang tersumbat bisa mengalir ke bagian konjungtiva mata. Dengan mengalirnya
cairan, tekanan bola mata otomatis akan turun. Sebaliknya, klep akan tertutup kembali bila
tekanan sudah berada di bawah 18 mmHg.
Pada glaukoma kronis yang belum terlalu parah ahli medis bisa mengambil tindakan memberikan
tetes mata untuk mengurangi produksi cairan atau untuk memperlancar pengeluaran cairan
mata. Selanjutnya bisa juga dilakukan pemeriksaan bola mata dengan tonometer, memeriksa
saraf mata, mengukur lapang pandangan. Sedangkan pada kondisi yang mendesak perlu
dilakukan operasi laser.(mer)
RABUN
1a) Miopia
Terjadi apabila bola mata lebih panjang dari saiz biasa. Ini
membuatkan imej sesuatu objek yang dilihat terbentuk
dihadapan retina.
1b) Hiperopia
************************************************
************************************************
************************************************
Miopia
Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.
Miopia, atau rabun jauh, adalah satu kecacatan biasan bagi mata di mana cahaya
terkolimat mengeluarkan imej optik tumpuan di hadapan retina apabila otot mata dalam
keadaan rehat.
Mereka yang memhadapai miopia lazimnya boleh melihat melihat objek yang dekat
dengan jelas tetapi objek jauh kelihatan kabur. Kecacatan bertentangan dengan miopia
adalah hiperopia atau "rabun jauh" ini adalah di mana kornea adalah terlalu leper atau
jarak dalam mata adalah terlalu dekat.
Aliran utama pakar oftalmologi dan pakar optometi kebanyakan membetulkan miopia
melalui penggunaan kanta pembetulan, seperti cermin mata atau kanta lekap. Ia boleh
juga dibetulkan melalui pembedahan biasan, seperti LASIK. lens pembetulan mempunyai
nilai dioptrik negetif (contohnya. kanta kembung) yang mengantikan diopter positif
melampau mata miopik.
[sunting] Pengelasan
Miopia telah dikelaskan dalam pelbagai cara.[1][2][3]
Banyak mitos menyesatkan tentang penyakit mata yang tak jarang menjerumuskan
pasien. Mengobati sendiri penyakit mata tak selalu aman dan perlu diwaspadai, karena
tidak semua kelainan dan penyakit mata sama obatnya. Mari kita simak:
Tidak selalu benar. Lebih sering mata merah disebabkan oleh bibit penyakit. Kita
mencurigai mata merah sebagai infeksi jika terjadi dalam musim-musim tertentu dimana
banyak orang yang terkena mata merah. Bisa jadi sudah terjadi wabah mata merah di
suatu kota atau wilayah. Namun, bisa juga mata merah disebabkan oleh debu. Debu,
pasir, kotoran, sabun mandi, dapat menimbulkan mata merah. Namun perlu dibedakan
dengan mata merah sebab infeksi.
Pada mata merah infeksi, selain gatal, rasa tidak enak mengganjal seperti ada pasir,
banyak mengeluarkan airmata, dan merahnya mata semakin hari semakin bertambah.
Mungkin disertai pembengkakan kelopak mata, dan waktu bangun tidur mata rapat,
banyak kotoran mata (belekan). Mata merah sebab debu biasanya tidak belekan, jarang
membengkak, dan merahnya semakin hari cenderung semakin pudar dan bisa mereda
sendiri. Mata merah infeksi sukar menyembuh sendiri tanpa obat. Penyakit infeksi mata
bisa saja tidak harus menimbulkan mata merah. Orang-orang menyebutnya penyakit
infeksi mata putih. Yang merah bagian dalam kelopak matanya (conjunctiva palpebra),
bukan putih matanya. Penyebabnya juga infeksi bibit pernyakit, mulai dari virus, kuman,
sampai jamur.
Tidak benar. Bukan sebab sering mengintip orang jadi bintitan. Ini juga tergolong infeksi
mata. Bedanya dengan penyakit mata merah, bibit penyakitnya bersarang bukan di bola
mata atau selaput lendir kelopak mata, melainkan di kelenjar-kelenjar yang ada di
kelopak mata. Kita tahu di kelopak mata terdapat beberapa kelenjar, seperti kelenjar
airmata, kelenjar minyak pembasah bulu mata. Jika kelenjar ini dimasuki bibit penyakit,
maka akan terbentuk bisul. Bisul kelenjar ini yang menimbulkan penyakit bintit
(hordeolum).
Bintit tidak boleh dibiarkan berlama-lama tanpa pengobatan. Kenapa? Oleh karena jika
bisulnya sudah telanjur membatu, sukar mengempis kembali kendati diobati. Terlambat
mengobati bintit, memerlukan tindakan operasi untuk membuang batu bisulnya.
3. Penyakit rabun jauh dapat diobati dengan banyak makan wortel
Salah. Kita tahu, penyakit rabun jauh disebabkan oleh tidak tepatnya bayangan jatuh pada
retina (layar bola mata). Pada kelainan mata myopia begini, bayangan yang kita lihat
jatuhnya di depan retina. Keadaan ini dapat disebabkan oleh kelainan kornea (hitam
mata), gangguan lensa, atau sumbu bola mata. Bola mata yang kelewat besar (seperti
anak-anak sekarang), menjadikan sumbu bola mata lebih panjang dari normal. Itu yang
membuat bayangan yang kita lihat selalu jatuh di depan retina, sehingga bayangan tidak
tampak jelas, melainkan samar-samar ketika sedang melihat jauh. Tidak soal ketika
melihat dekat.
Wortel dan sumber vitamin A lainnya bermanfaat untuk sel-sel di layar retina (bagian
belakang bola mata), tempat bayangan yang kita lihat ditangkap lalu dikirimkan ke otak
untuk ditafsirkan. Sel-sel retina, selain untuk menangkap penglihatan terang-gelap, juga
untuk warna. Jika penyebab kelainan mata adalah gangguan sel-sel saraf retina, masuk
akal wortel bisa membantu. Namun, rabun jauh lebih sering disebabkan oleh berubahnya
sumbu bola mata. Sebagian sebab keturunan.
Kelainan sumbu bola mata hanya mungkin dinormalkan dengan mengoreksi sumbu bola
mata yang kelewat panjang, agar bayangan tepat jatuh di retina. Caranya dengan memberi
lensa pembantu (lensa minus) sebesar yang memberikan hasil bayangan yang kita lihat
menjadi tepat jatuh di retina. Semakin panjang sumbu bola mata, semakin jauh
bayangannya jatuh di depan retina, semakin besar minus lensa bantuan yang perlu
diberikan.
Juga tidak benar. Orang yang matanya sehat dan normal pun setelah berumur lewat 40
tahun, akan memerlukan kacamata baca untuk rabun dekat (presbyopia). Rabun dekat
bukan penyakit, melainkan bagian dari proses menua. Suka tidak suka, setiap orang akan
mengalami rabun dekat. Untuk itu perlu dibantu dengan kacamata baca (lensa positif).
Semakin bertambah tua, semakin besar kacamata baca yang diperlukan, agar pada jarak
baca sehat (33 cm) orang bisa jelas membaca.
Pada orang dengan mata sakit, mungkin sudah sejak kecil memerlukan kacamata. Mata
minus keturunan umumnya sudah dialami sejak masih sekolah dasar. Kasus ini tidak bisa
diobati tanpa kacamata. Jika myopia dibiarkan, minusnya akan cepat bertambah. Penyakit
mata rabun jauh myopia tidak bisa berkurang, apalagi kembali seperti mata normal lagi,
kendati sudah memakai kacamata.
Keliru. Penyakit rabun senja, yaitu mereka yang terganggu melihat gelap (setelah
matahari terbenam), tidak bisa dikoreksi dengan kacamata. Penyakit rabun senja terjadi
jika sel-sel saraf pembeda terang-gelap di retina terganggu. Ini umumnya terjadi sebab
kekurangan vitamin A untuk waktu lama. Anak kurang gizi, yang umumnya kurang
makan sumber vitamin A yang yang banyak dalam ikan, susu, sayur-mayur, dan buah,
banyak mengidap rabun senja. Maka, cara koreksinya bukan dengan kacamata,
melainkan dengan memberi ekstra vitamin A dosis tinggi.
Tidak selalu. Hanya sedikit kelainan mata yang berakibat kebutaan yang dibawa sejak
lahir. Penyakit yang diidap ibu selama hamil ada beberapa yang bisa mengganggu mata,
seperti toxoplasma. Namun, kebutaan lebih banyak disebabkan oleh kekurangan vitamin
A, glaucoma, dan katarak.
Di Indonesia, angka kebutaan sebab kekurangan vitamin A masih banyak. Jika rabun
senja sebagai gejala awal kekurangan vitamin A dibiarkan tanpa koreksi dengan memberi
vitamin A dosis tinggi, kerusakan mata akan berlanjut. Tampak bercak putih pualam pada
putih mata (bitot spot), yang jika masih tidak dikoreksi juga, akan merusak bola mata,
menjadi bisul di putih mata, dan akhirnya bola mata akan mengempis, lalu menciut. Pada
stadium lanjut ini, mata sudah tak mungkin diselamatkan lagi, dan akhirnya buta sama
sekali.
Tidak benar. Ada banyak jenis obat tetes mata. Kita mengenal obat tetes mata merah yang
disebabkan oleh infeksi. Jenis ini bukan yang dijual di warung-warung. Mata merah
sebab infeksi tidak bisa disembuhkan dengan obat tetes warung. Bahkan, memakai obat
tetes warung malah bisa membuat penyakit mata merah bertambah parah, alih-alih
menyembuh.
Obat tetes mata untuk infeksi mata dibedakan pula, ada yang untuk kuman, ada pula
untuk virus, jamur, dan jenis infeksi mata yang tanpa luka (tukak) mata. Pada kasus
infeksi mata tanpa luka, boleh diberikan tetes mata yang ditambahkan obat corticostreroid
sebagai antiradangnya, namun tidak untuk kasus yang ada luka atau tukaknya.
Sudah disebut di atas, mata merah sendiri bukan melulu disebabkan oleh infeksi. Bisa
juga sebab debu atau alergi, dan sebab penyakit mata glaucoma. Pada penyakit ini,
tekanan bola mata meninggi, dengan salah satu gejalanya mata merah. Sudah barang
tentu, mata merah sebab glaucoma tidak mempan diobati dengan tetes mata infeksi atau
tetes mata yang dibeli di warung, melainkan harus dengan obat khusus penurun tekanan
bola mata. Membiarkan glaucoma berkepanjangan bisa berakhir dengan kebutaan. Mata
merah sebab virus herpes tak mempan diobati dengan tetes mata biasa, melainkan dengan
tetes mata antivirus. Demikian pula jika mata merah sebab alergi, yang hanya mereda jika
diobati dengan tetes mata yang mengandung obat antialergi.
Apa makna semua itu? Tidak semua mata merah boleh sembarang diberi tetes mata.
Selain tidak selalu berhasil menyembuhkan, ada bahaya terselubung jika memakai sendiri
obat tetes mata secara serampangan. Melihat mata merah tetangga, lalu berniat baik
dengan langsung memberikan obat tetes mata bekas ketika pernah sakit mata merah. Ini
tidak arif. Niat baik bisa berujung petaka kalau berakibat buruk. Dan ingat, obat tetes
mata yang masih tersisa untuk infeksi sebaiknya tidak dipakai lagi. Selain mungkin sudah
tidak ampuh, berubah kepekatannya, obat mungkin sudah tercemar bibit penyakit dari
mata saat memakainya.
Salah. Penyakit glaucoma disebabkan oleh meningkatnya tekanan di dalam bola mata.
Penyebabnya banyak. Ada yang turunan, sehingga sistem saluran cairan mata di dalam
bola mata tersumbat, atau menyempit. Yang bukan turunan bisa disebabkan oleh
gangguan lensa, katarak yang sudah matang atau pecah, pasca-bedah mata, penyakit pada
bagian dalam bola mata (iris mata), yang berakibat terganggunya sistem aliran cairan
mata, dan berakhir dengan meningginya tekanan bola mata. Meningginya tekanan bola
mata tidak ada hubungannya dengan tekanan darah tinggi. Orang yang darah tinggi tidak
harus tekanan bola matanya juga tinggi. Sebaliknya, orang yang darah rendah belum
tentu tidak glaucoma.
Tidak selalu benar. Memang lebih banyak katarak terjadi pada usia lanjut, sebagai bagian
dari proses menua. Namun, usia bayi pun bisa katarak juga. Katarak sejak lahir dibawa
bayi sejak dalam kandungan mula. Jenis katarak bayi berbeda dengan katarak dewasa dan
usia lanjut. Katarak sebagai komplikasi penyakit lain bisa diderita sebelum usia lanjut,
termasuk komplikasi kencing manis, akibat radiasi, cahaya matahari, atau kerusakan
lensa mata oleh radikal bebas, yang akan terjadi jauh hari sebelum usia lanjut.
10. Mata bayi baru lahir tak mungkin tertular penyakit kelamin ibunya
Salah. Justru perlu diwaspadai jika ibu melahirkan bayi sebelum keputihannya
disembuhkan. Sebab, bisa jadi keputihannya disebabkan oleh penyakit kelamin kencing
nanah (gonorrhoea). Mata bayi bisa tertular kencing nanah pada saat persalinan
berlangsung. Seminggu setelah lahir, mata bayi membengkak, lengket penuh nanah, dan
meradang, tanda tertular kencing nanah dari kemaluan ibunya. Selain kencing nanah, ibu
juga bisa keputihan oleh bibit penyakit lain. Itu sebab setiap bayi baru lahir secara rutin
diberi tetes mata antibiotika, untuk jaga-jaga kalau-kalau matanya tercemar bibit penyakit
dari jalan lahir ibu.
Lensa Kontak
Lensa kontak adalah lembaran plastik tipis yang dirancang untuk dipasang pada kornea, bagian
yang jernih pada permukaan depan mata. Lensa kontak dipakai sebagai pengganti kacamata
untuk rabun jauh, dan rabun dekat. Pada keadaan-keadaan ini bayangan tidak terfokus tepat di
retina, dan karena itu tidak dapat diinterprestasikan dengan jelas oleh otak. Lensa kontak,
menempel pada lapisan air mata yang meliputi permukaan depan mata. Tiap kali mata
berkedip, kelopak mata menggerakkannya sedikit. Gerakan ini memungkinkan air mata yang
segar mengalir di bawah lensa untuk melumasi dan memberi oksigen kepada kornea.
Lensa kontak lunak extended wear pada pasien-pasien tertentu dapat dipakai terus menerus
untuk beberapa minggu sebelum ia dilepaskan untuk dibersihkan. Lensa kontak extended wear
sangat banyak menolong para penderita rabun dekat dan para pasien berusia lanjut yang telah
menjalani operasi katarak dan mengalami kesulitan untuk memasang lensa kontak biasa.
Kekurangan jenis lensa ini adalah pada mereka terbentuk lapisan dan endapan atau deposit
sehingga masa pakai lensa kontak ini menurun sampai hanya untuk enam bulan atau lebih
singkat. Iritasi pada mata lebih sering dibandingkan pada pemakaian lensa biasa, kemungkinan
terjadinya infeksi meningkat, terutama bila lensa kontak ini tidak segera dilepaskan dan
pengobatan yang tepat segera dilakukan pada waktu gejala masalah pada mata baru terjadi.
Penyesuaian Semua jenis lensa kontak ini memerlukan masa penyesuaian tertentu dan merasa
kurang nyaman pada mulanya. Untuk lensa kontak lunak, mungkin diperlukan waktu beberapa
hari sebelum lensa kontak itu menjadi terasa nyaman, sedang penyesuaian lengkap bagi lensa
kontak keras mungkin diperlukan waktu dua minggu sampai satu bulan. Dalam masa
penyesuaian ini, pasien mungkin merasakan sedikit iritasi pada mata. Mata jadi lebih berair
lebih banyak berkedip, lebih peka terhadap cahaya dan kadang-kadang pengelihatan menjadi
kabur. Gejala-gejala ini biasanya hilang setelah terjadi adaptasi. Orang yang matanya kering
mungkin lebih sulit untuk beradaptasi terhadap pemakaian lensa kontak.
Tipe
Sering muncul pertanyaan, manakah yang lebih baik, lensa kontak lunak atau lensa kontak
keras. Sebenarnya tidak ada yang paling baik. Masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Tipe lensa kontak yang paling cocok bagi seorang pasien baru dapat ditentukan
setelah ditentukan pemeriksaan lengkap dan konsultasi pada dokter spesialis mata. Pemilihan
lensa yang tepat mungkin dipengaruhi gaya hidup pasien. Penting disadari bahwa lensa kontak
yang terbaik adalah lensa kontak yang paling cocok dengan seseorang.
Selain untuk memberi penglihatan yang jelas, lensa kontak juga digunakan dalam pengobatan
beberapa penyakit mata. Contoh, pada keratokonus, penyakit mata yang ada distorsi tak
teratur pada permukaan kornea, kelainan ini seringkali dapat melihat dengan lebih jelas
dengan memakai lensakontak. Ada pula lensa kontak-lensa kontak dengan rancang bangun
khusus yang juga digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit kornea lain. Lensa kontak
banyak dipakai untuk mengoreksi penglihatan setelah operasi katarak. Banyak pasien yang lebih
dapat menyesuaikan diri untuk melihat dengan lensa kontak sebagai koreksi penglihatannya
dibandingkan dengan memakai kacamata katarak, yang mungkin terasa kurang nyaman,
menimbulkan pembesaran bayangan dan distorsi.
Dengan meningkatnya usia, mata mulai kehilangan kemampuannya untuk memfokuskan objek-
objek yang dekat sehingga diperlukan kacamata baca atau kacamata bifokal. Ada lensa kontak
bifokal yang memungkinkan untuk melihat objek yang dekat tanpa memakai kacamata baca.
Walaupun lensa kontak bifokal sedikit lebih tebal dan mungkin memerlukan masa adaptasi yang
lebih lama, jenis lensa kontak ini disenangi oleh beberapa orang usia pertengahan dan usia
lanjut. Kadang-kadang dipakai cara lain, yaitu satu lensa dipakai salah satu mata untuk melihat
objek yang jauh, sedang lensa yang satu lagi dipakai pada mata yang akan digunakan untuk
melihat objek yang dekat.
Adakah Resikonya?
Seperti benda asing lain pada permukaan kornea, tentu selalu ada risiko akan terjadi mata
tergores dan infeksi. Tambahan pula bila lensa kontak dipakai lama, maka kornea dapat
membengkak dan akibatnya timbul goresan atau abrasi. Ada pula penderita yang mengalami
deposit protein pada lensa kontak yang mereka pakai, atau mengalami reaksi alergi terhadap
larutan yang digunakan untuk perawatan lensa kontak yang mengandung bahan pengawet.
Jarang sekali, tetapi bisa terjadi infeksi mata yang berat. Pemakai lensa kontak extended wear
lebih sering mengalami komplikasi yang serius seperti infeksi, dibandingkan dengan pemakai
lensa kontak harian. Komplikasi ini dapat mengakibatkan timbulnya parut dan kemunduran
tajam penglihatan. Sebagian besar komplikasi yang berkaitan dengan lensa kontak ini jarang
terjadi dan dapat diobati oleh dokter spesialis mata, yaitu dokter yang mendapat pendidikan
tambahan dan izin untuk memberi pelayanan kesehatan mata menyeluruh, yang mencakup
pelaksanaan pemeriksaan medik mata yang komprehensif, penegakan diagnosa penyakit dan
kelainan pada mata, penggunaan obat-obatan dan prosedur bedah yang diperlukan untuk
pengobatannya, termasuk pemberian lensa kontak.
Lensakontak bisa didapat dari berbagai sumber. Misalnya dari dokter spesialis mata, atau dari
optikal. Tetapi hanya dokter spesialis mata yang berwenang mengobati komplikasi apapun yang
terjadi akibat pemakaian lensa kontak. Refraksionis optisien boleh memeriksa penglihatan Anda
dan memberi resep kacamata atau lensakontak, tetapi bila ada tanda-tanda penyakit mata,
pasien harus dirujuk ke dokter spesialis mata.
Tidak semua orang yang memakai kacamata boleh memakai lensa kontak. Para pasien dengan
riwayat penyakit sering mengalami infeksi mata atau sering mengalami alergi, kemungkinan
lebih besar akan mengalami masalah bila menggunakan lensakontak. Begitu pula para pasien
yang sedikit produksi air matanya, atau tinggi kadar mukusnya, mungkin akan lebih sulit
bertoleransi terhadap lensakontak dan sulit menjaga kebersihannya. Para pasien yang bekerja
di lingkungan yang berdebu dan kotor, atau pasien yang memerlukan lensa khusus pada
kacamatanya, mungkin tidak akan bisa memakai lensakontak.
Rabun Jauh
Rabun jauh, rabun dekat, myopia, hyperopia. Rabun jauh (myopia) dimana
anda boleh melihat lubang jarum tetapi sahabat anda diseberang jalan anda
tidak dapat kenal. Apa pun masalah tunggu dulu jangan cepat-cepat pakai kaca
mata, sebab sebaik saja anda pakai kaca mata, anda akan terus memakainya
sehingga anda tidak boleh melepaskannya nanti.
Jika anda mempunyai masalah rabun jauh, rabun dekat, buta warna, katarat
atau pandangan tida jelas, jangan cepat-cepat mahu bedah, cuba dulu rawatan
homeopati, mana tahu penyakit anda dapat disembuhkan tanpa pembedahan.
LASIK atau dikenali sebagai Laser Assisted In Situ Keratomileusis ialah pembedahan
pembetulan penglihatan untuk ralat pembiasan iaitu rabun jauh dan dekat, serta
astigmatisme. Pembedahan LASIK ini juga akan dapat mengubah masalah
kelengkungan pada kornea.
Mereka yang mengalami rabun jauh (miopia) mencapai hingga 12.00 Diopter, rabun
dekat (hiperopia) mencapai hingga 6.00 Diopter, Astigmatisme hingga 4.00 Diopter
serta berumur 18 tahun ke atas adalah mereka yang layak untuk menjalankan
pembedahan LASIK.
Prosedur LASIK mengambil masa selama sepuluh minit, tidak memerlukan pesakit
tinggal di hospital. Titisan mata anestetik perlu dimasukkan untuk mengebaskan
mata, doktor bedah mata yang terlatih akan membentuk satu lapisan nipis kornea
(flap) dengan alat microkeratome (alat pembedahan mikro yang amat jitu).
Lapisan tisu kornea yang diubahbentuk ini amat nipis. Ketebalannya dalam
lingkungan mikrometer sahaja. Berlainan daripada sinaran laser biasa, laser Excimer
membentuk semula permukaan tisu tanpa memberi kesan kerosakan haba atau
keparutan kepada tisu-tisu sekeliling. Selepas sinaran laser ini, flap kornea yang
masih terlekat dikembalikan ke kedudukan asal tanpa perlunya sebarang jahitan.
Sinaran laser ini mampu mengubah bentuk kornea dan kelengkungan kornea di
mana bagi kes rabun jauh (miopia) kelengkungan ini menjadi lebih rata, kes rabun
dekat (hiperopia ) lebih curam, dan menjadi lebih bulat dalam kes astigmatisme.
Satu lagi jenis pembedahan LASIK ialah Wavefront LASIK (customised ablation) iaitu
pembetulan ralat refraktif yang terkini dan terbukti dapat memberikan mutu
penglihatan yang lebih baik terutamanya dalam keadaan persekitaran yang malap
seperti pada waktu malam.
Prinsipnya adalah sama dengan LASIK biasa, tetapi dalam pembedahan cara ini
aturcara komputer laser kornea mengambil kira ralat-ralat refraktif yang lebih
kompleks yang sedia ada dan khusus dalam setiap individu (customised) supaya
ralat-ralat ini juga dihapuskan. Jangkahasil Wavefront Lasik (customised ablation)
memberikan kualiti penglihatan yang lebih baik dan sungguh memuaskan.
Hasil keputusan dari suatu kajian klinikal di Amerika Syarikat pembedahan LASIK ini
menujukkan 100% pesakit memperoleh kemajuan penglihatan tanpa penggunaan
kaca mata. Manakala 95% mencapai penglihatan 6/12 atau lebih baik tanpa
penggunaan kaca mata. Dan 60-80% mencapai penglihatan 6/6 tanpa penggunaan
kaca mata.
Seperti semua jenis pembedahan, sedikit risiko memang wujud. Doktor mata akan
memberikan nasihat dan bimbingan. Pada keseluruhannya risiko adalah amat kecil
dan hanya segelintir sahaja yang mempunyai mutu penglihatan yang kurang
memuaskan selepas LASIK.
Dengan menggunakan teknologi terkini, dan juga rawatan daripada doktor terlatih,
kemungkinan terjejasnya penglihatan selepas LASIK adalah amat tipis.