You are on page 1of 15

Konsep dan Peran Perilaku Organisasi, Akuntansi Perilaku

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 Pengertian Perilaku Organisasi 3
2.2 Pengertian Organisasi 3
2.3 Tujuan Organisasi 3
2.4 Target Organisasi 3

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Dimensi-dimensi Dalam Berorganisasi 4
3.2 Kerangka Dasar Konsep Perilaku Organisasi 6
3.3 Peran yang terdapat di dalam Organisasi 11
3.4 Perbedaan Perilaku Organisasi dengan Ilmu Perilaku Lainnya 12
3.5 Studi Kasus Perilaku Organisasi pada Perusahaan Enron 13

BAB IV KESIMPULAN 17

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang
digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi
tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk
mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan
dan penetapan suatu keputusan bisnis juga melibatkan aspek-aspek keperilakuan dari para
pengambil keputusan. Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku
manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi.
Studi perilaku organisasi adalah telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok dan
konteks organisasi, serta sifat organisasi itu sendiri. Manusia adalah salah satu faktor penting
dalam organisasi. Kinerja organisasi sangat tergantung pada kinerja individu yang ada
didalamnya. Dalam seluruh pekerjaan, anggotalah yang menentukan keberhasilannya, sehingga
berbagai upaya meningkatkan produktivitas organisasi harus dimulai dari perbaikan
produktivitas anggota. Oleh karena itu, pemahaman tentang perilaku organisasi menjadi sangat
penting dalam rangka meningkatkan kinerjanya. Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas
kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Dengan demikian, akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta
kebutuhan organisasi akan informasi akuntansi. Kesempurnaan teknis tidak pernah mampu
mencegah orang untuk mengetahui bahwa tujuan jasa akuntansi bukan hanya sekedar teknik
yang didasarkan pada efektivitas dari segala prosedur akuntansi, melainkan bergantung pada
bagaimana perilaku orang-orang di dalam organisasi itu sendiri.

1
1.1 Perumusan Masalah
1. Apa pengertian perilaku organisasi ?
2. Apa pengertian organisasi ?
3. Dimensi apa saja yang terdapat di dalam organisasi ?
4. Konsep apa saja dan peran seperti apa dalam perilaku organisasi ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan masalah diatas maka tujuan pembuatan makalah ini antara lainsebagai berikut
:
1. Untuk mengetahui pengertian perilaku organisasi
2. Untuk mengetahui pengertian organisasi
3. Untuk mengetahui dimensi yang terdapat di dalam organisasi
4. Untuk mengetahui konsep dan peran dalam perilaku organisasi

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Perilaku Organisasi


Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyelidiki bagaimana individu-individu,
kelompok-kelompok serta struktur memengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku dalam
organisasi. Perilaku mengacu pada apa yang ingin dilakukan oleh orang dalam organisasi,
bagaimana orang-orang tersebut dibentuk, dan apa sikap mereka.

2.2 Pengertian Organisasi


Organisasi adalah pengaturan yang disengaja terhadap sejumlah orang untuk mencapai
tujuan tertentu. Pertama, tiap organisasi memiliki tujuan yang khas. Tujuan itu biasanya
dinyatakan dalam sasaran atau sekelompok sasaran yang oleh organisasi tersebut diharapkan
untuk dicapai. Kedua, tiap organisasi terdiri atas orang-orang. Seseorang yang bekerja sendirian
bukanlah suatu organisasi, dan diperlukan lebih dari satu orang agar dapat melakukan pekerjaan
yang diperlukan oleh organisasi untuk mencapai sasarannya. Ketiga, semua organisasi menyusun
struktur yang disengaja sehingga anggotanya dapat melakukan pekerjaan mereka.

2.3 Tujuan Organisasi


Tujuan organisasi merupakan hasil terukur yang harus dicapai. Tujuan tersebut
menggambarkan hasil yang harus dicapai dalam jangka pendek guna mewujudkan visi jangka
panjang. Tujuan tersebut langsung diturunkan dari faktor penentu keberhasilan agar menciptakan
terobosan yang realistis.

2.4 Target Organisasi


Target merupakan tujuan kuantitatif atau tolak ukur kinerja. Target merupakan nilai yang
ingin dicapai oleh organisasi, dan perwujudannya dapat diukur dengan menggunakan tolak ukur
kinerja.

3
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Dimensi-dimensi Dalam Berorganisasi


Teori Peran
Susunan atau tanggapan perilaku yang kita harapkan dan kehendaki disebut sebagai
peranan sosial. Peranan dapat digunakan secara sederhana sebagai bagian dari orang-orang yang
saling berinteraksi.
Peranan sosial menggambarkan hak, tugas kewajiban dan perilaku yang sesuai dengan
orang yang memegang posisi tertentu dalam konteks sosial tertentu. Dalam kelompok formal
suatu organisasi, peran digambarkan secara eksplisit dalam manual organisasi dimana peran
tersebut umumnya diatur berdasarkan hukum. Peran membedakan perilaku dari orang yang
menduduki posisi organisasi tertentu dan berfungsi mempersatukan kelompok dengan
menyediakan spesialisasi dan fungsi koordinasi. Dalam organisasi bisnis pembagian kerja dan
peran adalah sesuatu yang rumit. Suatu aspek penting dari teori peran adalah identitas dan
perilaku dianugerahkan secara sosial pada dukungan sosial.

Struktur Sosial
Studi keperilakuan manusia yang sistematis bergantung pada dua fakta. Pertama, orang-
orang bertindak secara teratur dengan pila berulang. Kedua, orang-orang tidak mengisolasikan
bentuk, tetapi mereka saling berhubungan.
Untuk mempelajari sejumlah aturan dalam perilaku manusia, konsep masyarakat dan
budaya perlu dipertimbangkan. Masyarakat mungkin digambarkan sebagai penjumlahan dari
total hubungan manusia. Konsep masyarakat menyiratkan suatu kesinambungan dan
kompleksitas dari hubungan kelembagaan dan hubungan antar pribadi.
4
Budaya
Budaya merupakan suatu sudut pandang yang pada saat yang bersamaan dijadikan jalan
hidup oleh suatu masyarakat. Tidak terdapat masyarakat suatu budaya dan budaya tidak eksis
diluar masyarakat. Jika demikian, maka budaya atau jalan hidup meliputi sistem kepercayaan
umum yang sesuai dengan gaya dan perilaku atau pada pemikiran dan pengetahuan teknis yang
diharapkan, serta menentukan cara melakukan sesuatu. Budaya mempengaruhi pola teladan
perilaku manusia yang teratur karena budaya menggambarkan perilaku yang sesuai untuk situasi
tertentu.
Budaya telah didefinisikan dengan berbagai cara, tetapi sampai sekarang belum dapat
ditentukan definisinya secara pasti. Budaya merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang
mengarahkan perilaku anggota organisasi.
Ada dua jenis praktik organisasi yang dilakukan dan menghasilkan nilai-nilai
budaya. Kedua jenis praktik tersebut adalah proses seleksi dan proses sosialisasi. Proses seleksi
terdiri dari dua komponen, yaitu persekutuan dan seleksi individu.
Untuk memahami perbedaan antar-bangsa Hofstede menggunakan kerangka berpikir
yang dinamakan dimensi budaya nasional. Budaya nasional didefinisikan sebagai nilai-nilai
kepercayaan dan asumsi yang dipelajari sejak masa anak-anak yang membedakan antara satu
kelompok dengan kelompok lain. Menurut Hofstede (1980 1991), ada empat dimensi budaya
nasional, yaitu :
1. Jarak Kekuasaan (Power Distance)
Jarak kekuasaan yaitu sejauh apa orang percaya bahwa kekuasaan dan status
didistribusikan secara tidak merata dan bagaimana orang menerima distribusi kekuasaan yang
tidak merata tersebut sebagai cara yang tepat untuk mengorganisasikan sistem sosial.
2. Penghindaran Ketidakpastian (Uncertain Avoidance)
Penghindaran ketidakpastian yaitu sejauh apa orang merasa terancam dengan keadaan
yang tidak tentu (tidak pasti) atau tidak diketahui.

5
3. Maskulinitas dan Feminitas (Masculinity And Femininity)
Maskulinitas yaitu suatu situasi yang ditandai dengan nilai-nilai yang dominan dalam
masyarakat yang lebih menekankan dan mementingkan uang, harta benda, atau
materi. Sementara itu, feminitas adalah suatu situasi yang menjelaskan nilai-nilai yang dominan
dalam masyarakat, yang lebih menekanan pada pentingnya hubungan antar manusia, kepedulian
orang lain dan ketentraman hidup.
4. Individualisme dan Kolektivisme (Individualism and Collectivism)
Individualisme adalah situasi yang menjelaskan orang-orang dalam suatu masyarakat yang
cenderung memperhatikan dirinya sendiri dan keluarga dekatnya saja. Sementara, kolektivisme
adalah situasi yang menjelaskan orang-orang dalam masyaraat yang cenderung merasa memiliki
ikatan kuat dengan satu kelompok berbeda dengan kelompok lainnya. Orang dalam suatu
kelompok cenderung mempedulikan dan melindungi anggotanya, dan mengharapkan kesetiaan
para anggotanya terhadap kelompok tersebut.

Keempat dimensi budaya nasional tersebut mengandung nilai-nilai tertentu. Artinya


budaya nasional suatu bangsa akan memengaruhi pandangan, sikap, dan kemudian perilaku dari
bangsa tersebut.

3.2 Kerangka Dasar Konsep Perilaku Organisasi


Kerangka dasar pada perilaku organisasi adalah terletak pada dua komponen, yaitu :
Komponen yang pertama adalah individu-individu yang berperilaku, baik itu perilaku secara individu,
perilaku kelompok, dan perilaku organisasi.
Komponen yang kedua adalah organisasi formal sebagai wadah dari perilaku itu, yaitu sebagai sarana
bagi individu dalam bermasyarakat ditandai dengan keterlibatannya pada suatu organisasi dan
menjalankan perannya dalam organisasi tersebut.

6
Perubahan pada Tingkat Individu
Pada tingkat individu, manajer dan karyawan perlu mempelajari bagaimana cara
bekerja dengan cara bekerja dengan orang-orang yang mungkin memiliki perbedaan dengan diri
mereka sendiri dalam berbagai dimensi. Individu juga memiliki perbedaan tingkat dari kepuasan
kerja dan motivasi dan ini mempengaruhi bagaimana cara manajer mengatur karyawannya.
1. Perbedaan Individu
Orang-orang memasuki kelompok dan organisasi dengan karakteristik tertentu seperti
karakteristik kepribadian, persepsi, nilai dan sikap yang akan mempengaruhi perilaku mereka
sendiri. Karakteristik ini sebenarnya tetap utuh ketika individu menggabungkan diri ke suatu
organisasi, tetapi terdapat kemungkinan bahwa organisasi dapat menimbulkan perubahan
terhadap diri individu tersebut, dimana perubahan itu berdampak sangat nyata terhadap perilaku
individu yang bersangkutan.
2. Motivasi
Secara umum, motivasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang ada pada diri seseorang yang
dapat mendorong, mengaktifkan, menggerakkan dan mengarahkan perilaku seseorang. Motivasi
yang ada didalam manusia terdorong karena :
Keinginan untuk hidup
Keinginan untuk memiliki sesuatu
Keinginan akan kekuasaan
Keinginan akan adanya pengakuan
3. Pemberdayaan
Pemberdayaan berarti menajer sedang menempatkan karyawan yang berwenang terhadap
apa yang mereka lakukan. Terdapat beberapa faktor yang mendorong organisasi dalam
melaksanakan pemberdayaan, diantaranya :
Tuntutan pelanggan yang semakin tinggi terhadap kualitas produk maupun layanan
Jaminan keamanan
Perlindungan konsumen
Persaingan dalam efisiensi dan inovasi produk

7
Penggunaan teknologi baru yang canggih
Peraturan pemerintah, dan lain-lain
Dibawah ini terdapat kesamaan tujuan pemberdayaan dalam organisasi, yaitu :
1) Meningkatkan motivasi guna mengurangi kesalahan dan mendorong karyawan untuk
bertanggung jawab terhadap tindakannya.
2) Meningkatkan dan mengembangkan kreativitas dan inovasi.
3) Mendorong peningkatan kualitas produk dan jasa.
4) Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan mendekatkan karyawan ke pelanggan sehingga
karyawan dapat melayani dengan lebih baik.
5) Meningkatkan kesetiaan dan pada saat yang sama mengurangi tingkat kemangkiran.
6) Mendorong kerja sama yang lebih baik dengan sesama rekan kerja dalam meningkatkan
pengawasan dan produktivitas.
7) Mengurangi tugas pengawasan (pengendalian) dari manajemen menengah dalam pekerjaan
operasional sehari-hari sehingga para manajer lebih mempunyai waktu dan perhatian terhadap
masalah-masalah yang lebih besar.
8) Menyiapkan karyawan untuk berkembang dan menghadapi perubahan, suksesi dan tuntutan
persaingan.
9) Meningkatkan daya saing bisnis.
Untuk melaksanakan pemberdayaan tersebut, maka organisasi biasanya menyusun dan
menentukan visi dan misi organisasi, serta melaksanakan perencanaan strategis dan berbagai
pelatihan yang berkaitan dengan pemberdayaan.
4. Berperilaku etis
Etika merupakan seperangkat aturan/norma/pedoman yang mengatur perilaku manusia,
baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan, yang dianut oleh sekelompok atau
segolongan manusia/masyarakat/profesi.
Etika juga sebanding dengan moral, dimana keduanya merupakan filsafat tentang adat
kebiasaan. Jadi, secara umum, etika atau moral adalah filsafat, ilmu, atau disiplin tentang tingkah
laku manusia atau tindakan manusia. Etika sebenarnya meliputi suatu proses penentuan yang
kompleks tentang apa yang

8
harus dilakukan seseorang dalam situasi tertentu. Proses itu sendiri meliputi penyeimbangan dari
berbagai pertimbangan dari sisi dalam (inier) dan sisi luar (outner) yang didasari oleh sifat dari
kondisi unik, baik melalui pengalaman maupun pembelajaran setiap individu.

Perubahan pada Tingkat Kelompok


Perilaku dari orang-orang dalam kelompok lebih dari jumlah total dari seluruh
tindakan-tindakan individu dengan cara mereka sendiri. Oleh karena itu, langkah berikutnya
dalam mengembangkan suatu pemahaman dari perilaku organisasi adalah studi terhadap perilaku
kelompok.
1. Bekerja dengan yang lainnya
Banyak keberhasilan dalam setiap pekerjaan melibatkan pengembangan hubungan atau
keterampilan antar pribadi yang baik dari orang-orang didalamnya. Keterampilan-keterampilan
dasar yang membentuk kekuatan-kekuatan kerja yang berkualitas tinggi melibatkan komunikasi,
pemikiran, pembelajaran, dan bekerja dengan yang lainnya.
2. Perbedaan kekuatan kerja
Organisasi mencoba untuk mengakomodasi kelompok berbeda dari orang-orang dengan
mengakui perbedaan gaya hidup mereka, kebutuhan keluarga, dan gaya kerja.

Perubahan pada Tingkat Organisasi


Ada banyak faktor lain yang saling berinteraksi pada batasan perilaku individu dan
kelompok,antara lain :
1. Produktivitas
Produktivitas menggambarkan suatu keprihatinan terhadap efektivitas (mencapai tujuan)
dan efisiensi (memperhatikan biaya).
2. Pengembangan efektivitas karyawan
Salah satu tantangan utama yang dihadapi organisasi pada 20 abad pertama adalah
bagaimana cara melibatkan karyawan secara efektif sehingga mereka berkomitmen terhadap
organisasi.

9
3. Menempatkan orang pertama
Seorang manajer menekankan kebutuhan terhadap penempatan orang pertama dalam
mempertimbangkan tujuan organisasi dan saran strategis orang-orang pertama tidak hanya
menghasilkan kekuatan dalam pendirian kerja, melainkan juga berpengaruh signifikan terhadap
laba.
4. Mengelola dan bekerja dalam dunia multikultural
Satu implikasi dari semua perubahan yang terjadi adalah Anda dapat menemukan sendiri
pengelolaan atau pekerjaan pada satu lingkungan multikultural.
5. Fleksibilitas
Fleksibilitas dalam manajemen sumber daya manusia dapat diartikan perusahaan
memerlukan pengembangan sistem desentralisasi yang mengutamakan pelimpahan wewenang
dan tanggung jawab secara berjenjang. Fleksibilitas juga menyangkut penggunaan tenaga kerja
dengan mengurangi kecenderungan mengangkat pekerja reguler (pekerja tetap). Pengangkatan
sebaiknya lebih difokuskan pada penggunaan tenaga kerja temporer.

Karakteristik Utama Bidang Perilaku Organisasi

Karakteristik Pusat Perhatian


Tiga tingkatan analisis Individu, kelompok, dan organisasi adalah sama
pentingnya untuk penelaahan dan pemahaman
perilaku dalam organisasi.
Sifat dasar interdisipliner Prinsip, konsep, dan model ilmu perilaku yang
dipakai yaitu psikologi, sosiologi, dan antropologi
budaya.
Orientasi humanistik Penekanan atas pentingnya sikap dan persepsi dalam
pemahaman perilaku di dalam organisasi.
Orientasi prestasi kerja Perhatian yang berlanjut diberikan atas pencarian
cara-cara meningkatkan, memelihara, dan mendorong
prestasi kerja yang efektif.

10
Pengakuan adanya kekuatan Pengidentifikasian dan pengamatan berlanjut atas
lingkungan luar kekuatan lingkungan luar penting untuk
meningkatkan organisasi.
Penggunaan metode ilmiah Jika mungkin, metode ilmiah digunakan untuk
melengkapi pengalaman dan intuisi.
Orientasi aplikasi Pengetahuan yang dikembangkan dalam perilaku
organisasi akan sangat permanfaat bagi manajer
praktikus jika mereka dihadapkan kepada masalah
individu, kelompok dan organisasi.

3.3 Keterlibatan Peran Manager dalam Organisasi


Manajer adalah seseorang yang bekerja dengan dan melalui orang lain dimana dapat
mengoordinasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan guna mencapai sebuah tujuan organisasi tersebut.
Hal ini dapat berarti mengoordinasikan pekerjaan dari suatu kelompok atau departemen, atau
dapat berarti menyelia satu orang saja. Pengoordinasian tersebut dapat juga mencakup
pengoordinasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan suatu tim yang terdiri atas orang-orang dari
beberapa departemen berbeda atau bahkan orang-orang dari organisasi berbeda, seperti karyawan
temporer atau karyawan yang bekerja di pemasok dari organisasi tersebut.
Keterlibatan peran manajer dalam suatu organisasi terletak pada kebutuhan akan
koordinasi dan kendali. Untuk tujuan perbaikan kinerja, peranan yang dimainkan oleh manajer
sangatlah besar. Perbaikan kinerja secara terus-menerus dapat dilakukan dengan komunikasi
yang harmonis. Dengan keterlibatan manajer dalam suatu organisasi karyawan percaya seorang
manajer bisa menjadi pendorong bagi penyelesaian masalah yang dihadapi oleh suatu organisasi,
baik itu organisasi bisnis, departemen (divisi) tertentu dalam sebuah perusahaan tersebut.
Secara umum, tingkatan manajer diklasifikasikan sebagai manajer tingkat bawah, tingkat
menengah, dan tingkat atas.
Manajer Tingkat Bawah ( Lower Manajement)
Manajer ini merupakan orang yang menduduki posisi di tingkatan paling bawah dan mengelola
pekerjaan individu non-manajerial yang terlibat dalam

11
produksi atau penciptaan produk organisasi. Mereka bisa disebut penyelia, tetapi bisa disebut
manajer lini, manajer kantor, atau bahkan mandor.
Manajer Tingkat Menengah ( Midle Manajement )
Bisa mencakup semua tingkatan manajemen antara tingkatan paling rendah dengan tingkat
puncak pada organisasi tertentu. Dan bisa mengelola pekerjaan para manajer lini pertama dan
mempunyai sebutan, seperti kepala bagian atau kepala biro, pemimpin proyek, manajer pabrik,
atau manajer divisi.
Manajer Tingkat Atas ( Top Manajement )
Manajer yang menduduki posisi ini biasanya disebut manajemen puncak, yang bertanggung
jawab atas pengambilan keputusan yang mencakup seluruh organisasi dan menyusun rencana
serta sasaran yang akan mempengaruhi keseluruhan organisasi itu.

3.4 Perbedaan Perilaku Organisasi dengan Ilmu Perilaku Lainnya


Perilaku Organisasi (PO) adalah ilmu terapan, sehingga ilmu perilaku organisasi tidak
terlepas dari pengaruh ilmu perilaku sehingga berkontribusi dengan beberapa ilmu perilaku lain,
diantaranya :
Perbedaan antara perilaku organisasi dengan psikologi industri atau organisasi, yaitu perilaku
organisasi mempelajari perilaku manusia dengan tidak diawali pada psikologi manusia yaitu
dengan menggunakan multidisiplin, sedangkan psikologi industri mempelajari perilaku manusia
dengan diawali dari psikologi manusia itu sendiri. Namun, keduanya sama-sama mempelajari
perilaku manusia.
Perbedaan antara perilaku organisasi dengan psikologi dengan teori organisasi terletak pada dua
perbedaan diantaranya, yaitu analisis perilaku organisasiterpusat pada variabel tak terbatas.
Perilaku organisasi mempelajari tingkah laku individu dan kelompok di dalam suatu
organisasi dan penerapan dari lmu pengetahuan tertentu. Teori organisasi adalah studi tentang
susunan, proses, dan hasil organisasi itu sendiri.
Perbedaan antara perilaku organisasi dengan personnel dan human resources adalah bahwa
perilaku organisasi lebih menekankan pada orientasi konsep, berdasarkan teori, sedangkan
personnel dan human resources menekankan pada

12
teknik dan teknologi. Variabel-variabel tak bebas, seperti misalnya tingkah laku dan reaksi-reaksi
yang efektif dalam organisasi, yaitu pada pengelolaan sumber daya manusia itu sendiri agar
berkualitas. Keduanya tetap mengacu pada pengembangan dan kemajuan motivasi serta kualitas
dari, individu, kelompok dan organisasi agar terjadi perubahan yang signifikan.

3.5 Studi Kasus Perilaku Organisasi pada Perusahaan Enron


Profil Perusahaan
Enron Corporation adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasisdi Houston,
Texas, Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1930dengan nama Northern Natural
Gas Company, sebuah konsorsium dari Northern American Power and Light Company, Lone
Star Gas Company, dan United Lights and Railways Corporation. Kepemilikan konsorsium ini
secara bertahap dibubarkan antara 1941 dan 1947 melalui penawaran saham kepada publik. Pada
tahun 1979, Northern Natural Gas mengorganisir dirinya sebagai sebuah holding
company,InterNorth yang menggantikan Northern Natural Gas di Pasar Saham New York (New
York Stock Exchange).
Pada tahun 1985 oleh Kenneth Lay perusahaan ini berubah nama menjadi Enron
Corporation. Enron Corporation dipimpin oleh Stephen F.
Cooper selakuCEO dan CRO sementara, dengan Ketua John J. Ray, III dan Wakil
KomisarisClifford Baxter. Majalah Fortune menyebut Enron sebagai Perusahaan Amerikayang
Paling Inovatif selama enam tahun berturut-turut. Enron Corporation menjadi salah satu dari
perusahaan besar yang paling berpengaruh di Amerika Serikat.

Kasus Enron Corporation


Pada akhir tahun 2001, Enron Corporation menjadi sorotan masyarakat luas ketika
terungkap bahwa perusahaan ini diduga telah memanipulasi laporan keuangan yang
dilaporkannya selama ini, dengan didukung oleh penipuan akuntansi yang sistematis,
terlembaga, dan direncanakan secara kreatif. Hal tersebut melibatkan Kantor Akuntan Publik
Arthur Andersen, perusahaan akuntan ternama di Amerika Serikat, yang mengaudit laporan
keuangan Enron dan juga sebagai konsultan manajemen Enron.
13
Kantor Akuntan Publik tersebut memiliki kebijakan pemusnahan dokumen yangtidak menjadi
bagian dari kertas kerja audit formal. Hal inilah yang menjadi peluang bagi Enron untuk
memanipulasi laporan keuangannya sehingga tidak sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan
yang sebenarnya.
Puncaknya adalah saat Kantor Cabang Operasi Enron di Eropa melaporkan
kebangrutannya pada 30 November 2001, dan dua hari kemudian pada 2 Desember
2001 Enron Corporation secara resmi mengajukan permohonan perlindungan sekaligus
mengumumkan kebangkrutannya.
Pemerintah Amerika Serikat (The US General Services Administration)akhirnya
melakukan investigasi secara mendalam untuk mengungkap kasus Enron.Enron Corporation dan
KAP Arthur Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam
bentuk penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan Enron
(penghambatan terhadap proses peradilan).
Pemerintah Amerika (The US General Services Administration) melarangEnron dan KAP
Andersen untuk melakukan kontrak pekerjaan dengan lembaga pemerintahan di Amerika
Serikat.KAP Andersen diberhentikan sebagai auditorEnron pada pertengahan Juni 2002,
namun KAP Andersen menyatakan bahwa penugasannya sebagai Auditoroleh Enron telah
berakhir pada saat Enronmengajukan proses kebangkrutan pada 2 Desember 2001.
Pada tanggal 28 februari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi 750juta US
dollar untuk menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang diajukan kepada KAP Arthur
Andersen. Tanggal 22 Maret 2002 mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang direkrut
untuk melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan kembali citra KAP Andersen,
mengusulkan agar manajemen KAP Andersen yang ada diberhentikan dan membentuk
suatu komite untuk menyusun manajemen baru. Komite ini diketuai oleh Paul Volkcer.
Hasil investigasi menyatakan bahwa Enron Corporation terbukti telah melakukan
beberapa kecurangan, diantaranya :
Window dressing (Memanipulasi akun-akun laporan keuangan) agar nampak
menarik di mata investor dengan cara menyembunyikan hutang-hutangnya yang senilai
US$ 12 billion.

14
Teknik off balance sheet (mencatat di buku besar sehingga tidak nampak di laporan keuangan).
Special purpose partnership (Mendirikan 90 Perusahaan diluar Enron untuk
mengalihkan hutang-hutang Enron ke perusahaan-perusahaan tersebut).

Kasus ini akhirnya dapat terungkap dengan kurun waktu yang cukup
singkat. Penyebabnya, yaitu :
Masalah kepentingan pemegang saham mayoritas dan manajemen transaksi dengan
pihak beberapa perusahaan afiliasi.
Pembelian Opsi Saham (stock option plan) yang masif, tidak hanya kepada karyawan kunci,
namun juga komite audit dan karyawan biasa dapat melakukannya, bahkan diadakan juga
program pensiun karyawan dengan memperoleh opsi saham perusahaan.
Penjualan saham dalam skala besar oleh pihak orang dalam.

Dampak Terungkapnya Kasus Enron

Keruntuhan Enron Corporation cukup berdampak bagi dunia bisnis internasional. Akibat
kebangkrutan Enron sedikitnya 4.000 karyawan kehilangan pekerjaan. Kolapsnya Enron juga
mengguncang neraca keuangan para kreditornyayang telah mengucurkan milyaran dolar seperti
JP Morgan Chase dan Citigroupyang merupakan dua kreditorterbesar Enron.
Para karyawan Enron dan investorminoritas juga dirugikan karena simpanan hari tua mereka
yang musnah. Sebagian besar dana pensiun dan tabungan 20.000 karyawan Enron terikat dalam
saham yang kini tak bernilai.
Arthur Andersen LLP (member di AmerikaSerikat) yang dianggap ikut bersalah dalam
kebangkrutan Enron juga terkena imbasnya. Member Arthur Andersen di beberapa negara telah
membuat kesepakatan dengan Kantor Akuntan Publik lain yang merupakan saingan KAP
Andersen. Seperti Jepangdan Thailandyang telah membuat
kesepakatan merger dengan KPMG, di Australia dan Selandia Baru dengan Ernst & Young, dan
Spanyol dengan Deloitte Touche Tohmatsu. DiAmerika sendiri aktivitas seluruh
member Andersen dibekukan pemerintah.Akibatnya, menurut Asian Wall Street Journal, semua
klien Andersen LLP beralih ke berbagai auditor lain.

15
Antara lain Deloitte and Touche Tohmatsu (10 persen), KPMG (11 persen), Price Water House
Cooper (20 persen), dan Ernst & Young (28 persen). Sedangkan, 40persen lainnya belum
menentukan sikap. Dan banyak hal-hal lain yang terpengaruh seperti
munculnya trauma dalam bursa saham terhadap efek domino skandal Enron. Hal ini membuat
para investor mengurangi aktivitasnya di bursa saham sehingga gairah bursa saham dunia
menjadi lesu.
Analisa terhadap Kasus Enron
Kasus Enron Company dilihat dari sudut perilaku organisasinya mencerminkan sikap
perusahaan yang tidak terpuji serta tidak menunjukkan komitmen bisnis yang bersih, jujur dan
bijaksana. Enron Company telah melakukan manipulasi yang bertujuan untuk menipu
masyarakat serta pemerintah mengenai kondisi perusahaannya yang sebenarnya diambang
kebangkrutan. Setelah kasus penipuan yang dilakukan oleh Enron Company terungkap
menyebabkan kerugian yang besar tidak hanya bagi perusahaan namun juga bagi karyawannya
serta memberikan dampak buruk pada perekonomian Amerika Serikat. Kasus Enron memberikan
pelajaran bagi para perusahaan untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan bisnis serta janganlah
melakukan kecurangan dan penipuan yang nantinya akan menimbulkan dampak yang merugikan
banyak pihak.

16
BAB IV
KESIMPULAN

Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyelidiki bagaimana individu-individu,


kelompok-kelompok serta struktur memengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku dalam
organisasi. Perilaku mengacu pada apa yang ingin dilakukan oleh orang dalam organisasi,
bagaimana orang-orang tersebut dibentuk, dan apa sikap mereka.
Dimensi-dimensi dalam berorganisasi, antara lain sebagai berikut :
Teori Peran
Susunan atau tanggapan perilaku yang kita harapkan dan kehendaki disebut sebagai
peranan sosial. Peranan dapat digunakan secara sederhana sebagai bagian dari orang-orang yang
saling berinteraksi.
Struktur Sosial
Studi keperilakuan manusia yang sistematis bergantung pada dua fakta, pertama, orang-
orang bertindak secara teratur dengan pila berulang. Kedua, orang-orang tidak mengisolasikan
bentuk, tetapi mereka saling berhubungan.
Budaya
Budaya merupakan suatu sudut pandang yang pada saat yang bersamaan dijadikan jalan
hidup oleh suatu masyarakat. Menurut Hofstede (1980 1991), ada empat dimensi budaya
nasional, yaitu :
1. Jarak Kekuasaan (Power Distance)
2. Penghindaran Ketidakpastian (Uncertain Avoidance)
3. Maskulinitas dan Feminitas (Masculinity And Femininity)
4. Individualisme dan Kolektivisme (Individualism and Collectivism)
Keempat dimensi budaya nasional tersebut mengandung nilai-nilai tertentu. Artinya
budaya nasional suatu bangsa akan memengaruhi pandangan, sikap, dan kemudian perilaku dari
bangsa tersebut.
Kerangka dasar pada perilaku organisasi adalah terletak pada dua komponen, yaitu :
Komponen yang pertama adalah individu-individu yang berperilaku, baik itu perilaku secara individu,
perilaku kelompok, dan perilaku organisasi.

17
Komponen yang kedua adalah organisasi formal sebagai wadah dari perilaku itu, yaitu sebagai sarana
bagi individu dalam bermasyarakat ditandai dengan keterlibatannya pada suatu organisasi dan
menjalankan perannya dalam organisasi tersebut.

Perubahan Pada Tingkat


Individu Kelompok Organisasi
1. Perbedaan Individu 1. Bekerja dengan yang
1. Produktivitas
2. Motivasi lainnya. 2. Pengembangan efektivitas
3. Pemberdayaan 2. Perbedaan kekuatan kerja. karyawan.
4. Berperilaku etis 3. Menempatkan orang
pertama.
4. Mengelola dan bekerja
dalam dunia multikultural.
5. Fleksibilitas

Secara umum, tingkatan manajer diklasifikasikan sebagai manajer tingkat bawah, tingkat
menengah, dan tingkat atas.
Manajer Tingkat Bawah ( Lower Manajement)
Manajer Tingkat Menengah ( Midle Manajement )
Manajer Tingkat Atas ( Top Manajement )
Berdasarkan kasus Enron Company yang sudah dibahas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa perilaku organisasi sangat berpengaruh bagi kemajuan suatuperusahaan atau organisasi.
Pada kasus Enron memberikan pelajaran bagi para perusahaan atau organisasi untuk lebih
berhati-hati dalam menjalankan bisnis atau organisasinya serta janganlah melakukan kecurangan
dan penipuan yang nantinya akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi banyak pihak.
18
DAFTAR PUSTAKA

Lubis Arfan Ikhsan. 2014. Akuntansi Keperilakuam Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat.
https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_organisasi/17-09-2015/13:32.

http://abdurrachman57.blogspot.co.id/2015/10/katapengantar-assalamualaikum-
wr.html

You might also like