Professional Documents
Culture Documents
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB IV KESIMPULAN 17
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1 Perumusan Masalah
1. Apa pengertian perilaku organisasi ?
2. Apa pengertian organisasi ?
3. Dimensi apa saja yang terdapat di dalam organisasi ?
4. Konsep apa saja dan peran seperti apa dalam perilaku organisasi ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan masalah diatas maka tujuan pembuatan makalah ini antara lainsebagai berikut
:
1. Untuk mengetahui pengertian perilaku organisasi
2. Untuk mengetahui pengertian organisasi
3. Untuk mengetahui dimensi yang terdapat di dalam organisasi
4. Untuk mengetahui konsep dan peran dalam perilaku organisasi
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
BAB III
PEMBAHASAN
Struktur Sosial
Studi keperilakuan manusia yang sistematis bergantung pada dua fakta. Pertama, orang-
orang bertindak secara teratur dengan pila berulang. Kedua, orang-orang tidak mengisolasikan
bentuk, tetapi mereka saling berhubungan.
Untuk mempelajari sejumlah aturan dalam perilaku manusia, konsep masyarakat dan
budaya perlu dipertimbangkan. Masyarakat mungkin digambarkan sebagai penjumlahan dari
total hubungan manusia. Konsep masyarakat menyiratkan suatu kesinambungan dan
kompleksitas dari hubungan kelembagaan dan hubungan antar pribadi.
4
Budaya
Budaya merupakan suatu sudut pandang yang pada saat yang bersamaan dijadikan jalan
hidup oleh suatu masyarakat. Tidak terdapat masyarakat suatu budaya dan budaya tidak eksis
diluar masyarakat. Jika demikian, maka budaya atau jalan hidup meliputi sistem kepercayaan
umum yang sesuai dengan gaya dan perilaku atau pada pemikiran dan pengetahuan teknis yang
diharapkan, serta menentukan cara melakukan sesuatu. Budaya mempengaruhi pola teladan
perilaku manusia yang teratur karena budaya menggambarkan perilaku yang sesuai untuk situasi
tertentu.
Budaya telah didefinisikan dengan berbagai cara, tetapi sampai sekarang belum dapat
ditentukan definisinya secara pasti. Budaya merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang
mengarahkan perilaku anggota organisasi.
Ada dua jenis praktik organisasi yang dilakukan dan menghasilkan nilai-nilai
budaya. Kedua jenis praktik tersebut adalah proses seleksi dan proses sosialisasi. Proses seleksi
terdiri dari dua komponen, yaitu persekutuan dan seleksi individu.
Untuk memahami perbedaan antar-bangsa Hofstede menggunakan kerangka berpikir
yang dinamakan dimensi budaya nasional. Budaya nasional didefinisikan sebagai nilai-nilai
kepercayaan dan asumsi yang dipelajari sejak masa anak-anak yang membedakan antara satu
kelompok dengan kelompok lain. Menurut Hofstede (1980 1991), ada empat dimensi budaya
nasional, yaitu :
1. Jarak Kekuasaan (Power Distance)
Jarak kekuasaan yaitu sejauh apa orang percaya bahwa kekuasaan dan status
didistribusikan secara tidak merata dan bagaimana orang menerima distribusi kekuasaan yang
tidak merata tersebut sebagai cara yang tepat untuk mengorganisasikan sistem sosial.
2. Penghindaran Ketidakpastian (Uncertain Avoidance)
Penghindaran ketidakpastian yaitu sejauh apa orang merasa terancam dengan keadaan
yang tidak tentu (tidak pasti) atau tidak diketahui.
5
3. Maskulinitas dan Feminitas (Masculinity And Femininity)
Maskulinitas yaitu suatu situasi yang ditandai dengan nilai-nilai yang dominan dalam
masyarakat yang lebih menekankan dan mementingkan uang, harta benda, atau
materi. Sementara itu, feminitas adalah suatu situasi yang menjelaskan nilai-nilai yang dominan
dalam masyarakat, yang lebih menekanan pada pentingnya hubungan antar manusia, kepedulian
orang lain dan ketentraman hidup.
4. Individualisme dan Kolektivisme (Individualism and Collectivism)
Individualisme adalah situasi yang menjelaskan orang-orang dalam suatu masyarakat yang
cenderung memperhatikan dirinya sendiri dan keluarga dekatnya saja. Sementara, kolektivisme
adalah situasi yang menjelaskan orang-orang dalam masyaraat yang cenderung merasa memiliki
ikatan kuat dengan satu kelompok berbeda dengan kelompok lainnya. Orang dalam suatu
kelompok cenderung mempedulikan dan melindungi anggotanya, dan mengharapkan kesetiaan
para anggotanya terhadap kelompok tersebut.
6
Perubahan pada Tingkat Individu
Pada tingkat individu, manajer dan karyawan perlu mempelajari bagaimana cara
bekerja dengan cara bekerja dengan orang-orang yang mungkin memiliki perbedaan dengan diri
mereka sendiri dalam berbagai dimensi. Individu juga memiliki perbedaan tingkat dari kepuasan
kerja dan motivasi dan ini mempengaruhi bagaimana cara manajer mengatur karyawannya.
1. Perbedaan Individu
Orang-orang memasuki kelompok dan organisasi dengan karakteristik tertentu seperti
karakteristik kepribadian, persepsi, nilai dan sikap yang akan mempengaruhi perilaku mereka
sendiri. Karakteristik ini sebenarnya tetap utuh ketika individu menggabungkan diri ke suatu
organisasi, tetapi terdapat kemungkinan bahwa organisasi dapat menimbulkan perubahan
terhadap diri individu tersebut, dimana perubahan itu berdampak sangat nyata terhadap perilaku
individu yang bersangkutan.
2. Motivasi
Secara umum, motivasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang ada pada diri seseorang yang
dapat mendorong, mengaktifkan, menggerakkan dan mengarahkan perilaku seseorang. Motivasi
yang ada didalam manusia terdorong karena :
Keinginan untuk hidup
Keinginan untuk memiliki sesuatu
Keinginan akan kekuasaan
Keinginan akan adanya pengakuan
3. Pemberdayaan
Pemberdayaan berarti menajer sedang menempatkan karyawan yang berwenang terhadap
apa yang mereka lakukan. Terdapat beberapa faktor yang mendorong organisasi dalam
melaksanakan pemberdayaan, diantaranya :
Tuntutan pelanggan yang semakin tinggi terhadap kualitas produk maupun layanan
Jaminan keamanan
Perlindungan konsumen
Persaingan dalam efisiensi dan inovasi produk
7
Penggunaan teknologi baru yang canggih
Peraturan pemerintah, dan lain-lain
Dibawah ini terdapat kesamaan tujuan pemberdayaan dalam organisasi, yaitu :
1) Meningkatkan motivasi guna mengurangi kesalahan dan mendorong karyawan untuk
bertanggung jawab terhadap tindakannya.
2) Meningkatkan dan mengembangkan kreativitas dan inovasi.
3) Mendorong peningkatan kualitas produk dan jasa.
4) Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan mendekatkan karyawan ke pelanggan sehingga
karyawan dapat melayani dengan lebih baik.
5) Meningkatkan kesetiaan dan pada saat yang sama mengurangi tingkat kemangkiran.
6) Mendorong kerja sama yang lebih baik dengan sesama rekan kerja dalam meningkatkan
pengawasan dan produktivitas.
7) Mengurangi tugas pengawasan (pengendalian) dari manajemen menengah dalam pekerjaan
operasional sehari-hari sehingga para manajer lebih mempunyai waktu dan perhatian terhadap
masalah-masalah yang lebih besar.
8) Menyiapkan karyawan untuk berkembang dan menghadapi perubahan, suksesi dan tuntutan
persaingan.
9) Meningkatkan daya saing bisnis.
Untuk melaksanakan pemberdayaan tersebut, maka organisasi biasanya menyusun dan
menentukan visi dan misi organisasi, serta melaksanakan perencanaan strategis dan berbagai
pelatihan yang berkaitan dengan pemberdayaan.
4. Berperilaku etis
Etika merupakan seperangkat aturan/norma/pedoman yang mengatur perilaku manusia,
baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan, yang dianut oleh sekelompok atau
segolongan manusia/masyarakat/profesi.
Etika juga sebanding dengan moral, dimana keduanya merupakan filsafat tentang adat
kebiasaan. Jadi, secara umum, etika atau moral adalah filsafat, ilmu, atau disiplin tentang tingkah
laku manusia atau tindakan manusia. Etika sebenarnya meliputi suatu proses penentuan yang
kompleks tentang apa yang
8
harus dilakukan seseorang dalam situasi tertentu. Proses itu sendiri meliputi penyeimbangan dari
berbagai pertimbangan dari sisi dalam (inier) dan sisi luar (outner) yang didasari oleh sifat dari
kondisi unik, baik melalui pengalaman maupun pembelajaran setiap individu.
9
3. Menempatkan orang pertama
Seorang manajer menekankan kebutuhan terhadap penempatan orang pertama dalam
mempertimbangkan tujuan organisasi dan saran strategis orang-orang pertama tidak hanya
menghasilkan kekuatan dalam pendirian kerja, melainkan juga berpengaruh signifikan terhadap
laba.
4. Mengelola dan bekerja dalam dunia multikultural
Satu implikasi dari semua perubahan yang terjadi adalah Anda dapat menemukan sendiri
pengelolaan atau pekerjaan pada satu lingkungan multikultural.
5. Fleksibilitas
Fleksibilitas dalam manajemen sumber daya manusia dapat diartikan perusahaan
memerlukan pengembangan sistem desentralisasi yang mengutamakan pelimpahan wewenang
dan tanggung jawab secara berjenjang. Fleksibilitas juga menyangkut penggunaan tenaga kerja
dengan mengurangi kecenderungan mengangkat pekerja reguler (pekerja tetap). Pengangkatan
sebaiknya lebih difokuskan pada penggunaan tenaga kerja temporer.
10
Pengakuan adanya kekuatan Pengidentifikasian dan pengamatan berlanjut atas
lingkungan luar kekuatan lingkungan luar penting untuk
meningkatkan organisasi.
Penggunaan metode ilmiah Jika mungkin, metode ilmiah digunakan untuk
melengkapi pengalaman dan intuisi.
Orientasi aplikasi Pengetahuan yang dikembangkan dalam perilaku
organisasi akan sangat permanfaat bagi manajer
praktikus jika mereka dihadapkan kepada masalah
individu, kelompok dan organisasi.
11
produksi atau penciptaan produk organisasi. Mereka bisa disebut penyelia, tetapi bisa disebut
manajer lini, manajer kantor, atau bahkan mandor.
Manajer Tingkat Menengah ( Midle Manajement )
Bisa mencakup semua tingkatan manajemen antara tingkatan paling rendah dengan tingkat
puncak pada organisasi tertentu. Dan bisa mengelola pekerjaan para manajer lini pertama dan
mempunyai sebutan, seperti kepala bagian atau kepala biro, pemimpin proyek, manajer pabrik,
atau manajer divisi.
Manajer Tingkat Atas ( Top Manajement )
Manajer yang menduduki posisi ini biasanya disebut manajemen puncak, yang bertanggung
jawab atas pengambilan keputusan yang mencakup seluruh organisasi dan menyusun rencana
serta sasaran yang akan mempengaruhi keseluruhan organisasi itu.
12
teknik dan teknologi. Variabel-variabel tak bebas, seperti misalnya tingkah laku dan reaksi-reaksi
yang efektif dalam organisasi, yaitu pada pengelolaan sumber daya manusia itu sendiri agar
berkualitas. Keduanya tetap mengacu pada pengembangan dan kemajuan motivasi serta kualitas
dari, individu, kelompok dan organisasi agar terjadi perubahan yang signifikan.
14
Teknik off balance sheet (mencatat di buku besar sehingga tidak nampak di laporan keuangan).
Special purpose partnership (Mendirikan 90 Perusahaan diluar Enron untuk
mengalihkan hutang-hutang Enron ke perusahaan-perusahaan tersebut).
Kasus ini akhirnya dapat terungkap dengan kurun waktu yang cukup
singkat. Penyebabnya, yaitu :
Masalah kepentingan pemegang saham mayoritas dan manajemen transaksi dengan
pihak beberapa perusahaan afiliasi.
Pembelian Opsi Saham (stock option plan) yang masif, tidak hanya kepada karyawan kunci,
namun juga komite audit dan karyawan biasa dapat melakukannya, bahkan diadakan juga
program pensiun karyawan dengan memperoleh opsi saham perusahaan.
Penjualan saham dalam skala besar oleh pihak orang dalam.
Keruntuhan Enron Corporation cukup berdampak bagi dunia bisnis internasional. Akibat
kebangkrutan Enron sedikitnya 4.000 karyawan kehilangan pekerjaan. Kolapsnya Enron juga
mengguncang neraca keuangan para kreditornyayang telah mengucurkan milyaran dolar seperti
JP Morgan Chase dan Citigroupyang merupakan dua kreditorterbesar Enron.
Para karyawan Enron dan investorminoritas juga dirugikan karena simpanan hari tua mereka
yang musnah. Sebagian besar dana pensiun dan tabungan 20.000 karyawan Enron terikat dalam
saham yang kini tak bernilai.
Arthur Andersen LLP (member di AmerikaSerikat) yang dianggap ikut bersalah dalam
kebangkrutan Enron juga terkena imbasnya. Member Arthur Andersen di beberapa negara telah
membuat kesepakatan dengan Kantor Akuntan Publik lain yang merupakan saingan KAP
Andersen. Seperti Jepangdan Thailandyang telah membuat
kesepakatan merger dengan KPMG, di Australia dan Selandia Baru dengan Ernst & Young, dan
Spanyol dengan Deloitte Touche Tohmatsu. DiAmerika sendiri aktivitas seluruh
member Andersen dibekukan pemerintah.Akibatnya, menurut Asian Wall Street Journal, semua
klien Andersen LLP beralih ke berbagai auditor lain.
15
Antara lain Deloitte and Touche Tohmatsu (10 persen), KPMG (11 persen), Price Water House
Cooper (20 persen), dan Ernst & Young (28 persen). Sedangkan, 40persen lainnya belum
menentukan sikap. Dan banyak hal-hal lain yang terpengaruh seperti
munculnya trauma dalam bursa saham terhadap efek domino skandal Enron. Hal ini membuat
para investor mengurangi aktivitasnya di bursa saham sehingga gairah bursa saham dunia
menjadi lesu.
Analisa terhadap Kasus Enron
Kasus Enron Company dilihat dari sudut perilaku organisasinya mencerminkan sikap
perusahaan yang tidak terpuji serta tidak menunjukkan komitmen bisnis yang bersih, jujur dan
bijaksana. Enron Company telah melakukan manipulasi yang bertujuan untuk menipu
masyarakat serta pemerintah mengenai kondisi perusahaannya yang sebenarnya diambang
kebangkrutan. Setelah kasus penipuan yang dilakukan oleh Enron Company terungkap
menyebabkan kerugian yang besar tidak hanya bagi perusahaan namun juga bagi karyawannya
serta memberikan dampak buruk pada perekonomian Amerika Serikat. Kasus Enron memberikan
pelajaran bagi para perusahaan untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan bisnis serta janganlah
melakukan kecurangan dan penipuan yang nantinya akan menimbulkan dampak yang merugikan
banyak pihak.
16
BAB IV
KESIMPULAN
17
Komponen yang kedua adalah organisasi formal sebagai wadah dari perilaku itu, yaitu sebagai sarana
bagi individu dalam bermasyarakat ditandai dengan keterlibatannya pada suatu organisasi dan
menjalankan perannya dalam organisasi tersebut.
Secara umum, tingkatan manajer diklasifikasikan sebagai manajer tingkat bawah, tingkat
menengah, dan tingkat atas.
Manajer Tingkat Bawah ( Lower Manajement)
Manajer Tingkat Menengah ( Midle Manajement )
Manajer Tingkat Atas ( Top Manajement )
Berdasarkan kasus Enron Company yang sudah dibahas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa perilaku organisasi sangat berpengaruh bagi kemajuan suatuperusahaan atau organisasi.
Pada kasus Enron memberikan pelajaran bagi para perusahaan atau organisasi untuk lebih
berhati-hati dalam menjalankan bisnis atau organisasinya serta janganlah melakukan kecurangan
dan penipuan yang nantinya akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi banyak pihak.
18
DAFTAR PUSTAKA
Lubis Arfan Ikhsan. 2014. Akuntansi Keperilakuam Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat.
https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_organisasi/17-09-2015/13:32.
http://abdurrachman57.blogspot.co.id/2015/10/katapengantar-assalamualaikum-
wr.html