You are on page 1of 15

LAPORAN PRAKTIKUM

KINGDOM PLANTAE

Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Biologi

yang dibimbing oleh Bpk Sayudhi Purwanto dan Sovi Makhmudah

Disusun Oleh Kelas X MIPA 7

Kelompok 7

1. Devi Saputri Wilujeng (12)


2. Junaidi Hari Setiawan (20)
3. Nona Lintang Puspita (28)
4. Tsany Hibatul Haqqi (37)

SMA NEGERI 1 TALUN


10 FEBRUARI 2017

Laporan Praktikum
Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
A. Tujuan Praktikum
Untuk mendeskripsikan ciri morfologi tumbuhan divisi Bryophta dengan tepat
melalui pengamatan.
Untuk menjelaskan metagenesis tumbuhan divisi Bryophta dengan tepat melalui
diskusi kelompok.
Untuk menjelaskan peran tumbuhan divisi Bryophta dengan tepat melalui diskusi
kelompok
B. Dasar Teori
Lumut dapat dijumpai di berbagai tempat, misalnya di tanah lembab, di pohon,
tembok, di permukaan batu bata dan bahkan dikutub yang memiliki ekosistem
tundra. Lumut ada yang seperti beledu hijau dan ada juga yang seperti lembaran
daun.

C. Alat dan Bahan


Alat: lup dan alat tulis
Bahan: lumut hati (Marchantia polymorpha), lumut tanduk (Anthocereos
leavis), dan lumut daun (Polytricum juniperinum)
D. Langkah Kerja
1. Menyiapkan bahan amatan yang telah dibawa (lumut hati,lumut tanduk, dan
lumut daun).
2. Menamati ciri morfologi lumut (rhizoid, talus, bentuk sporofit dan gametofit)
menggunakan lup.
3. Menggambar hasil pengamatan pada lembar pengamatan beserta
keterangannya.

E. Data dan Pembahasan


Data Hasil Pengamatan
No Nama Hasil Pengamatan
. Tumbuhan
1. Lumut hati
(Marchantia
polymorpha)

2. Lumut tanduk
(Anthoceros leavis)

3. Lumut daun
(Polytricum
juniperinum)

Pembahasan

1.Deskripsi tumbuhan lumut hati

Hidup ditanah basah, dan lembab


Gamefotif berupa pita yang lebar sekitar 1-1,5 cm, bercabang
menggarpu
Alat reproduksi memiliki bentuk payung
Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan gemma (kuncup tunas)
Reproduksi seksual dengan cara fertilisasi
Zigot akan tumbuh menjadi sporofit yang dapat menghasilkan spora.
Tubuhnya berupa talus dan rizoid
Lumut hati berbentuk lembaran, pipih, dan berlobus
Tidak mempunyai jaringan meristematik

2.Deskripsi tumbuhan lumut tanduk

Lumut hati berupa talus, sporofit kapsulnya memanjang.

Rizoid berada pada bagian ventral

Gametofit yang berupa talus yang berbentuk lebar dan tipis serta
berlekuk

Habitat yang mempunyai tingkat kelembapan yang tinggi

3.Deskripsi tumbuhan lumut daun

Merupakan lumut sejati

Memiliki bagian-bagian yang merupai seperti akar (rizoid), batang dan


daun.

Lumut dapat ditemukan diberbagai tempat seperti dipermukaan


tanah, tembok, batu-batuan dan menempel dikulit pohon

Habitat lumut daun berada dipermukaan yang mempunyai tanah


yang lembab

Memiliki sifat yang mirip dengan busa yang memungkinkannya


menyerap dan menahan air.

Lumut daun tumbuh dengan tegak


Umumnya tinggi lumut daun kurang dari 10 cm, dan ada pula
mencapai sekitar 40 cm.

Rizoid terusun atas sejumlah sel yang bercabang-cabang

Hidup berkelompok dengan membentuk hamparan tebal seperti


beludru.

Generasi gametofit yang berupa talus dengan bentuk seperti


tumbuhan kecil

4.Metagenesis tumbuhan lumut terdiri dari fase gametofit dan fase saprofit

Briophyta mengalami dua fase dalam siklus hidupnya, yaitu


fase gametofit dan sporofit. Fase gametofit adalah lumut yang
biasa kita lihat sehari-hari. Gametofit merupakan lumut yang
menghasilkan gamet (sel kelamin). Fase sporofit merupakan
lumut yang berada dalam keadaan menghasilkan spora.
Dalam siklus hidupnya, fase gametofit lebih dominan
dibandingkan fase sporofitnya. Hal ini bertolak belakang
dengan tumbuhan berpembuluh (pteridophyta dan
spermatophyta) yang memiliki fase sporofit lebih dominan
dibandingkan dengan fase gametofit.
Briophyta bereproduksi secara aseksual dan secara seksual
secara bergantian (metagenesis). Reproduksi secara aseksual
(sporofit) terjadi melalui pembentukan spora. Spora ini
dihasilkan dari sporangium (kotak spora). Spora yang
dihasilkan adalah spora haploid (n). Spora ini kemudian akan
tumbuh menjadi protonema.
Adapun reproduksi secara seksual (gametofit) pada Briophyta,
yaitu dengan cara penyatuan gamet betina yang dihasilkan
arkegonia berupa sel telur dan gamet jantan yang dihasilkan
oleh antheridia berupa sperma. Sperma bergerak menuju sel
telur di arkegonia dengan perantara air. Pertemuan sel telur
dan sperma menyebabkan terjadinya fertiliasi yang
menghasilkan zigot. Zigot membelah secara mitosis
membentuk sporogonium. sporogonium terus berkembang
menjadi sporofit yang diploid (2n).
5.Peranan tumbuhan lumut yaitu

Manfaat lumut bagi kehidupan manusia sangat besar. Suatu


penelitian yang menyangkut kegunaan dan manfaat lumut
(Bryophyta) diseluruh dunia telah dilakukan. Berdasarkan data
yang ada, lumut dapat digunakan sebagai bahan untuk hiasan
rumah tangga, obat-obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan dan
sebagai indikator biologi untuk mengetahui degradasi
lingkungan. Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan dan
rumah kaca. Hal lain yang telah dilakukan dengan lumut ini adalah
menggunakannya sebagai bahan obat-obatan.

Beberapa manfaat dari tumbuhan lumut antara lain sebagai berikut:

Sebagai media tanaman (pengganti ijuk): Lumut daun

Dapat mencegah erosi: Lumut secara umum

Sebagai obat penyakit hati: Marchantia sp

F. Kesimpulan
1. Tumbuhan lumut memiliki ciri morfologi yaitu :
Struktur tubuh berupa talus
Memiliki rhizoid untuk menyerap zat hara dan tidak berpembuluh
angkut
Menghasilkan spora
Reproduksi secara vegetatif dengan fragmentasi dan secara
generatif menghasilkan gamet jantan(spermatozoid) dan gamet
betina(ovum)

2. Metagenesis tumbuhan lumut terdiri dari fase gametofit dan sporofit

3. Peranan tumbuhan lumut yaitu :

Sebagai media tanaman (pengganti ijuk): Lumut daun

Dapat mencegah erosi: Lumut secara umum

Sebagai obat penyakit hati: Marchantia sp

G. Rujukan

Susilowarno, R. Gunawan. 2008. Biologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Grasindo

Tjitrosoepomo, G. 2003. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press

Zakrinal dan Sinta Purnama S. 2009. Jago Biologi SMA. Jakarta: Media Pusindo

Tumbuhan Paku (Pterydophyta)

A. Tujuan Praktikum

Untuk mendeskripsikan ciri morfologi tumbuhan divisi Pterydophyta dengan tepat


melalui pengamatan.
Untuk menjelaskan metagenesis tumbuhan divisi Pterydophyta dengan tepat
melalui diskusi kelompok.
Untuk menjelaskan peran tumbuhan divisi Pterydophyta dengan tepat melalui
diskusi kelompok

B. Dasar Teori

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang berkormus dan berpembuluh


paling sederhana. Tumbuhan paku umumnya hidup di daratan pada tempat-tempat
yang basah atau lembab. Namun, ada beberapa yang hidup di air, misalnya Marsilea
crenata, Salvinea molesta, dan Azzola pinnata.

C. Alat dan Bahan

Alat : Lup, ATM (Alat Tulis Menulis)


Bahan : Paku suplir, Pakis haji, Ekor kuda.
D. Langkah Kerja
Menyiapkan bahan amatan yang telah dibawa (suplir, pakis haji, dan
ekor kuda).
Menamati ciri morfologi lumut (rhizoid, talus, bentuk sporofit dan
gametofit) menggunakan lup.
Menggambar hasil pengamatan pada lembar pengamatan beserta
keterangannya.

F. Data dan Pembahasan


Data Hasil Pengamatan
No Nama Tumbuhan Hasil Pengamatan

.
1. Drymnogiosom

2. Pteris

3. Lycopodium
Pembahasan
a. Ciri ciri Morfologi secara umum
Daun muda menggulung
Struktur tubuh dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun
Tumbuhan paku menghasilkan spora
Spora dihasilkan oleh sporangium yang dibentuk pada sporofil
Reproduksi secara vegetatif dengan membelah rumpun, umbi,
tunas, sedangkan secara generatif menghasilkan gamet jantan
(spermatozoid) dan gamet betina (ovum)
b. Paku drymogiosum
Struktur tubuh dapat dibedakan anatara akar, batang, dan daun
Organ penyerap unsur hara adalah akar
Organ penyangga tubuh tumbuhan batang
Cara perkembangbiakan secara vegetatif membelag rumpun, secara
generatif peleburan spermatozoid dan ovum
c. Paku Lycopodium
Struktur tubuh dapat dibedakan anatara akar, batang, dan daun
Organ penyerap unsur hara adalah akar
Organ penyangga tubuh tumbuhan batang
Cara perkembangbiakan secara vegetatif membelag rumpun, secara
generatif peleburan spermatozoid dan ovum

a. Metagenesis tumbuhan paku

Tahapan-tahapan dalam metagenesis tumbuhan paku secara umum


adalah sebagai berikut:
Sporangium pada daun mengeluarkan spora (n) yang kemudian mengalami
pematangan dengan mitosis menjadi protallus atau protalium (n)

Protalium atau protallus (n) kemudian berkembang sehingga berkembang


menjadi alat reproduksi seksual seperti anteridium yang menghasilkan
spermatozoid (n) dan arkegonium yang menghasilkan sel telur (n).
Terbentuknya protalium atau protallus menjadi awal fase gametofit dalam
metagenesis tumbuhan paku.

Sel telur (n) dan spermatozoid (n) bertemu dan membentuk zigot (2n)

Zigot berkembang membentuk tumbuhan paku dewasa (2n). Pada tingkat ini
fase sporofit dimulai kembali,

Metagenesis (pergiliran keturunan) pada tumbuhan paku merupakan bagian


dari mekanisme reproduksi tumbuhan ini. Reproduksi generatif tumbuhan
paku dilakukan melalui peleburan spermatozoid dan ovum. Reproduksi
vegetatifnya dengan membentuk spora. Reproduksi generatif dan reproduksi
vegetatif berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan
yang disebut metagenesis. Berikut skema metagenesis pada tumbuhan paku
homospora, heterospora, dan peralihan. Berikut adalah bagan metagenesis
tumbuhan paku.

Bagan 1: Skema metagenesis pada tumbuhan paku homospora


Bagan 2: Skema metagenesis pada tumbuhan paku heterospora

Bagan 3: Bagan metagenesis paku peralihan


Selain menggunakan spora, beberapa jenis tumbuhan paku bereproduksi
vegetatif dengan beberapa cara berikut.
a. Umbi batang, misal Marsilea crenata.
b. Tunas pada tepi daun atau kuncup tunas, misal Asplenium buldiferum.
c. Tunas pada ujung daun, misal Asplenium pentifidum.
d. Tunas akar, misal Ophioglosum sp.
e. Fragmentasi, misal Dryopteris rigida.

e. Peranan Tumbuhan Paku


Paku kawat, sebagai tanaman hias, obat batuk, obat sesak nafas, dan
obat bisul.

Paku ekor kuda (Euisetum debile), sebagai obat sakit oto atau tulang
dalam bentuk param, obat diuretik karena mengandung asam kersik
dan kalium tinggi, serta alat pembersih pisau, gsrpu, dan sendo karena
kandungan silikanya tinggi.

Paku sarang burung (Asplenium nidus), sebagai tanaman hias

Sebagai makanan ikan dan pengganti pupuk buatan

Azzola pinnata dapat bersimbiosis dengan Algae Anabaena azolla


untuk mengikat nitrogen dari udara.

F. Kesimpulan

1. Tumbuhan paku memiliki ciri morfologi :

a. Daun muda menggulung

b. umumnya hidup di daratan pada tempat tempat yang


basah / lembab

c. Termasuk golongan cormophyta berspora karena dapat


membentuk spora.

2. Peranan tumbuhan paku

Paku kawat, sebagai tanaman hias, obat batuk, obat sesak nafas,
dan obat bisul.

Paku ekor kuda (Euisetum debile), sebagai obat sakit oto atau
tulang dalam bentuk param, obat diuretik karena mengandung
asam kersik dan kalium tinggi, serta alat pembersih pisau,
gsrpu, dan sendo karena kandungan silikanya tinggi.

Paku sarang burung (Asplenium nidus), sebagai tanaman hias

Sebagai makanan ikan dan pengganti pupuk buatan

Azzola pinnata dapat bersimbiosis dengan Algae Anabaena


azolla untuk mengikat nitrogen dari udara.

G. Rujukan

http://www.zonabiokita.web.id/2013/08/metagenesis-
tumbuhan-paku.html

Buku PR Intan Pariwara

You might also like