You are on page 1of 26

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.

K DENGAN MASALAH UTAMA


RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG 8 IRAWAN
RSJD AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Tn. K
2. Umur : 33 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Agama : Islam
5. Alamat : Undaan, Kudus
6. Pendidikan : SMP
7. Pekerjaan : Buruh
8. Status : Belum menikah
9. Tgl. Masuk RS : 24 Febuari 2016
10. Tgl. Pengkajian : 08 Maret 2016
11. Dx. Medis : Skizofrenia tak terinci (F 20.3)
12. No. CM : 00036758
B. ALASAN MASUK
Klien dibawa ke RSJD Amino Gondohutomo, Semarang karena marah-marah
tanpa sebab, memukul-mukul kepalanya menggunakan panci dan memukulkan
kepalanya ke tembok. Sehari sebelum itu klien memukuli temannya karena klien
merasa curiga diejek oleh temannya. Kemudian klien diantar ke RSJD Amino
Gondohutomo Semarang oleh majikan dan temannya Bengkel mobil dimana ia bekerja.
C. PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI
1. Predisposisi
Klien mengatakan bahwa sebelumnya ia pernah dirawat di RSJD Amino
Gondohutomo pada tahun 2004. Pengobatan yang dijalani sebelumnya cukup
berhasil, klien setelah keluar dari rumah sakit bekerja mencuci mobil di bengkel
dan masih melakukan rawat jalan di rumah sakit. Klien mengatakan jika keluarga
tidak pernah sakit seperti klien. Klien mengatakan bahwa dulu saat masih sekolah
ia malu dan merasa minder dengan dirinya, ia merasa bahwa temannya
membicarakannya dan mengejek karena keadaan ekonomi keluarganya pada saat
itu. Klien memiliki pengalaman masa lalu yang membuat klien selalu ingin marah
dan sedih ketika mengingatnya, pada saat klien masih SD klien sering melihat
ayahnya memukuli ibunya hingga ibunya sering sakit-sakitan dan akhirnya
meninggal.
2. Presipitasi
Teman klien mengatakan jika 1 bulan ini klien mulai marah-marah sendiri
tanpa sebab, tidak mau minum obat dan berhenti rawat jalan pada tahun 2015, lupa
mulai dari bulan apa berhenti rawat jalan. Klien mulai menolak untuk bekerja
seperti biasanya, suka marah-marah tanpa sebab, melukai dirinya sendiri dengan
memukul-mukul kepalanya dengan panci, menjedotkan kepala ke tembok,
membanting barang yang ada disekelilingnya bahkan hingga memukul temannya
sehingga klien kembali masuk ke rumah sakit.
D. FISIK
1. Kesadaran
Kesadaran klien composmentis E4M6V5
2. Tanda-tanda vital :
a. Tekanan darah : 100/70 mmHg
b. Frekuensi nadi : 88 x/menit
c. Frekuensi nafas : 20 x/menit
d. Suhu : 360C
3. Data Antropometri
TB : 165 cm
BB : 57 kg
IMT : 20,40
4. Riwayat Makan dan Minum
Klien dapat minum sendiri tanpa diperintah sementara untuk makan klien harus
diminta untuk makan. Porsi makan klien ketika dirumah maupun di rumah sakit
normal dan makan 3 kali sehari.
5. Tanda-tanda Dehidrasi
Klien tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, mukosa bibir lembab, mata tidak
cekung dan turgor kulit baik.
6. Riwayat Penyakit Fisik
Klien tidak memiliki riwayat penyakit fisik seperti diabetes, hipertensi, asma dll.
Keluhan fisik : Klien mengatakan tidak ada keluhan dari fisiknya.
E. PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
1. Genogram

Keterangan :
: perempuan
Tn. K (33 th)
: laki-laki
: Klien
: laki-laki meninggal
: perempuan meninggal
: tinggal serumah
: Menikah
: Anak
Klien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, kedua adiknya perempuan dan
masih bersekolah. Klien tinggal bersama orang tuanya, akan tetapi ketika bekerja ia
tinggal di bengkel cuci mobil tempat ia bekerja. Pengambilan keputusan pada klien
seringnya diputuskan oleh keluarganya, klien tidak mampu untuk mengambil
keputusan sendiri. Pola asuh yang diterapkan di keluarga adalah demokratis akan
tetapi klien mengatakan jika ia tidak suka bercerita dengan orang tuanya ketika
memiliki masalah. Klien mengatakan ia lebih suka memendam masalahnya sendiri.
Selama berada dirumah klien tidak dekat dengan dengan adiknya maupun dengan
orang tuanya, klien lebih sering berada di bengkel dan sebelum masuk rumah sakit
klien dekat dengan teman kerja sewaktu dibengkel jika terdapat masalah maka ia
akan meminta solusi atau sekedar bercerita.
2. Konsep Diri
a. Body image
Klien merasa malu dengan dirinya saat ini karena ia sedang sakit dan dirawat di
rumah sakit sudah hampir 3 minggu, klien suka dengan wajahnya karena
diwajahnya ada mata, mulut, hidung yang semuanya normal dan dapat berfungsi
dengan baik, klien mengatakan bersyukur dengan anugerah yang dimilikinya. Kl
b. Identitas diri
Klien mengatakan bahwa ia seorang anak laki-laki, anak pertama, belum
menikah, dan tinggal bersama kedua orang tua dan dua saudara perempuan
kandung. Sebelum dirawat ia bekerja cuci mobil di bengkel dan ia senang dapat
bekerja. Klien mengatakan terakhir sekolah SMP tetapi tidak diselesaikan
karena terhimpit biaya. Klien lebih suka be
rada di bengkel daripada pulang kerumah. Klien bersyukur terlahir sebagai
laki-laki dan dapat menerimanya sehingga tidak ada penyimpangan seksual pada
diri klien.
c. Peran
Klien adalah seorang anak laki-laki pertama dalam keluarga yang seharusnya
bekerja mengumpulkan uang membantu ekonomi keluarga. Klien sudah tampak
mampu mengikuti program terapi yang diberikan rumah sakit yaitu menanam di
kebun. Klien mengatakan merasa belum menjalankan perannya karena belum
mampu untuk kembali bekerja lagi karena klien masih merasa bingung.
d. Ideal diri
Klien menyadari perannya sebagai seorang anak yaitu berbakti kepada kedua
orang tua. Selain itu klien ingin menikah seperti yang lain, apalagi kedua
adiknya semua sudah berkeluarga. Klien juga mengatakan bahwa jika keluar
dari sini ia ingin kembali tinggal di bengkel dan mencuci mobil seperti
sebelumnya serta dapat diterima oleh masyarakat dan lingkungannya kembali.
Klien mengatakan bahwa harapannya ia bisa segera sembuh, sehat dan keluar
dari rumah sakit tinggal bersama teman di bengkel dan sesekali dapat pulang ke
rumah.

e. Harga diri
Klien mengatakan merasa malu dengan keluarga dan teman bengkel yang
tinggal bersama karena keadaannya sekarang, ia takut tidak punya teman lagi
dan tidak diterima bekerja lagi karena kondisinya. Klien mengatakan bahwa
dirinya belum berguna saat ini belum maksimal, belum dapat memberikan apa-
apa ke keluarga maupun ke lingkungannya.

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan tidak ada orang yang berarti dalam hidupnya, ketika
mempunyai masalah klien lebih suka memendam masalah tesebut sendiri dan
tidak mau menceritakan kepada orang lain. Klien mengatakan berharap ada
keluarga atau temannya yang datang menjenguk dan berharap dapat dijemput
dan keluar dari rumah sakit.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Klien mengatakan selama di bengkel klien bergaul dengan teman yang sama-
sama bekerja di bengkel dan klien bertugas sebagai pencuci mobil. Satu bulan
sebelum dibawa ke rumah sakit klien lebih senang berdiam diri di dalam kamar
dan tidak mau bekerja. Ketika di rumah sakit klien tampak lebih sering diam dan
suka menonton TV. Klien tampak tenang dan terlihat senang ketika diajak
berkenalan atau mengobrol. Klien mengatakan bahwa hari ini dia selesai dari
melakukan rehab mengecet kepala truk dan senam .
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan tiba-tiba suka marah-marah dengan temannya dan malas
bertemu dengan orang lain. Ketika di rumah sakit klien mulai mampu
berkomunikasi dengan baik ketika terdapat seseorang mengajak berkenalan
ataupun berbincang klien mampu menimpali akan tetapi klien tampak belum
mampu untuk mengawali pembicaraan dengan orang lain.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan bahwa ia beragama islam. Klien mengatakan bahwa ia tidak
mengalami gangguan jiwa hanya tiba-tiba merasa marah-marah tanpa sebab
tidak mampu mengontrol emosi. Klien mengatakan bahwa ia percaya dengan
rajin minum obat ia akan dapat sembuh dan bisa pulang.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan saat sakit tidak pernah melakukan ibadah solat 5 waktu. Klien
hanya melakukan doa ketika makan saja selebihnya klien meninggalkan
kegiatan ibadahnya. Saat di rumah klien mengatakan tidak shalat 5 waktu.
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Klien berpenampilan cukup rapi, badan cukup bersih dan tidak bau badan,
rambut pendek rapi, pakaian yang digunakan sesuai.
2. Pembicaraan
Pembicaraan klien gagap tapi dapat dimengerti serta klien belum mampu untuk
mengawali pembicaraan harus ditanya terlebih dahulu.
3. Aktifitas motorik
Klien nampak mondar mandir sesekali dan lebih sering duduk untuk menonton
tv ketika pagi hari hingga jam makan siang ketika siang hari klien terlihat
berdiam diri sendiri jika tidak tidur siang. Klien sering memainkan tangannya
saat diajak berbincang, kontak mata belum terjaga dengan baik, beralih ketika
ada sesuatu disekelilingnya.
4. Alam perasaan
Klien merasa sedih ketika bercerita tentang keadaannya sekarang yang harus
dirawat di rumah sakit kembali dan tidak bisa bekerja.
5. Afek
Afek klien seuai dengan stimulus yang diberikan oleh perawat
6. Interaksi
Klien tampak kooperatif selama wawancara. Klien mampu menjawab semua
pertanyaan perawat dengan baik. Klien belum mampu menjaga kontak mata
selama dilakukan pengkajian mudah terganggu dengan lingkungan sekitar.
7. Persepsi
Klien tidak memiliki gangguan persepsi.
8. Proses fikir
Proses fikir klien baik, sesuai dengan yang dibicarakan.
9. Isi fikir
Isi fikir klien klien adalah obsesi klien selalu merasa ingin marah walaupun
klien berusaha untuk menghilangkan marahnya akan tetapi klien mengatakan
jika klien tidak tahu penyebab klien marah. Klien saat sebelum masuk rumah
sakit memiliki waham curiga kepada teman-temannya baik teman sewaktu
sekolah maupun saat bekerja di bengkel.
10. Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran komposmentis. Orientasi klien terhadap waktu, tempat dan
orang jelas. Klien mengetahui saat pengkajian adalah pagi hari jam 10.00 WIB.
11. Memori
Memori klien baik. Klien mampu mengingat kejadian masalalu klien. Klien
menceritakan kejadian masalalu yang tidak menyenangkan maupun yang
menyenangkan. Klien mampu menceritakan bahwa pada tahun 2004 ia pernah
dirawat di rumah sakit jiwa. Dan klien juga mampu mengingat kejadian yang
baru terjadi seperti pagi hari tadi klien mengatakan melakukan senam bersama
dan selesai ngecat kepala truk saat rehab.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Tingkat konsentrasi klien baik. Klien mampu berkonsentrasi serta berhitung
dengan benar. Klien dapat menjawab ketika diberikan pertanyaan mengenai
jumlah permen dengan benar.
13. Kemampuan penilaian
Klien mengalami gangguan ringan dibuktikan dengan klien masih mampu
mengambil keputusan sederhana. Contohnya pagi hari makan pagi kemudian
sikat gigi lalu mandi pagi.
14. Daya tilik diri
Klien mengatakan menyadari bahwa klien sedang sakit akan tetapi klien
bingung klien sakit apa.
G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG (DISCHARGE PLANING)
1. Makan
Klien mampu makan dan minum secara mandiri. Klien mampu menggunakan
alat makan dengan benar, menghabiskan sertiap porsi makanan yang disediakan
bahkan menambah porsi nasi. Klien membereskan alat makannya secara
mandiri. Klien mengatakan bahwa makan 3x sehari pagi, siang dan malam dan
minum ketika ia merasa haus.
2. BAB/BAK
Klien mampu memenuhi kebutuhan BAB dan BAK secara mandiri. Klien BAB
dan BAK di kamar mandi. Klien mengatakan jika BAB satu kali sehari dan
BAK ketika ingin.
3. Mandi
Klien mampu memenuhi kebutuhan personal hygiene secara mandiri. Klien
mandi sehari dua kali dengan menggunakan sabun dan air. Klien menyikat gigi
setiap pagi dan keramas tiga hari sekali. Klien menggunting kuku seminggu
sekali.
4. Berpakaian
Klien mampu berpakaian secara mandiri tanpa bantuan.
5. Istirahat dan tidur
Klien mengatakan tidur siang + 2 jam, tidur malam + 10 jam, tidak ada aktivitas
sebelum, setelah bangun tidur klien hanya berdiam diri diatas tempat tidur.
6. Penggunaan obat
Klien mengkonsumsi obat CPZ 2x100 mg dan risperidone 2x10mg. Efek
samping dari pengonsumsian obat tersebut klien menjadi sering pusing,
mengantuk dan mudah haus terkadang bibirnya juga terasa kering. Klien
mengatakan jika ia minum obat 2 kali sehari di pagi hari setelah makan dan
malam hari setelah makan malam.
7. Pemeliharaan kesehatan
Hindarkan klien dari benda-benda yang membahayakan jiwa seperti
gunting/pisau untuk mencegah digunakan klien untuk menyakiti diri sendiri dan
orang lain. Usahakan klien minum obat secara teratur. Ingatkan klien untuk
melakukan ibadah ke Allah agar klien merasa tenang. Jika klien mengalami
tanda-tanda kekambuhan seperti marah-marah tanpa sebab, berbicara sendiri
mondar mandir, mengamuk, melukai diri sendiri atau orang lain, tidak mau
mengonsumsi obat segera bawa klien ke RSJD atau hubungi tenaga kesehatan
terdekat.
8. Kegiatan di dalam rumah
Klien mampu makan dan minum secara mandiri. Klien mampu mandi sehari 2
kali secara mandiri. Klien dapat membantu merawat rumahnya seperti
mengepel, menyapu lantai dan halaman serta mencuci pakaian. Serta
menjalankan ibadah sholat 5 waktu.
9. Kegiatan di luar rumah
Klien dapat bekerja di bengkel kembali untuk mencuci mobil dan bergaul
dengan teman-temannya kembali.
H. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping yang dilakukan klien adalah mekanisme maladaptif. Klien
mengatakan jika ada masalah lebih sering berdiam diri dan marah-marah. Setelah
masuk rumah sakit klien mengatakan jika ia marah maka ia menarik nafas dalam
dan memukul bantal.

I. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Klien mengalami masalah kurangnya dukungan lingkungan sosial karena klien
mengatakn dia sudah jarang berkomunikasi dengan teman-teman dan tetangganya.
Klien juga mengatakan jika jarang ditengok oleh keluarganya dan tidak dekat
dengan keluarganya.

J. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Klien mengatakan belum mengetahui gangguan jiwa, sistem pendukung
lingkungan, penyebab, obat-obatan serta koping yang adaptif.
K. ASPEK MEDIK
L.
M. Nama N. D O. R P. Indikasi Q. Kontraindikasi R. Efek samping
Obat osis ute
S. Risper U. 2 V. O W. Pemberian pada X. Hipersensitif pada Y. Pusing,
idone x2mg ral klien skizofrenia dan Risperidone, ibu hamil, mengantuk, padangan
T. (Antip
gangguan psikosis lain, diabetes, dan lansia dengan kabur, mual, gangguan
sikotik)
serta perilaku agresif dan gangguan masalah jantung, pencernaan, gemetar,
disruptif yang gangguan ginjal, serta gelisah, sulit tidur,
membahayakan klien jangan konsumsi alcohol emosi yang tidak stabil,
maupun orang lain. saat mengkonsumsi detak jantung yang
Antipsikotik ini bekerja risperidon. cepat, kenaikan berat
dengan menstabilkan badan, gangguan pada
senyawa alami otak yang gairah seks, mulut
mengendalikan pola pikir, kering, kenaikan
perasaan, dan perilaku tekanan darah
Z. CPZ AB. 2 AC. O AD. Pemberian AE. Hindari pada wanita AF. Pusing atau sakit
AA. (Antip
x100mg ral pafa berbagai hamil, ibu menyusui, hati- kepala, mengantuk,
sikotik)
gangguan mental, hati penggunaan pada lansia pandangan kabur, mulut
skizofrenia dan yang menderita penyakit kering, mual,
gangguan psikosis jantung, masalah pembuluh gemetaran, gelisah
yang lainnya, darah, gangguan pernapasan, perubahan BB, sulit
perilaku agresif ginjal, hati, prostat, diabetes, tidur, perubahan
yang glukoma, epilepsi, depresi, emosional, penurunan
membahayakan parkinson, serta yang pernah gairah seks, payudara
klien atau orang mengalami sakit kuning atau membesar, gangguan
lain, kecemasan kejang. Hindari konsumsi menstruasi, detak
dan kegelisahan minuman keras, rokok dan jantung cepat, konstipasi
parah, serta konsumsi antasida selama atau diare, sulit BAK.
autisme pada mengonsumsi
anak anak. chlorpromazine.
Antipsikotik
fenotiazina yang
bekerja
menstabilkan
senyawa alami
otak.
AG. ANALISA DATA
AH.
AI. DATA AJ. MASALAH
AK. Subjektif : AM. Risiko perilaku kekerasan terhadap
- Klien mengatakan memukuli kepalanya
diri sendiri dan orang lain (00140)
dengan panci dan membentur-benturkan
kepala ke tembok karena merasa marah
tetapi tidak tahu apa penyebab marahnya
- Teman klien mengatakanklien marah-
marah tanpa sebab dan memukuli teman
kerjanya tanpa alasan yang jelas
- Teman klien mengatakan jikakurang lebih
selama satu bulan klien tidak mau minum
obat, berhenti kontrol rawat jalan
semenjak tahun 2015 dan sering marah-
marah membanting barang yang ada
disekeliling
- Klien mengatakan pada tahun 2004
pernah masuk RSJD AminoGondohutomo
karena marah-marah dan merasa curiga
terhadap temannya, klien merasa diejek
oleh temannya
AL. Objektif :
-
AN. Subjektif : AP. Isolasi sosial berhubungan dengan
- Klien mengatakan merasa minder dengan
perubahan status mental
dirinya sendiri semenjak SMP karena
klien merasa diejek oleh temennya karena
klien merasa berbeda status ekonomi
dengan teman-temannya
- Klien mengatakan lebih senang sendiri
berdiam diri atau menonton tv sendiri
- Klien mengatakan setelah bangun tidur
siang ataupun malam hari klien hanya
duduk sendiri di tempat tidur
- Klien tidak mau bekerja mencuci mobil
lagi dan lebih memilih untuk mengurung
diri dikamar
AO. Objektif :
- Klien tampak tidak mampu mengawali
pembicaraan dengan orang lain
- Kontak mata klien ketika berbicara mudah
terganggu dengan lingkungan sekitar
- Klien tampak terlihat duduk sendirian dan
merenung sendirian
AQ. Subjektif : AS. Harga diri rendah situasional
- Klien mengatakan bahwa klien belum
berhubungan dengan kurang penghargaan
merasa puas dengan keadaannya
sekarang, klien merasa gagal menjadi
anak pertama, belum berbakti ke orang
tua dan tidak dapat membantu orang
tuanya untuk membantu ekonomi
- Klien merasa bahwa dirinya jelek tidak
setampan teman-temannya sehingga
sampai saat ini klien belum menikah
- Klien mengatakan malu dengan
keadaannya sekarang yang harus masuk
ke rumah sakit kembali
- Klien mengatakan merasa diejek oleh
teman-temannya karena keadaan status
ekonomi
AR. Objektif :
- Kontak mata klien ketika diajak untuk
berbincang dengan perawat mudah
teralihkan dengan keadaan lingkungan
sekitar
- Klien sesekali terlihat berjalan mondar-
mandir
- Klien terlihat berbicara dengan gagap
AT.
AU.
AV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri maupun orang lain (00140)
2. Isolasi sosial berhubungan dengan perubahan status mental
3. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan kurang penghargaan
AW. INTERVENSI
AX. Tangg AY. No. AZ. Tujuan dan Kriteria hasil BA. Rencana Tindakan
al Dx
BB. Selasa, BC. 1 BD. Setelah dilakukan tindakan 1. Membina Hubungan Saling Percaya dengan klien
2. Diskusi dengan klien tentang penyebab perilaku
8 Maret 2016 keperawatan selama 7 hari diharapakan
kekerasan pada sat ini dan yang lalu
risiko perilaku kekerasan berkurang pada
3. Diksusikan perasaan klien jika terjadi penyebab
klien dengan kriteria hasil :
perilaku kekerasan
1. Klien dapat mengidentifikasi
4. Diskusikan bersama klien perilaku kekerasan yang
penyebab perilaku kekerasan
dilakukan pada saat marah secara :
2. Klien dapat mengidentifikasi
a. Verbal
tanda-tanda perilaku kekerasan b. Terhadap diri sendiri
3. Klien dapat menyebutkan jenis c. Terhadap orang lain
d. Terhadap lingkungan
perilaku kekerasan yang pernah
5. Diskusi dengan klien akibat dari perilaku yang
dilakukan
dilakukan
4. Klien dapat menyebutkan jenis
6. Diksusi dengan klien serta pembimbing bagaimana
perilaku kekerasan yang pernah
cara mengontol perilaku kekerasan seperti :
dilakukan a. Fisik : pukul bantal, tarik nafas dalam
5. Klien dapat menyebutkan dan b. Sosial atau verbal : menyebabkan secara asertif
mempraktikkan cara mencegah rasa marahnya
c. Spiritual : sholat atau berdoa sesuai keyakinan
atau mengontrol perilaku
klien
kekerasan
d. Konsumsi obat
7. Latih klien mengontrol perilaku kekerasan secara
fisik :
a. Latihan nafas dalam pukul kasur dan bantal
b. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah
8. Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara
sosial atau verbal :
a. Latih mengungkapkan rasa marah secara
verbal : menolak dengan baik, meminta dengan
baik, mengungkapkan perasaan dengan baik
b. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah
secara verbal
9. Latih mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual
:
a. Latih mengontrol marah secara spiritual : sholat,
berdoa
b. Buat jadwal latihan sholat, berdoa
10. Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh
minum obat :
a. Latih pasien minum obat secara teratur dengan
prinsip lima benar (benar nama pasien, benar
nama obat, benar cara minum obat, benar waktu
minum obat, dan benar dosis obat) disertai
penjelasan guna obat dan akibat berhenti minum
obat.
b. Susun jadwal minum obat secara teratur
11. Ikut sertakan pasien dalam Terapi Aktivitas
Kelompok Stimulasi Persepsi mengontrol Perilaku
Kekerasan
BE. Selasa, BF. 2 BG. Setelah dilakukan tindakan 1. Membina Bina Hubungan Saling Percaya
2. Membantu klien mengenal penyebab isolasi sosial
8 Maret 2016 keperawatan selamat 4 hari diharapkan
3. Membantu klien untuk mengetahui apa keuntungan
isolasi sosial yang klien alami berkurang
berhubungan dengan orang lain
dengan kriteria hasil : 4. Membantu klien untuk mengenal kerugian tidak
1. Klien mampu menyadari
berhubungan dengan orang lain :
penyebab dari isolasi sosial a. Berdiskusi kerugian bila klien hanya
2. Klien mampu berinteraksi dengan
mengurung diri dan tidak bergaul dengan orang
orang lain
lain
b. Menjelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap
kesehatan fisik klien
5. Membantu klien untuk berinterkasi atau
berhuhungan dengan orang lain secara bertahap
6. Beri reinforcement pada klien atas keberhasilan
untuk berinteraksi dan dorong klien untuk tetap
semangat meningkatkan interaksinya
BH. Selasa, BI. 3 BJ. Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi aspek positif yang dimiliki klien :
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang
8 Maret 2016 keperawatan selama 4 hari diharapkan
dimiliki pasien
harga diri klien dapat meningkat dengan
b. Beri pujian yang realistik atau nyata dan hindarkan
kriteria hasil :
setiap kali bertemu dengan klien penilaian yang
1. Klien dapat mengidentifikasi
negatif
kemampuan dan aspek positif
2. Bantu klien untuk menilai kemampuan yang yang
yang dimiliki
dapat digunakan :
2. Klien dapat menilai kemampuan
a. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih
yang digunakan
dapat dilakukan saat ini
3. Klien dapat memilih kegiatan b. Bantu klien menyebutkan dan memberi penguatan
yang sesuai dengan kemampuan terhadap kemampuan diri
4. Klien dapat melatih kegiatan yang c. Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi
sudah dipilih sesuai kemampuan pendengar yang aktif
5. Klien dapat menyusun jadwal 3. Membantu klien memilih atau menetapkan
untuk kegiatan yang sudah dilatih kemampuan yang akan dilatih
4. Melatih kemampuan yang dipilih klien :
a. Berdiskusi dengan klien untuk melatih kemampuan
yang dipilih
b. Bersama klien memperagakan kegiatan yang
ditetapkan
c. Beri dukungan dan pujian pada kegiatan yang
dilakukan klien
5. Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan
yang dilatih :
a. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba
kegiatan yang sudah dilatih
b. Beri reinforcement positif pada klien
c. Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang
sudah dilatih
BK.
BL.
BM.
BN.
BO.
BP.
BQ.
BR.
BS.
BT. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BU. T BV. D BW. Tujuan atau BX. Implementasi BY. Respon Klien
angga iagnos Target
l a
BZ. S CA. 1 1. Klien mampu 1. Membina hubungan saling DJ. S:
elasa, 8 ,2,3 membina percaya dengan klien - klien mengatakan bahwa ia
Maret CB. hubungan saling DE. bersedia untuk diajak bercerita
CC. percaya dengan DF. - Klien mengatakan tidak suka
2016
CD. perawat dan klien DG. mengobrol banyak-banyak karena
CE. mau bercerita DH. takut orang lain tidak suka
CF. serta kooperatif DI. mendengarnya
CG. DC. 2. Mengidentifikasi penyebab DK. O:
CH. - Klien kooperatif
DD. perasaan marah pada klien,
CI. - Klien mampu berkenalan dengan
2. Klien mampu tanda dan gejala yang dirasakan,
CJ. baik menyebutkan nama dan
CK. 1 mengidentifikasi perilaku kekerasan yang
dan dilakukan dan akibatnya serta berjabat tangan
CL. DL. S:
CM. mengungkapkan cara mengontrol dengan nafas
penyebab dalam - Klien mengatakan bahwa klien
CN.
perilaku marah-marah tanpa sebab
CO.
kekerasan, tanda- - Klien mengatakan bahwa ia
CP.
CQ. tanda, jenis memukul-mukul kepalanya dengan
CR. perilaku panci
CS. - Klien mengatakan saat marah
kekerasan yang
CT. nafasnya tidak teratur, tangannya
dilakukan dan
CU. mengepal dan membanting-
cara mengontrol
CV. banting barang
CW. DM. O:
CX. - Klien kooperatif
CY. - Klien berbicara dengan gagap tapi
CZ. dapat dimengerti
DA. - Klien tampak mempraktikkan cara
DB. mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara nafas dalam
DO. 2 3. Klien mampu 3. Mendiskusikan dengan klien DP. S:
mengenal tentang mengapa klien tidak - Klien mengatakan malu bercakap-
penyebab isolasi berinteraksi dengan orang dan cakap dengan orang lain merasa
sosial kebiasaan klien berinteraksi minder takut orang lain tidak suka
dengan orang lain - Klien mengatakan ada teman di
kampung tapi saya malu kalau
mau kumpul dengan mereka
- Klien mengatakan jika klien lebih
suka menyendiri
DQ. O:
- Klien tampak sesekali
mengalihkan kontak matanya
- Klien tampak tidak mampu untuk
mengawali pembicaraan dengan
orang lain
DS. 3 4. Klien mampu 4. Mendiskusikan kemampuan dan DT. S:
mengungkapkan aspek positif yang dimiliki klien - Klien mengatakan bahwa klien
kemampuan dan dan berikan reinforcement positif bersyukur punya tangan, kaki dan
aspek positif tubuh yang lengkap dan utuh bisa
yang masih berjalan dan melakukan semua
dimiliki kegiatan dengan mandiri
- Klien mengatakan jika klien masih
bisa bekerja mencuci mobil
DU. O:
- Klien tampak antusias bercerita
DV. K DW. 1 5. Klien mampu 5. Mengevaluasi teknik latihan EG. S:
amis, 10 mempraktikkan nafas dalam - Klien mengatakan bahwa sudah
Maret cara mengontrol DX. mbak saya sudah praktekkan kalo
2016 perilaku DY. sore nafas kayak gini kan mbak?
kekerasan DZ. Terus ditambah istighfar biar
dengan pukul EA. tambah tenang
bantal atau EB. - Klien mengungkapkan bahwa klien
sejenisnya EC. merasa emosinya mereda setelah
6. Melatih klien mengontrol perilaku itu
kekerasan dengan cara pukul EH. O:
bantal atau kasur atau - Klien tampak melakukan teknik
sejenisnya yang tidak berbahaya nafas dalam
ED. EI. S :
EE. - Klien mengatakan bahwa ia mbak
EF. saya bisa pukul bantal kan? Saya
7. Menyusun cara kedua ke dalam sudah pernah, gini mbak?
jadwal kegiatan harian EJ. O :
- Klien mempraktikkan cara
memukul
EK.S :
- Klien mengatakan di buat disore
hari aja ya mbak jam 03.00 sore
selesai bangun tidur siang
EL. O :
-
EN. 2 6. Klien mampu 8. Mendiskusikan keuntungan dan EO. S:
mengungkapkan kerugian berhubungan dengan - Klien mengatakan kalau punya
keuntungan dan orang lain banyak teman bisa saling
kerugian membantu terus tidak kesepian
berhubungan mbak
dengan orang lain - Klien mengatakan kalau tidak
punya teman cuman sendirian
sepi mbak gak bisa ngapa-ngapain
kalau sendirian
EP. O:
-
ER. 2 7. Klien mampu 9. Mengajarkan klien berinteraksi ES. S:
berkenalan secara bertahap ( berkenalan - Klien mengatakan nama saya K
dengan orang lain dengan orang pertama) saya asal dari Kudus, kalau nama
secara bertahap mbak siapa? Hobi saya membaca
ET. O :
- Klien mempraktikkan mencoba
berkenalan dengan satu temannya
EV. 2 8. Klien mampu 10.Melatih klien berinteraksi secara EW. S:
berkenalan bertahap (berkenalan dengan - Klien mengatakan sudah
dengan teman- orang kedua, dll) berkenalan dengan 5 orang
temannya dan temannya dan 2 mbak praktikan
mampu EX. O:
mengingatnya - Klien tampak berkenalan dengan
orang lain
EZ. 2 9. Klien berperan 11.Melakukan Terapi Aktivitas FA. S:
,3 aktif dalam TAK Kelompok sesi 1 Kemampuan - Klien mengatakan senang setelah
memperkenalkan diri dan senam mengikuti TAK
otak FB.O :
- Klien tampak berperan aktif
- Klien tampak mampu
memperkenalkan diri dengan baik
FC. J FD. 3 10.Klien mampu 12.Membantu klien melakukan FE. S:
umat, melakukan aktivitas yang masih bisa - Klien mengatakan saya bisa mbak
11 kemampuan yang dilakukan (merapikan tempat kalau ngangkat kasur, aku angkat
Maret bisa dilakukan tidur) dan memasukkan jadwal sendiri aja kuat mbak
kegiatan - Klien mengatakan saya masukkan
2016
jadwal setiap bangun tidur saya
rapiin nanti
FF. O :
- Klien tampak mengangkat kasur
yg di jemur dan memasang sprei
secara mandiri
FH. 1 11.Klien mampu 13.Mengajarkan teknik cara FM. S:
mempraktikkan mengontrol perilaku kekerasan - Klien mengatakan tidak suka
cara mengontrol dengan cara menolak dengan marah dengan teman
perilaku baik, meminta dengan baik, - Klien mengatakan maaf, aku
kekerasan mengungkapkan perasaan sedang tidak enak badan tidak
dengan teknik dengan baik bisa mencuci mobil dulu hari ini
verbal dan FI. FN. O:
spiritual FJ. - Klien mampu mempraktikkan
FK. dengan baik
FL. FO. S:
14.Melatih klien untuk mengontrol - Klien mengatakan jika saya tidak
perilaku kekerasan dengan cara : sholat mbak paling cuman berdoa,
spiritual, berdoa dan shalat - Klien mengatakan saya bisanya
berdoa saja mbak itu sebisanya
nanti saya banyak istighfar juga
FP. O :
-
FR. 1 12.Klien mampu 15.Melakukan TAK stimulasi FS. S:
berperan aktif persepsi perilaku kekerasan - Klien mengatakan jika klien
dan mampu dengan cara menggambar dan menggambar rumah karena ingin
menceritakan menceritakannya pulang kerumah dan ingin bekerja
keadaannya saat lagi
ini pada orang FT. O :
lain - Klien tampak aktif menggambar
dan bercerita
- Klien kooperatif
FU.

FV. Ta FW. No. FX. Evaluasi


nggal Diagnosa
FY. Sel HL. 1 JA. S:
asa, 7 HM. - Klien mengatakan klien bersedia berbincang-bincang
Maret HN. - Klien mengatakan bahwa namanya adalah Tn K asal dari kudus
2016 HO. - Klien mengatakan bahwa ia memukul kepalanya dengan panci saat marah
FZ. HP. - Klien mengatakan sekarang sudah tidak suka marah-marah
GA. HQ. - Klien mengatakan jika marah seringnya tanpa sebuah sebab
GB. HR. JB. O :
GC. HS. - Klien berbicara dengan gagap tapi dapat dimengerti
HT. - Kontak mata klien cukup baik
GD. HU. - Klien mampu berkenalan dengan baik dan menjawab pertanyaan dengan
GE. HV. baik
GF. HW. - Klien tampak tenang
GG. HX. JC. A :
GH. HY. - Masalah teratasi sebagian
GI. HZ. JD. P :
GJ. IA. JE. Lanjutkan intervensi selanjutnya
GK. IB. - Menggali penyebab Perilaku Kekerasan selanjutnya dan jenisnya
GL. IC. - Cara mengontrol perilaku kekerasan
GM. ID.
JF. S :
GN. IE.
- Klien mengatakan bahwa ia lebih senang sendirian mengurung diri
GO. IF.
- Klien mengatakan bahwa ia tidak suka berbicara dengan orang lain lama-
GP. IG.
GQ. IH. 2 lama
GR. II. JG. O :
GS. IJ. - Klien tampak kooperatif
GT. IK. - Klien tampak lebih senang menyendiri dan menonton tv sendiri
GU. IL. - Klien tampak belum mampu mengawali percakapan dengan orang lain
GV. IM. JH. A :
GW. IN. - Masalah belum teratasi
GX. IO. JI. P :
GY. IP. JJ. Lanjutkan intervensi selanjutnya
GZ. IQ. - Mendiskusikan dengan klien keuntungan dan kerugian berhubungan
HA. IR. dengan orang lain
HB. IS. - Melatih klien berkenalan dengan orang lain
HC. IT. JK. S :
HD. IU. - Klien mengatakan jika ia malu dengan keadaannya sekarang yang masih
HE. IV. sakit
HF. IW. - Klien mengatakan bahwa ia malu karena tidak bekerja dan ingin segera
HG. IX.
keluar dari rumah sakit dan kembali bekerja lagi
HH. IY.
JL. O :
HI. IZ. 3
HJ. - Klien tampak malu untuk berinteraksi dengan orang lain
HK. - Klien tampak sesekali menunduk
JM.
JN. A :
- Masalah teratasi sebagian
JO. P :
JP. Lanjutkan intervensi selanjutnya
- Menggali kemampuan lain sisi positif klien
- Melatih kemampuan klien dan memasukkannya ke jadwal latihan
JQ. Ka KP. 1 LU. S:
mis, 10 KQ. - Klien mengatakan jika klien merasa lega dan tenang ketika selesai nafas
Maret KR. dalam
2016 KS. - Klien mengatakan jika klien sudah pernah diajari sebelumnya untuk teknik
JR. KT. yang kedua yaitu dengan pukul bantal
JS. KU. LV. O :
JT. KV. - Klien tampak dapat mempraktikkan teknik pukul bantal dengan benar
JU. KW. LW. A : masalah teratasi sebagian
JV. KX. LX.P :
JW. KY.
LY. Lanjutkan intervensi selanjutnya
JX. KZ.
- Melatih klien cara mengontrol marah dengan cara berkata dengan halus
JY. LA.
LB. dan baik serta rajin meminum obat
JZ.
LC. LZ.S :
KA.
LD. - Klien mengatakan bahwa namanya adalah K asal dari Kudus
KB.
KC. LE. 2 MA. O:
KD. LF. - Klien mampu berkenalan dengan orang lain secara baik dan benar
KE. LG. - Klien tampak masih lupa dengan orang yang diajak berkenalan, klien hanya
KF. LH. dapat menyebtutkan 3 orang dari 5 orang yang diajak berkenalan
KG. LI. - Klien masih tampak lebih suka menyendiri dan tidak suka mengobrol
KH. LJ. MB. A : masalah belum teratasi
KI. LK. MC. P:
KJ. LL. - Lanjutkan intervensi selanjutnya untuk meminta klien berkenalan dan
KK. LM. mengobrol dengan lebih banyak teman (10 orang)
KL. LN.
KM. LO.
KN. LP.
KO. LQ.
LR.
LS.
LT.
MD. Ju NS. 1 OX. S:
mat, 11 NT. - Klien mengatakan jika klien tidak mampu sholat dan hanya bisa berdoa
Maret NU. - Klien mengatakan jika klien rajin meminum obatnya setiap hari di pagi dan
2016 NV. sore hari obatnya ada dua jenis
ME. NW. - Klien mengatakan minum obat karena ingin sembuh
MF. NX. OY. O :
MG. NY. - klien tampak tenang dan kooperatif
MH. NZ. OZ. A : masalah teratasi sebagian
MI. OA. PA. P :
MJ. OB. PB. Lanjutkan intervensi selanjutnya
MK. OC.
- mengevaluasi latihan-latihan yang sudah diberikan untuk mengontrol atau
ML. OD.
mencegah perilaku kekerasan
MM. OE.
OF. PC.S :
MN.
OG. - klien mengatakan jika klien kangen dengan rumah dan ingin pulang untuk
MO.
OH. bekerja lagi
MP.
MQ. OI. 2 PD. O:
MR. OJ. - Klien tampak mengikuti TAK dengan baik dan mampu menceritakan
MS. OK. gambarnya kepada teman-temannya
MT. OL. PE.A : masalah teratasi sebagian
MU. OM. PF. P :
MV. ON. PG. Lanjutkan intervensi selanjutnya
MW. OO. - Minta klien untuk berbincang dengan orang lain dan berkenalan
MX. OP. PH. S:
MY. OQ. - Klien mengatakan bahwa ia bersyukur masih punya kaki dan tangan serta
MZ. OR. wajah yang lengkap yang sangat berguna
NA. OS.
PI. O :
NB. OT.
- Klien tampak merapikan tempat tidurnya
NC. OU.
- Klien tampak masih terlihat sendirir dan murung
ND. OV.
OW. 3 PJ. A : masalah belum teratasi
NE.
PK.P : Lanjutkan intervensi selanjutnya
NF. - Menggali lebih dalam masalah malu pada harga diri serta penyebabnya
NG. - Menggali lebih dalam lagi untuk potensi posititf dan melatih kegiatan
NH. tersebut
NI. PL.
NJ. PM.
NK.
NL.
NM.
NN.
NO.
NP.
NQ.
NR.
PN.
PO.

You might also like