You are on page 1of 26

Laporan Kasus

STROKE NON HEMORAGIK

Oleh

Krisye Yulanda Lawin


Reynold Rachman
Wiwik Rakhmawaty

Pembimbing
Dr. Zainuddin Arfandi, Sp.S

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT SARAF


FK UNLAM-RSUD ULIN
BANJARMASIN
November, 2003
STATUS PENDERITA

I. DATA PRIBADI

Nama : Ny. S. M

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 55 tahun

Bangsa : Indonesia

Suku : Banjar

Agama : Islam

Pendidikan : SPG

Pekerjaan : Guru SD

Status : Kawin

Alamat : Jl. Rantauan Timur 2 No. 159 RT. 4 Banjarmasin

MRS : 21 Oktober 2003

Ruang : Kelas II/Ruang Melati

II. ANAMNESIS

Heteroanamnesis dengan suami pasien tanggal 30 Oktober 2003 jam 13.30

WITA

Keluhan Utama : Kelemahan pada lengan dan tungkai kanan

Riwayat Penyakit Sekarang : 2 hari sebelum masuk Rumah Sakit

penderita mengalami kelemahan pada lengan dan tungkai kanan yang terjadi

secara mendadak ketika penderita mau bangun dari tempat tidur (sekitar jam

6 pagi). Saat kelemahan anggota badan ini terjadi, tidak ada gangguan

kesadaran, tidak ada kejang, tapi penderita ada muntah tanpa didahului oleh
rasa mual. Muntah tidak menyemprot dan isi muntahan hanya air liur. Sejak

saat itu penderita tidak mau makan, kencing dan buang air besar tidak

disadari oleh penderita. Tiap bangun tidur penderita selalu muntah tanpa ada

rasa mual. Penderita juga mengeluh sering sakit kepala sebelah kanan,

menusuk-nusuk, sifatnya hilang timbul. Penderita tidak bisa bicara secara

jelas dan hal ini terjadi sejak 1 tahun yang lalu dimana penderita sudah

terkena serangan stroke sebanyak dua kali. Penderita masih bisa mengerti

pembicaraan orang lain tapi penderita tidak bisa mengeluarkan kata-kata.

Setelah serangan stroke yang kedua penderita sudah mengalami kelemahan

lengan dan tungkai kanan tapi penderita masih dapat melakukan aktifitas

sehari-hari seperti ke pasar, mengangkat barang, menyapu lantai dan

sebagainya.
Riwayat Penyakit Dahulu : Penderita pernah masuk Rumah Sakit

sebanyak 2 kali dengan diagnosa yang sama yaitu Stroke. Masuk Rumah

Sakit yang pertama terjadi pada bulan Juni 2001, dirawat selama 10 hari.

Pada serangan pertama ini tidak terjadi kelemahan lengan dan tungkai,

penderita dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari dengan baik, selain itu

tidak terjadi gangguan dalam bicara. Masuk Rumah Sakit yang kedua

terjadi pada bulan Juni 2002, dirawat selama 17 hari. Pada serangan kedua

ini penderita mengalami kelemahan lengan dan tungkai kanan, serta terjadi

gangguan dalam bicara tetapi setelah keluar dari RS penderita dapat

melakukan aktifitas sehari-hari dengan baik walaupun tidak maksimal dan

penderita jadi pelupa. Penderita memiliki riwayat hipertensi sejak 3 tahun

yang lalu. Setiap bulan penderita selalu kontrol dengan teratur ke dokter dan

mendapat pengobatan hipertensi. Penderita tidak ada riwayat kencing manis.

Intoksikasi : Tidak ditemukan riwayat keracunan obat, zat kimia, makanan

dan minuman.

Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga menyangkal adanya riwayat

penyakit serupa dengan penderita, riwayat hipertensi (-), riwayat kencing

manis (-).

Keadaan Psikososial : Penderita tinggal bersama dengan istri dan anak-

anaknya (4 orang). Anak penderita semuanya laki-laki dan sudah

berkeluarga. Rumah terbuat dari kayu, terletak dipinggir jalan, ventilasi

rumah baik. Air minum dan MCK berasal dari air ledeng.
III. STATUS INTERNE SINGKAT

Keadaan Umum : Keadaan sakit : Tampak sakit sedang

Kesadaran : GCS 4-X-6 (Afasia Motorik)

Tensi : 160/100 mmHg

Nadi : 76 kali /menit

Respirasi : 24 kali/menit

Suhu : 36, 5oC

Kepala/Leher :

- Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

- Mulut : Mukosa bibir kering, sariawan (+)

- Leher : JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar

Thoraks

- Pulmo : Bentuk dan pergerakan simetris, suara napas vesikuler,

wheezing dan ronki tidak ada.

- Cor : BJ I/II tunggal, tidak ada bising

Abdomen : Tampak cembung, hepar dan lien tidak teraba, perkusi

timpani, bising usus normal

Ekstremitas : Atrofi (-), edema(-), hemiparese dextra (+), akral hangat

4. STATUS PSIKIATRI SINGKAT

Emosi dan Afek : Hipothym

Proses Berfikir : Realistis

Kecerdasan : Sesuai dengan pendidikan


Penyerapan : Kurang

Kemauan : Kurang

Psikomotor : Menurun

5. NEUROLOGIS

A. Kesan Umum:

Kesadaran : Compos mentis, GCS 4-X-6 (Afasia Motorik)

Pembicaraan : Disartri : (+)

Monoton : (-)

Scanning : (-)

Afasia : Motorik : (+)

Sensorik : (-)

Anomik : (-)

Kepala:

Besar : Normal

Asimetri : (-)

Sikap paksa : (-)

Tortikolis : (-)

Muka:

Mask/topeng : (-)

Miophatik : (-)

Fullmooon : (-)

B. Pemeriksaan Khusus
1. Rangsangan Selaput Otak

Kaku Tengkuk : (-)

Kernig : (-)/(-)

Laseque : (-)/(-)

Bruzinski I : (-)

Bruzinski II : (-)/(-)

2. Saraf Otak

Kanan Kiri

N. Olfaktorius

Hyposmia (-) (-)

Parosmia (-) (-)

Halusinasi (-) (-)

N. Optikus

Kanan Kiri

Visus 2/60 2/60

Yojana Penglihatan abnormal abnormal

Funduskopi tdl tdl

N. Occulomotorius, N. Trochlearis, N. Abducens

Kanan Kiri

Kedudukan bola mata tengah tengah

Pergerakan bola mata ke

Nasal : Normal Normal

Temporal : Normal Normal


Atas : Normal Normal

Bawah : Normal Normal

Temporal bawah : Normal Normal

Eksopthalmus : - -

Celah mata (Ptosis) : - -

Pupil

Bentuk bulat bulat

Lebar 3mm 3mm

Perbedaan lebar isokor isokor

Reaksi cahaya langsung (+) (+)

Reaksi cahaya konsensuil (+) (+)

Reaksi akomodasi (+) (+)

Reaksi konvergensi (+) (+)

N. Trigeminus

Kanan Kiri

Cabang Motorik

Otot Maseter Normal Normal

Otot Temporal Normal Normal

Otot Pterygoideus Int/Ext Normal Normal

Cabang Sensorik

I. N. Oftalmicus Normal Normal

II. N. Maxillaris Normal Normal

III. N. Mandibularis Normal Normal


Refleks kornea langsung Normal Normal

Refleks kornea konsensuil Normal Normal

N. Facialis

Kanan Kiri

Waktu Diam

Kerutan dahi sama tinggi

Tinggi alis sama tinggi

Sudut mata sama tinggi

Lipatan nasolabial sama tinggi

Waktu Gerak

Mengerutkan dahi sama tinggi

Menutup mata (+) (+)

Bersiul sama tinggi

Memperlihatkan gigi sama tinggi

Pengecapan 2/3 depan lidah normal

Sekresi air mata tdl

Hyperakusis normal normal

N. Vestibulocochlearis

Vestibuler

Vertigo : (-)

Nystagmus : (-)

Tinitus aureum :Kanan: (-) Kiri : (-)


Cochlearis : tdl

N. Glossopharyngeus dan N. Vagus

Bagian Motorik:

Suara : Afasia

Menelan : Normal

Kedudukan arcus pharynx : normal/normal

Kedudukan uvula : di tengah

Pergerakan arcus pharynx : Normal

Detak jantung : Normal

Bising usus : Normal

Bagian Sensorik:

Pengecapan 1/3 belakakang lidah : Normal

Refleks muntah: (+)

Refleks palatum mole: (+)

N. Accesorius

Kanan Kiri

Mengangkat bahu nyeri normal

Memalingkan kepala normal normal

N. Hypoglossus

Kedudukan lidah waktu istirahat : di tengah

Kedudukan lidah waktu bergerak : di kanan

Atrofi : tidak ada

Kekuatan lidah menekan pada bagian : lemah


Fasikulasi/Tremor pipi (kanan/kiri) : -/-

C. Sistem Motorik

Kekuatan Otot

Lengan (Kanan/Kiri)

M. Deltoid : 3/5

M. Biceps : 3/5

M. Triceps : 3/5

Fleksi sendi pergelangan tangan : 3/5

Ekstensi sendi pergelangan tangan : 3/5

Membuka jari-jari tangan : 3/5

Menutup jari-jari tangan : 3/5

Tungkai (Kanan/Kiri)

Fleksi artikulasio coxae : 3/5

Ekstensi artikulatio coxae : 3/5

Fleksi sendi lutut : 3/5

Ekstensi sendi lutut : 3/5

Fleksi plantar kaki : 3/5

Ekstensi dorsal kaki : 3/5

Gerakan jari-jari kaki : 3/5

Besar Otot :

Atrofi :-

Pseudohypertrofi :-

Respon terhadap perkusi : normal


Palpasi Otot :

Nyeri :-

Kontraktur :-

Konsistensi : Normal

Tonus Otot :

Lengan Tungkai

Kanan Kiri Kanan Kiri

Hipotoni + - + -

Spastik - - - -

Rigid - - - -

Rebound - - - -

phenomen

Gerakan Involunter

Tremor : Waktu Istirahat : -/-

Waktu bergerak : -/-

Chorea : -/-

Athetose : -/-

Balismus : -/-

Torsion spasme : -/-

Fasikulasi : -/-

Myokimia : -/-

Koordinasi : tdl

D. Sistem Sensorik
Kanan/kiri

Rasa Eksteroseptik

Rasa nyeri superfisial : menurun/normal

Rasa suhu : menurun/normal

Rasa raba ringan : menurun/normal

Rasa Proprioseptik

Rasa getar : tdl

Rasa tekan : menurun/normal

Rasa nyeri tekan : menurun/normal

Rasa gerak posisi : menurun/normal

Rasa Enteroseptik

Refered pain : tidak ada

Rasa Kombinasi

Streognosis : Normal

Barognosis : Normal

Grapestesia : Normal

Two point tactil discrimination : Normal/Normal

Sensory extimination : Normal/Normal

Loose of Body Image : tidak ada

Fungsi luhur

Apraxia : Tidak ada

Alexia : Tidak ada

Agraphia: Tidak ada


Fingerognosis : Tidak ada

Membedakan kanan-kiri : Tidak ada

Acalculia : Tidak ada

E. Refleks-Refleks

Refleks kulit dinding perut : normal

Refleks cremaster : Tdl

Refleks gluteal : Tdl

Refleks anal : Tdl

Refleks Tendon/Periosteum (Kanan/Kiri):

Refleks Biceps : -1/0

Refleks Triceps : -1/0

Refleks Patella : -1/0

Refleks Achiles : -1/0

Refleks Patologis : Tungkai

Babinski : -/- Chaddock : -/-

Oppenheim : -/- Rossolimo : -/-

Gordon : -/- Schaffer : -/-

Lengan

Hoffmann-Tromner : -/-

Reflek Primitif : Grasp (-)

Snout (-)

Sucking (-)
Palmomental (-)

F. Susunan Saraf Otonom

Miksi : inkontinensia (+)

Defekasi : inkontinensia (+)

Sekresi keringat : normal

Salivasi : normal

Ggn vasomotor : tidak ada

Ggn tropik : tidak ada

G. Columna Vertebralis

Kelainan Lokal

Skoliosis : tidak ada

Khypose : tidak ada

Khyposkloliosis : tidak ada

Gibbus : tidak ada

Nyeri tekan/ketuk : tidak ada

Gerakan Servikal Vertebra

Fleksi : normal

Ekstensi : normal

Lateral deviation : normal

Rotasi : normal

Gerak Tubuh : Tdl


H. USULAN PEMERIKSAAN

1. Darah rutin

2. Kimia Darah

3. CT Scan Kepala

4. Foto Thorax

5. EKG

6. Rehabilitasi Medik

I. HASIL LABORATORIUM

Hasil Pemeriksaan Normal


Hb : 14,4 gr % 13,5-17,5 gr %
Leukosit: 6600/mm3 4500-11000/mm3
Trombosit : 308.000/mm3 15 rb-350 rb/mm3
GDP: 74 mg/dl 70-100mg/dl
Kolesterol : 297 mg/dl <220 mg/dl
Trigliserida : 132 mg/dl <150mg/dl
SGOT : 24 U/L 8-38 U/L
SGPT : 17 U/L 8-41 U/L
Urea : 47 mg/dl 20-40 mg/dl
RUN : 22 mg/dl 10-20 mg/dl
Kreatin : 0,9 mg/dl 0,7-1,1 mg/dl
Uric acid : 5,2 mg/dl 2,5 7,0 mg/dl

RESUME

1. Anamnesis

Kelemahan lengan dan tungkai kanan, terjadi mendadak saat

penderita mau bangun dari tempat tidur, tidak ada gangguan kesadaran,
tidak ada kejang. Penderita sering sakit kepala sebelah kanan, menusuk-

nusuk, hilang timbul. Penderita juga ada muntah, tidak menyemprot, tanpa

ada rasa mual, isi muntahan air liur dan terjadi gangguan dalam bicara.

2. Pemeriksaan

Interna

Kesadaran : Compos mentis

GCS : 4-X-6 (Afasia Motorik)

Tekanan darah : 160/100 mmHg

Nadi : 76 kali/menit

Respirasi : 24 kali/menit

Suhu : 36,5o C

Kepala/Leher : tidak ada kelainan

Thorax : tidak ada kelainan

Abdomen : tak ada kelainan

Ekstremitas : tidak ada kelainan

Status psikiatri : tidak ada kelainan

Status Neurologis

Kesadaran : Compos Mentis, GCS 4-X-6 (Afasia Motorik)

Pupil bulat, isokor, diameter 3/3mm refleks cahaya +/+, gerak

mata normal

Rangsang selaput otak; normal, tak ada kelainan

Saraf kranialis : Parese N XII dextra

Motorik : lengan 3/5, tungkai 3/5


Tonus : Lengan : menurun/normal, Tungkai : menurun/normal

Sensorik : Lengan : normal/normal, Tungkai : normal/normal

Reflek fisiologis BPR : -1/0, TPR: -1/0, KPR : -1/0, APR : -1/0

Refleks patologis tidak ada

Susunan saraf otonom : tidak ada kelainan normal

Columna Vertebralis tidak ada kelainan

6. DIAGNOSIS

Diagnosis Klinis : Hemiparese dextra + Parese N. XII dextra + Afasia

motorik

Diagnosis Etiologis : Stroke Non Hemoragik tipe trombotik.

Diagnosis Topis : a. cerebri media

Diagnosis Banding : Stroke Hemoragik

7. PENATALAKSANAAN

Prinsip 5B (Breath, Blood, Brain, Bladder, Bowel)

Bed rest total

IVFD RL 20 tts/menit

Alinamin F 2x1 amp. IV

Brain Act 250 mg 2x1 amp

Neurotam 2x3 gr IV

Clobazam 0-0-1 tab

Captopril 3x12,5 mg

Gentian Violet
PEMBAHASAN

Stroke adalah suatu gangguan neurologis akut, yang disebabkan oleh

karena gangguan peredaran darah ke otak, dimana terjadi secara mendadak (dalam

beberapa detik), atau secara cepat (dalam beberapa jam) timbul gejala dan tanda

yang sesuai dengan daerah fokal di otak yang terganggu.1

Definisi WHO : Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi

serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat,

berlangsung lebih 24 jam atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya

penyebab selain daripada gangguan vaskular.2

Dari segi klinis, GPDO (Gangguan Peredaran Darah Otak) dibagi

atas:2

a. Serangan Iskemia Sepintas (Transient Ischaemic Attack/TIA)


b. Stroke Iskemik (Stroke Non Hemoragik)

c. Stroke Hemoragik

d. GPDO lainnya

Stroke iskemik dapat dijumpai dalam 4 bentuk klinis :2

1. Serangan Iskemia Sepintas/Transient Ischemic Attack/TIA

2. Defisit Neurologik Iskemik Sepintas/Reversible Ischemic Neurological

Deficit/RIND

3. Stroke Progresif (Progressive Stroke/Stroke in evolution)

4. Stroke komplet (Completed Stroke/Permanent Stroke)

Stroke iskemik (Stroke Non Hemoragik) secara patogenitas dapat

dibagi menjadi :1

1. Stroke trombotik, yaitu stroke iskemik yang disebabkan oleh karena

trombosis di arteri karotis interna secara langsung masuk ke arteri serebri

media.

2. Stroke embolik, yaitu stroke iskemik yang disebabkan oleh karena emboli

yang pada umumnya berasal dari jantung.

Gejala utama GPDO iskemik akibat trombosis serebri ialah timbulnya

defisit neurologik secara mendadak/sub akut, didahului gejala prodromal, terjadi

pada waktu istirahat atau bangun pagi dan kesadaran biasanya tidak menurun.

Biasanya terjadi pada usia lebih dari 50 tahun. Pada fungsi lumbal, liquor

serebrispinalis jernih, tekanan normal dan eritrosit kurang dari 500. Pada

pemeriksaan scan tomografik dapat disaksikan adanya daerah hipodens yang

menunjukkan infark atau iskemik dan edema. 1


Gejala-gejala pada penyumbatan pembuluh darah berbeda-beda

tergantung pembuluh darah mana yang tersumbat. Pada penyumbatan arteri

serebri media terdapat hemiparesis yang sama. Hal ini terjadi jika sumbatan di

pangkal arteri, bila tidak di pangkal maka lengan lebih menonjol. Gejala yang lain

adalah hemihipestesia, gangguan fungsi luhur pada korteks hemisfer dominan

dimana yang terserang antara lain afasia motorik/sensorik.2

Pada pasien ini didapatkan adanya kelemahan lengan dan tungkai

kanan, terjadi mendadak saat penderita mau bangun dari tempat tidur, tidak ada

gangguan kesadaran, tidak ada kejang. Penderita sering sakit kepala sebelah

kanan, menusuk-nusuk, hilang timbul. Penderita juga ada muntah, tidak

menyemprot, tanpa ada rasa mual, isi muntahan air liur dan terjadi gangguan

dalam bicara.

Dari data anamnesa ini, penderita kemungkinan mengalami stroke

iskemik (stroke non hemoragik) tipe trombotik yang disebabkan oleh adanya

penyumbatan arteri serebri media. Hal ini berdasarkan karena kelumpuhan pada

tungkai dan lengan serta parese N. XII terjadi pada daerah yang sama yaitu kanan.

Parese N. XII terlihat ketika lidah pada waktu dijulurkan mengarah ke sebelah

kanan. Selain itu penderita juga mengalami afasia motorik dimana penderita tidak

dapat mengeluarkan kata-kata untuk bicara.

Pada kerusakan N. XII, otot-otot lidah pada sisi yang sama mengalami

kelumpuhan. Sikap lidah di dalam mulut tertarik ke sisi yang sehat, sedangkan

pada waktu dijulurkan lidah membelok ke sisi yang lumpuh.3


Penderita pernah masuk Rumah Sakit sebanyak 2 kali dengan

diagnosa yang sama yaitu Stroke. Pada serangan pertama tidak terjadi kelemahan

lengan dan tungkai, serta tidak terjadi gangguan dalam bicara. Sedangkan pada

serangan kedua penderita mengalami kelemahan lengan dan tungkai kanan, serta

terjadi gangguan dalam bicara. Penderita juga memiliki riwayat hipertensi sejak 3

tahun yang lalu. Setiap bulan penderita selalu kontrol dengan teratur ke dokter dan

mendapat pengobatan hipertensi. Hipertensi merupakan faktor resiko yang paling

lazim ditemukan pada penderita yang mengalami GPDO.1,4,5 Selain itu penderita

juga mengalami hiperkolesterolemia (dari hasil laboratorium) dimana kedua

faktor tersebut juga merupakan faktor resiko pada penderita yang mengalami

GPDO.1,3,4

Terapi pada Stroke Non Hemoragik dibedakan atas fase akut dan

pasca fase akut.2

* Fase akut (hari ke 0-14 sesudah onset penyakit)2

- Sasaran pengobatan : menyelamatkan neuron yang menderita jangan

samapi mati; dan agar proses patologik lainnya yang menyertai tak

mengganggu/mengancam fungsi otak.

- Respirasi : jalan nafas harus bersih dan longgar.

- Janntung : harus berfungsi baik, bila perlu pantau EKG.

- Tekanan Darah : dipertahankan pada tingkat optimal, dipantau jangan

sampai menurunkan perfusi otak.

- Kadar gula yang tinggi pada fase akut, tidak diturunkan dengan drastis,

lebih-lebih pada penderita dengan diabetes melitus lama.


- Bila gawat atau koma, balans cairan, elektrolit, dan asam basa darah

harus dipantau.

- Penggunaan obat untuk memulihkan aliran darah dan metabolisme

otak yang menderita, di daerah iskemik (ischemic penumbra) masih

menimbulkan perbedaan pendapat. Obat-obat itu antara lain :

1. Anti-edema otak :

- gliserol 10 % per infus, 1 gr/kgBB/hari dalam 6 jam

- Kortikosteroid : yang banyak digunakan, deksamethason dengan

bolus 10-20 mg i.v, diikuti 4-5 mg/6 jam selama beberapa hari,

lalu diturunkan pelan-pelan (tapering off), dan dihentikan

setelah fase akut berlalu.

2. Anti-agregasi trombosit

Yang umum dipakai : asam asetil salisilat (ASA), seperti aspirin,

aspilet dll dengan dosis rendah : 80-300 mh/hari.

3. Anti-koagulansia : misalnya heparin.

4. Lain-lain : sebagai metebolik agent :

- trombolisin (trombokinase) masih dalam uji coba.

- obat-obat seperti pentoksifilin, sitikolin, kodergokrin-mesilat,

pirasetam, dan akhir-akhir ini calcium-entry-blocker selektif.

5. Roborantia saraf

* Fase Pasca Akut2


Setelah fase akut berlalu, sasaran pengobatan dititikberatkan pada

tindakan rehabilitasi penderita, dan pencegahan terulangnya stroke.

- Rehabilitasi

GPDO merupakan penyebab utama kecacatan pada usia di atas 45

tahun, maka yang penting pada masa ini ialah upaya membatasi sejauh

mungkin kecacatan penderita, fisik dan mental dengan fisioterapi, terapi

wicara, dan psikoterapi.

Prinsip dasar Rehabilitasi :1

1. Mulailah rehabilitasi sedini mungkin

2. Harus sistematis

3. Meningkat secara bertahap

4. Pakailah bentuk rehabilitasi yang spesifik umtuk defisit penderita

- Terapi Preventif

Tujuannya untuk mencegah terulangnya atau serangan baru GPDO,

dengan jalan antara lain : mengobat dan menghindari faktor resiko stroke

(pengobatan hipertensi, mengobati diabetes melitus, menghindari rokok,

obsitas, stress dll, berolahraga teratur).

Pada pasien ini diharuskan bed rest total sampai perbaikan keadaan

umum dapat dicapai. Untuk pengobatan diberikan IVFD RL, Alinamin F, Brain

Act (Nicholin), Neurotam, Clobazam, Captopril dan Gentian Violet. Infus RL

digunakan untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit. Alinamin F

merupakan roborantia saraf mengandung Vitamin B1, Vitamin B2 dan glukosa

(tiap ml mengandung 200 mg glukosa), Brain Act (Nicholin) dan Neurotam


berfungsi sebagai metabolik aktivator (metabolik agent) jaringan otak yang

iskemik (infark serebral), Clobazam digunakan sebagai obat penenang, Captopril

digunakan sebagai obat antihipertensi dan Gentian Violet untuk mengobati

sariawan. Untuk fase pasca akut, penderita disarankan untuk menjalani

Rehabilitasi Medik sebagai upaya membatasi sejauh mungkin kecacatan penderita

baik fisik maupun mental dengan fisioterapi, terapi wicara dan psikoterapi.2

Tujuan rehabilitasi pada penderita Stroke adalah :1

1. Memperbaiki fungsi motoris, pembicaraan dan fungsi lain yang terganggu.

2. Adaptasi mental sosial dari penderita stroke.

3. Sedapat mungkin penderita harus dapat melakukan activities of daily living

(ADL).
DAFTAR PUSTAKA

1. Chandra, B. Stroke. Dalam : Neurologi Klinik. Surabaya : FK UNAIR,


1994; 28-32

2. Aliah A, Kuswara F.F, Limoa R.A, Wuysang G. Gambaran Umum


tentang GPDO. Dalam : Harsono ed. Kapita Selekta Neurologi.
Yogjakarta: UGM Press, 2000; 84-89

3. Markam, Soemarmo. Neuro-Anatomi. Jakarta : PT. Indira, 1978; 70

4. Smith, Wade et al. Cerebrovaskular Disease. In : Harrisons Principles of


Internal Medicine 15th Edition. Dari URL : http://www.harrisonline.com.
2002

5. The Merck Manual of Geriatrics. Ischemic Stroke. Dari URL :


http://www.Merckmanual.com.2002

You might also like