You are on page 1of 19

EBN

Efektivitas Pengobatan Madu Alami Terhadap Penyembuhan Luka Infeksi Kaki Diabetik
(IKD) (Studi Kasus Di Puskesmas Bangetayu Dan Puskesmas Genuk Semarang)

Disusun Guna Memenuhi Tugas:

Mata Ajar Sistem Integumen

Pembimbing/Koordinator : Wasijati / Siti Nurhayati

Oleh:

Ayunda Lungayu Prameswari

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA

2015
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................i
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan................................................................................................................2
C. Manfaat Penulisan..............................................................................................................3
D. Sistematika Penulisan.........................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................4
KONSEP DASAR..........................................................................................................................4
A. Kaki Diabetik......................................................................................................................4
B. Perawatan Luka Diabetic...................................................................................................6
C. Madu Alami.........................................................................................................................8
BAB III..........................................................................................................................................11
PEMECAHAN MASALAH MELALUI ANALISIS JURNAL...............................................11
A. Analisa PICO.....................................................................................................................11
B. Analisa Jurnal/EBN..........................................................................................................14
C. Rencana Penerapan..........................................................................................................16
BAB IV..........................................................................................................................................17
KESIMPULAN............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................18

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemberian madu alami untuk penyembuhan luka infeksi merupakan tindakan yang dapat
dilakukan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami
penyakit diabetes dengan Infeksi Kaki Diabetic (IKD). Tujuan dari tindakan ini adalah untuk
mempercepat penyembuhan luka diabetic dan mencegah infeksi menyebar ke organ lain karena
penderita diabetes umumnya tidak menyadari bahwa ia menderita diabetes itu sendiri dan mulai
memeriksakan ke pelayanan kesehatan jika sudah terdapat tanda dan gejala komplikasi yang
telah terjadi salah satunya adalah Infeksi Kaki Diabetic (IKD). Infeksi biasa terjadi di ekstremitas
bawah, karena mengalami mati rasa di daerah tersebut penderita tidak menyadari ada luka di
kakinya. Luka diabetik sangat mudah menimbulkan komplikasi berupa infeksi akibat invasi
bakteri serta dengan adanya hiperglikemia menjadi tempat yang optimal untuk pertumbuhan
bakteri, tidak menutup kemungkinan infeksi dapat menyebar ke organ lain ataupun
mengakibatkan kematian jaringan di daerah sekitar luka (ganggren).

Penyembuhan luka sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain: usia, nutrisi,
infeksi, sirkulasi, penyakit diabetes, iskemia, benda asing, hematoma, keadaan luka, dan obat.
Madu alami dengan kandungan air kurang dari 18% dapat mempercepat penyembuhan luka,
khususnya luka diabetic sebab madu alami memiliki kandungan enzim katalase yang berfungsi
sebagai antibakteria, aksi anti inflamasinya dapat mengurangi nyeri serta meningkatkan sirkulasi
yang berpengaruh pada proses penyembuhan. Madu juga merangsang tumbuhnya jaringan baru,
sehingga selain mempercepat penyembuhan juga mengurangi timbulnya parut atau bekas luka
pada kulit dan yang terakhir kandungan air yang kurang dari 18% memungkinkan madu untuk
menarik pus (nanah) di sekitar area luka yang di oles dengan madu alami tersebut (Suranto,
2007,hlm.34)

Dengan gambaran tersebut maka penting bagi perawat untuk dapat melakukan tindakan
perawatan luka dengan madu alami serta memberikan pendidikan kesehatan tentang manfaat

1
penggunanaan madu dalam penyembuhan luka diabetic pada pasien secara efektif sehingga dapat
membantu pasien untuk mempercepat penyembuhan luka.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Dengan penyusunan makalah telaah jurnal Evidence Base Nursing denga tema
Efektivitas Pengobatan Madu Alami Terhadap Penyembuhan Luka Infeksi Kaki
Diabetik (IKD) (Studi Kasus Di Puskesmas Bangetayu Dan Puskesmas Genuk
Semarang) menambah referensi tindakan mandiri perawat berdasrkan ilmu dan fakta
(evidence based) yang dapat dilakukan pada lahan praktek untuk meningkatkan
asuhan keperawatan pada pasien dengan Infeksi Kaki Diabetic (IKD)

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami manfaat perawatan luka Infeksi Kaki Diabetic
(IKD) dengan madu alami untuk mengurangi tanda dan gejala inflamasi serta
mempercepat proses penyembuhan.
b. Mahasiswa mampu menjelaskan peran perawat dalam melakukan tindakan
perawatan luka Infeksi Kaki Diabetic (IKD) dengan madu alami dalam
mengurangi mengurangi tanda dan gejala inflamasi serta mempercepat proses
penyembuhan.
c. Mahasiswa mampu menilai aplikabilitas penatalaksanaan perawatan luka Infeksi
Kaki Diabetic (IKD) dengan madu alami untuk mengurangi tanda dan gejala
inflamasi serta mempercepat proses penyembuhan.
d. Mahasiswa mampu membuat rencana penatalaksanaan perawatan luka Infeksi
Kaki Diabetic (IKD) dengan madu alami untuk mengurangi tanda dan gejala
inflamasi serta mempercepat proses penyembuhan.

2
C. Manfaat Penulisan

Setelah menyelesaikan telaah jurnal Evidence Base Nursing: Efektivitas Pengobatan


Madu Alami Terhadap Penyembuhan Luka Infeksi Kaki Diabetik (IKD) (Studi Kasus Di
Puskesmas Bangetayu Dan Puskesmas Genuk Semarang) mahasiswa/perawat dapat:
1. Menambah wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan pasien dengan Luka Infeksi Kaki Diabetik (IKD).
2. Didapatkan suatu panduan aplikasi dalam melakukan perawatan luka Infeksi Kaki
Diabetic (IKD) dengan madu alami.

D. Sistematika Penulisan

Bab I pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II tinjauan pustaka. Bab III hasil analisis jurnal.
Bab IV Penutup.

3
BAB II

KONSEP DASAR

A. Kaki Diabetik

Kaki diabetik adalah kelainan pada tungkai bawah yang merupakan komplikasi kronik
diabetes mellitus. Suatu penyakit pada penderita diabetes bagian kaki, dengan gejala dan
tanda sebagai berikut:

1. Sering kesemutan/gringgingan (asmiptomatus).


2. Jarak tampak menjadi lebih pendek (klaudilasio intermil).
3. Nyeri saat istirahat.
4. Kerusakan jaringan (necrosis, ulkus).

Ada 3 alasan mengapa orang diabetes lebih tinggi risikonya mengalami masalah kaki.
Pertama, berkurangnya sensasi rasa nyeri setempat (neuropati) membuat pasien tidak
menyadari bahkan sering mengabaikan luka yang terjadi karena tidak dirasakannya. Luka
timbul spontan sering disebabkan karena trauma misalnya kemasukan pasir, tertusuk duri,
lecet akibat pemakaian sepatu/sandal yang sempit dan bahan yang keras. Mulanya hanya
kecil, kemudian meluas dalam waktu yang tidak begitu lama. Luka akan menjadi borok dan
menimbulkan bau yang disebut gas gangren. Jika tidak dilakukan perawatan akan sampai
ke tulang yang mengakibatkan infeksi tulang (osteomylitis). Upaya yang dilakukan untuk
mencegah perluasan infeksi terpaksa harus dilakukan amputasi (pemotongan tulang).

Kedua, sirkulasi darah dan tungkai yang menurun dan kerusakan endotel pembuluh
darah. Manifestasi angiopati pada pembuluh darah penderita DM antara lain berupa
penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah perifer (yang utama). Sering terjadi pada
tungkai bawah (terutama kaki). Akibatnya, perfusi jaringan bagian distal dari tungkai
menjadi kurang baik dan timbul ulkus yang kemudian dapat berkembang menjadi
nekrosi/gangren yang sangat sulit diatasi dan tidak jarang memerlukan tindakan amputasi.

4
Gangguan mikrosirkulasi akan menyebabkan berkurangnya aliran darah dan hantaran
oksigen pada serabut saraf yang kemudian menyebabkan degenarasi dari serabut saraf.
Keadaan ini akan mengakibatkan neuropati. Di samping itu, dari kasus ulkus/gangren
diabetes, kaki DM 50% akan mengalami infeksi akibat munculnya lingkungan gula darah
yang subur untuk berkembanguya bakteri patogen. Karena kekurangan suplai oksigen,
bakteri-bakteri yang akan tumbuh subur terutama bakteri anaerob. Hal ini karena plasma
darah penderita diabetes yang tidak terkontrol baik mempunyai kekentalan (viskositas)
yang tinggi. Sehingga aliran darah menjadi melambat. Akibatnya, nutrisi dan oksigen
jaringan tidak cukup. Ini menyebabkan luka sukar sembuh dan kuman anaerob berkembang
biak.

Ketiga, berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Secara umum penderita
diabetes lebih rentan terhadap infeksi. Hal ini dikarenakan kemampuan sel darah putih
memakan dan membunuh kuman berkurang pada kondisi kadar gula darah (KGD) diatas
200 mg%. Kemampuan ini pulih kembali bila KGD menjadi normal dan terkontrol baik.
Infeksi ini harus dianggap serius karena penyebaran kuman akan menambah persoalan baru
pada borok. Kuman pada borok akan berkembang cepat ke seluruh tubuh melalui aliran
darah yang bisa berakibat fatal, ini yang disebut sepsis (kondisi gawat darurat).

Sejumlah peristiwa yang dapat mengawali kerusakan kaki pada penderita


diabetes sehingga meningkatkan risiko kerusakan jaringan antara lain:
1. Luka kecelakaan
2. Trauma sepatu
3. Stress berulang
4. Trauma panas
5. Iatrogenik
6. Oklusi vaskular
7. Kondisi kulit atau kuku

Faktor risiko demografis


1. Usia, Semakin tua semakin berisiko

5
2. Jenis kelamin, Laki-laki dua kali lebih tinggi. Mekanisme perbedaan jenis kelamin
tidak jelas mungkin dari perilaku, mungkin juga dari psikologis
3. Etnik, Beberapa kelompok etnik secara signifikan berisiko lebih besar terhadap
komplikasi kaki. Mekanismenya tidak jelas, bisa dari faktor perilaku, psikologis,
atau berhubungan dengan status sosial ekonomi, atau transportasi menuju klinik
terdekat.
4. Situasi sosial, Hidup sendiri dua kali lebih tinggi
Faktor risiko perilaku
Ketrampilan manajemen diri sendiri sangat berkaitan dengan adanya komplikasi kaki
diabetik. Ini berhubungan dengan perhatian terhadap kerentanan.
Faktor risiko lain
1. Ulserasi terdahulu (inilah faktor risiko paling utama dari ulkus)
2. Berat badan
3. Merokok

B. Perawatan Luka Diabetic

Pencegahan kaki diabetes tidak terlepas dari pengendalian (pengontrolan) penyakit


secara umum mencakup pengendalian kadar gula darah, status gizi, tekanan darah, kadar
kolesterol, pola hidup sehat. Sedang untuk pencegahan dan perawatan lokal pada kaki
sebagai berikut:
1. Diagnosis klinis dan laboratorium yang lebih teliti.
2. Pemberian obat-obat yang tepat untuk infeksi (menurut hasil laboratorium
lengkap) dan obat vaskularisasi, obat untuk penurunan gula darah, maupun untuk
menghilangkan keluhan/gejala dan penyulit DM.
3. Pemberian penyuluhan pada penderita dan keluarga tentang (apakah DM,
penatalaksanaan DM secara umum, apakah kaki diabetes, obat-obatan,
perencanaan makan, DM dan kegiatan jasmani), dll.
4. Kaki diabetes, materi penyuluhan dan instruksi. Hentikan merokok Periksa kaki
dan celah kaki setiap hari, apakah terdapat kalus (pengerasan), bula (gelembung),
luka, lecet.
5. Bersihkan dan cuci kaki setiap hari, keringkan, terutama di celah jari kaki.
6. Pakailah krim khusus untuk kulit kering, tapi jangan dipakai di celah jari kaki.
7. Hindari penggunaan air panas atau bantal pemanas.
8. Memotong kuku secara hati-hati dan jangan terlalu dalam.
9. Pakailah kaus kaki yang pas bila kaki terasa dingin dan ganti setiap hari.
10. Jangan berjalan tanpa alas kaki.
11. Hindari trauma berulang.

6
12. Memakai sepatu dari kulit yang sesuai untuk kaki dan nyaman dipakai.
13. Periksa bagian dalam sepatu setiap hari sebelum memakainya, hindari adanya
benda asing.
14. Olah raga teratur dan menjaga berat badan ideal.
15. Menghindari pemakaian obat yang bersifat vasokonstruktor seperti orgat,
adrenalin, ataupun nikotin.
16. Periksakan diri secara rutin ke dokter dan periksakan kaki setiap kali kontrol
walaupun ulkus/gangren telah sembuh.

Apabila terjadi luka, kemerahan, pengelupasan, atau goresan pada kaki, sebaiknya
penderita diabetes segera berkonsultasi dengan dokter agar dapat diberikan perawatan
luka sehingga tidak terjadi infeksi lebih lanjut. Perawatan luka diabetes memerlukan
kedisiplinan dan kesabaran. Perbaikan luka diabetes sangat tergantung dari pengobatan
diabetesnya. Perawatan luka diabetes dapat dilakukan dengan cara:

1. Menjaga kadar gula darah terkontrol

2. Membersihkan luka secara teratur dengan cairan NaCl. Pada luka diabetes yang
ada bagian daging/jaringan yang hilang mungkin perlu dilakukan perawatan
dengan spons khusus untuk mempercepat kembali tumbuhnya jaringan

3. Pemberian antibiotik jika diperlukan

4. Kadang diperlukan pembedahan untuk menyingkirkan jaringan yang mati


sehingga jaringan yang hitam/mati tidak menyebar

Selain merawat luka seperti yang disarankan di atas, penderita diabetes juga bisa
menerapkan diet sehat untuk mempercepat penyembuhan. Perawatan luka yang baik
membutuhkan dukungan nutrisi yang baik. Oleh karena itulah mengutamakan makanan

7
yang sehat sangat dianjurkan. Nutrisi yang penting, antara lain protein yang salah satu
fungsinya adalah memperbaiki kulit dan jaringan yang rusak.

C. Madu Alami

Berikut ini beberapa kandungan madu dan manfaatnya sehingga dapat digunakan untuk
menyembuhkan diabetes:
1. Konsentrasi gula hipertonik dapat memiliki efek dalam menghambat pertumbuhan
bakteri, meliputi sukrosa 1,9%, glukosa35% dan fruktosa 41%.
2. Air yang terkandung dalam madu harus tidak melebihi 18 %. Karena bila
berlebihan, akan terjadi proses fermentasi yang tidak baik bagi kesehatan. Dengan
kandungan air dalam batasan tersebut madu mempunyai osmolaritas tinggi karena
itu cairan luka bisa terserap dan mengubah sirkulasi udara disekeliling luka
menjadi lebih baik.
3. Kalori yang tinggi. dalam satu kilogram madu terdapat 3.280 kalori. Besaran
kalori ini sama saja dengan 1,68 kg daging, 4 kg kentang, 40 buah jeruk, 25 buah
pisang, 5,7 liter susu dan 50 butir telur ayam.
4. Enzim yang terkandung dalam madu, seperti protease, katalase, peroksidase,
diastase dan invertase. Enzim katalase berfungsi dalam memproduksi hydrogen
peroksidase yang sangat bermanfaat sebagai anti bakteri.
5. Asam amino yang tinggi, seperti asam aspartat, glutamine, phenilalanin, tyrosine
dan proline, berfungsi untuk mempercepat regenerasi sel.
6. Kaya akan mineral dan vitamin. Vitamin tersebut, seperti A, B komplek, C,D,E
dan K. Sedangkan beragam mineral tersebut, seperti fospor, natrium, mangan,
tembaga, magnesium, kalsium, kalium, zat besi dan zat mineral lainnya.
7. Dalam madu juga terkandung senyawa organik seperti polyphenol, flafonoid, dan
juga glikosida yang merupakan antioksidan dan antibiotik yang berfungsi
menguatkan dan mengantisipasi kerusakan pada pembuluh darah serta bahan aktif
yang berfungsi sebagai anti perandangan dan anti virus.
8. Kadar keasaman madu yang berkisar pada pH 3,4 4,5 menghambat pertumbuhan
bakteri yang membutuhkan lingkungan dengan pH di sekitar 7,2.
9. Madu bisa menghasilkan kondisi lembab di sekitar luka sehingga akan
memudahkan pertumbuhan jaringan sel baru dan meningkatkan kecepatan
penyembuhan luka.

8
10. Begitu juga kandungan zat anti radang pada madu murni mampu mengurangi
peradangan dan pembengkakan yang terjadi sekaligus mengurangi nyeri pada
luka.
11. Madu bisa menstimulasi sel darah putih guna menyembuhkan luka dengan lebih
cepat.
12. Madu juga dipercaya bisa merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru dengan
cepat.

Ada banyak jenis madu untuk luka diabetes, tetapi konsultasikan dulu kepada dokter
jika Anda ingin menggunakan terapi madu untuk luka diabetes ini.

BAB III

PEMECAHAN MASALAH MELALUI ANALISIS JURNAL

A. Analisa PICO

1. Problem:

Infeksi kaki diabetic (IKD) merupakan kelainan pada tungkai bawah yang
merupakan komplikasi kronik diabetes mellitus. Ada berbagai macam pengobatan yang
dapat diberikan kepada pasien dengan kaki diabetic, seperti: Perawatan luka dengan
menggunakan NaCl 0,9%, Povidone Iodine, Metronidazole, madu alami, Dextrose 40%

9
dan Normal Saline. Terapi pemberian madu alami memang belum banyak dikenal, tetapi
jika dilihat dari manfaat madu sendiri, dan menurut penelitian, madu efektif untuk
mempercepat penyembuhan luka dan menghentikan penyebaran infeksi pada luka
diabetic khusunya grade 1 dan 2. Dalam memberikan asuhan keperawatan sebaiknya
dahulukan intervensi yang lebih inovatif dan efektif dalam proses penyembuhan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lisbet (2009), hasil yang didapatkan
adalah adanya perubahan yang baik pada luka yg di beri madu alami, serta menurut
Haryanto (2010, 2), madu sering digunakan oleh nenek moyang untuk menyembuhkan
berbagai macam penyakit sejak ribuan tahun yang lalu. Salah satunya sebagai penyembuh
luka infeksi. Madu alami memiliki kandungan yang dapat menyembuhkan IKD. Sebagai
contoh enzim katalase yang berfungsi sebagai antibakteria dan kandungan air yang
kurang dari 18% memungkinkan madu untuk menarik pus (nanah) di sekitar area luka
yang di oles dengan madu alami tersebut (Suranto, 2007, hlm.34). Sayangnya perawatan
luka dengan madu alami jarang diaplikasikan di lahan praktek dan informasi tentang
penyembuhan luka diabetic dengan madu alami kurang dikenali masyrakat khususnya
pasien penderita luka diabetikum dan keluarga .

2. Intervention
Tindakan perawatan luka dengan madu alami merupakan salah satu dari tindakan
mandiri perawat yang sangat memungkinkan untuk dilaksanakan secara mandiri dan
terbukti efektif didalam mempercepat proses penyembuhan luka diabetikum
khususnya grade 1 dan 2. Berikut langkah langkah perawatan luka gangren dengan
menggunakan madu :

1. Sediakan terlebih dahulu kassa untuk pembalut luka. Lalu oleskan madu
secukupnya pada luka gangren serta oleskan juga pada kassa yangsudah
disediakan. Saat dioleskan, madu tersebut jangan terlalu tebal tetapi merata
pada permukan luka atau kassa. Setelah itu balutkan kain kassa tadi pada

10
bagian yang terkena luka. Namun jika luka gangren terlalu basah disarankan
agar tidak mengoleskan madu secara langsung pada luka tersebut.
2. Jika luka gangren yang dirasa terlalu basah, anda dapat menggunakan madu
namun tidak secara langsung dioleskan pada luka. Madu dioleskan tipis pada
kassa, tanpa mengoleskan madu pada luka lalu balutkan kasa tersebut pada
bagian yang terkena luka. Setelah itu, balut kembali dengan kassa yang tidak
dioleskan madu di permukaannya. Hal tersebut dilakukan agar kassa kedua
dapat menyerap madu yang dioleskan pada kassa pertama untuk mencegah
luka menjadi tambah basah.
3. Disarankan untuk sering dilakukan penggantian kassa pada luka gangren yang
terlalu basah sesering mungkin. Hal tersebut dilakukan agar kondisi luka
semakin membaik sertak tidak terjadi infeksi. Selain itu, hal ini dilakukan untu
menjaga kebersiannya. Namun pada luka gangren yang tergolong kering atau
tidak terlalu basah, tidak perlu sesering mungkin mengganti kassa.
Penggantian kassa yang disarankan untuk luka gangren yang tidak terlalu
basah adalah sebanyak tiga kali dalam seminggu agar kebersihan luka dapat
terjaga dan mempercepat penyembuhannya.

4. Selain dengan perawatan luka di atas, bagi anda penderita luka gangren
disarankan untuk berkonsultasi dengan para ahli medis atau dokter agar
penyembuhan luka berjalan dengan lancar. Langkah langkah di atas
merupakan langkah sederhana dalam mengatasi atau merawat luka gangren,
akan tetapi perawatan tersebut juga harus disandingkan dengan pengobatan
medis yang dapat anda konsultasikan dengan dokter agar hasilnya maksimal.

3. Comparison:
Ada berbagai macam pengobatan yang dapat diberikan kepada pasien dengan
kaki diabetic, seperti: Perawatan luka dengan menggunakan NaCl 0,9%, Povidone
Iodine, Metronidazole, madu alami, Dextrose 40%, dan Normal Saline. Perawatan

11
luka dengan madu alami di berbagai artikel menyatakan bahwa madu alami adalah
cairan yang tepat untuk digunakan sebagai perawatan luka infeksi sebab Madu
mengandung enzim yang menghasilkan hidrogen peroksida berfungsi sebagai
antibakteri, anti inflamasi, dan regenerasi jaringan. Selain sedikit timbulnya rasa nyeri
dengan pemakaian madu, hasil luka yang telah sembuh lebih baik daripada pemakain
cairan lain.

Berdasarkan jurnal Efektivitas kompres metronidazole dengan kompres


povidone iodine pada penyembuhan luka diabetes mellitus tipe II pada pasien yang
dirawat di rumah sakit umum daerah sukoharjo. Antiseptic seperti povidine iodine
toxic terhadap sel (Morison,2004). Iodine dapat memberi rasa panas pada kulit. Rasa
terbakar akan Nampak dengan iodine ketika daerah yang dirawat ditutup dengan
balutan oklusif kulit dapat ternoda dan menyebabkan iritasi dan nyeri pada sisi luka.

4. Outcome:
Setelah dilakukan perawatan luka dengan madu alami diharapkan pasien dapat
terhindar dari penyebaran infeksi dan proses penyembuhan luka terjadi dengan cepat.

B. Analisa Jurnal/EBN

1. Jurnal Pendukung
Pengaruh Perawatan Luka Menggunakan Madu terhadap Kolonisasi
Bakteri Staphylococcus Aureus pada Luka Diabetik Pasien Diabetes Mellitus di
Wilayah Kerja Puskesmas Rambipuji Kabupaten Jember . Hasil penelitian
menunjukkan rata-rata jumlah kolonisasi bakteri Staphylococcus aureus sebelum
dilakukan perawatan luka menggunakan madu adalah 306 cfu/ml dan hasil rata-rata
jumlah kolonisasi bakteri Staphylococcus aureus setelah dilakukan perawatan luka
menggunakan madu adalah 178,71 cfu/ml.Terdapat pengaruh perawatan luka
menggunakan madu terhadap kolonisasi bakteri Staphylococcus aureus pada luka
diabetik pasien Diabetes Mellitus di wilayah kerja Puskesmas Rambipuji Kabupaten

12
Jemberdengan nilai p = 0,000 (p<0,05) dan rata-rata penurunan jumlah kolonisasi
bakteri Staphylococcus aureus sebesar 127,286 cfu/ml.

Perbandingan Penyembuhan Luka Terbuka Menggunakan Balutan Madu


Atau Balutan Normal Salin-Povidone Iodine Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Al-Waili dan Saloom (2007) meliputi pasien dengan luka infeksi perioperatif, 26
pasien telah dilakukan tindakan dengan madu dan 24 pasien lukanya dicuci dengan
etanol dan aplikasi povidone-iodine. Kelompok dengan madu mencapai penyembuhan
yang sukses dan bebas dari infeksi kurang dari separuh waktu dibandingkan terhadap
kelompok antiseptik.

2. Pembahasan
a. Importance:
Diabetes melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik,
ditandai oleh adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin,
defek kerja insulin atau keduanya. Jika tidak ditangani dengan baik tentu saja
angka kejadian komplikasi kronik DM juga akan meningkat, salah satu
komplikasi DM yang dapat menimbulkan masalah besar adalah ulkus
diabetik.untuk membantu proses penyembuhan luka. Salah satu obat tradisional
yang dapat digunakan untuk mengatasi luka adalah madu.
Madu memiliki kandungan gula yang sangat tinggi sehingga dapat
membantu terbentuknya lapisan pelindung yang dapat mencegah masuknya
bakteri dan menghambat pertumbuhan bakteri. Selain itu, aktivitas antibakteri
pada madu terjadi karena adanya hidrogen peroksida dan flavonoid. Bogdanov
serta Evans dan Flavins, madu memiliki sifat peroxidative antibacterial karena
madu mengandung hidrogen peroksida (H202). H2O2 dihasilkan oleh enzim
glukosa oksidase. Hidrogen peroksida pada madu merupakan antiseptik karena
sifatnya sebagai antibakterial. Hidrogen peroksida efektif membunuh
antimikroba seperti staphylococcus aureus, microccus luteus, streptococcus
aureus, bakteri gram positif lain nya serta bakteri gram negatif. Pertumbuhan
bakteri dihambat oleh 0,02-0,05 mmol/l hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida
juga mengaktivasi protease sehingga menyebabkan debridement dengan cara

13
meningkatkan aliran darah perkutan pada iskemik sehingga akan menstimulasi
jaringan baru.
Evans dan Flavin melaporkan bahwa madu dapat mengurangi gejala
inflamasi. Respon anti inflamasi madu berkaitan dengan pembentukan radikal
bebas oleh hidrogen peroksida. Selanjutnya radikal bebas tersebut akan
mengaktivasi zat-zat antioksidan pada madu, sehingga zat antioksidan akan aktif
dan mencegah kerusakan jaringan. Hal tersebut menyebabkan madu berperan
untuk mengurangi proses pembentukan dan memperkecil luas luka, serta
menetralisasi pembentukan eksudat. Hidrogen peroksida selain berfungsi sebagai
antimikroba, juga dapat meningkatkan aliran darah pada jaringan yang iskemik
dan menstimulasi pembentukan sitokin oleh leukosit yang merupakan tanda
proses penyembuhan luka yang menyebabkan sel-sel dapat berfungsi optimal.
Konsekuensinya pertumbuhan jaringan akan berlangsung secara fisiologis.

b. Applicability:
Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan luka diabetikum
dengan melakukan perawatan luka menggunakan madu alami. Tindakan ini sudah
terbukti lebih efektif dibandingkan dengan tindakan-tindakan alternatif lainnya
melalui berbagai penelitian (EBN).
Perawatan luka menggunakan madu alami merupakan salah satu tindakan mandiri
perawat yang amat sangat memungkinkan untuk dilakukan oleh perawat tanpa harus
menunggu instruksi dari profesi lain. Tindakan ini relative mudah untuk dilakukan
oleh perawat dengan segala jenjang pendidikan, karena pada dasarnya teknik
pernafasan buteyko tidak sulit untuk dipelajari dan diaplikasikan.

C. Rencana Penerapan

Setelah seluruh hasil studi dan literature yang mendukung dianalisis dan
disintesis, tahap selanjutnya adalah melakukan uji coba intervensi/prosedur baru. Berikut
ini beberapa kegiatan dalam tahap uji coba EBN:
1. Menentukan tujuan
2. Mengumpulkan data dasar
3. Membuat desain/petunjuk penerapan EBN
4. Mengimplementasikan EBN pada unit percontohan

14
5. Melakukan evaluasi proses dan evaluasi hasil
6. Memodifikasi pedoman yang ada di lahan praktik.

15
BAB IV

KESIMPULAN

Berikut langkah langkah perawatan luka gangren dengan menggunakan madu :

1. Sediakan terlebih dahulu kassa untuk pembalut luka. Lalu oleskan madu secukupnya
pada luka gangren serta oleskan juga pada kassa yangsudah disediakan. Saat dioleskan,
madu tersebut jangan terlalu tebal tetapi merata pada permukan luka atau kassa. Setelah
itu balutkan kain kassa tadi pada bagian yang terkena luka. Namun jika luka gangren
terlalu basah disarankan agar tidak mengoleskan madu secara langsung pada luka
tersebut.
2. Jika luka gangren yang dirasa terlalu basah, anda dapat menggunakan madu namun
tidak secara langsung dioleskan pada luka. Madu dioleskan tipis pada kassa, tanpa
mengoleskan madu pada luka lalu balutkan kasa tersebut pada bagian yang terkena luka.
Setelah itu, balut kembali dengan kassa yang tidak dioleskan madu di permukaannya.
Hal tersebut dilakukan agar kassa kedua dapat menyerap madu yang dioleskan pada
kassa pertama untuk mencegah luka menjadi tambah basah.
3. Disarankan untuk sering dilakukan penggantian kassa pada luka gangren yang terlalu
basah sesering mungkin. Hal tersebut dilakukan agar kondisi luka semakin membaik
sertak tidak terjadi infeksi. Selain itu, hal ini dilakukan untu menjaga kebersiannya.
Namun pada luka gangren yang tergolong kering atau tidak terlalu basah, tidak perlu
sesering mungkin mengganti kassa. Penggantian kassa yang disarankan untuk luka
gangren yang tidak terlalu basah adalah sebanyak tiga kali dalam seminggu agar
kebersihan luka dapat terjaga dan mempercepat penyembuhannya.
4. Selain dengan perawatan luka di atas, bagi anda penderita luka gangren disarankan
untuk berkonsultasi dengan para ahli medis atau dokter agar penyembuhan luka berjalan
dengan lancar. Langkah langkah di atas merupakan langkah sederhana dalam
mengatasi atau merawat luka gangren, akan tetapi perawatan tersebut juga harus
disandingkan dengan pengobatan medis yang dapat anda konsultasikan dengan dokter
agar hasilnya maksimal.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://pmb.stikestelogorejo.ac.id/e-journal/index.php/ilmukeperawatan/article/view/97.
Diakses pada 1 Maret 2017.

http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/60168?show=full. Diakses pada 1 Maret


2017.

http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/197. Diakses pada 4 Maret 2017.

http://jurnal.usahidsolo.ac.id/index.php/Jiki/article/view/184. Diakses pada 1 Maret 2017.

https://yumizone.wordpress.com/2008/12/01/kaki-diabetik/. Diakses pada 2 Maret 2017.

http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/482. Diakses pada 2


Maret 2017.

17

You might also like