Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Darah
2.
Sel-sel darah : kurang lebih 45 % terdiri dari Eritrosit ( 44% ),
sedang sisanya 1% terdiri dari Leukosit atau sel darah putih dan
Trombosit. Sel Leukosit terdiri dari Basofil, Eosinofil, Neutrofil,
.4
Limfosit, dan Monosit
A.Sel Erytrosit
Hemoglobin
No
Umur Kadar Hb
2 Bayi 6 bulans/d 6 th 11
3 Wanita hamil gr/dl
11gr/
4 Wanita dewasa dl
12
5 Laki-laki dewasa gr/dl
13
gr/dl
S 2
umber WHO
S
el leukosit atau sel darah putih adalah sel yang membentuk
komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu
tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari
sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki
inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus
dinding kapiler /diapedesis. Jumlah dalam keadaan normal adalah
5000-10000 sel/mm3. Jumlah sel leukosit yang lebih dari normal
atau melebihi 10000 disebut Leukositosis, sedangkan jumlah sel
leukosit yang kurang dari normal atau kurang dari 5000 disebut
12
Leukopenia
Darah
Ukuran Satuan Nilai Rujukan
4,0 5,0 (P)
Eritrosit (sel darah merah) juta/l
4,5 5,5 (L)
12,0 14,0 (P)
Hemoglobin (Hb) g/dL
13,0 16,0 (L)
40 50 (P)
Hematokrit %
45 55 (L)
Hitung Jenis
Basofil % 0,0 1,0
Eosinofil % 1,0 3,0
Batang1 % 2,0 6,0
Segmen1 % 50,0 70,0
Limfosit % 20,0 40,0
Monosit % 2,0 8,0
< 15 (P)
Laju endap darah (LED) mm/jam
< 10 (L)
Leukosit (sel darah putih) 103/l 5,0 10,0
MCH/HER Pg 27 31
MCHC/KHER g/dL 32 36
MCV/VER Fl 80 96
Trombosit 103/l 150 400
2.2 Transfusi darah
2.2.1 Definisi
Transfusi Darah adalah proses pemindahan darah dari seseorang
yang sehat (donor) ke orang sakit (resipien) yang diberikan secara
intravena melalui pembuluh darah4. Darah yang dipindahkan dapat
berupa darah lengkap dan komponen darah. Transfusi darah dapat
dikelompokkan menjadi 2 golongan utama berdasarkan
sumbernya,yaitu transfusi allogenic dan transfusi autologus. Transfusi
allogenic adalah darah yang disimpan untuk transfusi berasal dari
tubuh orang lain. Sedangkan transfusi autologus adalah darah yang
disimpan berasal dari tubuh donor sendiri yang diambil 3 unit
beberapa hari sebelumnya, dan setelah 3 hari ditransferkan kembali
ke pasien1.
A. Perdarahan akut sampai Hb < 8 gr% atau Ht <30%, Pada orang tua,
kelainan paru, kelainan jantung Hb <10 g/dl
B. Pada pembedahan mayor kehilangan darah >20% volume darah
C. Pada bayi anak yang kehilangan darah >15%, dengan kadar Hb
yang normal Pada bayi anak, jika kehilangan darah hanya 10-15%
dengan kadar Hb normal tidak perlu transfusi darah, cukup dengan
diberi cairan kristaloid atau koloid, sedang >15% perlu transfusi
karena terdapat gangguan pengangkutan Oksigen.
D. Pada orang dewasa yang kehilangan darah sebanyak 20%, dengan
kadar Hb normal
Kehilangan darah sampai 20% dapat menyebabkan gangguan faktor
pembekuan1
2.2.4 Golongan darah
8
Keuntungan transfusi PRC dibanding darah lengkap :
a. Kemungkinan overload sirkulasi menjadi minimal
3. Sel darah merah Pekat Dengan Sedikit Leukosit (Packed Red Blood
Cell Leukocytes Reduced)
4. Sel Darah Merah Pekat Cuci (Packed Red Blood Cell Washed)
Dibuat dari darah utuh yang dicuci dengan normal saline sebanyak
tiga kali untuk menghilangkan antibodi. Washed PRC hanya dapat
disimpan selama 4 jam pada suhu 4oC, karena itu harus segera
diberikan. Sel darah merah yang dicuci dengan normal salin
memiliki hematokrit 70-80 % dengan volume 180 ml. Pencucian
dengan salin membuang hamper seluruh plasma (98%),
menurunkan konsentrasi leukosit, dan trombosit serta debris. Karena
pembuatannya biasanya dilakukan dengan system terbuka maka
komponen ini hanya dapat disimpan dalam 4 jam dalam suhu 1-6
0
C.6
5. Sel Darah Merah Pekat Beku Yang Dicuci (Packed Red Blood Cell
Frozen, Packed Red Blood Cell Deglycerolized)
Sel darah merah beku ini dibuat dengan penambahan gliserol suatu
sediaan krioprotektif terhadap darah yang usianya kurang dari 6
hari. Darah ini kemudian dibekukan pada suhu -65 0C atau -2000C
(tergantung sediaan gliserol) dan dapat disimpan selama 10 tahun.
Karena pada proses penyimpanan beku, pencairan dan
pencuciannya ada sel darah merah yang hilang maka kandungan sel
darah merah minimal 80% dari jumlah sel darah merah pekat asal,
demikian pula hematokrit kurang lebih 70-80%. Proses pencucian
dapat menggunakan larutan glukosa dan salin. Suhu simpan 1-6 0C
dan tidak boleh digunakan lebih dari 24 jam karena proses
pencucian biasanya memakai system terbuka.6
6. Granulosit konsentrat
Indikasi :
d.
7. Trombosit Pekat
Trombosit pekat berisi beberapa leukosit dan sel darah merah serta
plasma. Satu kantong trombosit pekat yang berasala dari 450ml
darah lengkap seseorang donor berisi kira-kira 5,5 x 10 10 trombosit
dengan volume sekitar 50ml. Trombosit pekat ini dapat disimpan
pada suhu 20o-24o dan trombosit dapat disimpan selama 3 hari.
Pemberian trombosit seringkali diperlukan pada kasus perdarahan
yang disebabkan oleh kekurangan trombosit. Pemberian trombosit
yang berulang-ulang dapat menyebabkan pembentukan
thrombocyte antibody pada penderita. Transfusi trombosit terbukti
bermanfaat menghentikan perdarahan karena trombositopenia.
Komponen trombosit mempunyai masa simpan sampai dengan 3
hari.6
BB x 1/13 x 0.3
9. Cryopresipitate
Komponen utama yang terdapat di dalamnya adalah faktor VIII,
faktor pembekuan XIII, faktor Von Willbrand, fibrinogen.
Penggunaannya ialah untuk menghentikan perdarahan karena
kurangnya faktor VIII di dalam darah penderita hemofili A.
albumin x BB x
0.4
Sel darah merah pasien juga diuji dengan antibodi anti-D untuk
menentukan Rh. Jika hasilnya adalah Rh-Negative, adanya antibodi
anti-D dapat diuji dengan mencampur serum pasien dengan sel darah
merah Rh (+). Kemungkinan berkembangnya antibodi anti-D setelah
paparan pertama pada antigen Rh adalah 60-70%. Antigen D terdapat
pada eritrosit 85% orang kulit putih.3
2.3.3 Crossmatching
USIA ml/kgBB
Prematur 95
Cukup bulan 85
Anak kecil 80
Anak besar 75-80
Dewasa :Pria 75
Wanita 65
Sebelum transfusi dilakukan, periksa sekali lagi jenis darah dan kecocokkan antara
darah dan penerima darah. Penerima darah dipersiapkan dengan pemasangan infus
dengan jarum besar 16-18. Jarum yang terlalu kecil 23-25 dapat menyebabkan
hemolisis 3.
Transfusi dilakukan dengan transfusi set yang emiliki saringan untuk menghalangi
bekuan fibrin dan partikel lainnya. Pada keadaan normal, sebuah transfusi set dapat
digunakan untuk 2-4 unit darah. Vena terbaik untuk transfusi adalah vena pada bagian
dorsal tangan dan pada lengan atas (3). Sebelum transfusi diberikan 50-100ml NaCl
hemolisis. Ringer laktat atau larutan lainnya yang mengandung kalsium akan
menyebabkan koagulasi 3
Transfusi set mengalirkan sarah 1 ml dalam 20 tetes. Laju tercepat yang bisa tercapai
adalah 60 ml permenit. Laju transfusi tergantung pada keadaan kardiopulmoner. Jika
keadaan kardiopulmoner normal, maka dapat diberikan 10-15ml/kgbb dalam waktu 2-4
jam. Jika tidak ada hemovolemia maka batas transfusi 1 ml/kgbb/jam (1 unit = 3 jam )
atau 1000ml dalam 24 jam. Jika terdapat gagal jantung maka tidak boleh ditransfusikan
melebihi 2ml/kgbb/jam. Transfusi 1 unit tidak boleh melewati 5 jam karena resiko
proliferasi bakteri 3
Reaksi akut adalah reaksi yang terjadi selama transfusi atau dalam
24 jam setelah transfusi. Reaksi akut dapat dibagi menjadi tiga
kategori yaitu ringan, sedang-berat dan reaksi yang membahayakan
nyawa. Reaksi ringan ditandai dengan timbulnya pruritus, urtikaria
dan rash. Reaksi ringan ini disebabkan oleh hipersensitivitas ringan.
b. Kelebihan cairan
Kelebihan cairan menyebabkan gagal jantung dan edema paru.
Hal ini dapat terjadi bila terlalu banyak cairan yang
ditransfusikan, transfusi terlalu cepat, atau penurunan fungsi
ginjal. Kelebihan cairan terutama terjadi pada pasien dengan
anemia kronik dan memiliki penyakit dasar kardiovaskular. 3,11
c. Reaksi anafilaksis
Risiko meningkat sesuai dengan kecepatan transfusi. Sitokin
dalam plasma merupakan salah satu penyebab bronkokonstriksi
dan vasokonstriksi pada resipien tertentu. Selain itu, defisiensi
IgA dapat menyebabkan reaksi anafilaksis sangat berat. Hal itu
dapat disebabkan produk darah yang banyak mengandung IgA.
Reaksi ini terjadi dalam beberapa menit awal transfusi dan
ditandai dengan syok (kolaps kardiovaskular), distress
pernapasan dan tanpa demam. Anafilaksis dapat berakibat fatal
bila tidak ditangani dengan cepat dan agresif.3,11,12,13
2. Reaksi Lambat
a. Reaksi hemolitik lambat
c. Penyakit graft-versus-host
Komplikasi ini jarang terjadi namun potensial membahayakan.
Biasanya terjadi pada pasien imunodefisiensi, terutama pasien
dengan transplantasi sumsum tulang; dan pasien
imunokompeten yang diberi transfusi dari individu yang memiliki
tipe jaringan kompatibel (HLA: human leucocyte antigen),
biasanya yang memiliki hubungan darah. Gejala dan tanda,
seperti demam, rash kulit dan deskuamasi, diare, hepatitis,
pansitopenia, biasanya timbul 10-12 hari setelah transfusi. Tidak
ada terapi spesifik, terapi hanya bersifat suportif.3,11
d. Kelebihan besi
Pasien yang bergantung pada transfusi berulang dalam jangka
waktu panjang akan mengalami akumulasi besi dalam tubuhnya
(hemosiderosis). Biasanya ditandai dengan gagal organ (jantung
dan hati). Tidak ada mekanisme fisiologis untuk menghilangkan
kelebihan besi. Obat pengikat besi seperti desferioksamin,
diberikan untuk meminimalkan akumulasi besi dan
mempertahankan kadar serum feritin <2.000 mg/l.3,11
Tatalaksana Reaksi Transfusi
1. Reaksi transfusi hemolitik
a. Hentikan transfusi segera dan diganti infus NaCl 0,9%
b. Atasi shock dengan dopamine drip intravena 5-10 mg/kgBB per
menit sampai tekanan darah sistolik > 100 mmHg dan perfusi
jari-jari terasa hangat
c. Bila urine < 1 cc/kgBB/jam, maka segera berikan furosemide 1-
2 mg/kgBB untuk mempertahankan urine > 100 cc/jam
d. Atasi demam dengan antipiretik
e. Periksa faal hemostasis untuk mengatasi kemungkinan DIC
2. Reaksi transfusi alergi
a. Transfusi dihentikan dan diganti dengan infus NaCl 0,9%
b. Antihistamin (IM atau IV)
Setelah gejala hilang transfusi dapat dilanjutkan, sebaiknya
dengan unit darah yang lain.
3. Reaksi anafilaksis
a. Tinggikan kedua tungkai untuk memperbaiki venous return
b. Hentikan transfusi dan diganti dengan infus NaCl 0,9%
c. Adrenalin 0,1-0,2 mg IV diulang tiap 5-15 menit sampai sirkulasi
membaik. Mungkin perlu dilanjutkan dopamine drip.
d. Berikan antihistamin (IM atau IV)
e. Steroid (hidrokortison 100 mg IV, deksametason 4-5 mg IV)
f. Aminofilin 5 mg/kgBB setelah tekanan darah membaik
g. Oksigen
4. Kelebihan cairan
a. Hentikan transfusi
b. Posisi penderita setengah duduk dan berikan oksigen
c. Furosemid 1-2 mg/kgBB IV dan digitalisasi cepat
d. Pertimbangkan phlebotomy, darah dikeluarkan 500 cc
e. Pada edema paru berat perlu diberikan morfin IV dengan titrasi
pelan 1 mg pelan-pelan, diulang tiap 10 menit sampai sesak
mereda. Sedikit overdosis morfin akan menyebabkan depresi
nafas/apnea.5
DAFTAR PUSTAKA
1. Latief SA, Suryadi KA, Cachlan MR. 2002. Petunjuk Praktis Anestesiologi
Edisi Kedua. Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI.
3. WHO. The clinical use of blood: handbook. Geneva, 2002. Didapat dari
URL:http://www.who.int/bct/Main_areas_of_work/Resource_Centre/CUB/
English/Handbook.pdf. Nhlbi.nih.gov. What is a blood transfusion. July
1st,2009. Available: http://www.nhlbi.nih.gov/health/health-
topics/topics/bt/. Accessed on:September 20th,2011.
9. Davies SC, brozovic M. Transfusi Sel darah Merah. Dalam Contreras M, Ed. Petunjuk
Penting transfusi (ABS of Transfusion) Edisi ke-2. Alih Bahasa Oswari. Jakarta: EGC, 9-
14