You are on page 1of 32

KARYA ILMIAH

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI BERMAIN BALOK


PADA KELOMPOK A SEMESTER II DI TK AISYIYAH KROYO
KECAMATAN KARANGMALAN KABUPATEN SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

OLEH :
NAMA : ENY AMBARWATI
NIM : 822368231
PROGRAM : S1 PG PAUD
POKJAR : SRAGEN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ SURAKARTA
2016.1

1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
(PAUD 4501)

JUDUL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI BERMAIN BALOK


PADA KELOMPOK A SEMESTER II DI TK AISYIYAH KROYO
KECAMATAN KARANGMALAN KABUPATEN SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Kepala TK Aisyiyah Kroyo Mahasiswa

Muyassaroh, S.Pd.AUD Eny Ambarwati


NIP. 196303111987022004 NIM. 822368231

Supervisi 1

Sujadmi, S.Pd, M.Pd


NIP. 196110101981032007

2
LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Pemantapan


Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia
Dini (PG. PAUD) Universitas Terbuka merupakan hasil karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip
dari karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,
kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagain laporan PKP ini
bukan karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-
sanksi lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Sragen, 16 Mei 2016

Eny Ambarwati
NIM : 822368231

3
ABSTRAK

Eny Ambarwati, NIM. 822368231, MENINGKATKAN KEMAMPUAN


KOGNITIF ANAK MELALUI BERMAIN BALOK PADA KELOMPOK A
SEMESTER II DI TK AISYIYAH KROYO KECAMATAN KARANGMALAN
KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Penelitian ini berjudul Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui


Bermain Balok Pada Kelompok A Semester II Di Tk Aisyiyah Kroyo Kecamatan
Karangmalang Kabupaten Sragen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kemampuan kognitif anak TK melalui bermain balok dan mendiskripsikan penerapan
permainan kognitif anak melalui bermain balok. Subjek dari penelitian ini adalah
anak-anak TK Aisyiyah Kroyo yang berjumlah 20 orang, terdiri dari 7 anak laki-laki
dan 13 anak perempuan. Hasil dari penelitian ini ditemukan hasil rata-rata observasi
baik dan ada peningkatan dan disarankan kepada guru TK Aisyiyah Kroyo agar
dalam belajar untuk lebih memacu diri dan menambah wawasan pengetahuan guru.

Kata Kunci : Kemampuan Kognitif, Bermain Balok

4
KATA PENGANTAR

Rasa syukur senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, nikmat dan karuniaNya, sehingga peneliti dapat menyusun
laporan yang berjudul Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Bermain
Balok Pada Kelompok A Semester II Di TK Aisyiyah Kroyo Kecamatan
Karangmalang Kabupaten Sragen yang diajukan untuk memenuhi persyaratan mata
kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PAUD 4501), program S1 PGPAUD
Universitas Terbuka.
Penulis menyadri dalam penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak yang telah membantu. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ir. Muhammad Kholis, M.Si selaku kepala UPBJJ UT Surakarta
2. Drs. Muh. Dawam, MM, M.Pd selaku coordinator BBLBA
3. Sujadmi, S.Pd, M.Pd selaku tutor mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP)
4. Muyassaroh, S.Pd AUD, selaku kepala TK Aisyiyah Kroyo
5. Zainul Parmawati, S.Pd AUD, selaku teman sejawat yang telah banyak membantu
dalam melakukan kegiatan penelitian.
6. Kedua orang tua yang telah memberikan motivasi, kekuatan dan kelancaran
sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas ini.
7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
selama penelitian hingga akhir penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Sehingga kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis.
Semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat.

Sragen, Mei 2016


Penulis

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pendidikan anak usia dini merupakan pondasi bagi dasar perkembangan
anak. Anak yang mendapat bimbingan, pembinaan dan rangsangan sejak dini

5
akan meningkatkan perkembangan fisik dan mental yang berdampak pada
kesiapan belajar pada akhirnya anak akan lebih mampu dan mengoptimalkan
potensi yang sudah dimilikinya.
Usia 4-6 tahun merupakan pengalaman yang diperoleh dari anak untuk
mendapatkan pendidikan. Pengalaman yang diperoleh dari lingkungan, termasuk
stimulasi yang diberikan orang dewasa, akan mempengaruhi kehidupan anak
dimasa yang akan datang. Oleh karena itu diperlukan upaya yang mampu
memfasilitasi anak dalam masa tumbuh kembangnya berupa kegiatan pendidikan
dan pembelajaran sesuai dengan usia, kebutuhan dan minat anak.
Lingkup perkembangan anak usia dini meliputi, nilai agama dan moral,
fisik motorik, kognitif, bahasa dan sosial emosional anak. Dari 5 aspek
perkembangan tersebut harus diberikan secara berkesinambungan, supaya
perkembangan anak dapat tercapai dengan optimal. Salah satu upaya
mengembangkan aspek perkembangan itu dapat dilakukan dengan meningkatkan
kemampuan kognitif anak, karena perkembangan kognitif anak adalah
perkembangan dasar yang mencakup segala bidang perkembangan anak. Oleh
sebab itu guru dituntut agar memberikan rangsangan atau stimulasi kepada anak
usia dini melalui berbagai media salah satunya yaitu menggunakan media balok.
Diharapkan dengan permainan balok, perkembangan kognitif anak dapat
meningkat. Balok merupakan alat permainan yang bermacam bentuk, ukuran dan
warna sehingga membantu anak dalam mengenal bentuk, warna, ukuran, serta
menghubungkan dengan bentuk balok bangunan yang bisa mereka lihat sehari-
hari. Mendorong anak membuat sesuatu dari bentuk kotak bangun sesuai dengan
fantasi atau kreativitas mereka dan juga mengembangkan daya pikir anak.
Berdasarkan pengamatan pada anak kelompok A di TK Aisyiyah Kroyo
Karangmalang Sragen menunjukkan bahwa sebagian besar anak kemampuan
kognitifnya belum berkembang. Dari 20 anak, terdiri dari 7 anak laki-laki dan 13
anak perempuan. Sebanyak 10% berkembang sesuai harapan, 15% mulai
berkembang dan 75% belum berkembang.
Berdasarkan permasalah diatas peneliti tertarik melakukan penelitian yang
berjudul Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Bermain Balok
Pada Kelompok A Semester II Di TK Aisyiyah Kroyo Kecamatan Karangmalang
Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2015 / 2016.

B. RUMUSAN MASALAH

5
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu : Apakah melalui permainan balok dapat meningkatkan
kemampuan kognitif pada anak kelompok A TK Aisyiyah Kroyo Karangmalang
Sragen?

C. TUJUAN PERBAIKAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah melalui permainan
balok dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada anak kelompok A TK
Aisyiyah Kroyo Karangmalang Sragen.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Anak
a. Meningkatkan ilmu pengetahuan anak atau kemampuan kognitif anak.
b. Membuat anak bebas berekspresi.
c. Membuat anak bahagia dengan kegiatan bermain sambil belajar.
d. Dapat meningkatkan daya pikir anak yang kreatif.
2. Bagi Guru
a. Meningkatkan keprofesionalan guru.
b. Guru dapat mengetahui dimana letak kekurangan atau kelemahan anak
dalam bermain balok.
c. Memperbaiki kualitas pengajaran.
3. Bagi Sekolah
a. Meningkatkan kualitas, mutu dan kemajuan sekolah.
b. Dapat menghasilkan lulusan anak yang cerdas dan kreatif.

A. LANDASAN TEORI
1. Kognitif
a. Pengertian Kognitif
Kognitif sama pengertiannya dengan istilah intelektual. Kognitif
berhubungan dengan intelegensi. Kognitif lebih bersifat pasif atau statis
yang merupakan potensi atau daya untuk memahami sesuatu, sedangkan
intelegensi lebih bersifat aktif yang merupakan aktualisasi atau
perwujudan dari daya atau potensi tersebut yang berupa aktivitas atau
perilaku.
Sujiono (2011 : 1.3) mendefinisikan bahwa kognitif adalah suatu
proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan,
menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Sedangkan
menurut Witherington dalam Sujiono, dkk mengemukakan bahwa kognitif

6
adalah pikiran, kognitif (kecerdasan pikiran) melalui pikiran dapat
digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi untuk
memecahkan masalah.
Sujiono, dkk.,2011 : 1.16) selain itu menurut Hunt dalam Yuliani
Nurani Sujiono, dkk., mendefinisikan bahwa kognitif adalah teknik untuk
memproses informasi yang disediakan oleh indra. (Sujiono, dkk.,2011 :
1.4)
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kognitif
adalah proses berpikir dalam mengolah informasi yang di terima oleh
panca indra untuk membantu mengatasi suatu situasi dalam memecahkan
masalah.
b. Tahapan Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget dalam Sujiono, dkk (3.7 3.20) membagi
perkembangan kognitif dalam empat tahapan yaitu :
1) Tahap Sensori Motor
Tahap ini dialami pada usia 0 2 tahun. Pada tahap ini anak
berada dalam suatu masa pertumbuhan yang ditandai oleh
kecenderungan-kecenderungan sensori motoris yang amat jelas. Segala
perbuatan merupakan perwujudan dari proses pematangan aspek
sensori motoris tersebut. Menurut Piaget pada tahap ini interaksi
anak dengan lingkungannya, termasuk orang tuanya, terutama
dilakukan melalui perasaan dan otot-ototnya.
2) Tahap Pra-Operasional
Tahap ini berlangsung pada usia 2 7 tahun. Tahap ini disebut
juga tahap intuisi sebab perkembangan kognitifnya memperlihatkan
kecenderungan yang ditandai oleh suasana intuitif; dalam arti semua
perbuatan rasionalnya, tidak didukung oleh pemikiran tetapi oleh
unsur perasaan, kecenderungan alamiah, sikap-sikap yang diperoleh
dari orang-orang bermakna dana lingkungan sekitarnya.
Pada tahap ini, menurut Piaget, anak sangat bersifat egosentris
sehingga seringkali mengalami masalah dalam berinteraksi dengan
lingkungannya, ia masih sulit untuk membaca kesempatan karena
masih punya anggapan bahwa hanya ada satu kebenaran atau peristiwa
dalam setiap situasi.
Pada tahap ini anak tidak hanya ditentukan oleh pengalaman
indrawi saja, tetapi juga pada intuisi. Anak mampu menyimpan kata-

7
kata serta mengungkapkannya terutama yang berhubungan erat dengan
kebutuhan mereka. Pada tahap ini anak siap utnuk belajar bahasa,
membaca atau bernyanyi.
3) Tahap Operasional Konkrit
Tahap ini berlangsung antara usia 7-11 tahun. Pada tahap ini
anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas konkrit dan sudah mulai
berkembang rasa ingin tahunya. Pada tahap ini, menurut Piaget,
interaksi dengan lingkungan, termasuk dengan orang tuanya, sudah
semakin berkembang dengan baik karena egosentrisnya sudah semakin
berkurang. Anak sudah dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi
dan menjelaskan pikiran-pikiran orang lain dalam cara-cara yang
kurang egosentris dan lebih obyektif.
Pada tahap ini, anak sudah mulai memahami hubungan
fungsional karena mereka sudah menguji coba suatu permasalahan
cara berpikir anak masih bersifat konkrit menyebabkan mereka belum
mampu menangkap yang abstrak.
4) Tahap Operasional Formal
Tahap ini dialami oleh anak pada usia 11 tahun ke atas. Pada
masa ini anak telah mampu mewujudkan suatu keseluruhan dalam
pekerjaannya yang merupakan hasil dari pemikiran logis. Aspek
perasaan dan moralnya juga telah berkembang sehingga dapat
mendukung penyelesaian tugas-tugas.
Pada tahap ini, menurut Piaget, interaksinya dengan
lingkungan sudah amat luas terjangkau, banyak teman sebayanya dan
bahkan berusaha untuk dapat berinteraksi dengan orang dewasa.
c. Tujuan Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif bertujuan mengembangkan kemampuan
berpikir anak untuk dapat mengolah perolehan belajarnya, dapat
menemukan bermacam-macam alternative pemecahan masalah,
membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika
matematikanya, dan pengetahuan akan ruang dan waktu serta mempunyai
kemampuan utnuk mengelompokkan serta mempersiapkan kemampuan
berpikir teliti.
d. Pentingnya Pengembangan Kognitif
Menurut Sujiono, dkk (2011 : 1.22 1.23), pada dasarnya
pengembangan kognitif dimaksudkan agar anak mampu melakukan

8
eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca indra, sehingga dengan
pengetahuan yang di dapatkan tersebut anak dapat melangsungkan
hidupnya dan menjadi manusia yang utuh sesuai dengan kodratnya
sebagai mahkluk Tuhan yang harus memberdayakan apa yang ada di dunia
untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
Proses kognisi meliputi berbagai aspek, seperti persepsi, ingatan,
pikiran, symbol, penelaran dan pemecahan masalah. Berdasarkan
pnedapat Piaget maka pentingnya guru mengembangkan kemampuan
kognitif pada anak sebagai berikut :
1) Agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa
yang di lihat, dengar dan rasakan sehingga anak akan memiliki
pemahaman yang utuh dan komprehensif.
2) Agar anak mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa dan
kejadian yang pernah dialaminya.
3) Agar anak mampu mengembangkan pemikiran-pemikiran dalam
rangka menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya.
4) Agar anak memahami berbagai simbol-simbol yang tersebar di dunia
sekitarnya.
5) Agar anak mampu melakukan penalaran-penalaran baik yang terjadi
secara alamiah (spontan) maupun ilmiah (percobaan)
6) Agar anak mampu memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya
sehingga pada akhirnya ia akan menjadi individu yang mampu
meolong dirinya sendiri.
e. Macam-macam Media Pengembangan Kognitif
Menurut Sujiono, dkk (2011: 8.22) berbagai macam media yang
dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kognitif anak diantaranya :
1) Balok/kotak bangunan
2) Kotak merjan
3) Kotak huruf untuk merangsang minat baca
4) Papan pengenal warna
5) Papan planel
6) Papan geometris
7) Kotak pos
8) Boneka
9) Loto
10) Domino
11) Gelas berbagai ukuran
12) Ukuran panjang
13) Kotak kubus
14) Papan pengenal alat peraba, kasar, halus

9
15) Bak air (ember)
16) Bak pasir
17) Buku-buku (story reading)

2. Karakteristik Anak Usia Dini


Berbeda dengan fase usia anak lainnya, anak usia dini memiliki
karakteristik yang khas. Beberapa karakteristik untuk anak usia dini tersebut
yaitu (Hartati, 2005) :
a. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
b. Merupakan pribadi yang unik
c. Suka berfantasi dan berimajinasi
d. Masa paling potensial untuk belajar
e. Menunjukkan sifat egosentris
f. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek
g. Sebagai bagian dari mahkluk sosial
3. Bermain
a. Pengertian Bermain
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak secara spontan
karena disenangi, dan sering tanpa tujuan tertentu (Montolalu, dkk :
2012).
Bermain merupakan proses belajar yang menyenangkan. Dengan
bermain membantu anak mengenal dunianya, mengembangkan konsep-
konsep baru, mengambil risiko, meningkatkan keterampilan sosial dan
membentuk perilaku.
b. Karakteristik Bermain Anak
Pada hakikatnya anak-anak selalu termotivasi untuk bermain.
Artinya bermain secara alamiah memberi kepuasan pada anak. Melalui
bermain bersama dalam kelompok atau sendiri tanpa orang lain, anak
mengalami kesenangan yang lalu memberikan kepuasan baginya.
Beberapa pakar pendidikan menyebut beberapa karakteristik
bermain anak, yaitu (Montolalu, dkk; 2012 : 1.2-1.3) :
1) Bermain relative bebas dari aturan-aturan, kecuali anak-anak membuat
aturan mereka sendiri.
2) Bermain dilakukan seakan-akan kegiatan itu dalam kehidupan nyata
(bermain drama).
3) Bermain lebih menfokuskan pada kegiatan atau perbuatan dari pada
hasil akhir atau produknya.
4) Bermain memerlukan interaksi dan keterlibatan anak-anak.
c. Jenis-Jenis Kegiatan Bermain
1) Bermain fungsional, kegiatan bermain yang ditandai dengan gerakan
otot yang berulang-ulang.

10
2) Bermain konstruktif, kegiatan bermain yang menggunakan objek atau
bahan tertentu untuk membentuk sesuatu, misal membangun rumah
dari balok atau kardus bekas.
3) Bermain simbolik, kegiatan bermain yang ditandai oleh kemampuan
anak untuk mempresentasikan pengalaman actual atau khayalan
melalui penggunaan beberapa objek gerakan dan bahasa (Hildayani,
dkk : 2011).
d. Manfaat Bermain Bagi Anak
Bermain bagi anak-anak mempunyai arti yang sangat penting
karena melalui bermain anak dapat menyalurkan segala keinginan dan
kepuasan, kreativitas dan imajinasinya. Berikut manfaat bermain bagi
anak usia dini (Montolalu, dkk; 2012 : 1.18-1.22)
1) Memicu kreativitas
2) Mencerdasarkan otak
3) Menanggulangi konflik
4) Melatih empati
5) Mengasah panca indra
6) Terapi
7) Melakukan penemuan
4. Balok
a. Pengertian Balok
Balok adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh 6 persegi
panjang, dimana setiap sisi persegi panjang berimpit dengan tepat satu
susu persegi panjang yang lain dan persegi panjang yang sehadap adalah
kongruen.
Menurut peneliti balok merupakan potongan kayu yang bermacam-
macam bentuk, ukuran dan warna.

b. Macam-Macam Balok
Menurut Sujiono, dkk (2011 : 8.23-8.25) berbagai kotak dan balok
yang diperkenalkan pada anak bisa dalam berbagai bentuk yaitu salah
satunya adalah kotak bangunan yang terdiri dari :
1) Persegi panjang
2) Kubus
3) Segitiga sama kaki
4) Balok panjang 12 cm
5) Kepingan bulat lubang tengah
6) Persegi panjang salah satu ujung runcing membentuk segitiga
7) Silinder panjang
8) Silinder pendek
9) Keeping bujur sangkar berlubang di tengah

11
10) Persegi panjang di tengah berlubang dua dan salah satu ujungnya
runcing dan ujung yang lainnya iris menyusut ke dalam
11) Persegi panjang lubang lima
12) Persegi panjang lubang enam
c. Fungsi Balok
Fungsi balok antara lain sebagai berikut :
1) Memperkenalkan kepada anak berbagai bentuk kotak bangun yang
bisa mereka lihat sehari-hari.
2) Mendorong anak membuat suatu dari bentuk kotak bangun sesuai
dengan daya fantasi dan kreativitas mereka.
3) Mengembangkan daya pikir dan kreativitas anak.
(Sujiono, dkk ; 2011)
d. Tahapan Bermain Balok
Ada beberapa tahap dalam bermain balok yaitu :
1) Tahap bangunan
Anak meneliti ciri-ciri fisik dari balok
2) Susunan garis lurus ke atas
Anak menyusun balok
3) Susunan garis lurus ke samping
Anak menempatkan balok-balok bersisian atau dari ujung ke ujung
dalam satu garis
4) Susunan daerah lurus ke atas
Anak membangun dengan cara menggabungkan tumpukan-tumpukan
balok atau menumpuk garis demi garis.
5) Susunan daerah mendatar
Anak mengombinasikan barisan-barisan dari balok dalam daerah
mendatar.
6) Ruang Tertutup ke Atas
Anak menempatkan dua balok sejajar yang berjarak dan
menghubungkan diantara dua balok dengan satu balok di atasnya,
membentuk lengkungan atau jembatan.
7) Ruang Tertutup Mendatar
Anak membuat bentuk seperti kotak terbuka dari empat atau lebih
balok-balok.
8) Menggunakan balok untuk membangun bangunan tiga dimensi yang
padat
9) Ruang Tertutup Tiga Dimensi
10) Menggabungkan/Mengkombinasikan Beberapa Bentuk Bangunan
11) Anak mulai memberi nama bangunan
12) Anak memberi nama satu bangunan dengan satu nama
13) Bentuk-bentuk balok diberi nama
14) Memberi nama obyek-obyek yang terpisah
15) Anak merepresentasikan ruang dalam

12
16) Obyek-obyek di dalam ditempatkan di luar
17) Representasi ruang dalam dan ruang luar secara tepat
18) Bangunan dibangun sesuai skala
19) Bangunan yang terdiri dari banyak bagian
Anak membangun secara rumit; teridir dari ruang dalam, petunjuk,
jalan, dan pengertian skala.
(https://tkittamanfirdaus.wordpress.com/2011/09/30/bermain-di-
sentra-balok/)
e. Hubungan Bermain Balok Dengan Pengembangan Kognitif
Balok merupakan alat permainan yang bermacam bentuk, ukuran
dan warna sehingga dapat meningkatkan pengetahuan anak dalam
mengenal bentuk, warna, ukuran balok serta menghubungkannya dengan
bentuk bangunan yang biasa anak lihat sehari-hari yang meningkatkan
pengetahuan anak dalam proses berpikir.
f. Manfaat Bermain Balok Bagi Anak
Ada beberapa manfaat bermain balok antara lain :
1) Anak belajar melakukan aktivitas dengan prosedur dan tahapan kerja.
2) Anak dapat belajar dan memiliki kemampuan untuk perencanaan.
3) Anak dapat terdorong dengan positif untuk bekerja dalam sebuah
struktur bersama.
4) Kemampuan anak melakukan pemetaan mendorong tumbuhnya
kemampuan simbolik, sehingga mengembangkan kemampuan
berbahasa anak.
5) Meningkatkan kemampuan anak dalam penyusunan pola.
6) Meningkatkan kemampuan kerjasama dan proses sosial anak.
7) Meningkatkan dan mempertajam kemampuan konsentrasi anak.
8) Mengembangkan kemampuan motoric halus anak pada tingkatan yang
semakin baik.
(http://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/2014/10/fungsi-dan-
manfaat-bermain-balok-block.html)

B. HIPOTESA
Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan, hipotesa yang dapat
diambil adalah : Kegiatan bermain balok dapat meningkatkan kemampuan
kognitif anak kelompok A di TK Aisyiyah Kroyo

A. SUBYEK PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian

13
Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang di inginkan. Penelitian ini dilakukan
di TK Aisyiyah Kroyo Kecamatan Karangmalang Kabupaten Sragen.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan adalah waktu berlangsungnya penelitian ini
dilaksanakan. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam 2 siklus, yaitu :
a. Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 18-21 April 2016
b. Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 25-28 April 2016
c. Setiap siklus ada 4 kali pertemuan
d. Setiap pertemuan dilaksanakan mulai pukul 07.00-10.00
3. Tema Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan tema Tanah Airku dengan sub tema
Benderaku dan Rumah Adat.
4. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah anak-anak kelompok A TK Aisyiyah Kroyo
Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen dengan jumlah 20 anak yang
terdiri dari 7 anak laki-laki dan 3 anak perempuan.

B. DEKSRIPSI RENCANA TIAP SIKLUS


1. Siklus Pertama
a. Rencana Pelaksanaan
Sebelum penelitian melaksanakan program perbaikan
pembelajaran terlebih dahulu peneliti merancang segala sesuatu yang akan
di perlukan dalam kegiatan pembelajaran, persiapan tersebut meliputi :
1) Membuat rancangan satu siklus
2) Membuat rancangan kegiatan siklus ke 1
3) Membuat rencana kegiatan harian (RKH) selama 4 hari
4) Membuat skenario perbaikan untuk 4 hari
5) Menyiapkan alat peraga
Dari kelima rencana kegiatan tersebut, pelaksanaan per-RKH ada
rincian waktu sebagai berikut :
1) Kegiatan awal 30 menit
Pada kegiatan awal dilakukan kegiatan secara rutin yaitu berbaris,
berdoa, salam, absen, membaca kalender kemudian menyanyi tanya
jawab atau bercakap-cakap yang berhubungan dengan pembelajaran
yang akan disampaikan.
2) Kegiatan inti 60 menit
Kegiatan inti merupakan pokok dari pembelajaran yang terdiri dari
kegiatan yang berhubungan dengan kemampuan kognitif, bahasa
maupun motoric halus.
3) Kegiatan akhir 30 menit

14
Kegiatan akhir diisi dengan mengevaluasi kegiatan yang telah
dilakukan seharian dengan memberi penguatan kepada anak.
Selanjutnya anak-anak diajak tepuk, bercakap-cakap, dan pesan
tentang kegiatan hari esok, kemudian ditutup dengan doa.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan :
1) Guru memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
dimana anak tetap pada posisi klasikal.
2) Guru menyiapkan alat untuk kegiatan bermain balok.
3) Guru memberikan contoh cara mengurutkan balok dari besar ke kecil
atau sebaliknya, mengelompokkan balok sesuai warna dan bentuk,
menyusun balok menjadi suatu bentuk bangunan.
4) Guru memberi kesempatan anak untuk bertanya.
5) Guru menyuruh anak untuk melaksanakan kegiatan
6) Guru mengamati dan membimbing proses kegiatan
7) Guru mengevaluasi hasil karya anak

c. Prosedur Pelaksanaan PTK


1) Penilai dan supervisor 2 sudah ada di tempat ketika kegiatan belajar
mengajar akan dimulai dan menilai kegiatan belajar ketika guru
mengadakan (KBM) penelitian.
2) Penilai dan supervisor 2 sudah membawa alat penilaian berupa APKG
1 dan 2 untuk penilai dan APKG 2 untuk supervisor 2.
d. Observasi Kegiatan
Hal yang di observasi adalah aktivitas dan kegiatan guru dalam
mengajar. Hasil observasi akan digunakan untuk masukan pada tahap
refleksi. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan pedoman
pengamatan yang berupa lembar pengamatan yang telah dibuat pada tahap
perencanaan tindakan. Cara yang digunakan untuk memperoleh data
melalui pengamatan atau observasi langsung oleh guru sebagai peneliti
beserta dua orang penilai (teman sejawat dan supervisor). Selain observasi
langsung, pengumpulan data juga dilakukan dengan dokumentasi berupa
hasil kerja anak, nilai hasil kerja anak (evaluasi), lembar-lembar
pengamatan lain seperti pengamatan kinerja guru, keaktifan siswa serta
pengamatan jalannya pembelajaran.
e. Refleksi

15
Dari hasil observasi tersebut di atas peneliti melakukan refleksi
diri. Hasil observasi didiskusikan dan dibahas kelebihan dan
kekurangannya. Kemudian melanjutkan siklus berikutnya, karena tindakan
penelitian dilaksanakan dua siklus.
Hasil pengumpulan data yang di dapat dari refleksi kemudian
dianalisis secara deskriptif. Hasil evaluasi dari siklus I disajikan dalam
tabel berikut untuk mengetahui seberapa tingkat keberhasilan anak.
Hari Hasil Jumla
Jenis Kegiatan
ke h Anak
1 Mengelompokkan balok sesuai
warnanya
2 Mengelompokkan balok sesuai
bentuk
3 Mengurutkan balok dari besar ke
kecil dan kecil ke besar
4 Menyusun balok menjadi suatu
bentuk bangunan
Keterangan :
= Belum berkembang (BB)
= Mulai berkembang (MB)
= Berkembang sesuai harapan (BSH)
2. Siklus Kedua
a. Rencana Pelaksanaan
Perencanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II ini merupakan
perbaikan dari kegiatan pembelajaran siklus I . Pada siklus II ini terlebih
dahulu guru membuat rencana kegiatan siklus II seperti siklus I, yaitu :
1) Membuat rancangan satu siklus
2) Membuat rancangan kegiatan siklus ke-2
3) Membuat rencana kegiatan harian (RKH) selama 4 hari
4) Membuat skenario perbaikan untuk 4 hari
5) Menyiapkan alat peraga
Dari kelima rencana kegiatan tersebut, pelaksanaan per-RKH ada
rincian waktu sebagai berikut :
1) Kegiatan awal 30 menit
Pada kegiatan awal dilakukan kegiatan secara rutin yaitu berbaris,
berdoa, salam, absen, membaca kalender kemudian menyanyi tanya
jawab atau bercakap-cakap yang berhubungan dengan pembelajaran
yang akan disampaikan.
2) Kegiatan inti 60 menit

16
Kegiatan inti merupakan pokok dari pembelajaran yang terdiri dari
kegiatan yang berhubungan dengan kemampuan kognitif, bahasa
maupun motoric halus.
3) Kegiatan akhir 30 menit
Kegiatan akhir diisi dengan mengevaluasi kegiatan yang telah
dilakukan seharian dengan memberi penguatan kepada anak. Selanjutnya
anak-anak diajak tepuk, bercakap-cakap, dan pesan tentang kegiatan hari
esok, kemudian ditutup dengan doa.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan :
1) Guru memberikan penjelasan tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan.
2) Guru menyiapkan alat untuk kegiatan bermain balok.
3) Guru memberikan contoh cara mengurutkan balok dari besar ke kecil
atau sebaliknya, mengelompokkan balok sesuai warna dan bentuk,
menyusun balok menjadi suatu bentuk bangunan.
4) Guru memberi kesempatan anak untuk bertanya.
5) Guru menyuruh anak untuk melaksanakan kegiatan
6) Guru mengamati dan membimbing proses kegiatan
7) Guru mengevaluasi hasil karya anak
c. Prosedur Pelaksanaan PTK
1) Penilai dan supervisor 2 sudah ada di tempat ketika kegiatan belajar
mengajar akan dimulai dan menilai kegiatan belajar ketika guru
mengadakan (KBM) penelitian.
2) Penilai dan supervisor 2 sudah membawa alat penilaian berupa APKG
1 dan 2 untuk penilai dan APKG 2 untuk supervisor 2.
d. Observasi Kegiatan
Cara yang digunakan untuk memperoleh data dalah melalui
pengumpulan data sebagai dokumentasi berupa hasil karya anak yang
akan dinilai oleh guru sebagai peneliti dan dibantu oleh 2 orang penilai.
Pengamatan juga bisa dilakukan dengan cara menilai keaktifan anak
selama melakukan kegiatan pembelajaran tersebut.
e. Refleksi
Refleksi hasil observasi dilaksanakan setelah kegiatan
pembelajaran selesai. Hasil pengumpulan data yang didapat dari refleksi
kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil evaluasi dari siklus II
disajikan dalam tabel berikut untuk mengetahui tingkat keberhasilan anak.
Hari Hasil Jumla
Jenis Kegiatan
ke h Anak

17
1 Mengelompokkan balok sesuai
warnanya
2 Mengelompokkan balok sesuai
bentuk
3 Mengurutkan balok dari besar ke
kecil dan kecil ke besar
4 Menyusun balok menjadi suatu
bentuk bangunan
Keterangan :
= Belum berkembang (BB)
= Mulai berkembang (MB)
= Berkembang sesuai harapan (BSH)

A. HASIL PERBAIKAN TIAP SIKLUS


1. Diskripsi Pra Siklus
Kondisi awal pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pra siklus
terlihat bahwa suasana belajar kurang bergairah, masih ada anak yang tidak

18
mengikuti kegiatan dan kurang memperlihatkan pembelajaran. Mereka kurang
tertarik dalam kegiatan bermain balok namun ada sebagaian anak yang sudah
mencapai hasil seperti yang diharapkan. Dari data hasil kondisi awal diperoleh
keterangan bahwa skor kemampuan bermain balok kelompok A TK Aisyiyah
Kroyo adalah dari 20 anak didik hanya 2 anak (10%) yang dapat
menyelesaikan sesuai dengan indicator yang ditentukan, 3 anak (15%) yang
hamper menyelesaikan dan 15 anak (75%) tidak mau sama sekali.
Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.1 Hasil Anak Pra Siklus
Hasil Anak Pra Siklus
Nama
No Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3 Hari Ke-4
Anak
O O O O
1 Radava O O O O
2 Ibrahim
3 Adit
4 Qomariah
5 Saryun
6 Vina O O O O
7 Nizzam O O O O
8 Silvi O O O O
9 Faidan O O O O
10 Namira O O O O
11 Khaila
12 Sabiya O O O O
13 Kirana O O O O
14 Ihsan O O O O
15 Nabila O O O O
16 Puan O O O O
17 Indy O O O O
18 Fahri O O O O
19 Putri O O O O
20 Lala O O O O
Analisis 15 3 2 15 3 2 15 3 2 15 3 2
Keterangan :
O = Belum Berkembang (BB)
= Mulai Berkembang (MB)
= Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Kemampuan Anak Pada Pra Siklus
Hasil Observasi
Hari
Jenis Kegiatan Pra Siklus
ke -
O

20
1 Mengelompokkan balok sesuai warnanya 15 3 2
2 Mengelompokkan balok sesuai bentuk 15 3 2
3 Mengurutkan balok dari besar ke kecil dan 15 3 2
kecil ke besar
4 Menyusun balok menjadi suatu bentuk 15 3 2
bangunan
Presentase 75 15 10%
% %

Grafik 4.1 Hasil Observasi Pra Siklus


16

14

12

10
Belum Berkembang
8 Mulai Berkembang
Berkembang Sesuai
6 Harapan

0
Hari Ke 1 Hari Ke 2 Hari Ke 3 Hari Ke 4

Berdasarkan grafik di atas diketahui bahwa 2 anak (10%) yang


berkembang sesuai harapan, 3 anak (15%) yang mulai berkembang dan 15
anak (75%) yang belum berkembang. Sehingga perlu di tindak lanjuti dengan
melakukan kegiatan siklus pertama.
2. Diskripsi Siklus Pertama
Tindakan siklus I dilaksanakan 4 kali pertemuan yaitu pada tanggal 18
21 April 2016. Dalam siklus I peneliti mengaplikasikan kegiatan bermain
balok pada kegiatan inti di kelas. Berikut uraian proses pembelajaran pada
siklus I yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi :
a. Perencanaan
Pada siklus I perencanaan sebelum melaksanakan penelitian
peneliti membuat rencana kegiatan pembelajaran agar dalam
pelaksanaannya dapat berhasil dengan baik dan sesuai harapan. Peneliti

21
mempersiapkan RKH yang akan dijadikan pedoman dalam melaksanakan
langkah-langkah pembelajaran, serta lembar evaluasi yang digunakan
untuk mengukur kemampuan anak.
b. Pelaksanaan
Setelah mempersiapkan RKH dan lembar evaluasi, peneliti dibantu
dengan teman sejawat sebagai observer melaksanakan tindakan perbaikan
pembelajaran bermain balok pada akhir pertemuan peneliti memberikan
review kepada anak untuk mengetahui seberapa pemahaman dan
kemampuan anak dalam kegiatan bermain balok. Pelaksanaan tindakan
kelas dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Pertemuan Pertama (RKH-1)
a) Kegiatan awal, dilakukan kegiatan rutin (berdoa, salam, absensi,
baca kalender, hafalan) ditambah bercakap-cakap tentang kegiatan
yang berhubungan dengan tema saat ini.
b) Kegiatan inti, ada 3 kegiatan yaitu mengelompokkan balok sesuai
warna, menggambar bendera, menghubungkan gambar dengan
kata.
c) Kegiatan akhir : kegiatan akhir dilakukan pengulasan dari kegiatan
yang telah dilakukan anak, berdoa, salam, pulang.

2) Pertemuan Kedua (RKH-2)


a) Kegiatan awal, dilakukan kegiatan rutin yaitu berdoa, salam,
absensi, baca kalender, hafalan ditambah tanya jawab tentang
kegiatan yang berhubungan dengan tema saat ini.
b) Kegiatan inti : ada 3 kegiatan yaitu mengelompokkan balok sesuai
bentuk, mewarnai gambar bendera, dan meniru tulisan bendera.
c) Kegiatan akhir : pengulasan kegiatan sehari yang telah dilakukan,
berdoa, salam, pulang.
3) Pertemuan Ketiga (RKH-3)
a) Kegiatan awal, dilakukan kegiatan rutin yaitu berdoa, salam,
absensi, baca kalender, tanya jawab kegiatan yang berhubungan
dengan tema saat ini.
b) Kegiatan inti : ada 3 kegiatan yaitu mengurutkan balok dari besar
ke kecil dan kecil ke besar, mencocok bentuk bendera dan

22
membedakan kata kata yang mempunyai suku kata awal yang
sama misal garuda gapura, bendera benteng.
c) Kegiatan akhir : pengulasan kegiatan sehari yang telah dilakukan,
berdoa, salam, pulang.
4) Pertemuan Keempat (RKH-4)
a) Kegiatan awal : dilakukan kegiatan rutin yaitu berdoa, salam,
absensi, baca kalender, tanya jawab tentang kegiatan yang
berhubungan dengan tema saat ini.
b) Kegiatan inti : ada 3 kegiatan yaitu menyusun balok menjadi suatu
bentuk bangunan, mewarnai gambar bendera, menebalkan tulisan
merah putih.
c) Kegiatan akhir : pengulasan kegiatan sehari yang telah dilakukan,
berdoa, salam, pulang.
Berdasarkan hasil keseluruhan kegiatan proses pembelajaran
menghasilkan data dari anak sebagai berikut :

Tabel 4.4 Hasil Pembelajaran Anak pada Siklus I


Hasil Anak Pra Siklus
Nama
No Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3 Hari Ke-4
Anak
O O O O
1 Radava
2 Ibrahim
3 Adit
4 Qomariah
5 Saryun
6 Vina O O O O
7 Nizzam O O O O
8 Silvi
9 Faidan
10 Namira
11 Khaila
12 Sabiya O
13 Kirana
14 Ihsan
15 Nabila
16 Puan O O O O
17 Indy O O O O
18 Fahri O O O O
19 Putri O O O
20 Lala O O O O

23
Analisis 7 6 7 6 7 7 8 5 7 7 6 7
Keterangan :
O = Belum Berkembang (BB)
= Mulai Berkembang (MB)
= Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

Tabel 4.4 Hasil Evaluasi Kemampuan Anak Pada Pra Siklus I


Hari Hasil Observasi Pra Siklus
Jenis Kegiatan
ke - O
1 Mengelompokkan balok sesuai 7 (35%) 6 (30%) 7 (35%)
warnanya
2 Mengelompokkan balok sesuai 6 (30%) 7 (35%) 7 (35%)
bentuk
3 Mengurutkan balok dari besar ke 8 (40%) 5 (25%) 7 (35%)
kecil dan kecil ke besar
4 Menyusun balok menjadi suatu 7 (35%) 6 (30%) 7 (35%)
bentuk bangunan

Grafik 4.4 Peningkatan Kemampuan Anak Siklus I


20
18
16
14
12 Belum Berkembang
10 Muali Berkembang
Berkembang Sesuai
8 Harapan
6
4
2
0
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4

24
c. Observasi
Hasil yang diperoleh anak dalam siklus I adalah sebagai berikut :
1) Hari ke-1 dari 20 anak, 7 anak (35%) berkembang sesuai harapan, 6
anak (30%) mulai berkembang dan 7 anak (35%) belum berkembang
2) Hari ke-2 dari 20 anak, 7 anak (35%) berkembang sesuai harapan, 7
anak (35%) muai berkembang, 6 anak (30%) belum berkembang.
3) Hari ke-3 dari 20 anak, 7 anak (35%) berkembang sesuai harapan, 5
anak (25%) mulai berkembang dan 8 anak (40%) belum berkembang
4) Hari ke-4 dari 20 anak, 7 anak (35%) berkembang sesuai harapan, 6
anak (30%) mulai berkembang, dan 7 anak (35%) belum berkembang.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I yang dilaksanakan
dalam 4 kali pertemuan dapat diketahui bahwa tingkat keaktifan guru dan
anak dikategorikan cukup. Setelah mengkaji peningkatan kegiatan
pembelajaran dan menyesuaian dengan indikator maka peneliti merubah
kegiatan pada siklus II agar pelaksanaannya lebih efektif. Dari hasil
observasi dan evaluasi pad anak yang telah peneliti lakukan terdapat
beberapa hal yang masih harus diperbaiki.

3. Diskripsi Siklus II
Siklus II dilaksanakan 4 kali pertemuan pada tanhgal 25-28 April
2016. Pada siklus II ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan refleksi yang diuraikan sebagai berikut :
a. Perencanaan
Pada siklus II, perencanaan penelitian dimulai dari penyusunan
RKH kemudian menyiapkan lembar evaluasi.

25
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II dapat di uraikan sebagai
berikut :
1) Pertemuan Pertama (RKH 5)
a) Kegiatan awal : dilakukan kegiatan rutin yaitu berdoa, salam,
absensi, baca kalender dan tanya jawab kegiatan yang
berhubungan dengan tema ini.
b) Kegiatan inti : ada 3 kegiatan yaitu mengelompokkan balok sesuai
warna (hijau, merah, biru), melipat bentuk rumah, menebalkan
tulisan rumah adat.
c) Kegiatan akhir : pengulasan kegiatan sehari yang telah dilakukan,
berdoa, salam, pulang.
2) Pertemuan Kedua (RKH 6)
a) Kegiatan awal : dilakukan kegiatan rutin yaitu berdoa, salam,
absensi, baca kalender dan tanya jawab kegiatan yang
berhubungan dengan tema ini.
b) Kegiatan inti : mengelompokkan bentuk-bentuk balok (segitiga,
kubus, balok), mewarnai gambar rumah adat jawa, menirukan
kalimat sederhana (rumah adat jawa).
c) Kegiatan akhir : pengulasan kegiatan sehari yang telah dilakukan,
berdoa, salam, pulang.
3) Pertemuan Ketiga (RKH 7)
a) Kegiatan awal : dilakukan kegiatan rutin yaitu berdoa, salam,
absensi, baca kalender, hafalan, tanya jawab kegiatan yang
berhubungan dengan tema saat ini.
b) Kegiatan inti : mengelompokkan bentuk-bentuk balok (segitiga,
kubus, balok), mewarnai gambar rumah adat jawa, menirukan
kalimat sederhana (rumah adat jawa).
c) Kegiatan akhir : pengulasan kegiatan sehari yang telah dilakukan,
berdoa, salam, pulang.
4) Pertemuan Keempat (RKH 8)
a) Kegiatan awal : kegiatan rutin yaitu berdoa, salam, absensi, baca
kalender, hafalan, tanya jawab kegiatan yang berhubungan dengan
tema saat ini.
b) Kegiatan inti : menyusun balok menjadi suatu bangunan (rumah)
menggunting rumah adat sunda, melakukan 2 3 perintah secara
berurutan dengan benar.

26
c) Kegiatan akhir : pengulasan kegiatan sehari, berdoa, salam,
pulang.
Berdasarkan hasil keseluruhan kegiatan proses pembelajaran
menghasilkan data sebagai berikut :
Tabel 4.5 Hasil Pembelajaran Anak Pada Siklus II
Hasil Anak Pra Siklus
Nama
No Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3 Hari Ke-4
Anak
O O O O
1 Radava
2 Ibrahim
3 Adit
4 Qomariah
5 Saryun
6 Vina
7 Nizzam
8 Silvi
9 Faidan
10 Namira
11 Khaila
12 Sabiya
13 Kirana
14 Ihsan
15 Nabila
16 Puan
17 Indy
18 Fahri
19 Putri
20 Lala
Analisis 0 4 16 0 3 17 0 2 18 0 4 17
Keterangan :
O = Belum Berkembang (BB)
= Mulai Berkembang (MB)
= Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
Berdasarkan hasil keseluruhan kegiatan proses pembelajaran
menghasilkan data sebagai berikut :
Tabel 4.6 Hasil Peningkatan Kemampuan Anak Pada Pra Siklus II
Hari Hasil Observasi Pra Siklus
Jenis Kegiatan
ke - O
1 Mengelompokkan balok sesuai 0 4 (20%) 16 (80%)
warnanya
2 Mengelompokkan balok sesuai 0 3 (15%) 17 (85%)

27
bentuk
3 Mengurutkan balok dari besar ke 0 2 (10%) 18 (90%)
kecil dan kecil ke besar
4 Menyusun balok menjadi suatu 0 3 (15%) 17 (85%)
bentuk bangunan

Grafik 4.3 Peningkatan Kemampuan Anak Siklus II


20
18
16
14
12 Belum Berkembang
10 Muali Berkembang
Berkembang Sesuai
8 Harapan
6
4
2
0
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4

c. Observasi
Hasil yang diperoleh anak dalam siklus II adalah sebagai berikut :
1) Hari ke 1 dari 20 anak, 16 anak (80%) berkembang sesuai harapan,
dan 4 anak (20%) mulai berkembang.
2) Hari ke 2 dari 20 anak, 17 anak (85%) berkembang sesuai harapan
dan 3 anak (15%) mulai berkembang.

28
3) Hari ke 3 dari 20 anak, 18 anak (90%) berkembang sesuai harapan
dan 2 anak (10%) mulai berkembang.
4) Hari ke 4 dari 20 anak, 17 anak (85%) berkembang sesuai harapan
dan 3 anak (15%) mulai berkembang
d. Refleksi
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada siklus II yang
dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan dapat diketahui bahwa tingkat
keaktifan guru dan siswa dikategorikan cukup. Anak-anak tertarik dalam
mengikuti kegiatan bermain balok dan anak-anak lebih aktif dalam
mengikuti kegiatan tersebut.

B. PEMBAHASAN ANTAR SIKLUS


Berdasarkan pelaksanaan siklus pertama pada hari pertama anak-anak
terlihat malas dan bosan dalam kegiatan bermain balok. Pada hari kedua anak-
anak belum begitu tertarik dengan kegiatan, masih ada anak yang berlari kesana-
kemari. Pada hari ketiga anak mulai tertarik dengan kegiatan. Sedangkan pada
hari ke 4 sudh ada peningkatan meskipun kurang maksimal.
Pada siklus kedua, hari pertama anak-anak mengikuti pembelajaran
meskipun masih ada anak yang tidak mau. Pada hari kedua anak-ank mulai asyik
dalam kegiatan pembelajaran meskipun ad anak yang tidak mau menyelesaikan
kegiatan. Pada hari ketiga terlihat anak-anak tertarik dan merasa senang dengan
kegiatan bermain balok, anak-anak mulai aktif dalam kegiatan bermain balok.
Dan pada hari ke empat anak-anak melakukan kegiatan dengan baik, anak merasa
senang dan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Tabel 4.7 Data Perbandingan Antara Pra Siklus Perbaikan Siklus I


dan Perbaikan Siklus II
No Perbaikan Pembelajaran Hari Hasil Observasi

29
O
1 Pra Siklus Ke 1 15 (75%) 3 (15%) 2 (10%)
Ke 2 15 (75%) 3 (15%) 2 (10%)
Ke 3 15 (75%) 3 (15%) 2 (10%)
Ke 4 15 (75%) 3 (15%) 2 (10%)
2 Siklus I Ke 1 7 (35%) 6 (30%) 7 (35%)
Ke 2 6 (30%) 7 (35%) 7 (35%)
Ke 3 8 (40%) 5 (25%) 7 (35%)
Ke 4 7 (35%) 6 (30% 7 (35%)
3 Siklus II Ke 1 0 4 (20%) 16 (80%)
Ke 2 0 3 (15%) 17 (85%)
Ke 3 0 2 (10%) 18 (90%)
Ke 4 0 3 (15%) 17 (85%)
Keterangan :
O = Belum Berkembang (BB)
= Mulai Berkembang (MB)
= Berkembang Sesuai Harapan (BSH)

Dari tabel di atas dapat digambarkan diagram sebagai berikut :


Grafik 4.4 Perbandingan Antara Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
20
18
16
14
12
10 Belum Berkembang
8 Mulai Berkembang
Berkembang Sesuai
6 Harapan
4
2
0

30
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis pada kegiatan
pembelajaran dengan media balok pada anak kelompok A TK Aisyiyah Kroyo,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembelajaran dengan media balok dapat meningkatkan kemampuan kognitif
anak.
2. Penjelasan dan peragaan guru akan mudah dipahami anak bila anak diberi
kesempatan untuk bertanya.
3. Kemampuan kognitif anak dengan bermain balok dapat ditingkatkan dengan
memberi motivasi dan media yang bervariasi.
4. Kegiatan pembelajaran tidak akan membosankan bila dilakukan dengan
situasi yang menyenangkan bagi anak.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan dari pelaksanaan observasi kemampuan kognitif
anak dengan kegiatan bermain balok pada kelompok A TK Aisyiyah Kroyo, maka
dapat di temukan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Guru dalam menjelaskan materi kepada anak hendakya memberi
kesempatan anak untuk bertanya.
b. Guru memberi motivasi belajar pada setiap kegiatan pembelajaran.
c. Guru hendaknya menggunakan media dan metode yang sesuai minat anak,
dan jangan membiarkan anak melakukan kegiatan pembelajara tanpa
bimbingan.
2. Bagi Sekolah
a. Proses kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dengan
rancangan kegiatan
b. Tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal sesuai indikator.
c. Kualitas pembelajaran semakin meningkat.
DAFTAR PUSTAKA

31
Aisyah, Siti, dkk. (2004). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak
Usia Dini. Jakarta : Universitas Terbuka

Hartati, Sofia. (2005). Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini. Jakarta : Dikti
Depdiknas

Hildayani, Rini, dkk. (2011). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : Universitas


Terbuka

http://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/2014/10/funsgi-dan-manfaat-bermain-
balok-block.html

http://tkittamanfirdaus.wordpress.com/2011/09/30/bermain-di-sentra-balok/

Montolalu, B.E.F, dkk. (2012). Bermain dan Permainan Anak. Jakarta : Universitas
Terbuka

Sujiono, Yuliani Nuraini, dkk. (2011). Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta :


Universitas Terbuka

Tedjasaputra, M.S. (2003). Bermain, Mainan dan Permainan : Untuk Pendidikan


Usia Dini. Jakarta : Grasindo

31

You might also like