You are on page 1of 7

Anatomi Sistem Sensorik

1. 1. Anatomi dan fisologi sistim sensorik OLEH : Yesi kartika Amd.Kep Dosen
Pembimbing : ELMI S.Kep M.Kep

2. 2. A. Definisi Sistem Sensorik Sistem sensoris adalah sistem penghantaran rangsangan


dari perifer (reseptor) ke pusat (otak). Manusia tidak dapat mempertahankan hidupnya
jika ia tidak tahu adanya bahaya yang mengancam atau menimpa dirinya. Adanya bahaya
dapat diketahui dengan jalan melihat, mendengar, mencium, dan merasakan rasa-nyeri,
rasa-raba, rasa-panas, rasa-dingin, dan sebagainya. Inilah yang disebut sebagai sistem
sensorik.

3. 3. B. Apresiasi Sensasi pada Otak Daerah utama apresiasi sensasi adalah talamus dan area
sensorik. Talamus adalah stasiun pemancar rangsangan sensorik. Organ ini menerima
impuls yang datang dari medula spinalis dan dari serebelum dan mengirimkan impuls
kearea sensorik pada lobus parietalis dan lobus lain. Area sensorik merupakan tempat
tujuan serat yang berasal dari talamus, berada pada girus postsentralis lobus parietal.
Kecuali panas, dingin dan nyeri berderajat tinggi, impuls sensorik diapresiasikan disana.
(Ethel Sloane, 2003)

4. 4. C. Reseptor pada Sistem Sensorik 1. Klasifikasi reseptor sensorik Reseptor sensorik


berperan untuk mentransduksi stimulus lingkungan menjadi impuls saraf. Reseptor ini
dapat diklasifikasi berdasarkan sumber stimulus yang mempengaruhi ujung reseptor,
jenis sensasi yang terdeteksi reseptor, distribusi reseptor, atau ada-tidaknya lapisan pada
ujung reseptor. a. Sumber (lokasi) sensasi a) Eksteroseptor b) Proprioseptor c)
interoseptor

5. 5. b. Jenis sensasi yang terdeteksi Mekanoreseptor Termoreseptor Reseptor nyeri


(nosiseptor) Fotoreseptor Kemoreseptor

6. 6. c. Distribusi reseptor 1. Penginderaan umum 2. Penginderaan khusus d. Ujung reseptor


sensorik 1. Ujung saraf bebas 2. Ujung saraf berkapsul (Ethel Sloane, 2003)

7. 7. D. MATA DAN INDRA PENGLIHATAN Mata adalah sistem optik yang


memfokuskan berkas cahaya pada sfotoreseptor, yang mengubah energi cahaya menjadi
impuls saraf.

8. 8. a. Struktur aksesori mata 1. Orbita 2. Otot mata 3. Alis mata 4. Fisura palbebral, 5.
Kantus medial 6. Karunkel 7. Konjungtiva 8. Lempeng tarsal 9. Aparatus lakrimal

9. 9. b. Struktur mata 1. Lapisan terluar yang keras pada bola mata adalah tunika fibrosa.
Bagian posterior tunika fibrosa adalah sklera opaque yang berisi jaringan ikat fibrosa
putih. a) Sklera memberi bentuk pada bola mata dan memberikan tempat perlekatan
untuk otot ekstrinsik. b) Kornea adalah perpanjangan antrior yang transparan pada sklera
di bagian depan mata. Bagian ini mentransmisi cahaya dan memfokuskan berkas cahaya.
10. 10. 2. Lapisan tengah bola mata disebut tunika vaskuler (uvea), dan tersusun dari koroid,
badan siliaris, dan iris. a) Lapisan koroid adalah lapisan yang sangat terpigmentasi untuk
mencegah refleksi internal berkas cahaya. Bagian ini juga sangat tervaskularisasi untuk
memberikan nutrisi pada mata, dan elastik sehingga dapat menarik ligamen suspensori. b)
Badan siliaris, suatu penebalan di bagian anterior lapisan koroid, mengandung pembuluh
darah dan otot silliaris. Otot melekat pada ligamen suspensorik, tempat perlekatan lensa.
c) Iris, perpanjangan sisi anterior koroid, merupakan bagian mata yang berwarna bening.
Bagian ini terdiri dari jaringan ikat dan otot radialis serta sirkularis, yang berfungsi untuk
mengendalikan diameter pupil. d) Pupil, adalah ruang trbuka yang bulat pada iris yang
harus dilalui cahaya untuk dapat masuk ke interior mata.

11. 11. 3. Lensa adalah struktur bikonveks yang bening tepat di belakang pupil. Elastisnya
sangat tinggi, suatu sifat yang akan menurun seiring proses penuaan. 4. Rongga mata.
Lensa memisah interior mata menjadi dua rongga; rongga anterior dan rongga posterior.
a) Rongga anterior terbagi menjadi dua ruang. Ruang anterior Ruang tersebut berisi
aqueous humor Tekanan intraokular b) Rongga posterior

12. 12. 5. Retina, lapisan terdalam a) Lapisan terpigmentasi luar b) Lapisan jaringan saraf
dalam (optikal 1) Sel batang dan kerucut 2) Neuron bipolar 3) Sel gangion 4) Sel
horizontal dan sel amakrin 5) Cahaya masuk melalui lapisan ganglion, lapisan bipolar,
dan badan sel batang dan kerucut c) Bintik buta d) Jalur visual ke otak e) Fovea f) Lutea

13. 13. E. Karakteristik optik mata a. Refraksi adalah defleksi, atau pembelokan, berkas sinar
saat melewati salh satu medium Menuju medium lain yang memiliki densitas optik
berbeda. Semakin konveks suatu permukaan, maka akan semakin refraktif dayanya. 1.
Kornea bertanggung jawab untuk sekitar 70% daya refraktif dan merupakan alat
*penyesuaian kasar* pada mata. 2. Lensa berperan dalam sebagian besar aktivitas
refraksi yang tersisa dan merupakan alat *penyesuaian halus* pada mata. 3. Cairan
aquosus dan vitreus bertanggung jawab untuk refraksi minimal.

14. 14. F. Fisiologi penglihatan a. Rodopsin (visual ungu) adalah pigmen yang terkandung
dalam sel batang yang memiliki dua sub-unit. 1. Retina disebut juga retina atau
retinaldehid, di sintesis dari Vit A. zat ini ada dalam dua bentuk isomer; sebuah 11-cis-
retinal bengkok dan sebuah all- trans retinal lurus. 2. Opsin, atau skotopsin, adalah
protein dalam ikatan kimia lemah dengan 11-cis-retinal. b. Pemutihan rodopsin dari ungu
menjadi merah muda di saat cahaya masuk ke retina. Cahaya menyebabkan 11-cis-retinal
yang berikatan dengan opsin berubah bentuk menjadi bentuk all-trans, sehingga bentuk
tersebut terlepas dari opsin.

15. 15. c. Resintesis rodopsin terjadi dalam gelap, yaitu saat semua all-trans retinal diubah
kembali menjadi 11-cis-retinal dan berikatan dengan opsin. Reaksi ini membutuhkan
Energi dan Enzim. d. Sel batang berfungsi dalam intensitas karenanya reaksi pemutihan
hanya membutuhkan sedikit cahaya.

16. 16. e. Adaptasi terhadap gelap dan terang adalah penyesuaian penglihatan secara
otomatisterhadap intensitas cahaya yang memasuki retina saat bergerak dari tempat gelap
ketempat terang atau sebaliknya. 1. Waktu yang di buthkan adaptasi terhadap kegelapan
(kemampuan melihat dalam cahaya redup) sebagian di tentukan dari waktu yang di
butuhkan untuk merisintesis dan mengumpulkan cadangan rodopsi. 2. Dalam cahaya
terang, semua rodopsi yang ada akan terurai dengan cepat da hanya tersisa sedikit untuk
membentuk potensial aksi dalam sel batang; mata disebut beradaptasi dengan terang.
Waktu yang dibutuhkan untuk adaptasiterang dari cahaya remang adalah sekitar 20 menit.
3. Sintesis rodopsin dan iodopsin (pigmen pada sel kerucut) membutuhkan pitamin
A,suatu prekusor untuk retinal.

17. 17. 4. Kekurangan asupan Vitamin A dapat menyebabkan abnormalitas penglihatan akibat
degenerasi sel batang dan kerucut. a) Rabun senja, suatu kondisi yang sensitifitasnya
terhadap cahaya berkurang, biasanya terjadi pada tahap awal defisiensi Vitamin A. Hal ini
paling jelas terlihat pada malam hari ketika hanya ada sedikit cahaya untuk penglihatan
yang adekuat. b) Defisiensi Vitamin A perpanjangan juga mempengaruhi selkerucut.
Pengobatan dengan Vitamin A dapat mengembalikan fungsi retinal jika sel batang dan sel
kerucut belum rusak. c) Vitamin B juga berperan penting untuk mendukung fungsi
sempurna retina dan semua jaringan saraf 5. Adaptasi terhadap gelap dan terang juga
melibatkan refleks pupilaris, untuk menentukan banyak sedikitnya cahaya yang
memasuki bagian interior mata.

18. 18. 6. Penglihatan warna a) Setiap mata mengandung 6 sampai 7 juta selkerucut bipolar
yang bertanggung jawab untuk kejelasan pandangan dan penglihatan warna. b)
Selkerucut mengandung iodopsin, yaitu retina yang terikat pada opsin yang berbeda
dengan opsin dalam sel batang. c) Iodopsin ini bias saja bersifat sensitive-biru, sensitive-
merah, atau sensitive-hijau, sehingga setiap sel kerucut memilikisensitifitas selektif untuk
membedakan warna. d) Proses dekomposisi pigmen dalam sel batang untuk membentuk
potensial aksi juga terjadi dalam sel kerucut. Karena pigmen lodopsin tidak merespon
dalam cahaya yang redup, maka sel kerucut dapat berfungsi hanya dalam cahaya yang
terang.

19. 19. Mekanisme indera penglihatan Sumber cahaya Masuk ke mata melalui kornea,
Kemudian Melewati pupil yang lebarnya diatur oleh iris, Dibiaskan oleh lensa kemudian
Terbentuk bayangan di retina yang bersifat nyata, terbalik, diperkecil. Lensa bertugas
memfokuskan cahaya yang memasuki mata pada lapisan retina, kemudian Sel-sel batang
dan sel kerucut meneruskan sinyal cahaya melalui saraf optik dan dikrimkan ke otak,
untuk memberikan pesan tentang keberadaan cahaya, dan kekuatan cahaya. Lalu otak
mengirim balik sinyal dan memerintahkan sejauh mana otot disekitar iris harus mengerut.
Barulah bayangan yang ketika mengenai mata berwujud seperti foto, cahaya ini
meneruskan perjalanannya dalam bentuk sinyal listrik. Sinyal ini berisi informasi visual
objek di luar mata.

20. 20. G. TELINGA INDERA PENDENGARAN DAN EKUILIBRIUM a. Struktur telinga.


Telinga terbagi menjadi bagian tengah, luar, dan dalam 1. Telinga luar terdiri dari
pinna,atau aurikula, yaitu daun kartilago yang menangkap gelimbang bunyi
danmenjalarkan nya ke kanal auditori eksternal (meatus) suatu lintasan panjang sempit
yang berukuran sekitar 2,5 cm yang merentang dari aurikula sampai menran timpani. 2.
Membrane timpani (gendang telinga) adalh perbatasan telinga tengah. a) Membrane
timpani berbentuk kerucut dan di lapisi kulit pada permukaan eksternal dan membrane
mukosa pada permukaan internal. b) Membrane ini memisahkan telinga luar dan telinga
tengah, dan memiliki tegangan, ukuran, dan ketebalan sesuai untuk menggetarkan
gelombang bunyi secara mekanis.

21. 21. 3. Telinga tengah terletak di rongga berisi udara dalam bagian petrosus tulang
temporal. 4. Osikel auditori, dimana sesuai bentuknya, terdiri dari maleous (martil), inkus
(anvil),stapes (sanggurdi), tulang-tulang ini mengarahkan getaran dari membrane timpani
ke fenestra vestibule, yang memisahkan telinga tengah dari telinga dalam a) Otot
stapedius melekat pada stapes, yang ukurannya sesuai dengan fenestra vestibuli ival, dan
menariknya ke arah luar. Otot tensol timpani melekat pada bagian pegangan meleus, yang
berada pada membran timpani, dan menarik fenestra vestibuli ke arah dalam. b) Bunyi
yang keras mengakibatkan suatu reflek yang menyebabkan kontraksi kedua otot, yang
berfungsi sebagai pelindung untuk meredam bunyi.

22. 22. 4. Telinga dalam (internal) berisi cairan dan terletak pada tulang temporal, di sisi
medial telinga tengah.Telinga dalam tediri dari dua bagian; labirin tulang dan labirin
membranosa di dalam labirin tulang. a) Labirin tulang adalah ruang berliku berisi
perilimfe, suatu cairan yang menyerupai cairan serebrospinalis. Bagian ini melubangi
bagian petrosus tulang temporal dan terbagi menjadi tiga bagian: vestibula, saluran
semisirkular,dan koklea berbentuk seperti siput. 1) Vestibula adalah bagian sentral labirin
tulang yang menghubungkan saluran semisirkular dengan koklea. 2) Dinding lateral
vestibula mengandung fenestra vestubuli dan fenestra cochleae, yang berhubungan
dengan telinga tengah. 3) Membran melapisi fenestra untuk mencegah keluarnya cairan
perlimfe. b). Rongga tulang saluran semisirkular menonjol dari bagian posterior
vestibula. 1) Saluran semisirkular anterior dan posterior mengarah pada bidang vertikal,
di setiap sudut kanannya. 2) Saluran semisirkular lateral terletak horizontal dan pada
sudut kanan kedua saluran diatas. Koklea mengandung reseptor pendengaran.

23. 23. b. Labirin membranosa adalah serangkaian tuba berongga dan kantong yang terletak
di dalam labirin tulang dan memiliki kontur labirin tersebut. Bagian ini mengandung
cairan endolimfe, cairan yang menyerupai cairan interselular. 1. Labirin membranosa
dalam regia vestibula merupakan lokasi awal dua kantong, utrikulus dan sakulus yang di
hubungkan dengan duktus endolimfe sempit dan pendek. 2. Duktus semisirkular yang
berisi endolimfe terletak dalam saluran semisirkular pada labirin tulang yang
mengandung perlimfe. 3. Setiap duktus semisirkular, utrikulus dan sakulus mengandung
reseptor untuk ekuilibrium statis dan ekuilibrium dinamis. 4. Utrikulus terhubung dengan
duktus semisirkular; sedangkan sakulus terhubung dengan duktus koklear dan koklea.

24. 24. c. Koklea dan fisiologi pendengaran 1. Koklea membentuk dua setengah putaran di
sekitar inti tulang sentral, modiolus yang mengandung pembuluh darah dan serabut saraf
cabang koklear dari saraf vestibulokoklear (VIII). Sekat membagi koklea menjadi tiga
saluran terpisah a) Duktus koklear atau skala media, yang merupakan bagian labirin
membranosa yang terhubung ke sakulus, adalah saluran tengah yang berisi cairan
endolimfe. b) Dua bagian labirin tulang yang terletak di atas dan di bawah skala media
adalah skala vestibuli dan skala timpani. Kedua skala tersebut mengandung c) Skala
media berisi organ Corti yang terletakpada membran basilar.

25. 25. 2. Gelombang bunyi (getaran) memasuki meatus auditori eksternal dan membentuk
getaran dalam membran timpani. Getaran kemudian menjalar di sepanjang osikel telinga
menuju fenestra vestibuli, mendorongnya masuk dan membentuk gelombang tekanan
pada perlimfe skala vestibuli yang tidak dapat terkompresi. 3. Gelombang tekanan dalam
skala vestibuli menjalar sampai ke skala timpani dan menyebabkan fenestra cochleae
menonjol ke luar. 4. Getaran yang dihantarkan cairan juga menyebabkan gelombang getar
pada membran basilar, dengan luas gerakan yang berbeda sesuai dengan amplitudo dan
frekuensi (kekuatan) getaran. 5. Sel-sel rambut melengkung akibat gerakan membran
basilar, hal ini kemudian akan memicu impuls saraf. 6. Jalur saraf. Serabut saraf koklear
bersinapsis dalam medula dan dalam otak tengah untuk berasenden menuju korteks
auditori, yang terletak jauh di dalam fisura lateral hemisfer serebral.

26. 26. d. Ekuilibrium dan sparatus vestibular. Aparatus vestibular adalah istilah yang dipakai
untuk utrikulus, sakulus, dan duktus semisirkular, yang mengandung reseptor untuk
ekuilibrium dan keseimbangan. 1. Ekuilibrium statis 2. Jalur saraf untuk indera
ekuilibrium 3. Ekuilibrium dinamis adalah kesadaran akan posisi kepala saat merespons
gerakan angular atau rotasi.

27. 27. Mekanisme pendengaran Sinyal suara memasuki saluran telinga dan variasi
tekanan yang dihasilkannya menekan gendang telinga. Karena sisi bagian dalam dari
gendang telinga mempunyai tekanan yang nilainya dijaga konstan maka gendang telinga
akan bergetar. Getaran dari gendang telinga disalurkan pada tiga rangkaian tulang
yaitu; martil, incus dan stapes. Mekanisme ini dirancang untuk mengkopel variasi suara
dari udara luar ke telinga bagian dalam. Karena luas permukaan penampang yang ditekan
stapes lebih kecil dari luas penampang gendang telinga maka tekanan suara yang sampai
ke telinga bagian dalam bertambah besar. Cairan pada cochlea bergetar dengan
frekuensi yang sama dengan gelombang yang datang. Basilar membrane kemudian
memisahkan sinyal berdasarkan frekuensinya. Syaraf yang berada pada mambran
kemudian mendeteksi posisi terjadinya resonansi yang juga akan menentukan frekuensi
suara yang datang.

28. 28. e. GUSTASI INDERA PENGECAP 1. Struktur kuncup pengecap a) Reseptor untuk
pengecapan adalah kuncup pengecap, suatu kemoreseptor yang terletak terutama di lidah,
tetapi juga terdapat pada palatum lunak dan epiglotis. b) Kuncup pengecap terdapat pada
tonjolan lidah disebut papila. c) Masing-masing kuncup pengecap merupakan
sekumpulan sel penunjang dan sel sensorik yang memiliki rambut dan menonjol
membentuk pori-pori.

29. 29. 2. Fungsi kuncup pengecap a) Substansi yang di rasakan harus berbentuk cairan atau
larut dalam saliva. b) Kuncup mengencap bekerja sama dengan reseptor padarambut
pengecap. Hal tersebut akan menstimulasi dendrite sensorik yang berpilin di sekitarsel-
sel sensorik dan mengakibatkat impul saraf, yang kemudian di transmisi di sepanjang
saraf fasial (CN VII) dan saraf glosofaringeal (CN IX) melalui jalur pengecap menuju
insula korteks serebelar.

30. 30. 3. Sensasi rasa a) Kuncup pengecap yang sensitif terhadap rasa manis terletak di
ujung lidah. b) Substansi asam di rasakan terutama di bagian samping lidah. c) Substansi
asin dapat dirasakan pada seluruh area lidah, tetapi reseptornya terkumpul dibagian
samping lidah. d) Substansi pahit akan menstimulasi kuncup pengecap di bagian
belakang lidah.

31. 31. Mekanisme pengecapan Seperti halnya indera yang lain, pengecapan merupakan
hasil stimulasi ujung saraf tertentu. Pada manusia, ujung saraf pengecap berlokasi di
kuncup-kuncup pengecap pada lidah. Di dalam satu papila terdapat banyak kuncup
pengecap (taste bud) yaitu suatu bangunan berbentuk bundar yang terdiri dari 2 jenis sel,
yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap sebagai reseptor. Setiap sel pengecap
memiliki tonjolan-tonjolan seperti rambut yang menonjol keluar taste bud melalui taste
pore (lubang). Dengan demikian zat-zat kimia yang terlarut dalam cairan ludah akan
mengadakan kontak dan merangsang sel-sel kemudian timbul lah impuls yang akan
menjalar ke syaraf no VII dan syaraf IX otak untuk diteruskan ke thalamus dan berakhir
di daerah pengecap primer di lobus parietalis untuk kemudian diinterpretasikan.
Makanan yang dikunyah bersama air liur memasuki kuncup pengecap melalui pori-pori
bagian atas. Di dalam makanan akan merangsang ujung saraf yang mempunyai rambut
(Gustatory hair). Dari ujung tersebut pesan akan dibawa ke otak, kemudian
diinterpretasikan dan sebagai hasilnya kita dapat mengecap makanan yang masuk ke
dalam mulut kita.

32. 32. 4. OLFAKSI; INDERA PENCIUMAN a) Kemoreseptor olfaktori adalah neuron


khusus yang terletak pada epithelium olfaktori di langit-langit rongga nasal. b) Evitalium
olfaktori mengandung sel penunjang, sel basal, dan sel olfaktori, yang merupakan neuron
bipolar dendrite yang berakhir pada rambut halus olfaktori yang menonjol ke dalam
mucus yang melapisi rongga nasal. c) Mekanisme stimulasi sel-selolfaktori melalui bau
tidak diketahui dengan lengkap. Depolarisasi terjadi dan mengakibatkan potensial aksi
yang di hantarkan di sepanjang serabut saraf olfaktori sampai ke bulbus olfaktori dan area
olfaktori dalam korteks serebral. d) Reseptor olfaktori mengadaptasi bau dengan cepat;
ada kemungkinan untuk tidak sadar terhadap bau yang menyengat setelah satu menit.

33. 33. Mekanisme penciuman Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir yang
mengandung sel- sel pembau. Pada sel-sel pembau terdapat ujung-ujung saraf pembau
atau saraf kranial (nervus alfaktorius) Selanjutnya akan bergabung membentuk
serabut-serabut saraf pembau untuk menjalin dengan serabut-serabut otak (bulbus
olfaktorius). Zat-zat kimia tertentu berupa gas atau uap masuk bersama udara inspirasi
mencapai reseptor pembau. Zat ini dapat larut dalam lendir hidung, sehingga terjadi
pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit. Kemudian timbul impuls yang
menjalar ke akson-akson. Beribu-ribu akson bergabung menjadi suatu bundel yang
disebut saraf I otak (olfaktori). Saraf otak ke I ini menembus lamina cribosa tulang
ethmoid masuk ke rongga hidung kemudian bersinaps dengan neuron-neuron tractus
olfactorius dan impuls dijalarkan ke daerah pembau primer pada korteks otak untuk
diinterpretasikan.

082244304117

You might also like