You are on page 1of 12

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN

LABA PADA PERUSAHAAN PABRIK GULA NGADIREDJO KEDIRI

Wahyuning Setio Kurnianti (0910220186)


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang

Dosen Pembimbing:
Djumahir
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang

Abstrak :
Skripsi ini berjudul Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan
Laba pada Perusahaan Pabrik Gula Ngadiredjo Kediri. Pabrik Gula Ngadiredjo
Kediri merupakan salah satu Unit Usaha dari PT. Perkebunan Nusantara X
(Persero) yang bergerak dibidang usaha mengelola bahan baku tebu menjadi
produksi utama gula pasir. Untuk mendapatkan data perusahaan, penulis
memperoleh data melalui analisis dokumentasi. Dari hasil analisis yang
dilakukan, penulis dapat menyimpulkan bahwa break even point dapat
memberikan pedoman dalam membuat keputusan dan membantu manajemen
dalam menentukan banyak sedikitnya penjualan produk untuk memperoleh laba.
Manajemen membutuhkan informasi tersebut untuk mengambil keputusan dalam
merencanakan laba perusahaan. Dengan mengetahui dampak terhadap laba,
manajemen akan memiliki dasar yang kuat untuk memilih setiap alternatif pada
tindakan yang akan dipertimbangkan, sehingga manajemen mampu mengambil
keputusan secara ekonomis rasional.
Kata kunci : Break Even Point, Perencanaan laba

Abstract
This thesis is titled "Break Even Point Analysis as a Tool of Profit
Planning at Pabrik Gula Ngadiredjo Kediri Company". Pabrik Gula Ngadiredjo
Kediri Company is one of the business units of PT. Perkebunan Nusantara X
(Persero) is engaged in an attempt to manage the production of raw materials to
the main cane sugar. To get the corporate data, the authors obtained data
through documentation analysis. From the results of the analysis, the authors
conclude that the break even point can provide guidance in making decisions and
assist management in determining the extent of product sales to make a profit.
Management requires that information to make decisions in planning for
corporate profits. By knowing the impact on earnings, the management will have
a strong basis for selecting each alternative on the actions that will be taken into
consideration, so that management is able to take the economically rational
decision.
Key words: Break Even Point, Planning profit.

PENDAHULUAN konsumen berubah-ubah. Persaingan


antar perusahaan khususnya yang
Perkembangan dunia usaha sejenis semakin meningkat.
dewasa ini berjalan sangat pesat, hal Demikian pula dengan perusahaan
ini mengakibatkan daya beli yang bergerak di bidang produksi

1
saat ini juga semakin meningkat dan Even Point adalah suatu teknik
dapat berpengaruh tinggi pada analisis untuk mengetehui penjualan
perusahaan dalam menentukan minimum agar suatu usaha tidak
tingkat harga dan volume penjualan. menderita rugi, tetapi juga belum
Tujuan mendirikan usaha tidak lain memperoleh laba (dengan kata lain
adalah untuk memperoleh labanya sama dengan nol).
keuntungan yang dapat dipergunakan Analisis Break Even Point (BEP)
untuk kelangsungan hidup. Oleh juga merupakan alat bantu bagi
sebab itu diperlukan kemampuan manajemen dalam planning dan
manajemen yang baik untuk menjaga budgeting, yakni dapat menambah
kesinambungan hidup perusahaan ketepatan dalam membuat peramalan
dalam menghadapi persaingan yang penjualan atau produksi, biaya-biaya,
ketat. laba atau rugi sehingga dapat
Manajemen memerlukan suatu meningkatkan reabilitas dan validitas
perencanaan yang berisikan langkah- laporan keuangan yang disusun
langkah yang akan dan harus perusahaan yang bersangkutan.
ditempuh perusahaan dalam Dengan melakukan analisis BEP,
mencapai tujuannya, perencanaan manajemen akan memperoleh
dapat pula berupa alat ukur dan informasi mengenai Margin of safety
evaluasi atas hasil sesungguhnya. (margin pengaman) merupakan
Apabila hasil sesungguhnya tidak jumlah penjualan yang direncanakan
sesuai dengan apa yang telah di atas titik impas (Blocher, et al.,
direncanakan, maka manajemen 2011:525). Margin pengaman
harus mengevaluasi ketidaksesuaian mengindikasikan berapa banyak
tersebut dan mengambil tindakan- penjualan dapat turun dari angka
tindakan yang diperlukan untuk penjualan yang dipilih sebelum
mengatasinya. Perencanaan juga perusahaan meencapai titik impas;
merupakan alat pengendalian yaitu sebelum perusahaan mulai
terhadap kegiatan-kegiatan yang mengalami kerugian (Carter,
akan dilaksanakan perusahaan. 2009:294).
Dengan demikian, perencanaan Pabrik Gula (PG.) Ngadiredjo
memegang peranan yang sangat merupakan salah satu Unit Usaha
penting dalam menunjang kegiatan- dari PT. Perkebunan Nusantara X
kegiatan perusahaan. (Persero). PG. Ngadiredjo
Salah satu perancanaan yang merupakan instansi komoditas tebu
dibuat manajemen adalah terbesar di lingkungan pabrik gula
perencanaan laba. Perencanaan laba lainnya milik BUMN se-Indonesia.
dipengaruhi oleh perencanaan Dengan menganalisis perkembangan
penjualan dan perencanaan biaya. keuntungan yang didapat tiap
Suatu rencana laba atau anggaran periode, maka dapat diketahui
mencerminkan perkiraan tingkat atau kemajuan dari pabrik gula yang
target laba yang berusaha untuk dijalankan tersebut. Dari analisis
dicapai oleh manajemen (Carter, perkembangan keuntungan itu,
2009:4) Agar perencanaan laba dapat manajemen dapat mengambil
dilakukan secara memadai maka keputusan yang tepat untuk mengatur
diperlukan alat bantu berupa Analisis produksi dan penjualannya. Namun
Break Even Point. Menurut Mulyadi bagaimana PG. Ngadiredjo
dalam Okti (2012) Analisis Break menggunakan analisis BEP dalam

2
perencanaan laba perusahaan? Oleh proporsional terhadap penurunan
karena itu, penelitian ini mencoba dalam aktivitas (Carter, 2009:69).
meneliti mengenai analisis break Biaya semivariabel didefinisikan
event point sebagai alat perencanaan sebagai biaya yang meperlihatkan
laba pada perusahaan pabrik gula baik karakteristik-karakteristik dari
Ngadiredjo Kediri biaya tetap maupun biaya variabel
Rumusan masalah dalam (Carter, 2009:70).
penelitian ini adalah bagaimana alat
analisis BEP dapat digunakan dalam Metode Pemisahan Biaya
merencanakan laba perusahaan? Semivariabel
Dengan tujuan penelitian adalah Metode yang digunakan dalam
untuk mengetahui penggunaan alat pemisahan biaya semi variabel
analisis BEP dalam merencanakan adalah sebagai berikut:
laba perusahaan. Menurut Mulyadi (2007:471) bahwa
dalam metode titik tertinggi dan
LANDASAN TEORI terendah suatu biaya pada tingkat
kegiatan yang paling tinggi
Biaya
dibandingkan dengan biaya pada
Biaya dalam pengertian luas
tingkat kegiatan terendah. Selisih
adalah pengorbanan sumber
biaya yang dihitung merupakan
ekonomi, yang diukur dalam satuan
unsur biaya variabel dalam upaya
uang, yang telah terjadi atau yang
tersebut. Menurut Mulyadi
kemungkinan akan terjadi untuk
(2007:473) metode biaya berjaga
tujuan tertentu. Dalam definisi
mencoba menghitung berapa biaya
tersebut terdapat 4 unsur pokok,
yang harus tetap dikeluarkan
yakni 1) biaya merupakan
andaikata perusahaan ditutup untuk
pengorbanan sumber ekonomi, 2)
sementara jadi produknya sama
diukur dalam satuan uang, 3) yang
dengan nol. Biaya ini disebut biaya
telah terjadi atau yang secara
berjaga dan biaya berjaga merupakan
potensial akan terjadi dan 4)
bagian yang tetap. Menurut Mulyadi
pengorbanan tersebut untuk tujuan
(2007:474) bahwa metode regresi
tertentu (Mulyadi, 2007:8). Biaya
kuadrat terkecil menganggap
merupakan suatu nilai tukar,
hubungan anatara biaya dengan
pengeluaran, atau pengorbanan yang
volume kegiatan berbentuk
dilakukan untuk menjamin perolehan
hubungan garis lurus dengan
manfaat (Carter, 2009:30).
persamaan garis regresi y = a + bx,
dimana y merupakan variabel tidak
Klasifikasi Biaya
bebas (dependent variable) yaitu
Berdasarkan perilakunya dalam
variabel yang perubahannya
hubungan dengan perubahan volume
ditentukan oleh perubahan pada
kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi
variabel x yang merupakan variabel
tiga golongan, yaitu: Biaya tetap
bebas (independent variable).
adalah biaya yang secara total tidak
Variabel y menunjukkan biaya
berubah ketika aktivitas bisnis
sedangkan variabel x menunjukkan
meningkat atau menurun (Carter,
volume kegiatan.
2009:68). Biaya variabel adalah
biaya yang totalnya meningkat secara
proporsional terhadap peningkatan Analisis Break Even Point
dalam aktivitas dan menurun secara

3
Titik impas yaitu titik di mana ini digambarkan dalam persamaan
pendapatan sama dengan total biaya berikut:
dan labanya nol. Titik tersebut a. Metode Persamaan: Untuk titik
dapat ditentukan dengan impas dalam satuan unit
menggunakan analisis BEP p x Q = F + (v x Q) + N
(Blocher et al., 2011:510). b. Metode Persamaan: Untuk titik
impas dalam satuan dolar
Asumsi-Asumsi Dasar Break Even Y = F + [(v/p) x Y] + N
Point Metode margin kontribusi pada
Asumsiasumsi dalam dasarnya hanyalah versi jalan pintas
analisis BEP menurut Kuswadi dari metode persamaan. (Blocher et
dalam Pratomo (2008:19) antara lain: al., 2011:512). Metode margin
a. Biayabiaya dapat kontribusi disebut demikian karena
diidentifikasikan sebagai biaya margin kontribusi merupakan
variabel atau biaya tetap. penyebut dari rasio.
b. Biaya tetap tidak mengalami a. Metode Margin Kontribusi: Untuk
perubahan meskipun volume menghitung titik impas dalam
produksi atau kegiatan berubah. satuan unit:
c. Biaya variabel per unit tetap Q =
sama.
b. Metode Margin Kontribusi: Untuk
d. Harga jual per unit tetap sama,
menghitung titik impas dalam
berapapun jumlah unit produk
satuan dollar:
yang terjual.
Y =
e. Perusahaan hanya menjual atau
memproduksi satu jenis produk. Keterangan:
f. Pada saat mengestimasi besarnya p = profit (pendapatan)
BEP, barang yang diproduksi Q = quantity (kuantitas/jumlah)
dianggap terjual semua dalam F = Biaya tetap
periode yang bersangkutan. Jadi v = Biaya variabel
tidak ada sisa produk atau N = Laba Operasi
persediaan akhir. Y = titik impas dalam satuan dollar
Manfaat Analisis Break Even Point penjualan
Penggunan BEP penting dalam Y/p = penjualan dalam satuan dollar
membuat usaha agar kita tidak dibagi dengan harga=jumlah (Y/p =
mengalami kerugian, baik dalam Q)
usaha di bidang jasa atau
manufaktur. Beberapa manfaat BEP Perencanaan Laba
adalah menurut Sutrisno dalam Ema Perencanaan laba (profit
(2012): perencanaan penjualan atau planning) adalah pengembangan
produksi, perencanaan harga jual dari suatu rencana operasi guna
normal, perencanaan metode mencapai cita-cita dan tujuan
produksi, titik tutup pabrik. perusahaan. Laba adalah penting
dalam perencanaan karena
Metode Analisis Break Even Point tujuan utama dari suatu rencana
Menurut Blocher et al. (2011:510) adalah laba yang memuaskan
bahwa mtode persamaan (Carter, 2009:4).
menggunakan model analisis BEP
secara langsung. Metode persamaan

4
Faktor-faktor dalam Keterbatasan Perencanaan
Perencanaan Laba Laba
Menurut Carter (2009:5) bahwa Perencanaan laba juga memiliki
dalam menentukan tujuan laba, keterbatasan dan kekurang seperti
manajemen sebaiknya berikut:
mempertimbangkan faktor- 1. Peramalan bukanlah suatu
faktor berikut: ilmu pengetahuan pasti; terdapat
1. Laba atau rugi yang sejumlah pertimbangan dalam
diakibatkan dari volume estimasi manapun.
penjualan tertentu. 2. Anggaran dapat
2. Volume penjualan yang memfokuskan perhatian
diperlukan untuk menutup manajemen pada cita-cita (seperti
semua biaya dan tingkat produksi yang tinggi atau
menghasilkan laba yang tingkat penjualan kredit yang
mencukupi untuk membayar tinggi) yang tidak selalu sesuai
dividen serta menyediakan dengan tujuan keseluruhan
kebutuhan bisnis masa depan. organisasi.
3. Titik impas. 3. Perencanaan laba harus
4. Volume penjualan yang dapat memperoleh komitmen dari
dicapai dengan kapasitas manajemen puncak dan kerja sama
operasi sekarang. dari semua nggota manajemen.
5. Kapasitas operasi yang 4. Penggunaan anggaran secara
diperlukan untuk mencapai berlebihan sebagai alat evaluasi
tujuan laba. dapat menyebabkan perilaku
6. Tingkat pengembalian atas disfungsional.
modal yang digunakan. 5. Perencanaan laba tidak
menghilangkan atau menggantikan
Keuntungan Perencanaan peranan administrasi.
Laba 6. Penyusunannya memakan
1. Anggaran menyediakan suatu waktu (Carter, 2009:8).
tolok ukur untuk mengevaluasi
kinerja aktual dan meningkatkan Hubungan antara Analisis Break
kemampuan dari individu- Even Point terhasap Perencanaan
individu. Laba
2. Perencanaan laba menyediakan Analisis cost volume profit
suatu cara untuk memperoleh ide memiliki hubungan antara biaya,
dan kerja sama dari semua volume, penjualan, laba, dan bauran
tingkatan manajemen produk yang sangat berkaitan dengan
3. Perencanaan laba meningkatkan pencapaian laba yang maksimum,
koordinasi. dimana untuk mencapai laba yang
4. Perencanaan laba menyediakan maksimum peerusahaan harus
pengarahan ke semua tingkatan membuat perencanaan laba dengan
manajemen. menggunakan metode break event
5. Perencanaan laba menyediakan point yang memberikan informasi
suatu pendekatan yang disiplin kepada manajemen mengenai biaya
atas identifikasidan penyelesaian yang harus dianggarkan, volume
masalah (Carter, 2009:7). penjualan yang harus tercapai untuk
tidak mengalami kerugian, dan harga

5
jual produk dalam mebuat keputusan 64102 Tromol Pos No. 5 Tilp (0354)
ditahun yang akan datang. Dengan 479700.
demikian perencanaan laba biasanya
Definisi Operasional Variabel
dianggarkan oleh perusahaan setiap Dalam penelitian ini, definisi
tahun untunk menggambarkan operasional variabelnya sebagai
berapa besar pengeluaran dan
berikut:
pendapatan perusahaan di tahun yang 1. Biaya tetap adalah biaya-biaya
akan datang yang bertujuan dalam tetap yang dikeluarkan oleh PG.
mencapai laba yang diharapkan. Ngadiredjo Kediri pada tahun
2012 yang secara total tidak
Margin Keamanan (Margin of berubah ketika aktivitas bisnis
Safety) meningkat ataupun menurun.
Menurut Darsono Biaya tetap ini terdiri dari biaya
Prawironegoro dalam Dahlia HB penyusutan yang dihitung secara
(2011:27) bahwa Margin of safety akumulasi tiap tahun, biaya gaji
yang besar menunjukkan bahwa
perbulan dan biaya asuransi
kondisi perusahaan tidak dalam
pertahun. Satuan ukuran variabel
bahaya, dan sebaliknya jika margin of
safety kecil mendekati nol persen
ini adalah rupiah dan pengukuran
menunjukkan bahwa perusahaan variabel ini dilakukan dengan
dalam kondisi bahaya yaitu akan menjumlahkan seluruh biaya tetap
mengalami titik impas. Jika margin of yang dilakukan PG. Ngadiredjo
safety negatif berarti perusahaan dalam Kediri pada tahun 2012.
kondisi bahaya, yaitu mengalami 2. Biaya variabel adalah biaya
kerugian. biaya variabel yang akan
Formula perhitungan sebagai berikut: dikeluarkan oleh PG. Ngadiredjo
Kediri pada tahun 2012 yang
Margin of safety (%) =
jumlah totalnya berubah
sebanding dengan perubahan
volume kegiatan. Dalam 24 jam
kegiatan kerja pabrik PG.
Ngadiredjo terdiri dari 3 shift dan
METODE PENELITIAN dapat menghasilkan 550 ton
Jenis Penelitian gula. Biaya variabel terdiri dari
Jenis penelitian ini adalah biaya bahan baku yang tiap 24
penelitian deskriptif. Pada penelitian jam dalam menghasilkan 550
deskriptif ini mengangkat berbagai ton gula membutuhkan bahan
fakta, keadaan, variabel, dan baku 62.500 kw; biaya tenaga
fenomena-fenomena yang terjadi saat kerja langsung yang tiap shiftnya
ini (ketika penelitian berlangsung) membutuhkan tenaga kerja
pada PG. Ngadiredjo Kediri dan sebanyak 430 orang dari proses
menyajikannya apa adanya. awal hingga proses packing; biaya
bahan penolong yang terdiri dari
Lokasi Penelitian gamping membutuhkan 1.204.530
PG. Ngadiredjo terletak di dua kg, blerang sebanyak 432.200 kg,
desa yaitu Ds. Jambean. Kec. Kras dan costik soda sebesar 43.825
dan Ds Tales Kec. Ngadiluwih kg; biaya instalasi yang
Kabupaten Kediri. Alamat Pos : dibutuhkan yakni Rp. 243.506,-
Desa Jambean, Kec. Kras Kediri /550 ton; biaya bahan bakar

6
sebesar Rp.0,- karena bahan bakar tetap, biaya variabel dan biaya
menggunakan ampas dari semivariabel yang diperoleh dari
pengolahan tebu, namun biaya laporan laba rugi, serta informasi
bahan bakar untuk pelumas mesin pendukung berupa data biaya
dikenakan sebesar Rp. 1.141.209,- produksi serta biaya non-produksi
; biaya angkut dan tebang sebesar PG. Ngadiredjo Kediri. Sumber data
Rp. 34.474.000,- dan biaya yang dibutuhkan pada penelitian ini
packing per-karung (50 kg gula), adalah sumber data primer berupa
untuk packing gula 550 ton biaya data penjualan, data yang berkaitan
yang dikeluarkan sebesar Rp. dengan penentuan harga dan data
35.530.000,- (Sumber: PG. laporan pendapatan dan biaya.
Ngadiredjo, data diolah) Satuan
ukuran variabel ini adalah rupiah Metode Pengumpulan Data
dan pengukuran variabel ini Metode pengumpulan data pada
dilakukan dengan menjumlahkan penelitian ini adalah melalui analisis
seluruh biaya variabel yang dokumen (dokumentasi). Data yang
dikeluarkan PG. Ngadiredjo diperoleh dari perusahaan adalah:
Kediri pada tahun 2012. a. Data profil, struktur
3. Biaya semivariabel adalah biaya organisasi dan sejarah
yang mengandung unsur biaya perusahaan
tetap dan unsur biaya variabel b. Data penjualan tahun 2011,
yang dikeluarkan oleh PG. 2012, 2013
Ngadiredjo Kediri pada tahun c. Data biaya tahun 2011, 2012,
2012. Satuan ukuran variabel ini 2013
adalah rupiah dan pengukuran d. Data produksi tahun 2011,
variabel ini dilakukan dengan 2012, 2013
menjumlahkan seluruh biaya e. Data harga jual tahun 2011,
semivariabel yang dikeluarkan 2012, 2013
PG. Ngadiredjo Kediri pada tahun
2012. Dalam perhitungan Break
Even Point (BEP) hanya
mempergunakan variabel biaya Analisis Data
tetap dan biaya variabel, sehingga Langkah-langkah analisis yang
perlu dilakukan pemisahan biaya ditempuh dalam penelitian ini
semivariabel ke dalam biaya tetap adalah:
dan biaya variabel. Pada 1. Menghitung dan menganalisis
penelitian ini menggunakan BEP tahun 2012. Pada
metode least square yang penelitian ini perhitungan BEP
menganggap bahwa hubungan menggunakan metode Margin
biaya dengan volume penjualan Kontribusi.
berbentuk garis lurus. 2. Menghitung Margin of Safety
4. Penjualan yang dilakukan oleh (MOS) penjualan tahun 2012.
PG. Ngadiredjo pada tahun 2012. 3. Proyeksi tahun 2013.
HASIL PENELITIAN DAN
Sumber Data PEMBAHASAN
Berdasarkan jenis data, Langkah pertama dalam
penelitian ini menggunakan jenis analisis data adalah dengan
data kuantitatif antara lain data mengumpulkan data-data yang
volume penjualan, harga jual, biaya diperlukan melalui analisis dokumen

7
(dokumentasi) kemudian menggunakan metode margin
mengelompokkan biaya biaya ke kontribusi dan menghitung margin of
dalam biaya variabel, biaya tetap, safety dari tahun 2011-2013.
dan biaya semivariabel. Selanjutnya Langkah berikutnya adalah membuat
biaya semivariabel dipisahkan ke proyeksi laba untuk tahun 2013.
dalam biaya tetap dan biaya variabel Berdasarkan perhitungan BEP dan
dengan menggunakan metode least MOS tahun 2011, 2012 (estimasi),
square, yang menganggap bahwa 2012 (realisasi) dan 2013 maka dapat
hubungan biaya dengan volume disajikan hasilnya dalam tabel 1
penjualan berbentuk garis lurus. sebagai berikut:
Selanjutnya menghitung BEP tahun
2011, tahun 2012, tahun 2013
berdasarkan target laba dengan

Tabel 1
PG. Ngadiredjo
Hasil BEP dan MOS
Tahun 2011, 2012 (estimasi), 2012 (realisasi), dan 2013
Tahun Hasil Break Event Point Nilai MoS Keterangan Kondisi
2011 Rp.75.685.097.565 71%
Tidak dalam bahaya
189.213 kuintal
2012 (estimasi) Rp. 73.160.095.250 73%
Tidak dalam bahaya
182.900 kuintal
2012 (realisasi) Rp.127.841.678.325 67%
Tidak dalam bahaya
319.604 kuintal
2013 Rp. 130.208.766.903 69%
Tidak dalam bahaya
325.522 kuintal
Sumber: PG. Ngadiredjo (data diolah)

Berdasarkan tabel diatas maka dapat disajikan dalam bentuk grafik 1 sebagai
berikut:

8
Grafik 1
Hasil BEP dan MOS
Tahun 2011, 2012 (estimasi), 2012
(realisasi) dan 2013
180.00
170.00
160.00
150.00
140.00
130.00
120.00
110.00
100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00-
2012 2012
2011 (estima (realisas 2013
si) i)
BEP (Dalam Milyar
75.69 73.16 127.84 130.21
Rupiah)
BEP unit (Dalam
18.92 18.29 31.96 32.55
puluhribu kuintal)
MOS (Dalam
71 73 67 69
Persen)

Sumber: data diolah

Dari grafik diatas secara umum tersebut berdampak pada


menunjukkan kenaikan dari tahun meningkatnnya biaya yang
2011 hingga 2013 baik dari segi dikeluarkan yang juga berdampak
analisis BEP, BEP dalam unit pula pada titik BEP untuk tahun 2012
ataupun dalam nilai MOS. Namun (realisasi). Proyeksi tahun 2013 juga
pada BEP dari tahun 2011 ke tahun mengalami perubahan pada titik BEP
2012 (estimasi/berdasarkan target dalam rupiah ataupun BEP dalam
laba pihak manajemen PG. unit, perubahan ini diakibatkan oleh
Ngadiredjo) terdapat penurunan baik rencana pihak manajemen PG.
segi BEP dalam rupiah ataupun BEP Ngadiredjo yang ingin menambah
dalam unit, sedangkan pada tahun jumlah alat baru core sampler
2012 (realisasi) terdapat peningkatan tersebut.
BEP dalam rupiah (garis berwarna Untuk prosentase MOS (garis
biru) maupun BEP dalam unit (garis berwarna hijau) terjadi kenaikan dari
berwarna merah). Hal ini tahun 2011 hingga 2012 (estimasi).
dikarenakan untuk tahun 2012 Hal ini menandakan PG. Ngadiredjo
(realisasi) PG. Ngadiredjo dalam kondisi yang tidak bahaya
melakukan investasi dengan membeli yakni penjualan yang boleh turun
alat baru seperti core sampler belum mencapai titik BEP (impas)
seharga Rp 5 milyar untuk dengan kata lain tidak dalam keadaan
memudahkan proses produksi PG. laba ataupun keadaan rugi. Namun
Ngadiredjo. Dengan investasi alat pada tahun 2012 (realisasi) terjadi

9
penurunan, yang diakibatkan oleh menentukan banyak sedikitnya
sebagian pendapatan PG. Ngadiredjo penjualan produk untuk memperoleh
dialokasikan untuk investasi dengan laba. Analisis BEP memberikan
membeli alat baru core sampler. informasi yang dibutuhkan
Penurunan prosentase MOS ini manajemen perusahaan untuk
menandakan penjualan yang boleh mengambil keputusan yang berguna
turun dari jumlah penjualan tertentu bagi perusahaan. Dengan analisis
dimana perusahaan belum menderita BEP ini, manajemen juga dapat
rugi atau dalam keadaan BEP mempelajari pengaruh ekspansi yang
dibandingkan tahun 2011 berkurang. akan mengakibatkan peningkatan
MOS merupakan elemen untuk biaya-biaya tetap danvariabel, tetapi
mengukur keamanan perusahaan. juga akan meningkatkan penjualan
MOS yang besar menunjukkan bahwa yang diharapkan. Informasi
kondisi perusahaan tidak dalam mengenai jumlah penjulan minimal
bahaya, dan sebaliknya jika MOS kecil dan besarnya penurunan realisasi
mendekati nol persen menunjukkan penjualan dari rencana penjualan
bahwa perusahaan dalam kondisi
dalam analisis BEP dibutuhkan
bahaya yaitu akan mengalami titik
manajemen agar perusahaan tidak
impas. Pada proyeksi tahun 2013
menderita rugi. Manajemen
terjadi peningkatan prosentase MOS
dari tahun 2012 (realisasi). Keadaan membutuhkan informasi tersebut
ini menguntungkan bagi PG. untuk mengambil keputusan dalam
Ngadiredjo karena naiknya prosentase merencanakan laba perusahaan.
MOS dari tahun sebelumnya Dengan mengetahui dampak
menujukkan kondisi perusahaan baik terhadap laba, manajemen akan
atau aman. Berbagai upaya dilakukan memiliki dasar yang kuat untuk
PG. Ngadiredjo agar tingkat memilih setiap alternatif pada
penjualanberada juah diatas titik BEP tindakan yang akan dipertimbangkan,
dengan kata lain nilai MOS yang sehingga manajemen mampu
tinggi. Upaya-upaya tersebut mulai mengambil keputusan secara
dirintis tahun 2011 yakni dengan ekonomis rasional. Perencanaan laba
melakukan inovasi dan investasi sering digunakan sebagai dasar
seperti program baru co-generation dalam pengambilan keputusan
dan pembelian alat baru core sampler. investasi dan penilaian kinerja
Tidak hanya itu, PG. Ngadiredjo juga manajemen suatu perusahaan untuk
menerapkan best agricultural pratices masa yang akan datang. Perencanaan
secara konsisten proses mulai laba jangka panjang merupakan
pembibitan tebu hingga panen juga proses yang berkesinambungan
selalu dipantau oleh pihak PG. untuk mengambil keputusan secara
Ngadiredjo. Kinerja pabrik terus sistematik dan disertai dengan
meningkat juga didukung oleh perkiraan terbaik mengenai keadaan
perbaikan dari sisi on-farm dan off- dimasa mendatang dan
farm yakni sistem pengelolaan pabrik mengorganisasikan kegiatan yang
gula yang mampu memadukan diperlukan secara sistematik untuk
perbaikan di sisi budidaya tebu dan melaksanakan keputusan.
pengolahan di pabrik. Perencanaan laba melibatkan
Analisis BEP dapat memberikan kegiatan seperti penetapan tujuan dan
pedoman dalam membuat keputusan target laba yang realistis serta upaya-
dan membantu manajemen dalam upaya untuk mencapainya.

10
KESIMPULAN DAN SARAN operasional sebanyak 10% dengan
Kesimpulan meningkatkan volume
Dari perhitungan Break Saran
Even Point (BEP) Pabrik gula Berikut ini penulis memaparkan
Ngadiredjo Kediri tahun 2012, dapat saran-saran yang diharapkan dapat
dikethui BEP terjadi pada tingkat memberikan manfaat dan bersifat
produksi 319.604 kuintal dengan membangun bagi pihak manajemen
nilai penjualan Rp. 382.137.366.731. PG. Ngadiredjo Kediri maupun bagi
Dibandingkan BEP tahun 2011, pada pihak manajemen perusahaan yang
tahun 2012 terjadi kenaikan titik lain, yaitu :
BEP. Kenaikan titik BEP diakibatkan 1. Pabrik gula Ngadiredjo Kediri
oleh investasi yang dilakukan PG. diharapkan dapat menerapkan
Ngadiredjo, yakni pembelian alat analisis Break Even Point (BEP)
baru core sampler yang mengurangi dalam merencanakan laba,
tingkat pendapatan sebesar Rp 5 dikarenakan disini terjadi
miliar untuk investasi awal. Alat core perubahan biaya dan harga jual
sampler merupakan alat ukur kualitas produk untuk setiap periode,
rendemen sehingga taksiran sehingga terjadi perubahan tingkat
rendemen dapat dilakukan secara BEP untuk setiap periodenya.
lebih transparan dan kredibel. Dengan menggunakan analisis
Pada tahun 2012 PG BEP diharapkan perusahaan
Ngadiredjo Kediri masih memiliki 1 dapat memperoleh informasi
alat core sampler. Namun pada tahun informasi yang akurat mengenai
kedepannya, PG Ngadiredjo berbagai tingkat penjualan dan
merencanakan pembelian alat core tingkat biaya yang dapat
sampler lebih. Laba operasional di mempengaruhi perolehan laba
tahun 2012 juga terpenuhi, bahkan perusahaan.
melebihi target yang direncanakan 2. Hendaknya perusahaan
pihak manajemen PG. Ngadiredjo melakukan pengklasifikasian
yakni hingga sebesar 29% dari laba biaya berdasarkan perilaku biaya
tahun 2011. MOS antara tahun 2012 karena hal ini akan diperlukan
dengan tahun 2011 mengalami dalam melakukan perencanaan
penurunan sebesar 6%, hal ini laba dengan menggunakan
diakibatkan oleh perbandingan analisis BEP.
kenaikan antara biaya-biaya yakni 3. Perusahaan hendaknya melakukan
biaya tetap dan biaya variabel efisiensi biaya-biaya dikarenakan
dengan penjualan pada tahun 2011- semakin tinggi biaya-biaya yang
2012 adalah tidak sama. Ditambah dikeluarkan akan berdampak pula
lagi adanya investasi mengakibatkan pada naiknya BEP.
prosentase MOS menurun. MOS
yang mengalami penurunan ini DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan berarti bahwa peluang Arvant, 2011, Perencanaan Laba,
perusahaan semakin kecil untuk (Online), (http://arvantc40s.
memperoleh laba yang maksimal. blogspot.com/2011/07/perencanaa
Pada proyeksi tahun 2013, n-laba.html?m=1, diakses 08
manajemen PG. Ngadiredjo November 2012).
berencana meningkatkan laba Bada, 2012, Analisis Break Even
Poin (Titik Impas), (Online),

11
(http://badapooh.blogspot.com/2 point-sebagai-alat.html?m=1,
012/04/analisis-break-even-poin- diakses 23 Oktober 2012).
titik-impas_18.html, diakses 14 Paramitha, Irene, 2009, Analisis
Desember 2012). break even dan degree of
Blocher, Edward J., Stout, David E., operating laverage dalam
and Cokins, Gary, 2011, perencanaan laba perusahaan
Manajemen Biaya: Penekanan (studi kasus pada PT. PG
Strategis, Buku 1, Edisi 5, Kedawung (Persero) Pasuruan),
Salemba Empat, Jakarta. Skripsi Program Studi
Carter, William K., 2009, Akuntansi Administrasi Bisnis, Sarjana
Biaya, Buku 1, Edisi 14, Universitas Brawijaya, Malang.
Salemba Empat, Jakarta. Pratomo, Joko, 2008, Analisis break
Carter, William K., 2009, Akuntansi even point sebagai alat
Biaya, Buku 2, Edisi 14, perencanaan laba perusahaan
Salemba Empat, Jakarta. (studi kasus pada Pabrik Gula
Dahlia HB, 2011, Analisis biaya- Kebon Agung Malang periode
volume-laba sebagai alat bantu giling 2007), Skripsi Program
dalam perencanaan laba PT Studi Manajemen, Sarjana
Pabrik Gula Takalar, skripsi Universitas Brawijaya, Malang.
Program Studi Manajemen, Puspita, Aulia, 2012, Analisis break
Sarjana Universitas Hasanuddin, even terhadap perencanaan laba
Makassar. PR. Kreatifa Hasta Mandiri
Ema, 2012, Manajemen Operasional, Yogyakarta, Skripsi Program
(Online), (http://ema302.blog. Studi Akuntansi, Sarjana
esaunggul.ac. id/2012/11/06 Universitas Negeri Yogyakarta,
/penjelasan-bep/, diakses 14 Yogyakarta.
Desember 2012). Tjandra, Liam, 2011, Biaya Menurut
Hidayat, Yuristiarso, 2012, PG Para Ahli, (Online), (http://liam-
Ngadiredjo Bukukan Tingkat tjandra.blogspot.com/2011/05/bi
Rendemen Tertinggi, (Online), aya-menurut-para-ahli.html,
diakses 26 November 2012).
(http://www.bisnis-jatim.com
Tatries, 2011, PG Ngadiredjo PTPN
/index.php/2012/10/21/pg- X (Persero), (Online), (http://
ngadirejo-bukukan-tingkat- tatries.wordpress.com/2011/06/0
rendemen-tertinggi/, diakses 27 3/9/, diakses 27 Februari 2013).
Februari 2013).
Mulyadi, 2007, Akuntansi Biaya,
Edisi kelima, Unit penerbit dan
Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN (UPP STIM
YKPN), Yogyakarta.
Okti, Resti, 2012, Analisis Break
Even Point sebagai alat
Perencanaan Laba pada UKM.
ES KELAPA, (Online),
(http://restieokti.blogspot.com/2
012/04/ analisis-break-even-

12

You might also like