Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu melakukan pengujian metalografi terhadap suatu
material
1.1.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menganalisa perlakuan (treatment) yang pernah
dialami oleh suatu material
2. Mahasiswa dapat mengetahui keadaan las dari material yang diuji
1.2 Dasar Teori
Metalografi merupakan suatu metode untuk menyelidiki struktur logam
dengan menggunakan mikroskop optik dan mikroskop elektron. Sedangkan
struktur yang terlihat pada mikroskop tersebut disebut mikrostruktur.
Pengamatan tersebut dilakukan terhadap spesimen yang telah diproses
sehingga bisa diamati dengan pembesaran tertentu. Gambar 1.1 berikut
menjelaskan spesimen dengan pembesaran dan lingkup pengamatannya.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Bahan
1. Satu buah spesimen
2. Kertas gosok (grid 320,400 dan 600)
3. Kain wool
4. Bubuk alumina
kimia yang sudah terdapat larutan HNO 3 lalu aduk hingga merata
d) Masukkan spesimen ke dalam cawan kimia tersebut selama beberapa
detik dan ambil kembali kemudian menyiramnya dengan air
Mengeringkan spesimen tersebut dengan dryer
Gambar 2.3 Cairan HNO 3
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada pengujian makro, harus dilakukan secara cepat dengan tujuan untuk
menghindari pengkaratan karena terlalu lama berkontak dengan udara.
Perlakuan cepat ini dilakukan saat mengoleskan larutan HNO3 pada
material uji dan juga material yang sudah diolesi larutan HNO 3 akan
timbul rasa panas pada tangan.
3. Setelah mengaplikasian cairan campuran kimia kepada spesimen, lalu
spesimen diukur.
3.2 Pembahasan
Gambar 3.2 Sketsa Pengukuran spesimen
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, dapat dilihat struktur
makronya. Pada spesimen SA-36 fusion atau peleburan pada proses
pengelasan SMAW dengan posisi 2F ini memiliki kreiteria yang
sempurna (good) baik dari sisi kanan atau sisi kiri spesimen, area las
melebihi titik potong siku-siku. Pada spesimen SA-36, tidak ditemukan
crack atau keretakan baik dari sisi kanan maupun sisi kiri. Actual throat
pada spesimen diukur berdasarkan perpotongan tegak lurus dari garis
miring yang menghubungkan leg length horizontal dan leg length
vertical. Actual throat pada bagian kanan dan kiri spesimen memiliki
panjang yang sama yaitu 10 mm.
Leg length (horizontal) disini adalah panjang pemuaian pada
bagian horizontal pada spesimen dengan ukuran pada bagian panjang
kanan dan kiri sama yaitu 7 mm. Leg length (vertical) disini adalah
panjang pemuaian pada bagian vertical dengan ukuran pada bagian
kanan panjang 6,5 mm dan bagian kiri 6 mm. Spesimen SA-36 yang
telah diuji tidak memiliki linear indication at the root, atau biasa disebut
cacat linear pada bagian akar las.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Budi Prasojo ST. 2002. Buku Petunjuk Praktek Uji Bahan, Jurusan Teknik
Permesinan Kapal. PPNS-ITS Surabaya
Dosen Metallurgi. 1986. Petunjuk Praktikum Logam Jurusan Teknik Mesin. FTI-
ITS Surabaya
Harsono & T.Okamura. 1991. Teknologi Pengelasan Logam. PT. Pradya
Paramita: Jakarta
M.M. Munir. 2000. Modul Praktek Uji Bahan Vol 1 Jurusan Teknik Bangunan
Kapal. PPNS-ITS Surabaya
Wahid suherman Ir. 1987. Diktat Pengetahuan Bahan Jurusan Teknik Mesin.
FTI-ITS Surabaya