Professional Documents
Culture Documents
STROKE EMBOLI
Disusun Oleh:
Kitty fabiola
M. syaiful ikhsan
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulisan laporan kasus stase syaraf ini dapat diselesaikan dengan
baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW,
Stroke Infark. Penulisan laporan kasus ini diajukan untuk memenuhi tugas
yang sebesar besarnya kepada dr. Irawan spesialis syaraf, selaku pembimbing
kami, yang telah membimbing dan menuntun kami dalam pembuatan laporan
kasus ini.
Kami menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu saya tetap membuka diri untuk kritik dan saran yang membangun.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
menjadi penyebab kematian yang ketiga setelah penyakit jantung dan kanker.
Diperkirakan ada 700.000 kasus stroke di Amerika Serikat setiap tahunnya, dan
populasi terserang stroke setiap tahun di seluruh dunia dan terbanyak adalah usia
tendensi peningkatan kasus stroke akan meningkat di masa yang akan datang.
Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995, stroke merupakan
salah satu penyebab kematian dan kecacatan yang utama yang harus ditangani
pemerintah dalam menekan angka kematian dan derajat kecacatan akibat stroke
lebih ditujukan pada penanganan saat pasien stroke dirawat di rumah sakit.
angka kecacatan, dan memperbaiki status fungsional pasien stroke. Unit stroke
efektivitas unit stroke dalam memberikan pelayanan stroke. (Gomanns dkk, 2008,
terapi atau penatalaksanaan dapat dilakukan secara tepat dan efektif. Setelah
dilakukan diagnosis, pasien dengan stroke harus segera diterapi sesuai dengan
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Agama/suku : Islam/Jawa
Pekerjaan : Swasta
Anamnesis
1. Keluhan Utama
Lemah badan sebelah kiri
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan lemah badan sebelah kiri siang sekitar 10
jam yang lalu SMRS. Lemah badan sebelah kiri terjadi secara tiba- tiba
seperti ini pasien merasa baik baik saja dan tidak ada keluhan apapun
seperti sakit kepala, pusing ataupun kesemutan. Pasien juga masih bisa
pernah lemah tiba- tiba seperti ini dan kemudian jatuh . Lalu dibawa
berobatke dokter dan pasien bisa melakukan aktivitas seperti biasa. Pada
sast itu pasien tidak mengalami kelemahan pada salah satu anggota
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Somnoln
GCS : E3 V5 M6
1. Vital sign
RR :24 x/menit
Suhu : 35.8C
2. Status Generalis
Thorax
Paru :
simetris, retraksi -
Palpasi : Thrill -, fremissment -, krepitasi -
Perkusi : Sonor/sonor
Rh -/-, Wh -/-
Jantung :
Abdomen :
Inspeksi : Flat
Perkusi : Thympani
Ekstremitas
Pemeriksaan Neurologis
1. GCS: 356
N.III (Okulomotorius)
Ptosis - -
Exoftalmus - -
Pupil
N.IV (Trochlearis)
Dbn Dbn
N.VI (Abdusens)
Dbn Dbn
N.V (Fasialis)
Sensorik
N.V 1
dbn dbn
Motorik
Menggigit
N.VII (Fasialis)
Motorik
- Inspeksi
- Kondisi gerak
Mengangkat Alis Dbn Dbn
Menutup Mata
Meringis
- Tes Lakrimasi
N.VIII (Vestibulotrochlear)
- Detik Arloji
- Tes Bisik
- Tes Garpu Tala
N.IX (Glosofaringeus)
N.XI (Accesorius)
Memalingkan kepala
N.XII (Hypoglossus)
Deviasi lidah
Atrofi
Disartria-
- -
- -
- -
- -
- -
2. Leher
Tanda-tanda peradangan selaput otak, yaitu:
a. Kaku Kuduk (-)
b. Brudzinski 1 (-)
c. Brudzinski 2 (-)
d. Kernig (-)
3. Abdomen
b. Proprioseptif
c. Fungsi kortikal
Diagnosa klinis
Hemiparese sinistra
Hemihipoestesi sinistra
AF
Diagnosa topis
Diagnosa etiologi
Stroke emboli
Planning Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
- Lipid darah
- Serum Elektrolit
Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah Lengkap
b. Faal Hati
SGOT 30 u/L
SGPT 19 u/L
c. Serum Elektrolit
Kalium 3.6 mmol/L
Natrium 136 mmol/L
Klorida 105 mmol/L
d. Faal Ginjal
Urea 40 mg/dL
Serum Creatinin 0.6 mg/dL
e. Lipid Profile
Cholesterol 187mg/dL
TG 63 mg/dL
f. Gula Darah
GDA 135 mg/dL
EKG
Pemeriksaan Radiologi
Foto Thorax AP
CT Scan Kepala Tanpa Kontras
a. Hasil Pemeriksaan
- Tampak lesi hipodens di hemsifere dextra
- Sulci dan gyri tampak normal
- Tak tampak deviasi midline structure
- Sistem ventrikel dan cisterna tampak normal
- Cavum septum pelucidum sedikit melebar
- Tak tampak kalsifikasi abnormal
- Orbita, Mastoid, Sinus Frontalis, ethmoidalis, sphenoidalis kanan
tampak normal
- Tulang calvaria tampak normal
-
Diagnosis
Terapi
Inj. Santagesik 3 x 1
Inj. Piracetam 4 x 1
Inj. Mecobalamin 1 x 1
Planning Monitoring
Planning Edukasi
Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih
diensefalon(Satyanegara, 1998).
kranii posterior dan ditutupi oleh duramater yang menyerupai atap tenda
pengeluaran air liur dan muntah. Pons merupakan mata rantai penghubung yang
penting pada jaras kortikosereberalis yang menyatukan hemisfer serebri dan
ditandai dengan gerakan kaki atau tangan yang terhempas kuat pada satu sisi
oleh dua pasang arteri yaitu arteri karotis internadan arterivertebralis. Dalam
Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteria karotis komunis
anterior dan media. Arteri serebri anterior memberi suplai darah pada struktur-
serebri.
Arteria vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteria subklaviasisi yang
basilaris, terus berjalan sampai setinggi otak tengah, dan di sini bercabang
organ-organ vestibular.
Darah di dalam jaringan kapiler otak akan dialirkan melalui venula-venula
otak, fokal, atau global, yang timbul mendadak, berlangsung lebih dari 24 jam
atau berakhir dengan kematian tanpa penyebab yang jelas selain vascular. Jadi
stroke adalah kelainan jaringan otak yang disebabkan oleh gangguan darah.
dari 2/3 berupa stroke trombotik dan 1/3 stroke embolik dan stroke perdarahan
Dari semua stroke iskemik 80% terjadi pada system anterior (the carotid
artery territory or anterior circulation) dan 20% terjadi pada system posterior
glia.
saat kritis untuk terjadi kerusakan sel otak, sedang daerah penumbra antara
akan terjadi kematian sel otak (neuronal death) terjadi 15 menit setelah
produksi inteleukin proinflamatori (IL -1, IL-2, IL-6, dan TNF-alfa) yang
ke dalam parenkim sel saraf pada susunan saraf pusat akan mamcu
pada keadaan iskemia berat akan terjadi proses glikolisis anaerobic dengan
akhirnya terjadi depolarisasi anoksik. Keadaan ini akan diikuti influx ion
kalsium dan natrium, serta efflux ion kalium, karena kegagalan pompa
pada membrane sel. Ion kalsium dalam sel akan mengaktivasi enzim
selain itu akan memacu mikroglia memproduksi nitric oksid secara besar-
berlangsung dari beberapa detik hingga menit. Gejala terjadi pada sekitar
terjadi jika aliran darah dipulihkan dalam beberapa menit. Bila gejalanya
hanya sementara (krang dari 24 jam) ini akan dianggap sebagai transient
ischemia attack (TIA). Infark atau kematian jaringan otak terjadi jika
Pada infark serebral, durasi gejala tetap ada karena kematian sel dan sering
yaitu sel yang mengalami kerusakan tapi masih dapat hidup kembali.
Reperfusi spontan terjadi pada kurang lebih 33% pasien pada 48 jam
sesudah serangan dan 42% pasien pada satu minggu pertama. Reperfusi ini
berat (progressing stroke atau stroke in evolution) satu sampai dengan dua
dapat dijumpai pada beberapa pasien dengan infark hemisfer yang sangat
luas, oklusi arteria basilaris dan infark serebelar dengan edema yang
arteri apa yang mengalami oklusi / sumbatan, system anterior atau system
posterior.
1) Pemeriksaan Penunjang
1) CT SCAN
2) EKG
Karena pentingnya iskemia dan aritmia jantung, serta penyakit
stroke.
diberikan (kontraindikasi)
5) Darah Lengkap
6) Faal Hemostasis
Pemeriksaan jumlah trombosit, waktu protrombin (PT) dan
paru (TB).
adalah: tes faal hati, saturasi oksigen, analisis gas darah, toksikologi,
a. Terapi umum:
Breath : menjaga agar fungsi pernafasan dan oksigenasi
tidak boleh lebih dari 20% dari tekanan darah arterial rata-rata.
Brain: pada pasien dengan penurunan kesadarah harus di
pemberian mannitol.
Bowel: nutrisi enteral harus dipenuhi setelah 48 jam untuk
1. Restorasi sirkulasi
lainnya.
Kontraindikasi:
Mutlak
a. Perdarahan intracranial
b. Gangguan hemostasis
c. Ulkus peptikus aktif atau perdarahan gastrointestinal lainnya
d. Gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat
e. Defisiensi AT III
Relative
a.Infark luas dengan pergeseran garis tengah
b. Hipertensi tidak terkontrol (systole >220 mmHg, diastole
>120 mmHg)
c.Ulkus peptikus tidak aktif
d. Riwayat perdarahan oleh pemberian antikoagulan
e.Riwayat alergi anti koagulan
f. Paska operasi atau biopsy
g. ITP
Obat yang diberikan adalah
weight heparin
b. Warfarin dengan target INR 1,5 sampai 2
c. Neuroproteksi
3, Terapi Fisik dan Rehabilitasi
Tujuan rehabilitasi pada pasien stroke adalah:
a. Memperbaiki fungsi motoric, pembicaraan dan fungsi lain yang
terganggu
b. Adaptasi mental dan social dari pasien stroke
c. Sedapat mungkin pasien harus melakukan activities of daily
living
pasien
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada tanggal 31 maret 2016 pukul 20.01 WIB pasien datang ke UGD dengan
keluhan lemah badan sebelah kiri . Lemah badan sebelah kiri siang sekitar 10 jam
yang lalu SMRS. Lemah badan sebelah kiri terjadi secara tiba- tiba ketika pasien
panas(-) pingsan(-) sakit kepala(-). Sebelum lemah seperti ini pasien merasa baik
baik saja dan tidak ada keluhan apapun seperti sakit kepala, pusing ataupun
kesemutan. Pasien juga masih bisa berkomunikasi dengan baik setelah kejadian. 2
tahun yang lalu pasien pernah lemah tiba- tiba seperti ini dan kemudian jatuh .
Lalu dibawa berobat ke dokter dan pasien bisa melakukan aktivitas seperti biasa.
Pada sast itu pasien tidak mengalami kelemahan pada salah satu anggota
geraknya. BAB dan BAK semua dalam batas normalPasien tidak pernah seperti
tidak ada yang punya keluhan seperti ini( stroke), hipertensi ataupun kencing
manis.Pasien merokok sampai saat ini tetapi kadang kadang saja, tidak konsumsi
Pasien ini mengalami penurunan kesadaran yang dapat dilihat dari GCS saat
datang ke IGD yaitu 3 5 6, yang berarti pasien membuka mata dengan rangsangan
suara, pasien berorientasi dengan baik, dan saat disuruh mengangkat tangan
bagian dextra didapatkan kekuatan otot (5) pada tangan dan tungkai sedangkan
pada bagian sinistra kekuatan otot (0. Pada pemeriksaan sensorik menggunakan
neurologis reflek fisiologis dan reflek patologis hasilnya dalam batas normal yaitu
dextra serta pasien mengalami AF. Sehingga disimpulkan bahawa pasien ini
KESIMPULAN
adanya thrombosis atau emboli pada pembuluh darah otak. Gejala yang
Lokasi yang paling sering adalah a. serebri media. Pada kasus ini pasien
mengalami Atril fibrilasi dan tampak adanya lesi hipodens pada hemisphere
hemihipestesia dextra akibat adanya emboli pada a.cerebri media hemisfer dextra.
DAFTAR PUSTAKA
Medical Publishing , Inc., 386 Park Avenue South, New York, New York, ;
97-99
Lyden Patrick, 2008, Thrombolitic Therapy for Acute Stroke Not a Moment to
Simon RP, Greenberg DA, Aminof MJ (2009). Clinical Neurology 7 th Ed: Stroke.