You are on page 1of 10

Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernapasan

Posted on March 15th, 2009 in Anatomi dan Fisiologi by admin

SISTEM PERNAPASAN

Pernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen
serta menghebuskan karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh.

Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara oksigen yang ditarik dari udara masuk ke
dalam darah dan CO2 akan dikeluarkan dari darah secara osmosis. Seterusnya CO2 akan
dikeluarkan melalui jalan pernapasan dan masuk ke dalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena
pulmonalis kemudian masuk ke serambi kiri jantung ke aorta seluruh tubuh, disini
terjadi oksidasi (pembakaran).

Sebagai sisa dari pembakaran adalah CO2 dan zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah
vena masuk ke jantung (serambi kanan) ke bilik kanan dan dari sini keluar melalui arteri
pulmonalis ke jaringan paru-paru. Akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari
alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolisme, sedangkan sisa
dari metabolisme lainnya akan dikeluarkan melalui traktus urogenitalis dan kulit.

Setelah udara dari luar diproses, didalam hidung masih terjadi perjalanan panjang menuju
paru-paru (sampai alveoli). Pada laring terdapat epiglotis yang berguna untuk menutup laring
sewaktu menelan, sedangkan waktu bernapas epiglotis terbuka begitu seterusnya. Bulu getar
silia digunakan untuk menyaring debu-debu, kotoran dan benda asing sehingga udara yang
masuk kedalam alat pernapasan benar-benar bersih. Tetapi kalau kita bernapas melalui mulut,
udara yang masuk ke dalam paru-paru tidak dapat disaring, dilembapkan/dihangatkan, ini
bisa mengakibatkan gangguan terhadap tubuh.

ORGAN-ORGAN PADA SISTEM PERNAPASAN

A.Rongga Hidung dan Nasal

1. Hidung Eksternal, berbentuk piramid disertai dengan suatu akar dan dasar. Bagian ini
tersusun dari kerangka kerja tulang, kartilago hialin, dan jaringan fibroareolar.

Septum Nasal membagi hidung menjadi sisi kiri dan sisi kanan rongga nasal. Bagian
anterior septum adalah kartilago.

Naris(Nostril)Eksternal dibatasi oleh kartilago Nasal.

1. Kartilago Nasal Lateral terletak dibawah jembatan hidung.

2. Ala Besar dan Ala kecil kartilago nasal mengelilingi nostril.

c.Tulang Hidung

1. Tulang Nasal membentuk jembatan dan bagian superior kedua sisi hidung
2. Vomer dan Lempeng perpendicular tulang etmoid membentuk bagian posterior
septum nasal.

3. Langit-langit rongga nasal pada sisi medial terbentuk dari lempeng kribriform tulang
etmoid, pada sisi anterior dari tulang frontal dan nasal, dan pada sisi posterior dari
tulang sfenoid.

Konka (Turbinatum) Nasalis Superior, tengah dan inferior menonjol pada sisi medial lateral
rongga nasal. Setiap konkaf dilapisi membaran mukosa (Epitel kolumnar bertingkat dan
bersilia) yang berisi kelenjar pembuat mucus dan banyak mengandung pembuluh darah.

Meatus Superio, Media dan inferior merupakan jalan udara rongga masaal yang terletak di
bawah konkaf.

d. 4 pasang sinus paranasal (Frontal, Etmoid. Maksilar, dan sfenoid) adalah kantong tertutup
pada bagian frontal, etmoid, maksilar, dan sfenoid. Lapisan ini dilapisi membaran mukosa.

Sinus berfungsi untuk meringankan tulang cranial, memberi area permukaan


tambahan pada saluran nasal umtuk menghangatkan dan melembabkan udara yang
masuk, memproduksi mukus dan memberi efek resonansi dalam produksi wicara.

Sinus paranasal mengalirkan cairannya ke meatus rongga nasal melalui duktus kecil
yang terletak da area tubuh yang lebih tinggi dari area lantai sinus. Pada posisi tegak
aliran mucus ke dalam rongga nasal mungkin terhambat, terutama dalam kasus infeksi
sinus.

Duktus nasolakrimal dari kelenjar air mata membuka ke arah meatus inferior.

2. Membran Mukosa Nasal

a. Struktur

1) Kulit pada bagian eksternal pada permukaan hidung yang mengandung folikel ranbut,
keringat dan kelenjar sebasea, merentang sampai vestibula yang terletak dalam nostril. Kulit
di bagian dalam ini mengandung rambut (vibrissae) yang berfungsi untuk menyaring partikel
dari udara terhisap.

2) Di bagian rongga nasal yang lebih dalam, epithelium respiratoris membentuk glukosa yang
melapisi ruang nasal selebihnya. Lpaisan ini terdiri dari epithelium bersilia dengan sel goblet
yang terletak pada lapisan jaringan ikat tervakularisasi dan terus memanjang untuk melapisi
saluran pernapasa sampai ke bronkus.

b. Fungsi

1) Penyaringan partikel kecil. Silia pada epithelium respiratorik melambai ke depan dan
belakang dalam suatu lapisan mucus. Gerakan dan mucus membentuk uatu perangkap untuk
partikel yang kemudian akan disapu ke atas untuk di telan, di batukan atau di bersihkan
keluar.
2) Penghangatan dan pelembaban udara yang masuk. Udara kering akan dilembabkan melalui
evaporasi sekresi serosa dan mucus serta dihangatkan oleh radiasi panas dari pembuluh darah
yang terletak di bawahnya.

3) Resepsi odor. Epithelium olfaktori yang terletak di bagian atas rongga hidung dibawah
lempeng kribiform, mengandung sel- sel olfaktori yang mengalami spesialisasi untuk indra
penciuman.

A.Faring

adalah tabung muscular berukuran 12,5 cm yang merentang dari bagian dasar tulang
tengkorak sampai osofagus. Faring terbagi menjadi nasofaring, orofaring, dan laringofaring.

1) Nasofaring adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka kearah melalui dua naris
internal atau koana.

Dua tuba eustachius (auditorik) menghubungkan naso faring dengan telinga tengah.
Tuba ini berfungsi untuk menyetarakan tekanan udara pada kedua sisi gendang
telinga.

Amandel ( adenoid) faring adalah penumpukan jaringan limfatik yang terletak di


dekat naris internal. Pembesaran adenoid dapat menghambat aliran udara.

2) Orofaring dipisahkan dari nasofaring oleh palatum lunak muscular, suatu perpanjangan
paltum keras tulang.

Uvula(anggur kecil) adalah prosesus kerucut(conical) kecil yang menjulur ke


bawah dari bagian tengah tepi bawah palatum lunak.

Amandel Palatinum terletak pada kedua sisi Orofaring posterior.

Laringofaring mengelilingi mulut esophagus dan laring, yang merupakan gerbang untuk
sistem respirstorik selanjutnya.

A. Laring(kotak suara)

Menghubungkan faring dengan trakea. Laring adalah tabung pendek berbentuk seperti kotak
triangular dan di topang oleh Sembilan kartilago; 3 berpasangan dan 3 tidak berpasangan.

1.Kartilago tidak berpasangan

a.Kartilago Tiroid(Jakun) terletak di bagian proksinal kelenjar tiroid. Biasanya berukuran


lebih besar dan lebih menonjol pada laki-laki akibat hormone yang di sekresi saat pubertas.

b.Kartilago Krikoid adalah cincin anterior yang lebih kecil dan lebih tebal, terletak di bawah
kartilago tiroid.
c.Epiglotis adalah katup kartilago elastis yang melekat pada tepian anterior kartilago tiroid.
Saat menelan, epiglottis secara otomatis menutupi mulut laring untuk mencegah masuknya
makanan dan cairan.

2. Kartilago berpasangan

a. Kartilago Aritenoid terletak di atas dan di kedua sisi kartilago krikoid. Kartilago ini
melekat pada pita suara sejati, yaitu lipatan berpasangan dari epithelium skuamosa bertingkat.

b.Kartilago Kornikulata melekat pada bagian ujung kartilagi aritenoid.

c. Kartilago Kuneiform berupa batang=batang kecil yang membantu menopang jaringan


lunak.

3. Dua pasang lipatan lateral membagi rongga laring

a. Pasangan bagian atas adalah lipatan ventricular(pita suara semu)yang tidak berfungsi saat
produksi suara.

b. Pasangan bagian bawah adalah pita suara sejati yang melekat pada kartilago tiroid dan
pada kartilago aritenoid serta kartilago krikoid.

Pembuka di antara kedua pita ini adalah glottis.

v Saat bernapas, pita suara terabduksi(tertarik membuka)oleh otot laring, dan glotis berbentuk
triangular.

v Saat menelan, pita suara teraduksi(tertarik menutup), dan glottis membentuk celah sempit.

v Dengan demikian, kontraksi otot rangka mengatur ukuran pembukaan glottis dan derajat
ketegangan pita suara yang diperlukan untuk produksi suara.

B. Trakea (pipa udara)

adalah tuba dengan panjang 10 cm-12 cm dan diameter 2,5 cm serta terletak di atas
permukaan anterior esofagus. Tuba ini merentang dari laring pada area vertebra serviks ke
enam sampai area vertebra toraks kelima tempatnya membelah menjadi dua bronkus utama.

v Trakea dapat tetap terbuka karena danya 16-20 cincin kartilago berbentuk-c. Ujung
posterior mulut cincin dihubungkan dengan jaringan ikat dan organ sehingga memungkinkan
ekspansi esofagus.

v Trakea dilapisi epitelium respiratorik(kolumnar bertingkat dan bersilia) yang mengandung


banyak sel goblet.

A.Percabangan Bronkus

1.Bronkus Primer(Utama) kanan berukuran lebih pendek, lebih tebal, dan lebih lurus
dibandingkan bronkus primer kiri karena arkus aorta membelokkan trakea bawah ke kanan.
Objek asing yang masuk ke dalam trakea kemungkina di tempatkan dalam bronkus kanan.
2. Setiap bronkus primer bercabang senbilan ampai dua belas kali untuk membentuk bronki
sekunder dan tertier dengan diameter yang semakin kecil. Saat tuba semakin menyempit,
batang atau lempeng kartilago mengganti cincin kartilago.

3.Bronki disebut ekstrapulmonar sampai memasuki paru-paru, setelah itu disebut


intrapulmonar.

4.Struktur mendasar dari kedua paru-paru adalah percabangan brongkial yang selanjutnya:
bronki, bronkiolus, bronkiolus terminal, bronkiolus respiratorik, duktus alveolar, dan alveoli.
Tidak ada kartilago dalam bronkiolus; silia tetap ada sampai bronkiolus respiratorik terkecil.

A. Paru-Paru

1. Paru-paru adalah organ berbentuk pramid seperti spons dan berisi udara, terletak dalam
rongga toraks.

a. Paru Kanan memiliki 3 Lobus; paru kiri memiliki 2 lobus.

b. Setiap paru memiliki sebuah apeks yang mencapai bagian atas iga pertama, sebuah
permukaan diafragmatik(bagian dasar)terletak di atas diafragma, sebuah permukaan
mediastinal(medial) yang terpisah dari paru lain oleh mediastinum, dan permukaan kostal
teretak diatas kerangka iga.

c. Permukaan mediastinal memiliki Hilus(akar), tempat masuk dan keluarnya pembuluh


darah bronki, pulmonary, dan bronkial dari paru.

2. Pleura adalah membrane penutup yng membungkus setiap paru.

a. Pleura Parietal melapisi rongga toraks(kerangka iga, diafragma, mediastinum).

b.Pleura Viseral melapisi paru dan bersambungan dengan pleura parietal dibagian bawah
paru.

c. Rongga Pleura(ruang intrapleural) adalah ruang potensial antara pleura parietal dan
visceral yang mengandung lapisan tipuis cairan pelumas. Cairan ini disekresi oleh sel-sel
pleural sehingga paru-paru dapat mengembang tanpa melakukan friksi. Tekanan
cairan(tekanan intrapleural) agak negative dibandingkan tekanan atmosfer.

d.Resesus pleura adalah area rongga pleura yang tidak berisi jaringan paru. Area ini muncul
saat pleura parietal bersilangan dari satu permukaan ke permukaan lain. Saat bernapas, paru-
paru bergerak keluar, masuk area ini.

v Resesus pleural kostomediastinal terletak di tepi anterior kedua sisi pleura, tempat pleura
parietal berbelok dari kerangka iga ke permukaan lateral midiastinum.

v Resesus pleura kostodiafrgmatik terletak ditepi posterior kedua sisi pleura diantara
diafragma dan permukaan kostal internal toraks.

PROSES TERJADINYA PERNAPASAN


Terbagi dalam 2 bagian, yaitu:

Inspirasi (menarik napas)

Ekspirasi (menghembuskan napas)

Bernapas merupakan gerak refleks yang terjadi pada otot-otot pernapasan. Refleks bernapas
ini di atur oleh pusat pernapasan yang terletak didalam sumsum penyambung (medula
oblongata). Pusat pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar CO2 dalam darah dan
kekurangan dalam darah.

1. Inspirasi terjadi bila muskulus diafragma telah mendapat rangsangan dari nervus
frenikus lalu mengerut datar.

2. Ekspirasi, pada suatu saat akan kendur lagi dan dengan demikian rongga dada
menjadi kecil kembali, maka udara didorong ke luar.

VOLUME dan KAPASITAS PARU-PARU

Volume udara dalam paru-paru dan kecepatan pertukaran saat inspirasi dan ekspirasi dapat
diukur melalui spirometer.

1. Volume

Volume tidal (VT), yaitu volume udara yang masuk dan keluar paru-paru selama
ventilasi normal biasa. Nilai VT pada dewasa normal sekitar 500 ml untuk laki-laki
dan 380 ml untuk perempuan.

Volume cadangan inspirasi (VCI), yaitu volume udara ekstra yang masuk paru-paru
dengan ispirasi maksimum diatas inspirasi tidal. VCI berkisar 3100 ml pada laki-laki
dan 1900 ml pada perempuan.

Volume cadangan ekspirasi (VCE) yaitu vilume ektra udara yang dapat dengan kuat
dikeluarkan pada akhir respirasi tidak normal. VCE berkisar 1200 ml pada laki-laki
dan 800 ml pada perempuan.

Volume residual (VR), yaitu volume udara sisa dalam paru-paru setelah melakukan
ekspirasi kuat. Rata-rata pada laki-laki sekitar 1200 ml dan pada perempuan sekitar
1000 ml. volume residual penting untuk kelangsungan aerasi dalam darah saat jeda
pernapasan.

2. Kapasitas

Kapasitas residual fungsional (KRF) adalah penambahan volume residual dan volume
cadangan ekspirasi. Kapasitas ini meruakan jumlah udara sisa dalam system
respiratorik setelah ekspirasi normal, nilai rata-ratanya adalah 2200 ml. jadi nilai
(KRF = VR + VCE)
Kapasitas inspirasi (KI), adalah penambahan volume tidal dan volume cadangan
inspirasi. Nilai rata-ratanya adalah 3500 ml. jadi nilai (KI =VT + VCI)

Kapasitas vital (KV), yaitu penambahan volume tidal, volume cadangan inspirasi dan
volume cadangan ekspirasi (KT = VT + VCI + VCE) nilai rata-rata nya sekitar 4500
ml.

Kapasitas total paru (KTP), adalah jumlah total udara yang dapat ditampung dalam
paru-paru dan sama dengan kapasitas vital + volume residual (KTP = KV + VR).
Nilai rata-ratanya adalah 5700 ml.
Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan
paru-paru beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang
melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya.
Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma.

Saluran nafas yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus,
bronkiolus dan alveoli. Di dalamnya terdapat suatu sistem yang sedemikian rupa
dapat menghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli. Terdapat juga suatu
sistem pertahanan yang memungkinkan kotoran atau benda asing yang masuk
dapat dikeluarkan baik melalui batuk ataupun bersin.

Paru-paru dibungkus oleh pleura. Pleura ada yang menempel langsung ke paru,
disebut sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura parietal menempel pada
dinding rongga dada dalam. Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapat
cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan
pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada gesekan dengan
dinding dada.

Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka dada.


Rangka dada ini terdiri dari costae (iga-iga), sternum (tulang dada) tempat
sebagian iga-iga menempel di depan, dan vertebra torakal (tulang belakang)
tempat menempelnya iga-iga di bagian belakang.
Terdapat otot-otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi penting
sebagai otot pernafasan. Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas adalah
sebagai berikut :
1. interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat masing-masing iga.
2. sternokleidomastoid yang mengangkat sternum (tulang dada).
3. skalenus yang mengangkat 2 iga teratas.
4. interkostalis internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga-iga.
5. otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut
mendorong diafragma ke atas.
6. otot dalam diafragma yang dapat menurunkan diafragma.

Percabangan saluran nafas dimulai dari trakea yang bercabang menjadi bronkus
kanan dan kiri. Masing-masing bronkus terus bercabang sampai dengan 20-25
kali sebelum sampai ke alveoli. Sampai dengan percabangan bronkus terakhir
sebelum bronkiolus, bronkus dilapisi oleh cincin tulang rawan untuk menjaga
agar saluran nafas tidak kolaps atau kempis sehingga aliran udara lancar.

Bagian terakhir dari perjalanan udara adalah di alveoli. Di sini terjadi pertukaran
oksigen dan karbondioksida dari pembuluh darah kapiler dengan udara. Terdapat
sekitar 300 juta alveoli di kedua paru dengan diameter masing-masing rata-rata
0,2 milimeter.

You might also like