Professional Documents
Culture Documents
JAWABAN:
1. Alasan mengapa ekonomi kreatif dipandang lebih efisien dan lebih produktif
karena ekonomi kreatif berpotensi besar dalam memberikan kontribusi
ekonomi yang signifikan, menciptakan iklim yang berbasis positif,
membangun citra dan identitas bangsa, mengembangkan ekonomi berbasis
pada sumber daya yang terbarukan, menciptakan kreatifitas dan inovasi yang
merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa, serta memberikan dampak
sosial yang positif.
2. Ekonomi Kreatif atau bisa disebut Industri Kreatif merupakan Industri yang
berasal dari pemanfaatan kreatifitas, ketrampilan serta bakat individu untuk
menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan
dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Di
beberapa negara, ekonomi kreatif memainkan peran signifikan. Di Inggris,
yang pelopor pengembangan ekonomi kreatif, industri itu tumbuh rata-rata
9% per tahun, dan jauh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi negara itu
yang 2%-3%. Sumbangannya terhadap pendapatan nasional mencapai 8,2%
atau US$ 12,6 miliar dan merupakan sumber kedua terbesar setelah sektor
finansial. Ini melampaui pendapatan dari industri manufaktur serta migas. Di
Korea Selatan, industri kreatif sejak 2005 menyumbang lebih besar daripada
manufaktur. Di Singapura ekonomi kreatif menyumbang 5% terhadap PDB
atau US$ 5,2 miliar. Saat ini industri kreatif di dunia tumbuh pesat.
Ekonomi kreatif global diperkirakan tumbuh 5% per tahun, akan
berkembang dari US$ 2,2 triliun pada Januari 2000 menjadi US$ 6,1 triliun
tahun 2020. Di Indonesia, ekonomi kreatif cukup berperan dalam
pembangunan ekonomi nasional. Hanya, ia belum banyak tersentuh oleh
campur tangan pemerintah. Ini karena pemerintah belum menjadikannya
sebagai sumber pendapatan negara yang penting. Pemerintah masih fokus
pada sektor manufaktur, fiskal, dan agrobisnis. Berdasarkan studi pemetaan
industri kreatif yang dilaksanakan Departemen Perdagangan Tahun 2007
diperoleh informasi bahwa kontribusi industri kreatif terhadap perekonomian
Indonesia dapat dilihat pada lima indikator utama, yaitu Produk Domestik
Bruto (PDB), ketenagakerjaan, jumlah perusahaan, ekspor dan dampak
terhadap sektor lain. Menurut data Departemen Perdagangan, industri kreatif
pada 2006 menyumbang Rp 104,4 triliun, atau rata-rata 4,75% terhadap PDB
nasional selama 2002-2006. Jumlah ini melebihi sumbangan sektor listrik,
gas dan air bersih. Tiga subsektor yang memberikan kontribusi paling besar
nasional adalah fashion (30%), kerajinan (23%) dan periklanan (18%).
Selain itu, sektor ini mampu menyerap 4,5 juta tenaga kerja dengan tingkat
pertumbuhan sebesar 17,6% pada 2006. Ini jauh melebihi tingkat
pertumbuhan tenaga kerja nasional yang hanya sebesar 0,54%. Namun, ia
baru memberikan kontribusi ekspor sebesar 7%, padahal di negara-negara
lain, seperti Korsel, Inggris dan Singapura, rata-rata di atas 30%. Ke depan,
ekonomi kreatif secara umum dan industri kreatif khususnya diyakini akan
menjadi primadona. Ada tiga alasan yang mendasari keyakinan tersebut,
yaitu hemat energi karena lebih berbasis pada kreativitas, lebih sedikit
menggunakan sumber daya alam, dan menjanjikan keuntungan lebih tinggi.
Ketiga faktor di atas juga ditopang oleh ketersediaan sumber daya manusia
(SDM) yang belimpah. Saat ini jumlah penduduk Indonesia sekitar 230 juta.
Populasi yang berusia 15-29 tahun berkisar 40,2 juta atau hampir 18,4%
merupakan pasar yang sangat gemuk bagi produk-produk industri kreatif.
Pemberian pelatihan melalui pelatihan industri kreatif perlu digalakkan
pemerintah dan dunia pendidikan seperti universitas. Bentuk pelatihan
berupa pelatihan keterampilan dan manajemen perusahaan profesional sangat
penting untuk mempertahankan kondisi pengusaha-pengusaha di industri
kreatif. Perlu dibentuknya asosiasi pengusaha industri kreatif untuk
memperkuat usaha ini sebagai salah satu bentuk usaha baru yang
menekankan kepada inovasi dan kreativitas pengusahanya. Industri kreatif
berbasiskan seni yang memang dimiliki masyarakat muda Indonesia
merupakan suatu bentuk inovasi baru di saat terengah-engahnya industri-
industri besar di Indonesia saat ini. Hambatan yang didapat dalam
keberlangsungan industri kreatif ini antara lainnya ialah pemerintah belum
memandang serius industri kreatif di Indonesia sebagai industri yang
berpotensi mendatangkan devisa untuk Indonesia. Kebijakan terintegrasi
yang harus dibuat antara lain melindungi kreativitas anak-anak muda
Indonesia ini dengan memberi kemudahan untuk mendaftarkan
kreativitasnya sebagai hak cipta yang kelak boleh dipasarkan secara massal.
Kebijakan terintegrasi ini bukan hanya untuk sektor manufaktur kecil dan
menengah seperti distro dan clothing, tetapi juga sektor industri musik indie
dan juga sektor seni murni seperti lukisan, handycraft, industri kreatif
berbasiskan lingkungan seperti seni merangkai barang-barang bekas, dan
industri lain yang memiliki basis inovasi dan kreativitas.
3. a. Bisnis UKM makin berkembang sebagian besar UKM bergerak di industri
kreatif. Beberapa masalah UKM di Indonesia, seperti pemasaran, promosi,
manajerial, informasi, SDM, teknologi, desain, jejaring (networking), dan
pembiayaan diharapkan bisa segera teratasi. Alhasil, harapan IKM menjadi
penggerak utama perekonomian nasional dengan kontribusi 54% kepada
PDB dan pertumbuhan rata-rata 12,2% per tahun pada 2025 bisa
diwujudkan.
b. Mengurangi tingkat kemiskinan. Pengalaam di Indonesia, menurut
Badan Pusat Statistik (BPS), orang miskin pada 2007 telah mencapai 16,5
persen (sekitar 37,1juta jiwa), naik dibanding tahun 2005 yang 15,9
persen.
c. Mengurangi tingkat pengangguran. Pada 2005, tingkat pengangguran
resmi tercatat pada titik tertinggi, yakni 10,3 persen. Sementara itu angka
pengangguran terbuka pada Agustus 2007 mencapai 10,01 juta orang.
Tingkat pengangguran pedesaan sedikit lebih tinggi daripada di
perkotaan. Mulai tahun 2000 seterusnya, ada kecenderungan
meningkatnya pengangguran di kalangan perempuan dan orang muda.
Studi Profesor Harvey Brenner dari Johns Hopkins University AS
menunjukkan bahwa setiap 1 persen tambahan angka pengangguran akan
mengakibatkan 37 ribu kematian, 920 orang bunuh diri, 650 pembunuhan
dan 4000 orang dirawat di rumah sakit jiwa.
5. a. Periklanan
b. Arsitektur j. Seni Pertunjukan
c. Pasar Barang Seni k. Penerbitan dan Percetakan
d. Kerajinan l. Layanan Komputer dan
e. Desain
Piranti Lunak
f. Fashion
m. Televisi dan Radio
g. Video, Film dan Fotografi
n. Riset dan Pengembangan
h. Permainan Interaktif
o. Kuliner
i. Musik
b. Katerori kerajinan berdasarkan bahan baku antara lain : batu berharga, serat
alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak,
tembaga, perunggu, besi) kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat,
dan kapur.
7. Film Kreatif : yaitu Film Independen (indie) yang sering diproduksi anak-
anak dalam negeri. Salah satu contohnya adalah : film Darah dan Doa (1950),
film yang diproduksi secata otonomi tanpa campur tangan pihak yang
komersil, dan diproses berdasarkan gaya dan isi (content analysis).
Video Kreatif : yaitu kreasi yang biasanya dituangkan dalam bentuk video.
Salah satu contohnya : video iklan dan video tutorial.
8. Alasan internal yang membuat televisi lokal sulit berkembang yaitu krena
kurangnya pemancar, banyak televisi lokal yang masih belum jelas
kepemilikannya, acara yang ditampilkan biasanya hanya berisi tentang
kebudayaan masing-masing daerah dan jarang menampilkan program-
program yang bermanfaat bagi khalayak sehingga program-program televisi
lokal kurang diminati, dan bersiar color bar yang hanya bertahan beberapa
bulan saja.
9. Program Televisi kreatif yaitu Si bolang dan jejak si gundul. Keduanya dapat
menghasilkan keuntungan banyak pihak. Bagi khalayak si bolang
menampilkan kebudayaan-kebudayaan daerah dan jejak si gundul
mengenalkan cara dalam pengelolahan industri yang baik bagi khalayak.
Kedua program tersebut dikemas sangat bagus bagi masyarakat bahkan anak-
anak sekalipun. Secara tidak langsung dengan adanya tanyangan kedua
program ini juga banyak mempromosikan tentang kebudayaan, daerah dan
industri yang mereka datangi sehingga sangat menarik.
1) Selera
Faktor utama yang menentukan kesuksesan dari usaha kuliner adalah
citarasa makanannya
2) Gaya hidup
Makanan sekarang ini bukan hanya sebagai pemuas rasa lapar, tetapi juga
sebagai bagian dari gaya hidup.
3) Daya beli
Sebelum menentukan produk yang akan dijual, lihat dulu lokasi yang
menjadi tujuan usaha Anda, dan lingkungan sekelilingnya.
4) Rencana produksi
Konsep rencana produksi juga harus dipikirkan lebih lanjut. Perhatikan
dengan teliti dari sumber bahan baku, alur produksi, harga produksi,
peralatan, kualitas, keunggulan produk, sampai kemasan produk yang akan
dijual.
5) Rencana pemasaran
Sebelum memutuskan bisnis yang akan dijalankan, ada baiknya untuk
menganalisis pasar dan gaya pemasaran. Lokasi sangat menentukan
tingkat persaingan, karena akan membantu menentukan kesempatan Anda
untuk mengembangkan usaha. Selain itu, perhatikan juga teknik promosi
yang dilakukan.