Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oleh karena itu, pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi dirasa
penting pada saat masa-masa pubertas ini, karena pengetahuan merupakan salah satu
komponen dalam pembentukan sikap seseorang, bisa dikatakan apabila pengetahuan
remaja tentang pubertas tidak memadai akan berdampak pada sikap remaja yang
cenderung negatif menilai sesuatu yang ada kaitannya dengan seksual. Karena
menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada
tahun 2012 menunjukan bahwa pengetahuan remaja putri tentang kesehatan
reproduksi remaja masih sangat rendah. Dibuktikan dengan Survey Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesai (PKBI) Jawa Tengah pada tahun2010 di Semarang
tentang pengetahuan kesehatan reproduksi menunjukan 43,22% pengetahuannya
rendah, pengetahuan cukup 37,28% sedangkan hanya 19,50% berpengetahuan baik.
Padahal kesehatan reproduksi remaja sangat penting dalam pembangunan nasional
karena remaja merupakan asset negara dan penerus bangsa (Marmi, 2013).
Pengetahuan yang rendah sangat berdampak pada sikap dan perilaku remaja
saat menjalani masa pubertas. Ketidaktahuan akan kesehatan reproduksi dan
perawatan organ reproduksi dapat mengakibatkan banyak kerugian dan penyakit
penyerta bagi remaja. Remaja yang memiliki kesiapan lebih matang akan merasa
lebih siap menghadapi masa pubertas dikarenakan dukungan dari keluarga dan
lingkungan sekitar yang memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi yang
jelas, aman dan tuntas (Aisyah, Diah, & Yuni, 2015).
Dari bahasan diatas, dirasa menjadi hal yang peting oleh peneliti bahwa
remaja harus memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi. Dilihat
dari definisi kesehatan reproduksi sendiri menurut BKKBN adalah kesehatan secara
fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan
dengan sistem, fungsi serta proses reproduksi bukan hanya kondisi yang bebas dari
penyakit dan kecacatan (Yanti, 2011). Bisa diambil kesimpulan bahwa pentingnya
seorang remaja untuk dilihat sejauh mana pengetahuannya tentang kesehatan sistem
reproduksi dan untuk melihat bagaimana sikap remaja menghadapi masa pubertas.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut Bagaimana Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan
Reproduksi Terhadap Masa Pubertas Siswa Kelas VII SMP 1 Rumbia Jeneponto?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk menggambarkan pengetahuan remaja mengenai kesehatan
reproduksi dan sikap menghadapi masa pubertas siswa kelas VII SMP 1
Rumbia kec. Rumbia Kab. Jeneponto
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mendeskripsikan pengetahuan remaja siswa kelas VII SMP 1
Rumbia Kec. Rumbia Kab. Jeneponto mengenai kesehatan reproduksi terdiri
dari organ reproduksi dan juga cara merawat organ reproduksi yang baik dan
benar.
5
b. Untuk mengetahui sikap remaja menghadapi masa pubertas siswa kelas VII
SMP 1 Rumbia Kec.Rumbia Kab.Jeneponto
D. Manfaat Penelitian
3. Bagi remaja
Dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan mengenai kesehatan
reproduksi bagi remaja.
4. Bagi peneliti berikutnya
Sebagai acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dan sikap menghadapi masa
pubertas.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya mata,hidung,telinga,dan sebagainya).
Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan
tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek.
Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran
(telinga) dan indera penglihatan (mata) (Notoatmodjo,2010).
a. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan seseorang terhadap obyek
mempunyai intensitas atau tingkat berbedabeda. Secara garis besarnya dibagi
dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu:
1) Tahu (Knowledge)
Tahu hanya diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang
telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui
atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan
pertanyaanpertanyaan.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami suatu obyek bukan sekedar tahu terhadap obyek
tersebut, tetapi orang tersebut, tidak sekedar menyebutkan, tetapi
orang tersebut harus bisa menginterpretasikan secara benar tentang
obyek yang diketahu tersebut.
3) Aplikasi (application)
7
B. Kesehatan Reproduksi
1. Pengertian kesehatan reproduksi
2. Cara perawatan reproduksi
Menurut syarif (2008) cara merawat reproduksi yaituh :
a. Menjaga daerah kemaluan dan selangkangan agar tetap kering. Suasana yang
lebab
B. Kerangka Teori
Analisa
5.
Sintesis
6.
Evaluasi
Tingkat Pengetahuan remaja
putri
tentang perubahan
sekunder pada masa pubertas
Faktor yang mempengaruhi
pengetahu
an :
1.
Pendidikan
2.
Informasi
3.
Sosial, budaya dan ekonomi
4.
Lingkungan
5.
Pengalaman
6.
Usia
Perubahan sekunder masa pubertas:
a)
Pinggul
membesar
dan
16
membulat
sebagai
akibat
besarnya tulang pinggul dan
berkembangnya
lemak
dibawah kulit.
b)
Payudara membesar dan putinf
susu semakin menonjol.
c)
Tumbuh
rambut
pada
kemaluan, ketiak, lengan dan
kaki.
d)
Kulit menjadi lebih kasar, l
ebih
tebal dan lubang pori-
pori
bertambah besar.
e)
Suara menjadi lebih penuh dan
merdu.
f)
Kelenjar
keringan
menjadi
17
pada ayat ini lebih dijelaskan lagi, yaitu Jangan dekati zina artinya segala sikap
dan tingkah laku yang dapat membawa kearah zina janganlah dilakukan. Karena
apabila seorang laki-laki dan seorang perempuan telah berdekatan, maka susah untuk
mengelakkan gelora syahwat yang ada pada tumbuhnya. Burdua-dua (khalwat) antara
permpuan dan laki-laki saja tidak diperbolehkan karena hal itu termasuk zina. Sebab
itu maka seorang perempuan dilarang memakai pakaian yang dapat membangkitkan
syahwat: Kaasiatin Ariatin; berpakaian tapi seolah-olah telanjang, you can see! Selain
itu seperti adanya film-film, gambar-gambar, majalah-majalah telanjang, porno,
nyanyian-nyanyian yang berisi ajakan buruk.