You are on page 1of 6

Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah penduduk.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013: 117).

Selanjutnya, mengenai penetapan besar kecilnya sample tidaklah ada suatu ketetapan
yang mutlak, artinya tidak ada suatu ketentuan berapa persen suatu sample harus
diambil. suatu hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan homogenitas dan
heterogenitas populasi. Jika keadaan populasi homogen, jumlah sample hampir-
hampir tidak menjadi persoalan, sebaliknya,jika keadaan populasi heterogen, maka
pertimbangan pengambilan sample harus memperhatikan hal :
1. Harus diselidiki kategori-kategori heterogenitas.
Besarnya populasi dalam tiap kategori.
Karena itu informasi tentang populasi perlu dikejar seberapa jauh dapat diusah1akan.
Satu hal yang perlu diingat, bahwa penetapan jumlah sampel yang terlalu banyak
selalu lebih baik dari pada kurang (oversampling is always better than
undersampling).
Menurut Narbuko & Abu (2013: 108) Petunjuk - petunjuk untuk mengambil sampel :
1. Daerah generalisasi
Yang penting disini adalah menentukan dahulu luas populasinnya sebagai daerah
generalisasi, selanjutnya barulah menentukan sampelnya sebagai daerah
penelitiannya. Di sampling itu, yang penting adalah : kalau yang diselidiki hanya
satu kelas saja, jangan diperluas sampai kelas-kelas lainnya apalagi menyimpulkan
untuk sekolah-sekolah lain.
2. Pengesahan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya
Bila luas populasinya telah ditetapkan , harus segera diikuti penegasan tentang sifat-
sifat populasinnya. Penegasan ini sangat penting bila menginginkan adanya valliditas
dan reabilitas bagi penelitiannya. Oleh sebab itu, haruslah ditentukan terlebih dahulu
luas dan sifat-sifat populasi, dan memberikan batas-batas yang tegas, kemudian
menetapkan sampelnya. Jangan terjadi kebalikannya,yaitu menetapkan populasilah
yang lebih dahulu baru kemudian sampelnya.
3. Sumber-sumber informasi tentang populasi
Untuk mengetahui ciri-ciri populasinya secara terperinci dapat diperoleh melalui
bermacam-macam sumber informasi tentang populasi tersebut. Misalnya, sensus
penduduk dokumen-dokumen yang disusun oleh instansi-instansi dan organisasi-
organisasi, seperti pengadilan, kepolisian, kantor P & K, kantor kelurahan, dan
sebagainnya.
Meskipun demikian, haruslah diteliti kembali apakah informasi tersebut telah
menunjukkan validitasnya (kesahihan) . Hal itu perlu karena jangan sampai terjadi
data tahun 1954 masih dipakai sebagia sumber untuk tahun 1965, misalnya bila tahun
1954 tercatat jumlah anak rata-rata dalam seiap keluarga 4 orang, maka pada tahun
1965 jumlah anak rata-rata mungkin tidak seperti itu (4 orang).
4. Menetapkan besar kecilnya sampel
Mengenai berapa besar kecilnya sampel yang harus diambil untuk
sebuah penelitian, memang tidak ada ketentuan yang pasti.
5. Menetapkan teknik sampling
Dalam masalah sampel , ada yang disebut biased sampel , yaitu sampel yang tidak
mewakili populasi atau disebut juga dengan sample yang menyeleweng. Pengambilan
sampel yang menyeleweng disebut : biased sampling. Biased sampling adalah
pengambilan sampel yang tidak dari seluruh populasi, tetapi hanya dari salah satu
golongan populasi saja, tetapi generalisasinya dikenakan kepada seluruh
populasi.Contoh : misalnya mengadakan penelitian tentang penghasilan rata-rata
orang indonesia hanya diambil sample yang kaya raya saja, ataupun hanya yang
melarst ? miskin saja. Dengan sendiriny akan mengakibatkan adaanya kesimpulan
yang menyeleweng atau disebut biased conclusion.
Keuntungan menggunakan sampel yaitu
1. Memdahkan peneliti untuk jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan dengan
enggunakan populasi dan apabila populasinya terlalu besar dikhawatirkan akan
terlewati.
2. Penelitian lebih efesien ( dalam arti menghemat uang, waktu dan tenaga).
3. Lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data artinya jia subjeknya banyak
dikhawtirkan adanya bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data, karena sering
dialami oleh staf bagian pengumpulan dat mengalami kelelahan sehingga pencatatan
data tidak akurat.
4. Peneitian lebih efektif, jika penelitian bersifat destruktif(merusak) yang
menggunakan spesemen akan hemat dan bias dijangkau tanpa merusak semua bahan
yang ada serta bias digunakan untuk menjaring populasi yang jumlahnya banyak.

Menentukan Ukuran Sampel


Jumlah ukuran sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang
diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu
sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelelitian itu akan diberlakukan
untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil
sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah
mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan
sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, makin besar kesalahan
generalisasi (diberlakukan umum) (Sugiyono, 2013:126).

Roscoe 1975 (Sugiyono:2013) memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran


sampel:
1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebayakan
penelitian

2. Jika sampel dipecah kedalaam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan


sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat.
3. Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel
sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian.
4. Untuk Penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eksperimen
).

5. yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil
antara 10 sampai dengan 20
Beberapa rumus untuk menentukan jumlah sampel antara lain=
1. Rumus Slovin

n=
n= sampel: N = populasi: d= nilai presisi 95% atau sig= 0.05
2. Tabel Issac dan Michael
s =
dengan dk = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%.
P=Q= 0,5.
D= 0,05.
S= jumlah sampel

Referensi

Narbuko, Cholid dan Abu Achamadi.2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi

Aksara

Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian. Malang: Andi

yogyakarta

Sholihi, Ribbi. 2013. Populasi dan Sampel. http//www//.populasi dan

sampel\makalah-populasi-dan-sampel.html. Akses tanggal 10 April 2014

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

You might also like