You are on page 1of 15

ANALISIS UU NO.

12 TAHUN 2006 TENTANG


KEWARGANEGARAAN
Dosen : Dr.Sunarso M.Si
Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun Oleh :
Muhammad Syafiq Labiburrohmat (16305141041)
Abigael Ade Damayanti (16305141042)
Yunita Ayu Safitri (16305141043)
Arif Imam Fauzi (16305141044)
Matematika E 2016
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah yang telah di limpahkan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul Analisis UU No.12 Tahun 2006 Tentang
Kewarganegaraan. Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dari
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan jurusan Matematika.

Selama proses penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat bantuan,


bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Untuk itu, pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima
kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu kami.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki banyak


kelemahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan dari
pembaca agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Yogyakarta, 3 Oktober 2016

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Masalah.............................................................................................1
D. Manfaat.........................................................................................................2
BAB II: PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Alasan Digantinya UU Nomor 62 Tahun 1958 Menjadi UU Nomor 12
Tahun 2006...........................................................................................................3
B. Asas-Asas Kewarganegaraan........................................................................3
C. Warga Negara, Kewarganegaraan dan Warga Negara Indonesia..................5
D. Syarat dan Tata Cara Mendapatkan Kewarganegaraan Republik Indonesia.8
E. Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia......................................9
BAB III: PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................11
B. Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................12

2
BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masayarakat awam di Indonesia, pada dasarnya tidak terlalu mengikuti
perkembangan-perkembangan yang terjadi di negaranya terutama mengenai
perubahan-perubahan dalam undang-undang. Tidak banyak juga masyarakat yang
mengetahui tentang undang-undang kewarganegaraan sudah beberapa kali diubah,
padahal didalamnya memuat tentang beberapa hal yang bisa dikatakan cukup
penting untuk diketahui masyarakat umum.
Contohnya, berisi tentang beberapa pengertian warga negara menurut
undang-undang. Jika masyarakat umum tidak mengetahui apa saja pengertian dari
warga negara dalam undang-undang tersebut, lalu bagaimana caranya mereka tahu
bahwa mereka termasuk dalam kategori warga negara Indonesia? Tentu saja
penting untuk mengetahui isi dari undang-undang tersebut. Jangan sampai
masyarakat kita tidak mengetahui apa-apa tentang permasalahan undang-undang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang bisa disimpulkan:
1. Mengapa UU No.62 Tahun 1958 diganti dengan UU No. 12 Tahun 2006?
2. Apa yang dimaksud dengan Warga Negara, Kewarganegaraan dan Warga
Negara Indonesia?
3. Apa dan bagaimana syarat dan tata cara mendapatkan kewarganegaraan
Republik Indonesia?
4. Bagaimana Warga Negara Indonesia kehilangan kewarganegaraannya?

C. Tujuan Masalah
Dalam penulisan makalah ini tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan diubahnya undang-undang tentang perihal kewarganegaraan
2. Menjelaskan tentang maksud dari Warga Negara, Kewarganegaraan dan
Warga Negara Indonesia
3. Menjelaskan tentang syarat dan tata cara mendapatkan kewarganegaraan
Republik Indonesia
4. Menjelaskan tentang perihal hilangnya kewarganegaraan warga negara
Indonesia

1
D. Manfaat
Manfaat yang bisa diambil dari makalah ini, antara lain:
1. Mengetahui alasan diubahnya undang-undang tentang kewarganegaraan
2. Mengetahui definisi dari Warga Negara, Kewarganegraaan, dan Warga Negara
Indonesia
3. Mengetahui syarat dan tata cara mendapatkan kewarganegaraan Republik
Indonesia
4. Mengetahui bagaimana bisa warga negara Indonesia bisa kehilangan
kewarganegaraanya

2
BAB II: PEMBAHASAN

A. Alasan Digantinya UU Nomor 62 Tahun 1958 Menjadi UU Nomor 12


Tahun 2006

Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tersebut secara filosofis, yuridis, dan


sosiologis sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan masyarakat dan
ketatanegaraan Republik Indonesia.
Secara filosofis, Undang-Undang tersebut masih mengandung ketentuan-
ketentuan yang belum sejalan dengan falsafah Pancasila, antara lain, karena
bersifat diskriminatif, kurang menjamin pemenuhan hak asasi dan persamaan
antarwarga negara, serta kurang memberikan perlindungan terhadap perempuan
dan anak-anak.
Secara yuridis, landasan konstitusional pembentukan Undang-Undang tersebut
adalah Undang-Undang Dasar Sementara Tahun 1950 yang sudah tidak berlaku
sejak Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang menyatakan kembali kepada Undang-
Undang Dasar 1945. Dalam perkembangannya, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 telah mengalami perubahan yang lebih menjamin
perlindungan terhadap hak asasi manusia dan hak warga negara.
Secara sosiologis, Undang-Undang tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan dan tuntutan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari masyarakat
internasional dalam pergaulan global, yang menghendaki adanya persamaan
perlakuan dan kedudukan warga negara di hadapan hukum serta adanya
kesetaraan dan keadilan gender.

B. Asas-Asas Kewarganegaraan
Asas kewarganegaraan adalah dasar berpikir dalam menentukan masuk
tidaknya seseorang dalam golongan warga negara dari suatu negara tertentu. Pada
umumnya asas dalam menentukan kewarganegaraan dibedakan menjadi dua,
yaitu:
a. Asas ius sanguinis (asas keturunan)
yaitu kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan pada keturunan
orang yang bersangkutan. Misalnya, Seseorang dilahirkan di negara A, sedangkan

3
orang tuanya berkewarganegaraan negara B, maka ia adalah warga negara B. Jadi
berdasarkan asas ini, kewarganegaraan anak selalu mengikuti kewarganegaraan
orang tuanya tanpa memperhatikan di mana anak itu lahir.
b. Asas ius soli (asas kedaerahan)
yaitu kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan tempat
kelahirannya. Misalnya, seseorang dilahirkan di negara B, sedangkan orang
tuanya berkewarganegaraan negara A, maka ia adalah warganegara B. Jadi
menurut asas ini kewarganegaraan seseorang tidak terpengaruh oleh
kewarganegaraan orang tuanya, karena yang menjadi patokan adalah tempat
kelahirannya.
Adanya perbedaan dalam menentukan kewarganegaran di beberapa negara,
baik yang menerapkan asas ius soli maupun ius sanguinis, dapat menimbulkan
dua kemungkinan status kewarganegaraan seorang penduduk yaitu:
a. Apatride
yaitu adanya seorang penduduk yang sama sekali tidak mempunyai
kewarganegaraan. Misalnya, seorang keturunan bangsa A yang menganut asas ius
soli lahir di negara B yang menganut asas ius sanguinis. Maka orang tersebut
tidaklah menjadi warga negara A dan juga tidak dapat menjadi warga negara B.
Dengan demikian orang tersebut tidak mempunyai kewarganegaraan.
b. Bipatride
yaitu adanya seorang penduduk yang mempunyai dua macam
kewarganegaraan sekaligus (kewarganegaraan rangkap). Misalnya, seseorang
keturunan bangsa B yang menganut asas ius sanguinis lahir di negra A yang
menganut asas ius soli. Oleh karena ia keturunan bangsa B, maka ia dianggap
sebagai warga negara B. Akan tetapi, negara A juga mengganggap dia warga
negaranya karena berdasarkan tempat lahirnya.
Dalam menetukan status kewarganegaraan seseorang, pemerintah suatu negara
lazim menggunakan dua stelsel, yaitu:
a. Stelsel aktif
yaitu seseorang harus melakukan tindakan hukum tertentu secara aktif untuk
menjadi warga negara (naturalisasi biasa)

4
b. Stelsel pasif
yaitu seseorang dengan sendirinya dianggap menjadi warga negara tanpa
melakukan sutu tindakan hukum tertentu (naturalisasi Istimewa)
Berkaitan dengan kedua stelsel tadi, seorang warga negara dalam suatu negara
pada dasarnya mempunyai:
a) Hak opsi, yaitu hak untuk memilih suatu kewarganegaraan (dalam stelsel
aktif)
b) Hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak suatu kewarganegaraan (stelsel
pasif)
Menurut penjelasan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia dinyatakan bahwa Indonesia dalam
penentuan kewarganegaraan menganut asas-asas sebagai berikut:
a. Asas ius sanguinis
yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan
keturunan,bukan bersasarkan negara tempat dilahirkan.
b. Asas ius soli secara terbatas
yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara
tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak seseuai dengan
ketentuan yang diatur undang-undang.
c. Asas kewarganegraan tunggal
yaitu asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang.
d. Asas kewarganegaraan ganda terbatas
yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang.

C. Warga Negara, Kewarganegaraan dan Warga Negara Indonesia

a) Warga Negara
Warga Negara adalah orang-orang yang secara resmi ikut menjadi bagian dari
penduduk yang dimana mereka menjadi salah satu unsur negara.
Warga Negara ini merupakan salah satu unsur pokok suatu negara yang
dimana masing-masing warga negara memiliki suatu hak dan kewajiban yang
tentu perlu dilindungi dan dijamin pelaksanaannya. Setiap warga negara memiliki

5
hak dan kewajiban terhadap negaranya. Sebaliknya, negara juga memiliki
kewajiban untuk memberikan perlindungan kepada setiap warga negaranya.

b) Kewarganegaraan
Pengertian Kewarganegaraan adalah keanggotaan seseorang dalam satuan
politik tertentu (secara khusus: negara) yang dengannya membawa hak untuk
berpartisipasi dalam kegiatan politik.

Kewarganegaraan memiliki kemiripan dengan kebangsaan yang


membedakana adalah hak-hak untuk aktif dalam perpolitikan. Ada kemungkinan
untuk memiliki kebangsaan tanpa menjadi seorang warga negara (contoh secara
hokum berpartisispasi dalam politik). Juga dimungkinkan untuk memiliki hak
politik tanpa menjadi anggota bangsa dari suatu negara.

Kewarganegaraan merupakan bagian dari konsep kewargaan (bahasa Inggris:


citizenship). Di dalam pengertian ini, warga suatu kota atau kabupaten disebut
sebagai warga kota atau warga kabupaten, karena keduanya juga merupakan
satuan politik. Dalam otonomi daerah, kewargaan ini menjadi penting, karena
masing-masing satuan politik akan memberikan hak (biasanya sosial) yang
berbeda-beda bagi warganya.

Menurut UU Nomor 12 tahun 2006, kewarganegaraan adalah segala hal ihwal


yang berkaitan dengan warga negara.

Dalam sumber lain dikatakan bahwa pengertian kewarganegaraan dibedakan


menjadi dua, yaitu:

1. Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan sosiologis. Kewarganegaraan


dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan hukum antara orang-
orang dengan negara. Kewarganegaraan dalam arti sosiologis tidak
ditandai dengan ikatan hukum, tetapi ikatan emosional, seperti ikatan
perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib, ikatan sejarah, dan ikatan tanah
air.
2. Kewarganegaraan dalam arti formil dan materil. Kewarganegaraan dalam
arti formil menunjukkan pada tempat kewarganegaraan. Dalam sistematika
hukum, masalah kewarganegaraan berada pada hukum

6
publik. Kewarganegaraan dalam arti materil menunjukkan pada akibat
hukum dari status kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban
warga negara.
c) Warga Negara Indonesia
Menurut UU Nomor 12 tahun 2006, yang menjadi Warga Negara Indonesia
adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang telah
disahkan menurut undang-undang sebagai warga negara.

Dalam UU Nomor 12 tahun 2006 juga disebutkan bahwa Warga Negara


Indonesia adalah:

1. Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut sudah menjadi WNI


2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu
warga negara asing (WNA), atau sebaliknya
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah
yang tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah
tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut
5. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI
6. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui
oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan
sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin
8. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia namun pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui
10. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya
11. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan
ibu WNI, yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut
dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
12. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

7
D. Syarat dan Tata Cara Mendapatkan Kewarganegaraan Republik
Indonesia
Kewarganegaraan Republik Indonesia juga dapat diperoleh dari
pewarganegaraan. Dalam UU No. 12 Tahun 2006 sudah dijelaskan dalam Pasal 1
Ayat (3) bahwa pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk
memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan. Syarat
yang harus dipenuhi bagi pemohon yaitu :

1. Sudah berusia 18 tahun atau sudah menikah


2. Saat mengajukan permohonan, pemohon sudah tinggal di Indonesia
minimal 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tapi tidak berturut-turut
3. Sehat jasmani dan rohaninya
4. Bisa berbahasa Indonesia dan mengakui dasar negara Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
5. Tidak pernah dijatuhi hukum pidana sebelumnya dengan ancaman pidana
penjara 1 tahun atau lebih
6. Bila sudah dapat kewarganegaraan Indonesia, dia tidak akan memiliki
kewarganegaraan ganda
7. Punya pekerjaan atau penghasilan tetap
8. Membayar biaya pewarganegaraan
Diatas merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh pemohon untuk
melakukan permohonan pewarganegaraan. Lalu, permohonan tersebut
diajukan secara tertulis ke Presiden melalui Menteri dalam bahasa Indonesia
diatas kertas bermaterai, yang kemudian berkas akan disampaikan kepada
pejabat. Waktu paling lambat, yaitu 3 bulan sejak terhitung tanggal
permohonan diterima Menteri harus meneruskan permohonan disertai dengan
pertimbangan kepada Presiden. Bila Presiden mengabulkannya, akan
ditetapkan di Keputusan Presiden dan ditetapkan paling lambat 3 bulan sejak
permohonan itu diterima oleh Menteri dan diberitahukan kepada pemohon
paling lambat 14 hari setelah ditetapkannya Keputusan Presiden. Bila Presiden
menolak permohonan tersebut, harus ada alasan yang jelas dan diberitahukan
oleh Menteri kepada yag bersangkutan paling lambat 3 bulan sejak
diterimanya permohonan tersebut oleh Menteri.
Keputusan Presiden akan berlaku efektif bila pemohon sudah
mengucapkan sumpah atau janji setia dengan waktu paling lambat 3 bulan
setelah Keputusan Presiden diberitahu kepada pemohon, pejabat memanggil

8
pemohon secara tertulis untuk mengucapkan janji setianya. Pengucapan janji
setia tersebut dilakukan dihadapan pejabat. Tapi bila yang bersangkutan tidak
datang pada waktu yang telah ditentukan, maka Keputusan Presiden tersebut
dibatalkan. Namun apabila yang bersangkutan tidak dapat mengucapkan janji
setianya tepat waktu karena kelalaian pejabat, maka bisa dilakukan
pengucapan janji setianya dihadapan pejabat lainnya yang ditunjuk Menteri.
Setelah pengucapan janji setia itu, pejabat akan menyampaikan beritanya
paling lambat 14 hari setelah pengucapan janji setia kepada Menteri.
Setelah pengucapan janji setia, yang bersangkutan wajib menyerahkan
beberapa dokumen keimigrasian atas namanya kepada kantor imigrasi paling
lambat 14 hari setelah pengucapan janji setianya. Menteri akan
mengumumkan nama orang yang telah mendapatkan kewarganegaraan dalam
Berita Negara Republik Indonesia
Jadi, salinan Keputusan Presiden tentang kewarganegaraan tadi dan berita
acara pengucapan janji setia dari pejabat akan menjadi bukti sahnya bahwa ia
sudah mendapatkan Kewarganegaraan Republik Indonesia.

E. Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia


Bila tadi membahas tentang bagaimana cara memperoleh kewarganegaraan
Republik Indonesia, di bagian ini akan dijelaskan apa-apa saja yang menyebabkan
warga negara Indonesia bisa kehilangan kewarganegaraannya, antara lain:
1. Mendapat kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.
2. Sudah menjadi kewarnegaraan lain, tapi tidak menolak ataupun
melepaskan kewarnegaraan tersebut padahal orang yang bersangkutan itu
mendapat kesempatan untuk itu.
3. Sudah berusia 18 tahun atau sudah menikah yang bertempat tinggal di
luar negeri dan meminta kepada Presiden untuk menghilangkan
kewarnegaraannya atas permohonan sendiri tanpa kehilangan
kewarnegaraannya di negara yang ia tinggali.
4. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden.
5. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, dimana jabatan yang ia
duduki tersebut haruslah orang yang berkewarganegaraan dari negara itu
sendiri.
6. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada
negara asing atau bagian dari negara asing tersebut.

9
7. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu di negara
tersebut yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing, contohnya
seperti pemilihan Presiden di negara tersebut.
8. Punya paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat
yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku
dari negara lain atas namanya.
9. Tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 tahun terus-
menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan
dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi
Warga Negara Indonesia sebelum jangka waktu 5 tahun itu berakhir, dan
setiap 5 tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan
pernyataan ingin tetap menjadi Warga Negara Indonesia kepada
Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan Republik Indonesia
tersebut telah memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan,
sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.

10
BAB III: PENUTUP

A. Kesimpulan
UU Nomor 62 Tahun 1958 diganti dengan UU Nomor 12 tahun 2006 karena
UU Nomor 62 Tahun 1958 baik secara filosofis, yuridis, maupun sosiologis sudah
tidak sesuai lagi dengan perkembangan masyarakat dan ketatanegaraan Republik
Indonesia.

Warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan


peraturan perundang-undangan. Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang
berkaitan dengan warga negara. Warga Negara Indonesia adalah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang telah disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara.

Jika seseorang ingin mendapatkan kewarganegaraan Indonesia maka harus


memenuhi ketentuan-ketentuan yang ada pada undang-undang kewarganegaraan.
Warga negara Indonesia juga bisa kehilangan kewarganegaraannya seperti yang
tercantum pada UU Nomor 12 Tahun 2006.

B. Saran
Warga negara Indonesia lebih baik tahu dan paham mengenai undang-undang
ini agar tidak ada warga negara Indonesia yang secara tidak sadar kehilangan
kewarganegaraanya,

11
DAFTAR PUSTAKA
coretan-berkelas.blogspot.com. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2016 pukul 10.14

UU Nomor 12 Tahun 2006

www.gurupendidikan.com. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2016 pukul 10.00

12

You might also like