Professional Documents
Culture Documents
Review:
KAJIAN BIOREMEDIASI PADA TANAH TERCEMAR PESTISIDA
ABSTRACT
The use of pesticides to eradicate pests are an integral part in farming system. Pesticides use to
increase production and protect the production of physical defects can also cause pollution on
agricultural land. The presence of pesticide residues in soil and agricultural production can cause
health problems for human and animals and even death. To overcome this problem there needs a
way to degrade hazardous waste in the environment by performing the remediation. Remediation is
carried out by microorganisms fungi, bacteria and algae known as bioremediation. Bioremediation
aims to transform compounds into harmless compounds with the end result are carbon dioxide, water
and biomass cells. The advantages of bioremediation are environmentally friendly, highly efficient,
low cost, can be implemented directly in the field, laboratory and combined with chemical and physical
methods.
ABSTRAK
Penggunaan pestisida untuk memberantas hama merupakan bagian tak terpisahkan dalam usaha
tani. Penggunaan pestisida selain dapat meningkatkan produksi dan melindungi produksi dari cacat
fisik dapat juga menimbulkan pencemaran pada lahan pertanian. Adanya residu pestisida pada tanah
dan produksi pertanian dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi makhluk lainnya bahkan pada
kematian. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu ada suatu cara untuk mendegradasi senya wa
berbahaya di lingkungan yaitu dengan melakukan remediasi. Remediasi yang dilakukan oleh
mikroorganisme jamur, bakteri dan alga disebut sebagai bioremediasi. Bioremediasi bertujuan untuk
mengubah senyawa berbahaya menjadi senyawa yang tidak dengan hasil akhir berupa karbon
dioksida, air dan sel biomassa. Kelebihannya adalah ramah lingkungan, sangat efisien, biaya yang
murah, dapat dilaksanakan langsung di lapangan, dilaboratorium dan digabung dengan metode
kimia dan fisika.
Kata kunci: bioremediasi, degradasi tanah, pestisida, mikroorganisme
lingkungan (Munir 2006, Vidali, 2011 dan (i) Melakukan stimulasi aktivitas
Singh et al, 2006). Kelebihan teknologi ini mikroorganisme asli pada lokasi
ditinjau dari aspek komersil adalah relatif tercemar dengan penambahan
lebih ramah lingkungan, biaya nutrient, pengaturan kondis redoks,
penanganan yang relatif lebih murah dan optimalisasi pH.
bersifat fleksibel (Angga, 2011). (ii) Inokulasi mikroorganisme di lokasi
Bioremediasi pada akhirnya menghasilkan tercemar
air dan gas tidak berbahaya seperti CO2. (iii) Penerapan immobilized enzyme
Faktor faktor yang mempengaruhi (iv) Penggunaan tanaman
proses bioremediasi adalah ; mikroba, (phytoremedisi).
Nutrisi dan Lingkungan. Mikroba Teknologi bioremediasi ada dua jenis,
memiliki kemampuan yaitu ex-situ dan in situ. Ex-situ adalah
untuk mendegradasi, mentransformasi pengelolaan yang meliputi pemindahan
dan menyerap senyawa pencemar. secara fisik bahan-bahan yang
Mikroba yang digunakan dapat berasal terkontaminasi ke suatu lokasi untuk
dari golongan fungi, bakteri, ataupun penanganan lebih lanjut . Penggunaan
mikroalga., nutrisi dan bioreaktor, pengolahan lahan
lingkungan. Nutrisi, jenis nutrisi yang (landfarming), pengkomposan dan
dibutuhkan bagi mikroba, diantaranya beberapa bentuk perlakuan fase padat
unsur karbon (C), Nitrogen (N), Posfor (P) lainnya adalah contoh dari teknologi ex-
dan lain lain. ; Lingkungan yang situ, sedangkan teknologi in situ adalah
berpengaruh antara lain oksigen, suhu. perlakuan yang langsung diterapkan pada
DO, dan pH. bahan-bahan kontaminan di lokasi
Kecepatan biodegradasi di tanah tercemar (Vidali 2011).
tergantung pada empat variabel yaitu:
DEGRADASI TANAH KARENA
(i). Ketersediaan pestisida atau metabolit
PENGGUNAAN PESTISIDA
terhadap mikroorganisme.
Tanah sangat penting artinya
(ii). Status physiologis dari
utamanya bagi usaha pertanian karena
mikroorganisme
kehidupan dan perkembangan tanaman
(iii). Perkembangbiakan mikroorganisme
sangat bergantung pada keadaan tanah.
pendegradasi pestisida pada lokasi
Penggunaan tanah untuk usaha-usaha
terkontaminasi
pertanian tanpa diimbangi dengan upaya
(iv). Keberlanjutan populasi
perbaikan akan menyebabkan degradasi
mikroorganisme (Singh et al., 2006).
atau kerusakan tanah. Degradasi atau
Empat teknik yang dapat digunakan dalam
kerusakan tanah adalah hilang atau
bioremediasi adalah
menurunnya fungsi tanah sehingga tanah
dasinon yang berbahan aktif organofosfat element (Focht, 1994). Larutan trace
sebagai sumber karbon. element mengandung (dalam mg/l) 169
Bakteri dari genus Pseudomonas, MgSO4.H2O, 288 ZnSO4.7H2O, 250
diketahui sangat aktif dalam melakukan CuSO4.5H2O, 26 NiSO4.6H2O, 28CoSO4
metabolisme pestisida, banyak dan 24 Na2.MoO4.2H2O.
organokimia yang mengkontaminasi tanah Peneyiapan pestisida : tabung
diketahui telah didegradasi dan digunakan erlemeyer 250 ml dan kultur nutrient di
sebagai sumber karbon, termasuk dasinon autoclave selama 20 menit pada 121C.
dan organofosfat lain seperti chlorpyrifos, 500l acetone mengandung pestisida di
parathion, Singh et al. (2006) mengisolasi sterilkan ditambahkan ke autoclave dan
Enterobacter B-14, yang dapat tabung erlemeyer dikeringkan sampai
mendegradasi Chlorpyrifos. Yang et al. aseton menguap secara komplit.
(2006) dan Li et al. (2007) mengisolasi Selanjutnya 100 ml media kultur
Stenotrophomonas species and ditambahkan pestisida sampai sesuai
Sphingomonas species berturut-turut yang dengan konsentrasi yang diinginkan
dapat menggunakan klorpirifos sebagai (Brinch, 2002).
sumber karbon, fosfor. Ifediegwu et al. Teknik Scale-up: Satu milliliter
(2015), mengisolasi bakteri Pseudomonas subkultured Pseudomonas aeruginosa di
aeruginosa, Serretia marcescens and inokulasi ke tabung erlemeyer 250 ml
Klebsiella oxytoca dapat digunakan yang mengandung media kultur nutrient
sebagai bioremediasi klorpirifos di tanah dengan konsentrasi klorpirifos 10 mg/l.
yang terkontaminasi. Han et.al, 2015 Tabung inokulasi diinkubasi pada orbital
mengisolasi bakteri Cupriavidus shaker pada 160 rpm, 30C selama 14
campinensis dapat mendegradasi hari. Setelah 14 hari 1 ml dari media
herbisida asam 2,4-diklorophenoxyacetik kultur diambil dan diletakkan pada media
kultur dengan konsentrasi pestisida 25
BIOREMEDIASI PESTISIDA
mg/l. Tabung diinmubasi pada skaker
1. Bioremediasi pestisida klorpirifos
menggunakan bioreactor scale up pada 160 rpm, 30C selama 14 hari.
(Fulekar and Geetha,2008). Selanjutnya 1 ml dari media kultur
Mikroorganisme adalah kultur murni ditransfer ke kultur 75 dan 100mg/l,
Pseudomonas Aeruginosa. Medium kultur Setiap langkah prosedur melalui
adalah medium FTW yang terdiri atas pengocokan 160 rpm, 30C selama 14
.(Herman &Frankerberger, 1999) (dalam hari. Setelah 90 hari perlakuan dihentikan.
mg/l) : 0.255 K2HPO4, 0.255 KH2PO4, Setiap 14 hari sampel di pindahkan dan
0.255 (NH4)2SO4, 0.05 MgSO4.7H2O, dianalisa menggunakan GC- MS untuk
0.005 CaCO3 and 0.005 FeCl2.4H2O biodegradsi pestisida dan intermediatnya.
dicampur dengan 1 ml larutan trace Pertumbuhan mikrobis dalam tabung
biaya dan gangguan Bioremediasi dapat Angga, 2011, Konservasi Tanah dan
Remediasi dalam http://angga.
menghilangkan polutan secara permanen staff.ipb. ac.id /files/2011/04/10-
dan dapat diterima masyarakat, dengna Konservasi-Tanah-Remediasi.pdf,
diakses tangal 29 november 2016.
didukung peraturan dapat digabung Arsyad, S., 2000, Konservasi Tanah dan
dengan metode perlakuan fisika dan kimia Air, Bogor : IPB Press.
Brinch UC, Ekelund F, Jacobsen CS,
(Rani dan Dania, 2014). 2002. Method for spiking soil
Bioremediasi mempunyai samples with organic compounds. J.
Applied and Environmental
keterbatasan (Singh et al., 2006). Residu Microbiology. 68 (4):1808-1816.
yang dihasilkan merupakan senyawa yang Djojosumarto, P. 2008. Panduan Lengkap
Pestisida dan Aplikasinya. Jakarta :
tidak berbahaya meliputi CO2, air , dan sel Agromedia Pustaka.
biomassa. Banyak senyawa yang Fulekar, MH., Geetha, M. 2008.
Bioremediation of chlorpyrifos by
dianggap berbahaya dapat dirubah Pseudomonas aeruginosa using
menjadi tidak berbahaya dan scale up technique. J. Appl. Biosci.,
12: 657- 660.
memindahkan kontaminan dari satu Ghassempour A, Mohammadkhah A,
medium lingkungan ke tempat lain. Najafi F, Rajabzadeh M. 2002.
Monitoring of the pesticide diazinon
Strategi yang dapat dilakukan untuk in soil, stem and surface water of
meningkatkan kemampuan mendegradasi rice fields. Anal Sci.18(7):779-83.
Ifediegwu, M.C., Agu, K.C., Awah, N.S.,
polutan yaitu : menggunakan sel mikroba Mbachu, A.E., Okeke, C.B., Anaukwu,
untuk mengantar gen melalui konyugasi C.G., Uba, P.O., Ngenegbo, U.C.,