Professional Documents
Culture Documents
A Latar belakang
Balai pengobatan umum merupakan salah satu dari jenis-jenis layanan di
puskesmas yang merupakan tempat untuk melayani pemeriksaan umum oleh dokter, yang
meliputi observasi, diagnose, pengobatan, rehabilitas medik tanpa tinggal diruangan inap
pada sarana kesehatan puskesmas.
Balai pengobatan umum melayani pengobatan perorangan, jamkesmas, dan askes
yang diberikan oleh doketr dan perawat yang memiliki kompetensi pelayanan kesehatan
guna melakukan usaha pencegahan penyakit, penyuluhan dan pengobatan. Balai pengobatan
umum memberikan pelayanan kesehatan terutama pengobatan dan penyuluhan kepada
pasien agar tidak terjadi penularan dan komplikasi penyakit.Serta meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarkat dalam bidang kesehatan.Pelayanan unit di balai
pengobatan umum dilakukan dokter umum dan 3 perawat.
Balai pengobatan umum merupakan salah satu dari jenis-jenis layanan di
puskesmas yang merupakan tempat untuk melayani pemeriksaan umum oleh dokter, yang
meliputi observasi, diagnose, pengobatan, rehabilitas medik tanpa tinggal diruangan inap
pada sarana kesehatan puskesmas.
B Rumusan Masalah
Berdasarkan fungsi balai pengobatan sendiri standart pelayanan
terhadap pasien atau pengunjung harus di perbaiki dari waktu ke waktu,
guna meningkatkan kualitas pelayanan puskesmas.
C Tujuan
1 Meningkatkan derajat kesehatan jasmani dan rohani.
2 Meningkatkan dan memberdayakan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bidang
paramedik.
3 Meningkatkan kehidupan sosial ekonomi
4 Memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang kesehatan
D Batasan masalah
Batasan masalah dari balai pengobatan adalah meliputi :
1 Pasien dengan kasus ringan yang tidak mengancam jiwa dan angota
badannya
2 Keadaan gawat tapi tidak darurat
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A Kualifikasi SDM
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM balai pengobatan adalah:
B Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Balai Pengobatan yaitu:
Dinas Pagi:
Yang bertugas sejumlah 3 (tiga) orang dengan standar profesional
Kategori:
1 Orang Karu
2 orang perawat pelaksana
C Pengaturan Jaga
Pengaturan jadwal dinas perawat poli dibuat dan dipertanggung
jawabkan oleh kepala ruangan poli.
Jadwal dibuat untuk jangka satu bulan dan di realisasikan ke seluruh
petugas BP
Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari
tertentu, maka perawat tersebut dapat bertukar dinas atau ijin kepada
kepala ruangan asalkan tidak mengganggu pelayanan.
Jadwal dinas di balai pengobatan hanya dinas pagi saja.
Apabila ada petugas yang tiba-tiba tidak bisa masuk pada hari itu
maka karu akan mencari pengganti perawat lain yng libur.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A Denah Ruangan
MEJA
Pintu masuk
PENDAFTARAN
Meja
periksa
Meja
administra periksa
si
B Standar Fasilitas
Meja tempat tidur 1 buah, stetoskop 1 buah, tensi 1 buah, tempperatur
1 buah, senter sorot 1 buah.
I Fasilitas & Sarana
Balai pengobatan puskesmas Gerung berlokasi di gedung
utama yang terdiri dari ruangan tunggu, ruangan periksa.
Ruangan periksa terdiri dari 1 tempat tidur, 2 meja
pemeriksaan, 1 meja administrasi.
II Peralatan
1 Stetoskop (1 buah)
2 Tensi meter (1 buah)
3 Senter (1 buah)
4 Thermometer (1 buah)
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
BAB V
LOGISTIK
KESELAMATAN PASIEN
A Pengertian
Keselamatan pasien(Patient Safety)
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan lebih aman.
Sistem tersebut meliputi:
Asesmen resiko
Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko
pasien
Pelaporan dan analisis insiden
Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
B Tujuan
Terciptanya budaya keselamatan pasien di BP
Meningkatnya akuntabilitas BP terhadap pasien dan masyarakat
Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di puskesmas.
Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD).
KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event:
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius,
biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak
dapat diterima, seperti operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi
(seperti amputasi pada kaki yang salah) sehingga pencarian fakta terhadap
kejadian ini memungkinkan adanya masalah yang serius pada kebijakan
dan prosedur yang berlaku.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A Pendahuluan
HIV/ AID Setelah menjadi ancaman global.Ancaman penyebaran HIV
menjadi lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejala. Virusnya
sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu virus yang
memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan
menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor.
Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan
virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak
langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah,
dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan
vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui
hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik
yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau
menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus
Hepatitis B" (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat
menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil
kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.Virus ini tidak
menyebar melalui makanan atau kontak biasa, tetapi dapat menyebar
melalui darah atau cairan tubuh dari penderita yang terinfeksi. Seorang bayi
dapat terinfeksi dari ibunya selama proses kelahirannya. Juga dapat
menyebar melalui kegiatan seksual,penggunaan berulang jarum suntik, dan
transfusidarah dengan virus di dalamnya.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat
keinginan untuk mengembangkan dan menalankan prosedur yang bisa
melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan
penyebaran infeksi dikenal sejak dikenalnya melalui kewaspadaan umum
atau universal precaution yaitu dimulai sejak dikenalnya infeksi
nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi petugas kesehatan.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan
kontak langsung dengan pasien dalam waktu 24jam secara terus menerus
tentunya mempunyai resiko terpajan infeksi terpajan infeksi, oleh sebab itu
tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan keselamatan darinya dari
resiko tertular penyakit agar dapata bekerja maksimal.
B Tujuan
a Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya
dapat melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran
infeksi.
b Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya
mempunyai resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan
tempat kerjanya, untuk menghindari paparan tersebut, setiap
petugas harus merupakan prinsip Universal Precaution.
C Tindakan yang beresiko terpajan
a Cuci tangan yang kurang benar
b Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman
d Teknik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
e Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.
D Prinsip Keselamatan Kerja
Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan
kerja adalah menjaga hygiene sanitasi individu, hygiene sanitasi ruangan
dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tersebut dijabarkan menjadi 5
kegiatan pokok yaitu:
a Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan
guna mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
c Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
d Pengololaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
e Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A Perencanaan
Untuk mencapai kepuasan pasien pada pelayanan balai pengobatan, maka diperlukan
perencanaan yang matang sehingga menciptakan pelayanan yang efektif dan efisien,
sehingga perlu diperhatikan hal- hal sebagai berikut
BAB X
PENUTUP
Pelayanan Balai pengobatan merupakan pelayanan yang dapat memberikan tindakan
yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok agar dapat menurunkan angka kesakitan dan
mencegah terjadinya keparahan penyakit pasien yang tidak perlu. Upaya peningkatan pelayanan
balai pengobatan ditujukan untuk menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi
pasien dengan baik dalam keadaan sehari hari.
Balai pengobatan seharusnya mengupanyakan pelayananya dalam proses POACE
(perencanaan, organisasi, penggerak, kontrol dan evalusi) untuk menciptakan standart pelayanan
secara efektif dan efisien.