You are on page 1of 18

Mengapa Pilih Jamur Kuping

Diposkan oleh Adi R W , di 11.30

Saat ini berkebun jamur bisa menjadi salah satu pilihan usaha yang
menguntungkan. Sudah banyak petani yang telah membuktikan. Penghasilan
mereka meningkat dan memberi harapan kehidupan yang lebih baik.

Sebenarnya telah lama jamur dibudidayakan di Indonesia. Ada masa pasang-


surut. Ada banyak yang berhasil, tak sedikit pula yang gulung tikar. Pilihan jenis
jamur yang bisa dibudidayakan pun beragam, seperti jamur merang, jamur
champignon, jamur tiram, jamur kuping, jamur lingzhi, dll.
Lalu mengapa sekarang pilih budidaya jamur kuping? Adakah hubungannya
dengan tempatnya yang hanya di (bekas) gudang?

Sebenarnya tidak sama sekali.

Budidaya jamur di gudang sangat mungkin dilakukan untuk berbagai jenis jamur
lainnya. Termasuk untuk budidaya jamur tiram yang sepertinya saat ini sangat
populer (buktinya kalau kita tanya sama Google tentang budidaya jamur, maka
sebagian besar hasil pencarian yang keluar tentang jamur tiram).

Saya memilih membudidayakan jamur kuping karena beberapa alasan pribadi:

1. Merawat jamur kuping relatif mudah. Hanya butuh penyiraman dengan air
biasa (tanpa pupuk/obat-obatan sama sekali) 2 - 4 kali sehari. Bahkan
kalau umur baglog kurang dari satu minggu (atau sampai dengan
seminggu setelah panen) dan cuaca tidak terlalu panas, sekali
pengabutan sudah cukup. Hama dan penyakit tentu ada tapi sementara
ini masih bisa ditangani.

2. Harga jamur kuping menguntungkan dan cukup stabil. Menurut informasi,


harga jual jamur kuping cenderung tinggi/naik menjelang dan selama
bulan Ramadhan (seperti saat ini), lalu turun saat Hari Raya Kurban. Tapi
secara umum harga rata-rata selama setahun masih memberikan hasil
yang baik.
3. Panen jamur kuping bisa diatur waktunya. Inilah salah satu alasan pokok
mengapa saya lebih suka memelihara jamur kuping. Umur panen ideal
jamur kuping sekitar 24 hari setelah dilubangi atau setelah panen. Tapi
mau dipanen lebih awal bisa, telat panen pun tak apa. Mau panen hanya
di hari Minggu pun boleh. Tentu ada konsekuensinya masing-masing,
namun secara teknis bisa dilakukan. Ada saudara yang sudah panen pada
saat umur jamur kuping baru 14 hari, sedangkan panen pertama saya
lakukan saat jamur berumur lebih dari 30 hari (karena belum tahu). Ini lain
dengan, misalnya, jamur tiram. Jamur tiram bisa lebih cepat panen dan
hasilnya juga menguntungkan, tapi rentang waktu panen untuk tiap jamur
yang tumbuh hanya kira-kira seminggu setelah tunas muncul. Kalau
terlambat dipanen, jamur akan layu dan sulit dijual. Dan, kalau
memelihara dalam jumlah ribuan, maka hampir setiap hari akan ada jamur
yang harus dipanen. Bayangkan jika panen raya terjadi pada hari raya Idul
Fitri atau Idul Adha ketika jarang ada pedagang yang berjualan di pasar.
Hal-hal seperti ini buat kami cukup menyulitkan saat ini. Tapi jika suatu
saat nanti benar-benar akan fokus berkebun jamur, jamur tiram tetap
menjadi salah satu pilihan menarik disamping membudidayakan jamur
kuping.

4. Umur simpan jamur kuping lebih lama dan bisa dikeringkan. Ini sebagai
antisipasi misalnya kalau bila panen sudah dilakukan namun belum laku,
maka jamur bisa disimpan lebih dulu atau malah dikeringkan sekalian.
Harga jamur kuping kering juga cukup tinggi, sekitar Rp 50.000; bahkan
bisa lebih.

5. Bisa dijadikan usaha sampingan. Kebetulan saat ini saya bersama istri
masih mengelola warung makan kecil-kecilan. Sayang kalau harus
ditinggal. Dengan berkebun jamur kuping ada potensi tambahan
penghasilan yang cukup menjanjikan tanpa meninggalkan usaha itu.
Sebagian pembudidaya jamur kuping di sekitar wilayah kami juga adalah
pekerja kantoran. Hasil yang mereka peroleh cukup baik. Tentu saja ini
tergantung ketekunan masing-masing. Selain itu, jumlah baglog yang
dipelihara juga berpengaruh. Kalau hanya sekitar 1000-2000 baglog masih
bisa jadi sambilan. Kalau lebih banyak sebaiknya dipelihara secara
intensif. Penyiraman saja mungkin bisa dan mudah dilakukan secara
sambilan tapi jika terkena hama/penyakit bisa tidak teramati dan
akibatnya hasil berkurang bahkan gagal panen.

Itulah beberapa alasan mengapa memilih membudidayakan jamur kuping.


Mungkin bisa memberi tambahan informasi bagi yang sedang mencari peluang
usaha baru terutama di bidang agrobisnis.

Prospek Bisnis Jamur Kuping

Diposkan oleh Adi R W , di 10.23


Setelah panen ketiga dengan hasil yang cukup baik, saya makin yakin dengan
prospek jamur kuping.

Mengapa?

Ada beberapa alasan:


Pertama, harga jamur kuping cenderung stabil. Dari informasi awal yang saya
terima, pada awal tahun ini harga jamur kuping siap panen berkisar antara 8000
sampai 8500 per kilogram. Saat ini, menjelang Ramadhan harga meningkat jadi
9000 sampai 9500 per kilogram. Bahkan di bulan puasa ada kemungkinan naik
lagi seperti tahun-tahun sebelumnya. Menurut pengalaman pula, harga akan
turun pada bulan Dzulhijah atau saat Idul Adha. Penyebab pastinya kurang tahu
tapi ada yang berasumsi pada hari raya Idul Adha banyak yang beralih ke daging
sehingga permintaan menurun.

Kedua, tidak mengenal musim. Jamur kuping dibudidayakan di dalam


kumbung/bangunan sehingga terlindung dari sengatan panas matahari dan
hujan. Baik di musim hujan maupun di musim kemarau jamur ini bisa
dibudidayakan. Perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim penghujan dan
sebaliknya tidak terlalu berpengaruh terhadap hasil panen, selama perawatan
dilakukan dengan baik. Yang paling penting pengaturan frekuensi penyiraman
dan pengelolaan hama dan gangguan lainnya. Selama bibit berkualitas baik,
lingkungan/kumbung sesuai dan perawatan yang memadai maka kemungkinan
hasilnya juga akan baik.

Ketiga, jamur kuping telah dibudidayakan bertahun-tahun oleh para petani.


Sampai sekarang masih banyak dan makin bertambah jumlah petani
pembudidaya jamur ini. Artinya tanaman ini tidak akan/bukan bisnis trend
sesaat.

Keempat, pasar sudah terbentuk dan cukup stabil. Di daerah kami sudah ada
beberapa pengepul yang siap menampung hasil panen petani. Berapapun hasil
panen akan diterima dengan harga yang bersaing. Ini sangat memudahkan bagi
petani yang seringkali bermasalah dengan aspek pemasaran produknya. Kalau
ingin harga yang lebih tinggi atau harga sedang turun, bisa diproses lebih lanjut
dengan cara dikeringkan.

Kelima, perawatan relatif mudah. Selama bibit yang digunakan berkualitas dan
lingkungan/kumbung terjaga dengan baik, hanya diperlukan perawatan berupa
penyiraman saja. Tak butuh pupuk, penyiangan, apalagi penggunaan obat-
obatan semacam pestisida. Hanya air. Siapapun, tanpa ketrampilan dan
pengetahuan teknis yang terlalu tinggi bisa melakukannya. Bahkan ibu-ibu akan
sangat mudah merawat/membudidayakan jamur kuping. Memang beberapa
tahun yang lalu pernah ada heboh hama/penyakit pada jamur kuping yang
namanya krepes di sekitar daerah Sleman, tapi sekarang sudah relatif reda.

Keenam, rantai pasokan bibit, pembudidaya dan pemasaran sudah terbentuk


cukup baik. Pemula sekalipun, yang belum pernah terjun ke sawah atau malas
bersentuhan dengan lumpur, pupuk, pestisida, pengairan dan berbagai masalah
teknis yang biasa dihadapi petani tanaman lainnya, akan bisa belajar dengan
cepat dan menghasilkan hasil yang baik serta tidak pusing memikirkan cara
memasarkannya, karena sudah ada yang siap menampung.

Kalau ada kemauan, kemungkinan kendalanya hanya satu: MODAL. Masalah


klasik.

Melubangi Baglog Jamur Kuping

Diposkan oleh Adi R W , di 00.48

Sekarang hari ketiga baglog di dalam gudang. Sesuai jadwal hari ini baglog-
baglog jamur kuping itu harus dilubangi. Tujuannya untuk memberi jalan bagi
tumbuhnya tunas jamur (pinhead).

Kalau diamat sekilas, baglog-baglog ini cukup baik. Miselium telah tumbuh
hingga hampir 50% dari tubuh baglog. Ini penting karena semakin banyak
bagian yang tertutup miselium semakin baik. Kemungkinan daya tumbuhnya
lebih besar. Ada beberapa baglog nampak terkontaminasi. Sebagian ada yang
berlubang dan sobek. Bagian ini harus ditutup dengan lakban untuk mencegah
kontaminasi.

Kembali ke proses melubangi baglog. Baglog dilubangi di bagian depan sekitar


cincin/mulut baglog. Jumlahnya tiga. Jarak antar lubang dibuat seimbang dan
diatur agar lubang antar baglog tidak terlalu mepet satu sama lain. Ini berguna
untuk mencegah agar jamur yang membesar tidak saling menutup dan
mengganggu pertumbuhan karena lembar jamur dewasa yang sehat bisa
mencapai 20 cm bahkan lebih.

Dalam dua hari seluruh baglog telah diberi lubang. Agak lama
karena ndilalah ada saja hal lain yang harus dilakukan, terutama urusan rutin di
warung yang sulit ditinggal. Memang usaha memelihara jamur kuping ini masih
jadi sampingan karena masih bersifat uji coba.

Meski demikian, selesainya proses ini cukup melegakan karena jika tertunda bisa
mempengaruhi pertumbuhan jamur. Semakin lama baglog dibiarkan tanpa
dilubangi maka pertumbuhan jamur juga bisa makin lama.

Tugas selanjutnya mengontrol baglog dan menjaga lingkungan agar terjaga pada
kondisi optimal bagi pertumbuhan jamur. Suhu diusahakan tidak lebih dari 30
derajat dan kelembaban antara 80% - 90%. Pengkabutan dilakukan 2 kali dalam
sehari. Bisa lebih jika diperlukan misalnya disiang hari terlalu panas dan
kelembaban rendah (lihat di thermo-higrometer). Air dari tangki tidak langsung
disemprotkan ke baglog tetapi hanya disemprotkan di udara sekitar rak dan di
lantai. Lantai dijaga agar selalu basah untuk membantu menjaga kelembaban.
Jamur Kuping Kering di Baglog

Diposkan oleh Adi R W , di 22.03

Di hari Kartini ini, ada hal baru yang sempat mengejutkan. Beberapa lembar
jamur kuping terlihat mengering. Padahal masih di baglog wong memang belum
waktunya panen. Setelah semua dicek ternyata ada paling tidak tiga baglog
yang seperti ini.

Ciri-ciri:
- warna lembaran jamur keunguan agak pucat (biasanya kecoklatan dan segar)
- jamur mengecil
- saat diraba terasa kaku (biasanya lentur)
- pinggir jamur berkerut-kerut

Coba digoogle ketemu jawaban ciri ketiga yaitu kerutan di bagian tepi
menandakan umur jamur sudah siap panen (padahal baru 21 hari lho) . Tapi
tidak ada keterangan lain.

Akhirnya coba tanya sama yang sudah pengalaman, ternyata jawabannya


simpel: kurang penyiraman. Padahal sudah disiram seperti biasa: pagi, siang dan
sore.

Cek thermo-hydro, baru ketahuan penyebabnya. Hari ini jam satu siang cuaca
cerah dan cukup panas di luar. Suhu di atas 28 derajat Celcius kelembaban 80%.

Memang sejak baglog jamur masuk gudang, hampir setiap hari hujan atau paling
tidak mendung. Suhu udara relatif rendah sekitar 27 derajat bahkan sempat
menyentuh 23 derajat. Kelembaban hampir selalu di angka 85% - 94%. Dalam
kondisi seperti ini, penyiraman berlebihan bisa memicu pembusukan maupun
perkembangbiakan hama. Maka jamur hanya disiram 2 - 3 kali sebanyak sekitar
1 tangki.
Tanpa terasa perkembangan jamur kuping memang cukup pesat. Hanya dalam
waku tiga minggu sejak masuk kumbung atau dua minggu setelah tunas (?)
pertama muncul, sebagian baglog sudah ditumbuhi lembaran jamur hingga
selebar 15 centi bahkan ada yang lebih. Memang belum semua, mungkin baru
30- 40 % saja. Tapi terlihat 95% sudah tumbuh. Mungkin ini sebabnya
penyiraman jadi kurang memadai.

Solusinya tentu saja harus menambah frekuensi dan volume penyiraman. Plus
disarankan setiap dua jam sekali dicek kalau ada jamur yang terlihat kering
harus segera disemprot. Penyemprotan cukup pada baglog yang kekurangan air
saja, tidak semuanya. Jadi harus disiapkan semprotan kecil khusus untuk
perlakuan ini.

Benar saja, setelah disemprot, dalam waktu sekitar setengah jam perubahannya
sangat nampak. Jamur yang semula pucat, mengkerut dan kaku langsung terlihat
segar, kenyal dan melebar.

Masalah selesai, belajar lagi hal baru, plus tugas baru: patroli jamur tiap 2 jam
sekali :)

Proses Panen Jamur Kuping

Diposkan oleh Adi R W , di 23.48

Dari pengalaman memanen jamur kuping untuk pertama kalinya kemarin, ada
beberapa hal yang menarik untuk ditulis disini. Ini penting karena ternyata untuk
mendapatkan hasil jamur dengan harga yang baik tidak bisa asal petik saja. Ada
kriteria tertentu yang diharapkan oleh pedagang apabila petani mau harga jual
yang lebih tinggi. Perlu diketahui bahwa penjualan jamur kuping di daerah kami
umumnya lewat pedagang/ pengepul bukan langsung ke konsumen.

Sebagai gambaran, jika jamur kuping dipanen pada saat kandungan airnya
sangat tinggi, maka harganya akan jatuh hingga hampir setengahnya.

Kriteria hasil panen yang dianggap baik (setidaknya dari pengalaman kemarin)
adalah kadar air sedang, tidak sampai kaku/kering sama sekali tapi kalau
dipegang tidak terasa basah dan masih kenyal.

Untuk mendapatkan hasil panen seperti ini, ada beberapa proses yang harus
dilalui. Hal ini berbeda misalnya dari panen jamur lain seperti jamur tiram yang
tinggal petik, kemas, langsung bisa dijual. Jamur kuping harus dikondisikan
dengan cara tertentu agar sesuai keinginan pasar.

Proses ini bisa dibagi menjadi tiga bagian yaitu sebelum panen, saat panen, dan
setelah panen.
Tahap Sebelum Panen :
Tahap pertama dimulai sekitar dua hari sebelum panen. Pedagang harus
dihubungi lebih dulu untuk memastikan kapan perkiraan tanggal panen. Setelah
sepakat, dua hari sebelumnya pedagang akan datang untuk melihat apakah
jamur kuping memang telah benar-benar siap dipetik. Sebagian pedagang
bahkan bersedia memberi saran apabila tanaman jamur atau kondisi kumbung
nampak bermasalah. Apabila telah mencapai umur panen, jamur dibiarkan dua
hari tanpa disiram. Wah, jadi kering dong? Memang itu tujuan utamanya. Tapi
karena kemarin saat satu hari sebelum panen, suhu sempat mencapai lebih dari
29 derajat dan kelembaban kurang dari 80% karena saat ini musim pancaroba,
terpaksa sebagian lantai disiram dan baglog paling atas juga sedikit disiram.
Setelah itu tidak ada penyiraman sama sekali sampai dipetik.

Jamur kuping siap panen

Selain tidak disiram, baglog jamur kuping harus dilubangi lagi di bagian belakang
untuk memberi jalan bagi pertumbuhan pinhead (tunas jamur) tahap kedua.
Jumlahnya juga tiga sebagaimana saat melubangi bagian depan.

Tiga lubang di bagian belakang baglog


Tahap Pemetikan

Jamur kuping yang telah dikondisikan agar kadar airnya menyusut dapat segera
dipanen. Pemanenan sebaiknya dilakukan pagi hari saat bobotnya masih
optimal. Pada panen perdana ini disarankan untuk langsung memetik
keseluruhan badan jamur kuping hingga akarnya. Akar tidak perlu dibersihkan
atau dipotong.

Jamur yang telah dipetik dihamparkan di lantai beralas plastik atau koran sambil
menunggu pengepul yang akan memasukkan ke dalam karung sekaligus
menimbangnya sendiri. Ini berlaku terutama bagi yang masih pemula karena
mungkin belum terlalu dikenal oleh pedagang. Bisa langsung dimasukkan karung
asal sudah ada kesepakatan sebelumnya antara pedagang dengan pembeli.
Tujuannya untuk menghindari kekecewaan diantara kedua belah pihak
seandainya isi karung tidak sesuai sekaligus menjaga kepercayaan antara
keduanya.

Hasil panen jamur kuping

Perlu dicek jamur di baglog terbawah karena kadang masih basah. Tandanya jika
dipegang terasa ada air atau bahkan memang masih nampak jelas ada air di
lembaran jamur. Jika demikian ada baiknya jamur diangin-anginkan atau bahkan
dijemur sebentar untuk menghilangkan air itu, agar tidak menjatuhkan kualitas
dan harga jamur kuping secara keseluruhan. Jamur yang busuk sebaiknya
dipisahkan kalau ada.
Jamur kuping dijemur

Seandainya ada jamur kuping yang tidak tumbuh sempurna/kerdil bisa ditinggal
supaya tumbuh besar atau boleh juga ikut dipanen.

Jamur kuping kerdil

Tahap Setelah Panen

Setelah jamur kuping selesai dipetik dan dibawa oleh pedagang, kumbung jamur
harus segera disapu. Semua kotoran sisa panen harus dihilangkan untuk
menghindari tumbuhnya jamur kontaminan. Kemudian segera lakukan
pengabutan dan penyiraman pada jamur yang masih ditinggal seandainya ada,
dilanjutkan perawatan kumbung jamur sebagaimana biasa.
Baglog jamur kuping setelah dipanen

Setelah Tiga Kali Panen

Diposkan oleh Adi R W , di 22.45

Dengan dilakukannya panen tanggal 20 Juni lalu, berarti budidaya jamur kuping
di gudang telah tiga kali memberikan hasil. Total keseluruhan hasil panen
pertama, panen kedua dan panen ketiga ternyata mencapai lebih dari 400 kg.
Periode penanaman sejak baglog masuk kumbung hingga panen ketiga kurang
lebih 2 bulan 20 hari. Agak telat karena panen pertama mundur satu minggu.

Dengan harga jual jamur kuping minimal 9000 per kilo, hasil kotor yang
diperoleh lebih dari 3,6 juta rupiah. Ini sudah melebihi harga pembelian 2000
buah baglog tahap pertama yang hanya sebesar 3,3 juta (dicicil 2 kali).
Menurut informasi yang diterima, rata-rata jamur kuping bisa dipanen antara 6 -
7 kali. Dengan demikian masih ada harapan untuk memperoleh hasil panen yang
lebih besar lagi, setidaknya dua kali lipat dari junlah total hasil panen
sebelumnya. Menurut sebuah buku praktis tentang penanaman jamur kuping,
perhitungan standar jumlah hasil panen jamur kuping selama satu masa
penanaman dengan jumlah baglog sebanyak 2000 buah adalah sebesar 700 kg.
Masih sesuai dengan hasil sementara ini.

Apalagi hari ini, yang berarti empat hari setelah panen, sudah terlihat tanda-
tanda munculnya pinhead/tunas baru. Satu dua bahkan ada yang telah mekar.
Entah kapan tunasnya muncul, tiba-tiba saja sudah terlihat agak besar, sekitar 5
centi. Belum banyak memang, tapi cukup melegakan. Alhamdulillah.

Panen Jamur Kuping Tahap Ketiga

Diposkan oleh Adi R W , di 10.25

Alhamdulillah panen lagi.

Tepat setelah 24 hari sebelumnya panen, hari Kamis tanggal 20 Juni yang lalu
kembali dilakukan pemanenan jamur kuping sebanyak 2000 baglog. Sebetulnya
tidak tepat 2000, karena ada 13 yang berisi jamur tiram dan 4 yang beberapa
hari sebelumnya terpaksa dibuang karena terkena krepes. Tapi untuk
mempermudah, anggap saja tetap 2000 baglog..
Hasilnya cukup baik.

Kalau pada panen tahap pertama hasilnya sekitar 120an kg, panen kedua 157
kg, panen kali ini 135 kg. Meski mengalami penurunan, hasil ini cukup
memuaskan mengingat proses pemanenan sedikit diubah. Tujuannya untuk
menghasilkan jamur kuping panen dengan kualitas yang sesuai dengan
kebutuhan pasar.

Maksudnya begini.

Pada panen tahap kedua, hasil panen jamur kuping memang cukup tinggi.
Namun ada keluhan dari pembeli tentang kualitas jamur yang agak basah. Ini
akibat cuaca yang hampir setiap hari hujan, kelembaban udara tinggi, dan
temperatur rendah. Proses pemanenan seperti pada panen pertama ternyata
kurang sesuai untuk kondisi seperti ini. Hasil panen jamur agak basah dan
kurang kesat. Di satu sisi ini menguntungkan untuk petani karena bobot hasil
panen meningkat, tapi merugikan bagi pembeli apalagi pada saat harga relatif
tinggi.

Bisnis yang baik tentunya harus menguntungkan kedua belah pihak.

Maka proses panen kali ini diubah.

Sebenarnya tidak banyak yang diubah, hanya proses pra pemanenan saja. Kalau
pada panen sebelumnya penghentian penyiraman hanya dilakukan selama satu
hari atau 24 jam saja, maka kali ini diperpanjang menjadi 2 x 24 jam. Memang
ada konsekuensinya, yaitu jamur akan cenderung lebih kering. Tapi tak apa demi
kualitas yang lebih baik dan kepuasan pelanggan.
Hasilnya memang berbeda.

Jamur kuping hasil panen kali ini relatif lebih kesat, meski tetap saja ada
beberapa yang bandel dan tak mau menghabiskan persediaan airnya.
Konsekuensinya juga nampak, yaitu penurunan bobot total hasil panen. Kalau
dilihat sekilas jumlahnya tidak jauh berbeda dari sebelumnya. Tapi ketika
ditimbang tenyata turun 20an kilo. Ya sudah tak apa. Alhamdulillah.

Sayangnya harga juga turun.

Panen sebelumnya sekilo jamur kuping panen dihargai 9.500, kali ini turun jadi
9000 saja. Katanya ini akibat hasil panen kemarin yang agak basah sehingga
harga sekarang jadi turun.

Tapi sekali lagi, Alhamdulillah. ini pun sudah cukup baik untuk seorang pemula.
Setidak-tidaknya masih relatif stabil di atas seratus kilo. Diharapkan hasil panen
selanjutnya tetap sebaik ini sampai tahap panen terakhir.

Keempat, panen jamur kuping tahap keempat.


Hari Sabtu tanggal 13 Juni panen jamur kuping lagi. Semula saya agak pesimis
hasilnya akan bagus karena dari awal pertumbuhan tunas jamur nampak agak
lambat dan tidak kompak. Tapi sejak sekitar seminggu sebelum panen,
pertumbuhan jamur terlihat makin pesat. Ternyata saat panen terbukti hasilnya
cukup memuaskan. Bobot total jamur hasil panen 125 kg dengan harga yang
sangat baik yaitu 10rb per kilo. Alhamdulillah.

Manfaat Thermo-Hygrometer untuk Budidaya Jamur Kuping

Diposkan oleh Adi R W , di 11.10

Sebagaimana pernah saya singgung dalam tulisan tentang peralatan yang


dibutuhkan untuk budidaya jamur kuping, salah satu alat, yang tidak wajib tapi
penting, untuk budidaya jamur kuping adalah thermohygrometer.

Apa yang dimaksud dengan thermohygrometer?


Thermohygrometer adalah sebuah alat yang menggabungkan antara fungsi
termometer dengan hygrometer. Ukurannya beragam, ada yang sedikit lebih
besar dari korek gas, ada pula yang seukuran telepon genggam. Pada umumnya
kita lebih mengenal termometer daripada hygrometer, karena fungsinya sebagai
pengukur suhu sering dipakai dalam dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan
hygrometer relatif jarang terdengar bagi orang awam karena ia hanya berguna
untuk mengukur kelembaban udara baik di dalam maupun di luar ruangan. Oleh
karenanya alat ini jarang dipakai kecuali di kalangan yang benar-benar
memerlukannya.

Lalu apa manfaatnya dalam budidaya jamur kuping?

Sebagaimana kita ketahui, budidaya jamur kuping memerlukan lingkungan


tertentu yang sesuai dengan habitat aslinya. Ada pepatah mengatakan "bak
cendawan tumbuh dimusim hujan". Ini menunjukkan bahwa jamur akan tumbuh
subur dimusim penghujan, karena ia senang dengan suhu yang relatif dingin dan
kelembaban yang tinggi. Untuk dapat mengetahui kondisi lingkungan sehingga
bisa menciptakan habitat buatan (dalam kumbung) yang cocok bisa dilakukan
dengan alat yang namanya thermohygrometer ini. Bisa dengan insting/kira-
kira/menurut pengalaman saja, tapi tentu hasilnya kurang akurat.

Kalau kita amati gambar di atas, dengan mudah kita akan mendapat informasi
tentang suhu dan kelembaban tersebut. Kebetulan saya membeli tipe yang
memuat informasi tentang suhu di dalam dan di luar ruangan serta
kelembabannya. Ada fungsi tambahan berupa mencatat suhu terendah dan
tertinggi yang pernah terjadi dan kelembaban tertinggi serta terendah. Ada tipe
lain yang hanya memuat suhu di dalam ruangan serta kelembabannya. Bahkan
ada yang ditambah fungsi jam digital. Tapi saya pilih yang ini karena kebetulan
stok yang ada waktu itu hanya jenis ini.

Angka paling atas menunjukkan suhu di luar ruangan sedangkan angka di


bawahnya mencatat suhu di dalam ruangan/kumbung. Dari informasi ini saya
tahu bahwa dimalam hari suhu bisa turun hingga sekitar 23 derajat dengan
perbedaan antara suhu di dalam dan di luar ruangan yang tidak terlalu jauh
(kurang dari satu derajat). Sedangkan di siang hari suhu di dalam bisa mencapai
29 derajat dan di luar bisa di atas 30 derajat Celcius. Kelembaban yang tercatat
saat ada hujan bisa mencapai di atas 90% (bahkan ketika seminggu terus-
terusan hujan pernah mencapai 99%). saat terik matahari kelembaban bisa turun
hingga menyentuh 70%.

Apa arti angka-angka ini?

http://jamursegudang.blogspot.co.id/

Untuk bibit jamur kuping, Bibit induk f1:60.000/botol Bibit


tebar f2:6.000/botol

Sebagai produsen bibit jamur yg berada di lereng merapi


kami menyediakan benih jamur tiram dan jamur
kuping,kami juga menyediakan baglog jamur Tiram dan
jamur kuping yg tentunya berkualitas baik. Kami juga
membuka pelatihan bagi yg ingin belajar budidaya jamur
sekaligus belajar untuk pembuatan media tanam atau
baglog jamur. Jika ada yg berminat untuk budidaya atau
belajar untuk budidaya bisa hubungi kami di 085692985929
pin BB 5ce95962
Sebagai produsen bibit jamur yg berada di lereng merapi kami menyediakan benih jamur tiram dan
jamur kuping,kami juga menyediakan baglog jamur Tiram dan jamur kuping yg tentunya berkualitas
baik.

Kami juga membuka pelatihan bagi yg ingin belajar budidaya jamur sekaligus belajar untuk
pembuatan media tanam atau baglog jamur.

Jika ada yg berminat untuk budidaya atau belajar untuk budidaya bisa hubungi kami di
085692985929 pin BB 5ce95962

Benih F3 diproduksi oleh UPTD BPPTPH Unit Ngipiksari, dalam kemasan botol. Setiap botol dijual dengan
harga Rp. 2.500,- , setiap botol benih jamur kuping F3 yang telah masak ( penuh mycellium) dapat untuk
menginokulasi 50 baglog. Kapasitas produksi benih 500 botol / bulan.
Untuk pemesanan dan keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bapak Sardiyana, tlp 085878882298

You might also like