Professional Documents
Culture Documents
ASUHAN KEPERAWATAN
KANKER SERVIKS
Disusun oleh :
Rika Riyanti T
220110120082
I. Faktor pencetus
Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor
resiko dan predisposisi yang menonjol, antara lain :
1. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan
seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun
dianggap masih terlalu muda.
2. Jumlah kehamilan dan partus
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin
sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma
serviks.
3. Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti
pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kanker serviks ini.
4. Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dam virus papiloma atau virus
kondiloma akuminta diduga sebagai faktor penyebab kanker serviks.
5. Sosial ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah
mungkin faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan
kebersihan perseorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya
kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini mempengaruhi imunitas
tubuh.
6. Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kanker serviks pada wanita yang
pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum
hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
7. Merokok dan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian
AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi
diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus
menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.
II. Etiologi
Penyebab tersering kanker serviks adalah infeksi virus HPV. Lebih dari 90%
kanker serviks jenis skuamosa mengandung DNA virus HPV dan 50% kanker serviks
berhubungan dengan HPV tipe 16 (Nurwijaya, 2010). HPV adalah virus DNA yang
menginfeksi sel-sel epitel (kulit dan mukosa). Infeksi HPV umumnya terjadi setelah
wanita melakukan hubungan seksual dan umumnya terjadi pada usia sekitar 25 tahun.
sekitar 25 tahun. Selama hidupnya, hampir kebanyakkan wanita dan laki-laki pernah
terkena infeksi HPV dan 80 persen dari wanita terkena infeksi sebelum umur 50
tahun. Sebagian infeksi HPV bersifat hilang timbul sehingga tidak terdeteksi dalam
kurun waktu 2 tahun setelah infeksi. Hanya sebagian kecil saja dari infeksi tersebut
menetap dalam jangka lama sehingga menimbulkan kerusakan lapisan lendir menjadi
pra-kanker.
HPV tipe 16 mendominasi infeksi (50-60%) pada penderita kanker leher rahim
disusul dengan tipe 18 (10-15%). Dari infeksi HPV sampai dengan terjadinya kanker
memerlukan waktu cukup lama, yaitu hampir 20 tahun. Hanya sebagian kecil wanita
pengidap HPV akan berubah statusnya menjadi fase pra-kanker. Apabila fase tersebut
tidak segera diobati maka setelah beberapa tahun mengidap infeksi maka kondisi pra-
kanker berubah menjadi kanker (Rasjidi, 2010).
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Sitologi/Pap Smear (Prostatic Acid Phosphate)
2. Schillentest
3. Kolposkopi
4. Kolpomikroskopi
5. Biopsi
6. Konisasi
7. Pemeriksaan secara radiologis (CT Scan dan MRI) untuk mengetahui
apakah sudah ada penyebaran lokal dari ca tersebut.
8. Servikografi
9. Gineskopi
10. Pap net/pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitive
VI. TERAPI
1. Irradiasi
Dapat dipakai untuk semua stadium
Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
Tidak menyebabkan kematian seperti operasi
2. Dosis
Penyinaran ditujukan pada jaringan karsinoma yang terletak diserviks
3. Komplikasi irradiasi
Kerentanan kandung kencing
Diarrhea
Perdarahan rectal
Fistula vesico atau rectovaginalis
4. Operasi
Operasi Wentheim dan limfatektomi untuk stadium I dan II
Operasi schauta, histerektomi vagina yang radikal
5. Kombinasi
Irradiasi dan pembedahan
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan
bertambahnya vaskularisasi, odema. Sehingga tindakan operasi
berikutnya dapat mengalami kesukaran dan sering menyebabkan fistula,
disamping itu juga menambah penyebaran ke sistem limfe dan peradaran
darah.
6. Cytostatika : Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio
resisten. 5% dari karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi,
dianggap resisten bila 8-10 minggu post terapi keadaan masih tetap sama.
DAFTAR PUSTAKA