You are on page 1of 16

MAKALAH FOTOSINTESIS

Bab I
Pendahaluan
A. Latar Belakang
Semua mahkluk hidup sangat memerlukan makanan agar dapat tumbuh dan
hidup. Manusia mengkomsumsi beras, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur-sayuran,
dan buah-buahan yang semuanya diperoleh atau berasal dari tumbuhan. Manusia juga
mengkomsumsi daging, ikan, susu, dan telur yang semuanya diperoleh atau berasal
dari hewan. Dengan demikian, nutrisi (makanan) manusia di peroleh dari tumbuhan dan
hewan. Sedangkan, hewan memperoleh makanan atau nutrisinya dari tumbuhan atau
hewan lainnya. Berdasarkan makanan yang dikomsumsinya, hewan dibagi menjadi 3
jenis diantaranya, hewan karnivora atau biasa disebut dengan pemakan daging
contohnya adalah buaya, komodo dan burung elang. Lalu, jenis hewan lainnya yaitu
hewan herbivora atau biasa disebut dengan pemakan tumbuhan contohnya adalah
kelinci, gajah dan kuda. Dan jenis hewan yang lainnya yaitu hewan omnivora yang
biasa disebut dengan pemakan daging dan tumbuhan atau hewan pemakan keduanya
contohnya adalah ayam, bebek dan panda.
Manusia dan hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri untuk memenuhi
segala kebutuhan makanan dan energinya. Untuk membangun tubuhnya dan
mendapatkan energi, manusia dan hewan mengambil zat-zat yang berasal dari
tumbuhan sebagai sumber makanannya. Hal ini menunjukan bahwa manusia dan
hewan sangat bergantung kepada tumbuhan demi kelangsungan hidupnya.
Seperti halnya manusia dan hewan yang merupakan makhluk hidup yang
membutuhkan energi, tumbuhanpun demikian. Tumbuhan juga sangat membutuhkan
energi dan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Tumbuhan dapat memperoleh
energi dan makanan melalui sebuah proses. Fotosintesislah proses yang dapat
memberikan energi dan makanan bagi tumbuhan.
Namun, berbeda dengan manusia dan hewan yang memperoleh makanan
dan energinya dari mahkluk hidup lain yakni dari tumbuhan dan hewan, tumbuhan
merupakan makhluk hidup yang dapat membuat makanannya sendiri. Akan tetapi,
bukan sembarang tumbuhan yang dapat membuat makanannya sendiri. Tumbuhan
yang dapat membuat makanan sendiri adalah tumbuhan yang mempunyai klorofil.
Dengan fotosintesislah tumbuhan bisa menghasilkan makanan dan memperoleh
energinya demi kelangsungan hidupnya.
Fotosintesis adalah peristiwa sintesis atau penyusunan zat organik yang terdiri
dari gula dari zat anorganik yang terdiri dari air dan karbon dioksida dengan bantuan
energi cahaya atau foton matahari. Dalam fotosintesis, dihasilkan glukosa atau
karbohidrat dan oksigen. Hampir semua makhluk hidup sangat bergantung pada hasil
fotosintesis. Sehingga fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi.
Organisme yang mampu menyusun senyawa organik dari senyawa
anorganik dinamakan organisme autrotof.
B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai


berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan fotosintesis ?


2. Bagaimana proses fotosintesis ?
3. Bagian daun manakah yang berperan dalam proses fotosintesis ?
4. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi proses fotosintesis ?
5. Zat-zat mana sajakah yang diambil oleh tumbuhan dari lingkungan dalam
proses fotosintesis ?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka penulis membuat tujuan sebagai


berikut :

1. Mengetahui pengertian dari fotosintesis.


2. Mengetahui proses yang terjadi pada fotosintesis.
3. Mengetahui tentang bagian daun yang berperan dalam proses fotosintesis.
4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis.
5. Mengetahui zat-zat yang diambil oleh tumbuhan dari lingkungan dalam proses
fotosintesis.

D. Manfaat

Manfaat dibuatnya makalah ini adalah :

1. Untuk menambah pengetahuan dan informasi tentang fotosintesis.


2. Sebagai sebuah media pembelajaran tentang fotosintesis.

Bab II
Pembahasan

A. Sejarah Penemuan Fotosintesis


Pada awalnya, orang menganggap bahwa akar memakan tanah, seperti yang
dikemukakan oleh Aristoteles. Tumbuhan hijau memperoleh zat-zat makanan dari
dalam tanah, yaitu yang berasal dari perombakan atau penguraian organisme yang
telah mati. Penguraian organisme mati menjadi bahan yang dapat diserap oleh akar
tumbuhan hijau dilakukan oleh mikroorganisme.
Konsep fotosintesis dimulai pada abad ke-17 ketika Jan Van Helmont
menyatakan bahwa pertumbuhan dari tumbuhan disebabkan karena adanya air dan
bukan disebabkan oleh tanah.
Pada tahun 1772, Joseph Priestley, seorang ahli kimia dan pendeta
berkebangsaan Inggris, melakukan penelitian dan menemukan bahwa ketika ia
menutup sebuah lilin menyala dengan sebuah toples terbalik, nyalanya akan mati
sebelum lilinnya habis terbakar. Ia kemudian menemukan bila ia
meletakkan tikus dalam toples terbalik bersama lilin, tikus itu akan mati lemas. Dari
kedua percobaan itu, Priestley menyimpulkan bahwa nyala lilin telah "merusak" udara di
dalam toples itu dan telah menyebabkan matinya tikus. Ia kemudian menunjukkan
bahwa udara yang telah dirusak oleh lilin tersebut dapat dipulihkan oleh tumbuhan.
Ia juga menunjukkan bahwa tikus dapat tetap hidup dalam toples tertutup asalkan di
dalamnya juga terdapat tumbuhan. Selanjutnya, kita mengetahui bahwa tumbuhan
menggunakan karbon dioksida yang dikeluarkan oleh hewan dan manusia, sedangkan
hewan dan manusia menyerap oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan.
Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz, dokter kerajaan Austria, mengulangi
eksperimen Priestley. Ia memperlihatkan bahwa cahaya matahari juga berpengaruh
pada tumbuhan sehingga dapat "memulihkan" udara yang "rusak". Ia juga menemukan
bahwa tumbuhan juga 'mengotori udara' pada keadaan gelap sehingga ia lalu
menyarankan agar tumbuhan dikeluarkan dari rumah pada malam hari untuk mencegah
kemungkinan dapat meracuni penghuninya. Ingenhousz membuktikan bahwa pada
proses fotosintesis dilepaskan gas oksigen. Hal ini dibuktikan dengan percobaan
menggunakan tanaman air yaitu Hydrilla verticillata di bawah corong terbalik. Jika
tanaman tersebut kena cahaya, timbulah gelembung-gelembung udara yang akhirnya
mengumpul di dasar tabung reaksi.
Pada tahun 1782, Jean Senebier menyebutkan bahwa gas yang dibutuhkan
oleh tumbuhan untuk fotosintesis adalah karbon dioksida yang merupakan sumber
karbon bagi tumbuhan hijau. Pada tahun 1842, Julius Robert Mayer menyatakan bahwa
energi cahaya matahari yang diserap oleh tumbuhan hijau selanjutnya diubah menjadi
energi kimia.
Pada tahun 1860, Julius Von Sachs membuktikan bahwa pada fotosintesis akan
terbentuk karbohidrat atau amillum. Pada tahun 1905, Frederick Blackman menunjukan
bahwa pada proses fotosintesis terjadi reaksi gelap yang tidak membutuhkan cahaya.
Pada tahun 1937, Robert Hill berhasil mengikuti kegiatan kloroplas yang telah
dipisahkan dari sel hidup. Kloroplas itu jika disinari mampu menghasilan oksigen.

B. Proses Fotosintesis
Tumbuhan bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan
langsung dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon
dioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai
makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis.
Fotosintesis berasal dari dua kata yaitu Photo yang berarti Cahaya dan Synthesis yang
berarti proses pembuatan atau pengolahan. Proses fotosintesis merupakan proses
mengolah bahan yang sederhana menjadi bahan yang kompleks dengan menggunakan
bantuan dari cahaya.
Bahan sederhana yang digunakan oleh tumbuhan untuk fotosintesis adalah
karbon dioksida dan air. Tumbuhan umumnya mendapat karbon dioksida dari udara dan
mendapatkan air dari tanah. Karbon dioksida diubah menjadi gula. Hasil sampingan
proses ini adalah gas oksigen. Proses atau reaksi ini sangat memerlukan energi yang
secara alami didapat dari cahaya matahari. Energi dari cahaya matahari itu diserap dari
klorofil yang terdapat pada tumbuhan.
Sebenarnya, proses fotosintesis bukanlah reaksi tunggal, melainkan terdiri dari
beberapa tahap reaksi yang kompleks. Reaksi tersebut dapat menghasilkan oksigen
dan glukosa. Glukosa tersebut dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik
lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini
berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun
tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler berkebalikan dengan
persamaan di atas. Pada proses respirasi, gula atau glukosa dan senyawa lain akan
bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida, air, dan energi kimia.
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang
disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil
terdapat dalam organel yang disebut kloroplas. Klorofil menyerap cahaya yang akan
digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna
hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di
dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta
kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa
warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses
fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin yang bersifat anti
air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar Matahari ataupun penguapan air yang
berlebihan. Reaksi yang terjadi dapat dituliskan secara sederhana sebagai berikut.

1. Tahap tahap Fotosintesis

Proses fotosintesis yang terjadi di kloroplas melalui dua tahap reaksi. Kedua
reaksi tersebut diantaranya adalah reaksi terang dan reaksi gelap. Kedua reaksi
tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

A. Reaksi terang
Reaksi terang berlangsung di dalam membran tilakoid di grana. Grana adalah
struktur bentukan membran tilakoid yang terbentuk dalam stroma, yaitu salah satu
ruangan dalam kloroplas. Di dalam grana terdapat klorofil, yaitu pigmen yang berperan
dalam proses fotosintesis. Dalam reaksi terang ini, klorofil menyerap cahaya nila.
Energi yang ditangkap oleh klorofil digunakan untuk memecah molekul air. Reaksi
tersebut disebut reaksi fotolisis karena proses penyerapan energi cahaya dan
penguraian atau pemecahan molekul air menjadi oksigen dan hidrogen. Reaksi fotolisis
dapat ditulis sebagai berikut :

B. Reaksi gelap
Reaksi gelap berlangsung di dalam stroma. Reaksi yang membentuk gula dari
bahan dasar CO2 yang diperoleh dari udara dan energi yang diperoleh dari reaksi
terang. Reaksi gelap tidak membutuhkan cahaya matahari, tetapi tidak dapat
berlangsung jika belum terjadi siklus terang karena energi yang dipakai berasal dari
reaksi terang. Ada dua macam siklus, yaitu siklus Calin-Benson dan siklus hatch-Slack.
Pada siklus Calin-Benson, tumbuhan menghasilkan senyawa dengan jumlah atom
karbon tiga, yaitu senyawa 3-fosfogliserat. Siklus ini dibantu oleh enzim rubisco. Pada
siklus hatch-Slack, tumbuhan menghasilkan senyawa dengan jumlah atom karbon
empat. Enzim yang berperan adalah pada siklus hatch-Slack adalah enzim
phosphoenolpyruvate carboxylase. Produk akhir siklus gelap diperoleh glukosa yang
dipakai tumbuhan untuk aktivitasnya atau disimpan sebagai cadangan energi.

2. Hasil akhir fotosintesis


Secara umum karbohidrat dianggap sebagai hasil akhir fotosintesis. Namun
patut diperhatikan istilah karbohidrat tersebut dapat berupa monosakarida, disakarida,
dan polisakaria. Sebenarnya hasil akhir fotosintesis adalah gula sederhana beratom C-
3. Senyawa ini sangat mudah bereaksi, sehingga sebelum diangkut perlu diubah
terlebih dahulu menjadi gula lain, misalnya glukosa.
Glukosa diangkut melalui floem ke sel-sel daun yang lain yang tidak
berfotosintesis, yakni sel-sel batang dan sel-sel akar untuk keperluan tumbuhan itu
sendiri. Sisanya diubah ke dalam bentuk lain yaitu menjadi amilum, protein dan lipid
yang disimpan untuk cadangan makanan. Cadangan makanan terutama di simpan
didalam akar dan batang, tapi ada juga yang di simpan dalam daun.
Hasil lain dari proses fotosintesis yaitu berupa oksigen. Oksigen dilepas ke
lingkungan melaui stomata. Oksigen yang dilepas dimanfaatkan oleh organisme lain
untuk proses pernapasan.

C. Bagian Daun Yang Berperan Dalam Fotosintesis


Pada sebagian tumbuhan tinggi, daun merupakan organ utama untuk
melakukan proses fotosintesis. Fotosintesis tidak hanya terjadi pada daun, tetapi terjadi
pada semua tumbuhan yang berwarna hijau.
Pada struktur daun, permukaan luar epidermis bawah dan atas biasanya
dilindungi oleh lapisan kultikula dan kadang-kadang sebelah luarnya lagi terdapat
lapisan lilin. Lapisan kultikula dan lilin ini berguna untuk mencegah penguapan air
(transpirasi) berlebihan dan menambah kekuatan.
Diantara sel-sel epidermis daun, terdapat mulut daun (stomata). Fungsi stomata
sebagai pengatur penguapan, pengatur masuknya gas CO2 dari udara dan keluarnya
gas O2 ke udara selama fotosintesis berlangsung dan arah sebaliknya pada waktu
respirasi berlangsung.
Mesofil merupakan jaringan dasar yang terletak antara epidermis atas dan
epidermis bawah. Pada tumbuhan monokotil, mesofilnya tersusun atas parenkima yang
seragam. Pada daun dikotil, parenkima umumnya berkembang menjadi palisade
(jaringan tiang, jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga karang)
Sesuai dengan fungsinya, mesofil merupakan daerah fotosintesis utama karena
mengandung kloroplas. Kandungan kloroplas palisade lebih banyak di bandingkan
dengan yang berada di spons.
Organel yang berperan dalam fotosintesis adalah kloroplas. Organel tersebut
berisi pigmen klorofil yang menyebabkan warna hijau pada tumbuhan. Di setiap sel
terdapat 40-50 kloroplas. Di dalam kloroplas inilah penyerapan sinar oleh klorofil dimulai
pada proses fotosintesis.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis dibagi menjadi 9


bagian diantaranya :

1. Cahaya
Cahaya merupakan sumber energi untuk proses fotosintesis. Energi cahaya
yang diserap oleh tumbuhan tergantung pada intensitas sumber cahaya, panjang
gelombang cahaya, dan lamanya penyinaran yang terjadi. Pada batas-batas tertentu,
semakin tinggi intensitas cahaya matahari maka semakin banyak energi cahaya yang
diserap oleh klorofil, sehingga laju fotosintesis semakin meningkat. Cahaya matahari
dengan intensitas terlalu tinggi akan menimbulkan kerusakan pada klorofil.

2. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan dapat menyebabkan stomata atau mulut
daun menjadi tertutup, dan dapat menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga
mengurangi laju proses fotosintesis.

3. Konsentrasi Karbon Dioksida


Laju fotosintesis akan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan CO 2 atau
karbon dioksida udara. Semakin banyak CO2, maka semakin baiklah proses
fotosintesis. Namun, kadar karbon dioksida yang terlalu tinggi dapat meracuni atau
menyebabkan stomata tertutup, sehingga laju fotosintesis menjadi terhambat. Untuk itu,
kenaikkan karbondioksida atau CO2 harus disesuaikan dengan intensitas cahaya. Jika
konsentrasi karbondioksida tidak mencukupi laju fotosintesis akan turun. Apabila
konsentrasi karbondioksida ditingkatkan pelan-pelan maka laju fotosintesis akan
meningkat hingga pada tingkat tertentu.
4. Suhu
Suhu, mempengaruhi kerja enzim untuk fotosintesis. Bila suhu naik 10 0 , kerja
enzim meningkat dua kali lipat. Hal ini terjadi pada suhu tertentu, bila suhu terlalu tinggi,
justru merusak enzim. Kebanyakan tumbuhan mengadakan fotosintesis dengan baik
pada kisaran suhu 10-35 0 .

5. Oksigen
kenaikan kadar oksigen dapat menghambat fotosintesis karena oksigen
merupakan komponen untuk respirasi. Oksigen akan bersaing dengan karbondioksida
untuk mendapat hidrogen.

6. Kandungan Klorofil
Kandungan klorofil dari setiap tumbuhan berbeda-beda. Untuk
membedakannya dapat dilihat pada warna daun. Daun yang menguning atau berwarna
kekuningan berarti kadar klorofilnya relatif masih sangat kurang. Sebaliknya, jika daun
berwarna hijau, maka daun tersebut memiliki kadar klorofil yang relatif tinggi. Jika
kekurangan klorofil, maka akan menurunkan laju fotosintesis. Dalam memenuhi
kekurangan klorofil, tumbuhan sangat memerlukan sejumlah ion anorganik tertentu
untuk membuat pigmen klorofil. Ion itu adalah Mg (Magnesium) dan N (Nitrogen).

7. Air
Tumbuhan sangat membutuhkan air. Jika tumbuhan kekurangan air, maka
tumbuhan tersebut akan layu. Jika daun layu, maka stomata cenderung menutup.
Akibatnya difusi karbondioksida dari udara terhambat.

8. Kadar Fotosintat (hasil fotosintesis)


Jika kadar fotosintat seperti gula berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila
kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.

9. Tahap Pertumbuhan
Pada saat masih kecambah, tumbuhan lebih rajin fotosintesis daripada yang
sudah besar karena yang sedang tumbuh butuh banyak energi untuk tumbuh
membesar. Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada
tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa.

E. Pengambilan Zat-zat oleh tumbuhan dari lingkungan

Tumbuhan memerlukan beberapa zat dari lingkungannya, terutama air, mineral,


oksigen, dan karbon dioksida. Oksigen dan karbon dioksida dari udara diambil oleh
tumbuhan tingkat tinggi melalui daun. Air dan garam mineral yang terkandung di dalam
air diserap tumbuhan dari dalam tanah melalui rambut akar.
Bagian akar yang aktif terlibat dalam penyerapan garam mineral adalah pada
daerah
perpanjangan tepat dibelakang ujung akar. Pada waktu penyerapan air, unsur-unsur
mineral yang larut dalam air juga terbawa masuk kedalam akar.
Proses pengambilan karbondioksida dan oksigen dari udara serta air, dan unsur
-unsur dari dalam tanah oleh tumbuhan, berlangsung dengan cara difusi, osmosis dan
transpor aktif.

A. Difusi

Difusi berasal dari kata diphus yang artinya menyebar. Difusi merupakan
transport menurun yang artinya materi yang berasal dari daerah berkosentrasi tinggi ke
daerah yang berkosentrasi rendah. Cairan sel biasanya bersifat hipertonis dan cairan di
luar sel bersifat hipotonis, sehingga air akan mengalir dari luar ke dalam sampai
keduanya bersifat isotonis.
Difusi adalah peristiwa mengalir/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari
bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh yang
sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi
manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara. Difusi
dipermudah dengan saluran protein substansi seperti asam amino, gula, dan substansi
bermuatan tidak dapat berdifusi melalui membran plasma. Substansi-substansi tersebut
melewati membran plasma melalui saluran yang dibentuk oleh protein dimana protein
yang membentuk saluran ini merupakan protein integral.
Difusi dipermudah dengan protein pembawa proses difusi ini melibatkan protein
yang membentuk suatu saluran dan mengikat substansi yang ditranspor. Protein ini
disebut protein pembawa. Protein pembawa biasanya mengangkut molekul polar
misalnya asam amino dan glukosa.

-) Mekanisme difusi
Difusi sederhana melalui membran berlangsung karena molekul-molekul
yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid)
sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran sel
permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K
serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu, membran sel juga
sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO 2, HO, dan H2O. Beberapa
molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus
membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein transmembran,
semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul dengan diameter
lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul-molekul
berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam-garam mineral,
tidak dapat menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein
pembawa atau transporter untuk dapat menembus membran.
B. Osmosis

Osmosis berasal dari kata os artinya lubang dan move artinya pindah, maka
osmosis adalah proses perpindahan air dari zat yang berkonsentrasi rendah (hipotonis)
ke larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis), proses ini biasa melalui membran
permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran
semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang
mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu
fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan
pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi
yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya
pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi
yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat
koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut,
dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini
dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel.
Osmosis terbalik adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis.
Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalam sel hidup di mana molekul solvent
(biasanya air) akan mengalir dari daerah solute rendah ke daerah solute tinggi
melalui sebuah membran semipermeable. Membran semipermeable ini menunjuk ke
membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari
membran sel. Gerakan dari solvent berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang
seimbang tercapai di kedua sisi membran.
Reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari
sebuah daerah konsentrasi solute tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah
solute rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik.
Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui
filter yang menangkap solute dari satu sisi dan membiarkan pendapatan solvent
murni dari sisi satunya.

-) Mekanisme osmosis
Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel,
ditempatkan dua Iarutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa
sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput
selektif permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak
atau berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput
permeabel. Jadi, pergerakan air berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi
menuju kelarutan yang konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif permiabel.
Larutan vang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di
dalam sel dikatakan .sebagai larutan hipertonis. Sedangkan larutan yang
konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan
yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel
dikatakan sebagai larutan hipotonis.
C. Transport Aktif

Transpor aktif adalah transpor yang menggunakan energi untuk mengeluarkan


dan memasukkan ion-ion dan molekul melalui membran sel yang bersifat selektif
permeabel. Transpor aktif dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam sel dan di luar sel.
Muatan listrik ini ditentukan oleh ion natrium (Na), ion kalium (K), dan ion klor (CI).
Keluar masuknya ion Na dan K diatur oleh pompanatrium-kalium.
Pada bagian besar jaringan, pompa natrium-kalium bertanggung jawab
terhadap transpor aktif ganda Na dan K dari dalam ke luar sel. ATP menyediakan energi
untuk transpor. Pompa mengeluarkan tiga ion Na dari dalam sel untuk setiap dua ion K
yang dimasukkan ke dalam sel.
Transpor aktif memerlukan molekul pengangkut berupa protein integral pada membran
(molekul carrier). Pada protein pengangkut, terhadap tempat untuk Na dan K yang
dinamakan binding sites.
a. Tiga ion natrium (Na) diambil dari dalam sel dan menempati binding sites
(tempat
terjadinya ikatan ion atau molekul pada membran).
b. Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein integral pada membran
agar
membuka ke bagian luar sel.
c. Protein integral pada membran membuka ke arah luar sel, kemudian
melepaskan ion
natrium keluar dari sel.
d. Dua ion kalium (K) dari luar sel menempati binding sites pada protein
integral.
e. Protein integral pada membran kembali pada bentuk semula, yakni
membuka ke arah
dalam sel.
f. Ion kalium dilepaskan ke dalam sel.

D. Persamaan antara Osmosis dan Difusi


Osmosis dan difusi merupakan mekanisme nutrien. Pada waktu transport
nutrien melewati membran yang bersifat pasif. Transport pasif memiliki arti bahwa
mekanisme transport tersebut tidak melawan gradien konsentrasi sehingga tidak
membutuhkan energi untuk melakukan mekanisme ini.

E. Perbedaan antara Osmosis dan Difusi

Untuk memahami perbedaan tentang difusi dan osmosis harus dipahami


konsepnya dahulu dengan baik. Perlu diperhatikan pada definisi masing-masing. Dari
definisi tersebut konsep yang perlu ditanamkan dengan baik bahwa:
Osmosis harus melewati membran. Jadi jika terjadi perpindahan pelarut tanpa
melalui membran selektif semipermeabel bukanlah osmosis tetapi peristiwa tersebut
adalah difusi.

Contoh Osmosis adalah 2 sel yang masing-masing memiliki membran plasma


dan terjadi perbedaan konsentrasi. Konsentrasi garam sebelah kanan lebih tinggi
akibatnya volume pelarutnya lebih kecil dibandingkan dengan sel yang sebelah kiri.
Karena definisi osmosis adalah perpindahan pelarut bukan perpindahan zat terlarut,
maka akan terjadi perpindahan pelarut dari sel sebelah kiri ke sebelah
kanan.
Pada proses difusi, tidak nampak adanya membran semipermeabel. Peristiwa
tersebut merupakan proses difusi bukan osmosis sehingga terjadi perpindahan partikel
dan bukan pelarut (jika sebuah larutan), perpindahannya juga dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah.
Jadi, dengan kata lain untuk membedakan osmosis dan difusi dapat dilihat dari 2
aspek , yaitu:
1. Ada tidaknya membrane:
- Jika tidak ada berarti difusi.
- JIka ada berarti osmosis.
2. Objek apakah yang pindah:
- Jika partikel yang berpindah merupakan difusi.
- Jika pelarut yang berpidah merupakan osmosis.

Dalam pengambilan Zat oleh tumbuhan dari lingkungan, adapun proses-proses


pengangkutan yang akan dibahas, diantaranya :

1. Proses Pengangkutan Air dan Garam Mineral

Pengangkutan air dan garam-garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi,


seperti pada tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme.

a. Pengangkutan Ekstravasikuler

Pengangkutan ini dilakukan di luar berkas pengangkut, maka disebut


pengangkutan ekstravasikuler. Zat yang diangkut adalah air dan garam-garam mineral.
Dalam perjalanan menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas di antara
ruang antar sel. Pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas
pembuluh ini dilakukan melalui 2 mekanisme, yaitu apoplas dan simplas:

1). Pengangkutan Apoplas


Transportasi apoplas ini adalah menyusupnya air tanah secara difusi bebas atau
transport pasif melalui semua bagian tak hidup dari tumbuhan, misalnya dinding sel dan
ruang-ruang antara sel. Air masuk dengan cara difusi, aliran air secara apoplas tidak
dapat terus mencapai xilem karena terhalang oleh lapisan endodermis yang memiliki
penebalan dinding sel yang dikenal sebagai pita kaspari. Apoplas dapat terjadi pada
setiap dinding sel kecuali endodermis. Khusus endodermis dilakukan secara osmosis.

2). Pengangkutan Simplas


Pengangkutan Simplas merupakan proses bergeraknya air tanah dan zat
terlarut melalui bagian hidup dari sel tumbuhan, misalnya sitoplasma atau vakuola dari
sel ke sel. Pada pengangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air
dan mineral yang terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak
dari satu sel ke sel yang lain melalui plasmodesmata. Sistem pengangkutan ini
menyebabkan air dapat mencapai bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada
pengangkutan simplas adalah sel-sel bulu akar menuju sel-sel korteks, endodermis,
perisikel, dan xilem. Dari sini, air dan garam mineral siap diangkut ke atas menuju
batang dan daun.

b. Pengangkutan Intravasikuler

Pengangkutan air dan mineral diserap oleh akar menuju batang ini berlangsung
melalui berkas pengangkut, yaitu Xilem, sehingga proses pengangkutan disebut
pengangkutan vaskuler.
Setelah melewati sel-sel akar, air dan garam mineral dari dalam tanah
memasuki tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke stele
dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xilem sampai pucuk tumbuhan (batang
sampai ke mesofil daun).
Pembuluh Xilem (kayu) disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang
berperan penting dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel-sel trakea.
Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur jaringan xilem seperti
pipa kapiler ini terjadi karena sel-sel penyusun jaringan tersebut tersebut mengalami
fusi (penggabungan). Air bergerak dari sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya
mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam sel trakea xilem.

2. Pengangkutan Hasil Fotosintesis


Tumbuhan melakukan fotosinstesa untuk memperoleh cadangan makanan dan
unsur-unsur nutrisi yang penting bagi kehidupan. Hasil dari fotosintesis tersebut harus
didistribusikan atau disalurkan. Proses distribusi bahan makanan dalam tumbuhan
dikenal dengan translokasi. Translokasi merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari
daun atau organ tempat penyimpanannya ke bagian lain tumbuhan yang
memerlukannya. Jaringan pembuluh yang bertugas mengedarkan hasil fotosintesis ke
seluruh bagian tumbuhan adalah floem (pembuluh tapis).
Zat terlarut yang paling banyak dalam getah floem adalah gula, terutama
sukrosa. Selain itu, di dalam getah floem juga mengandung mineral, asam amino dan
hormon, berbeda dengan pengangkutan pada pembuluh xilem yang berjalan satu arah
dari akar ke daun, pengangkutan pada pembuluh floem dapat berlangsung ke segala
arah, yaitu dari sumber gula (tempat penyimpanan hasil fotosintesis) ke organ lain
tumbuhan yang memerlukannya.
Bukti bahwa hasil fotosintesis diangkut melalui pembuluh floem dapat jelas
dilihat pada tumbuhan dikotil. Jika kulit kayu secara melingkar dikupas seperti pada
kegiatan mencangkok, tampak di bagian atas keratin tetap segar yang menadakan
bahwa terjadi pengangkutan air dan mineral dari tanah melalui berkas pembuluh kayu
(xilem).
Sebaliknya, berkas-berkas pembuluh tapis terputus karena terletak di bagian
kulit kayu. Dengan demikian zat organik hasil proses fotosintesis tidak dapat diangkut
ke batang bagian bawah, sementara itu di atas keratin akan terbentuk jaringan baru
yang berfungsi menutup luka, disebut sebagai kalus. Tampak pula bahwa pada tepi
keratan yang terputus tadi akan menggembung karena terdapat penumpukan zat
organik yang seharusnya disalurkan ke jaringan yang membutuhkan.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pengangkutan, diantaranya :

a. Daya Hisap Daun (tarikan transpirasi)

Pada organ daun terdapat proses penguapan air melalui mulut daun (stomata
) yang dikenal sebagai proses transpirasi. Proses ini menyebabkan sel daun kehilangan
air dan timbul tarikan terhadap air yang ada pada sel-sel di bawahnya dan tarikan ini
akan diteruskan molekul demi molekul, menuju ke bawah sampai ke seluruh kolom air
pada xilem sehingga menyebabkan air tertarik ke atas dari akar menuju ke daun.
Dengan adanya transpirasi membantu tumbuhan dalam proses penyerapan dan
transportasi air di dalam tumbuhan. Adapun transpirasi itu sendiri merupakan
mekanisme pengaturan fisiologis yang berhubungan dengan proses adaptasi tumbuhan
terhadap lingkungan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses kecepatan transparasi uap air dari
daun, yaitu:

1) Temperatur udara, makin tinggi temperatur kecepatan transpirasi akan


semakin tinggi. 2) Intensitas cahaya matahari, semakin tinggi intesitas cahaya
matahari yang diterima
daun, maka kecepatan transpirasi juga akan semakin tinggi.
3) Kelembapan udara, jika kelembapan udara disekitar tanaman tinggi justru
terjadi
perlambatan dalam transpirasi. Jika kelembaban rendah (kering) transpirasi
akan
berlangsung cepat.
4) Kandungan air tanah, jika kandungan air tanah banyak maka potensial air
tanah akan
lebih tinggi daripada di dalam sel-sel xilem sehingga laju transpirasi akan
meningkat
(tinggi). Jika air tanah sedikit maka penyerapan akar juga akan lambat dan
tidak
seimbang dengan kecepatan transpirasi.
5). Di samping itu, transpirasi juga dipengaruhi oleh faktor dalam tumbuhan di
antaranya
adalah banyaknya pembuluh, ukuran sel jaringan pengangkut, jumlah, dan
ukuran
stomata.

b. Kapilaritas Batang

Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xilem), terjadi karena pembuluh


kayu (xilem) tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler.
Dengan kata lain, pengangkutan air melalui xilem mengikuti prinsip
kapilaritas. Daya kapilaritas disebabkan karena adanya kohesi antara molekul air
dengan air dan adhesi antara molekul air dengan dinding pembuluh xilem. Baik kohesi
maupun adhesi ini menimbulkan tarikan terhadap molekul air dari akar sampai ke daun
secara bersambungan.

c. Tekanan Akar

Akar tumbuhan menyerap air dan garam mineral baik siang maupun malam.
Pada malam hari, ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar masih
tetap menggunakan energi untuk memompa ion-ion mineral ke dalam xilem.
Air akan mengalir masuk dari korteks akar, menghasilkan suatu tekanan positif
yang memaksa cairan naik ke xilem. Dorongan getah xilem ke arah atas ini disebut
gaya tekanan akar (roof pressure). Tekanan akar juga menyebabkan tumbuhan
mengalami gutasi, yaitu keluarnya air yang berlebih pada malam hari melalui katup
pelepasan (hidatoda) pada daun. Biasanya air yang keluar dapat kita lihat pada pagi
hari berupa tetesan atau butiran air pada ujung-ujung helai daun rumput atau pinggir
daun kecil herbal (tumbuhan tak berkayu) dikotil.

Bab III
Penutup

A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah tentang proses fotosintesis yang dijelaskan melalui
beberapa materi singkat diatas maka penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai
berikut.

1. Proses fotosintesis melibatkan sinar matahari untuk memperoleh hasil yang


sempurna.
2. Fotosintesis melalui dua tahap, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi
terang
menggunakan sinar matahari sedangkan reaksi gelap hanya melibatkan
proses kimiawi.
3. Pada reaksi terang, jumlah gelembung yang dihasilkan lebih banyak daripada
reaksi
gelap. Hal ini dikarenakan reaksi yang terang berhubungan langsung dengan
sinar
matahari sehingga jumlah gelembung (O2) lebih banyak dihasilkan.
4. Dalam Fotosintesis bahan yang diperlukan adalah CO 2 dan H2O.
5. Dalam Fotosintesis bahan yang dihasilkan berupa glukosa dan O 2.
6. Fotosintesis sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor penting diantaranya
cahaya,
enzim, substrat dan suhu.

B. Saran

Berdasarkan makalah tentang proses fotosintesis yang dijelaskan melalui


beberapa materi singkat diatas maka penulis menyarankan :

1. Untuk memperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik, sebaiknya sistem
pembelajaran
dikelas harus diselingi dengan kegiatan praktek diluar ruang kelas.
2. Untuk memperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik, sebaiknya sistem
pembelajaran
dikelas harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang lebih memadai.
3. Untuk memperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik, sebaiknya sistem
pembelajaran
di kelas, siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal-soal ataupun tugas
lainnya
yang bertujuan untuk menambah pengetahuan siswa tentang bab yang
dipelajari.

You might also like