You are on page 1of 3

Pengukuran Kualitas Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Pelanggan

Berdasarkan Konsep Servqual


Ivan Sujana, ST.,MT

Department of Industrial Engineering, Engineering Faculty, Tanjungpura University


E-mail: devtriyan@yahoo.co.id

Abstract Customer satisfaction of a product or mandi sampai kebutuhan pengolahan industri, sehingga
sevices will always tended to increase during the fungsi air tidak hanya terbatas untuk menjalankan
year. The optimal services that felt by customers fungsi ekonomi saja, namun juga sebagai fungsi sosial.
will make perseption of satisfaction as consequence Kepuasan konsumen akan suatu produk/jasa akan terus
of customer expectation. Methode analysis that used meningkat sepanjang waktu. Begitu pula, dengan para
in this case is descriptive quantitative and has been konsumen yang selalu menginginkan pelayanan
applied at customer populations of PDAM penyediaan air bersih yang optimal dari perusahaan
Singkawang. Sample in this case is about 180 penyedia air bersih di daerah, yaitu PDAM. Pelayanan
respondents that take with area probability sample optimal yang dirasakan oleh para konsumen air bersih
technique. The collection of data by use of ini akan menciptakan persepsi kepuasan sebagai akibat
questionnaire and interview, whereas the data dari terpenuhinya harapan konsumen tersebut.
analysis by use of percentage descriptive technique. Permasalahan yang biasanya ada dalam konsep
From analysis indicate that as a whole satisfaction servqual (pelayanan kualitas) ini adalah sejauh mana
level of customers about quality service counted is tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas
unfavourable that is 62,25%, that mean the pelayanan dari pihak penyedia produk/jasa. Kualitas
customers feel less satisfaction with PDAM services, pelayanan yang prima juga dipengaruhi oleh penilaian-
because the expectation of customers inapplicable penilaian yang bersifat intangible (tidak berwujud)
with actual performance. The element at customer yaitu emosi pada saat berhubungan dengan sebuah
satisfaction about service quality which is be produk/ jasa sebagai luapan emosi yang ditandai oleh
unfavourable category contained in 7 category, i.e, perasaan puas maupun tidak puas dalam mempersepsi
Serviceability, Service Procedure, Responsibility of performance sebuah produk/jasa sesuai dengan
official attendance, Capability of official kebutuhannya masing-masing atau pun dengan harapan
attendance, Fittingness of cost attendance, konsumen. Sesuai dengan pernyataan Peter dan Olson
Certainty of cost attendance, and Certainty of (1996:158) bahwa konsumen merasa puas apabila
schedule attendance. Whereas the element in harapannya terpenuhi atau akan sangat puas jika
favourable category contained in 6 category, i.e, harapannya terlampaui.
Product quality, Requirement of attendance, Oleh karena itu, pada tulisan ini penulis akan
Intelligibility of official attendance, Rapidity of mengaplikasikan permasalahan lebih difokuskan pada
attendance, Fair of attendance, Good manners and pendapat dan harapan para pengguna jasa Perusahaan
kindness of official attendance. Because of customer Daerah Air Minum (PDAM) kota Singkawang,
satisfaction is compared with expectation and actual sehingga nantinya akan menjadi bahan acuan dan
performance, so admissible to PDAM in order to pertimbangan bagi perusahaan dalam meningkatkan
increase the service element that have still not kualitas pelayanannya.
coming up customer expectation and make thorough
periodical research to find out customer satisfaction 2. Teori Dasar
toward service quality and outcome of the research a. Pengertian Pelanggan
need to evaluated as well as to follow up. Lupiyoadi (2001:134) [1] mendefinisikan Pelanggan
adalah seorang individu yang secara continue dan
Keywords: Service Quality, Customer Satisfaction, berulang kali datang ke tempat yang sama untuk
Descriptive Quantitative memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu
produk atau mendapatkan suatu jasa dan memuaskan
1. Pendahuluan produk atau jasa tersebut.
Air menjadi kebutuhan primer yang diperlukan Sedangkan menurut Gasperz dalam (Nasution,
untuk kebutuhan sehari-hari seperti minum, masak, 2004:101) pelanggan adalah semua orang yang
menuntut perusahaan untuk memenuhi suatu standar pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk
kualitas tertentu yang akan memberikan pengaruh pada tersebut.
performansi perusahaan dan manajemen perusahaan. Lost customer analysis, artinya perusahaan
Dari semua pendapat beberapa ahli di atas dapat menghubungi para pelanggannya yang telah berhenti
disimpukan bahwa pelanggan adalah individu yang membeli atau yang telah beralih pemasok dan
melakukan pembelian kebutuhan yang bisa membuat diharapkan diperoleh informasi penyebab terjadinya
puas dengan membandingkan beberapa aspek seperti hal tersebut.
harga, standar kualitas barang atau jasa dalam rangka
memenuhi kebutuhannya. d. Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan seperangkat aturan
b. Kepuasan Pelanggan yang diperlukan untuk mengkualifikasikan data dari
Kotler (2004:10) menyatakan bahwa kepuasan pengukuran suatu variabel. Dengan skala pengukuran
pelanggan yaitu tingkatan dimana anggapan kinerja ini, maka variabel yang diukur akan masuk pada
(perceived performance) produk akan sesuai dengan gradasi mana dari suatu alat ukur. Berdasarkan
harapan seorang pelanggan. Bila kinerja produk jauh penggunaannya, skala pengukuran dibedakan atas
lebih rendah dibandingkan harapan pelanggan, beberapa jenis, yaitu:
pembelinya tidak puas, begitu pula sebaliknya. Skala Likert Merupakan jenis skala yang digunakan
Sedangkan Oliver dalam (Barnes, 2003:64) untuk mengukur variabel penelitian (fenomena sosial
menyatakan kepuasan adalah tanggapan pelanggan atas spesifik), seperti sikap, pendapat, dan persepsi sosial
terpenuhinya kebutuhan yang berarti bahwa penilaian seseorang/sekelompok orang. Variabel penelitian yang
pelanggan atas barang atau jasa memberikan tingkat diukur dengan skala likert ini dijabarkan menjadi
kenyamanan yang terkait dengan pemenuhan suatu indicator variable yang kemudian dijadikan sebagai
kebutuhan, termasuk pemenuhan kebutuhan yang tidak titik tolak penyusunan item-item instrumen, bisa
sesuai harapan atau pemenuhan yang melebihi harapan berbentuk penyataan/pertanyaan. Jawaban setiap item
pelanggan. memiliki gradasi dari tertinggi (sangat positif) sampai
pada terendah (sangat negative). Untuk keperluan
c. Konsep Pengukuran Kepuasan analisis secara kuantitatif, maka jawaban-jawaban
Menurut Kotler yang dikutip Tjiptono (2000:104) tersebut diberi skor, seperti:
terdapat empat metode untuk mengukur kepuasan (1) Sangat baik/senang sekali, dengan skor 5
pelanggan yaitu sistem keluhan dan saran, survei (2) Cukup baik/senang, dengan skor 4
kepuasan pelanggan, ghost shopping dan Lost (3) Sedang/cukup senang, dengan skor 3
Customer Analisys. (4) Kurang baik/kurang senang, dengan skor 2
Sistem keluhan dan saran, artinya setiap perusahaan (5) Sangat tidak baik/tidak senang, dengan skor 1
yang berorientasi pada pelanggan perlu memberikan
kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggannya Skala Guttman Skala ini dikembangkan oleh Louis
untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan Guttman. Disebut juga metode skalogram atau analisis
mereka. Media yang bisa digunakan meliputi kotak skala. Skala guttman memiliki beberapa ciri penting,
saran yang diletakkan di tempat-tempat strategis, yaitu:
menyediakan kartu komentar, menyediakan saluran (1) Memiliki sifat uni dimensional, artinya hanya
telepon. ingin mengukur satu dimensi dari suatu
Survei kepuasan pelanggan, artinya kepuasan variabel penelitian yang memiliki beberapa
pelanggan dilakukan dengan menggunakan metode dimensi (multi dimensi).
survei, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara (2) Merupakan skala kumulatif, artinya pernyataan
pribadi. Dengan melalui survei, perusahaan akan memiliki bobot yang berbeda apabila
memperoleh tanggapan dan umpan balik secara seseorang menyetujui pernyataan yang
langsung dari pelanggan sekaligus juga memberikan berbobot lebih berat, maka dia juga akan
tanda positif bahwa perusahaan menaruh perhatian menyetujui pernyataan yang bobotnya lebih
terhadap para pelanggannya. rendah
Ghost shopping, artinya metode ini dilaksanakan
dengan cara memperkerjakan beberapa orang (Ghost Skala Thurstone, skala ini dikembangkan oleh
sopper) untuk berperan atau bersikap sebagai L.L.Thurstone. yang bertujuan untuk mengurutkan
pelanggan/pembeli potensial produk perusahaan dan responden berdasarkan kriteria tertentu. Skala ini
pesaing. Kemudian Ghost sopper menyampaikan sering disebut dengan skala interval sama.
temuan-temuan mengenai kekuatan dan kelemahan
produk perusahaan dan pesaing berdasarkan
(3) Responsiveness, atau ketanggapan yaitu suatu
e. Konsep Kualitas Pelayanan (Servqual) kemauan untuk membantu dan memberikan
Roger (1995:157) mendefinisikan kualitas sebagai pelayanan yang cepat dan tepat kepada
kecocokan penggunaan yang artinya barang atau jasa pelanggan, dengan penyampaian informasi
dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan atau yang jelas.
pelanggan. Sedangkan menurut Crosby dalam Nasution (4) Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu
(2004:41) kualitas adalah conformance to requirement, pengetahuan, kesopansantunan, dan
yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau kemampuan para pegawai perusahaan untuk
distandarkan, bila suatu produk memiliki kualitas menumbuhkan rasa percaya para pelanggan
apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah kepada perusahaan. Terdiri dari beberapa
ditentukan dengan meliputi bahan baku, proses komponen antara lain komunikasi, kredibilitas,
produksi, dan produk jadi. keamanan, kompetensi dan sopan santun.
Pelayanan yaitu setiap kegiatan yang manfaatnya (5) Empathy, yaitu memberikan perhatian yang
dapat diberikan dari satu pihak kepada pihak lain yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang
pada dasarnya tidak berwujud (intangible) dan tidak diberikan kepada para pelanggan dengan
berakibat pemilikan sesuatu (Kotler, 1985:352) berupaya memahami keinginan pelanggan.
Definisi dari pelayanan itu sendiri menurut Sugiarto Sebagai contoh perusahaan harus mengetahui
(2002:216) adalah upaya maksimal yang diberikan oleh keinginan pelanggan secara spesifik dari
petugas pelayanan dari sebuah perusahaan industri bentuk fisik produk atau jasa sampai
untuk memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan pendistribusian yang tepat.
sehingga tercapai kepuasan.
Pelayanan Kualitas (Servqual) menghubungkan g. Prioritas Perbaikan Kualitas
pandangan dari konsumen dan penyedia jasa mengenai Menurut Aritonang (2005:75), ada beberapa cara
kualitas pelayanan, serta merupakan dasar yang baik untuk dijadikan dasar dalam menentukan atribut atau
dalam memahami, mengukur, dan memperbaiki dimensi yang diprioritaskan untuk diperbaiki di waktu
kualitas pelayanan. Model ini lebih dikenal sebagai mendatang berdasarkan data kepuasan pelanggan yang
model analisa kesenjangan, yang merupakan alat untuk diperoleh. Cara itu diantaranya penggunaan skor
menganalisa penyebab dari masalah pelayanan dan kesenjangan dan kuadran. Cara yang lazim dilakukan
untuk memahami bagaimana kualitas pelayanan dapat adalah dengan membandingkan skor pentingnya dan
diperbaiki (Han, 1996). kinerja (kepuasan) tiap atribut atau dimensi sehingga
diperoleh skor selisih (kesenjangan). Jika skor kinerja
f. Dimensi Kualitas Pelayanan (Servqual) lebih kecil daripada skor pentingnya berarti perusahaan
Menurut Parasuraman di dalam Lupiyoadi tidak dapat memuaskan pelanggannya, dan sebaliknya.
(2001:148), mengidentifikasi lima dimensi pokok yang Makin besar kesenjangannya makin tidak puas
berkaitan dengan kualitas jasa, yaitu : pelanggannya. Implikasinya adalah bahwa makin besar
(1) Tangibles, atau bukti fisik yaitu kemampuan skor kesenjangan suatu atribut atau dimensi makin
perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya perlu atribut itu dijadikan prioritas perbaikan di waktu
kepada pihak eksternal. Yang dimaksud bahwa yang akan datang.
penampilan dan kemampuan sarana dan
prasarana fisik perusahaan dan keadaan h.
lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dan
pelayanan yang diberikan.
(2) Reliability, atau keandalan yaitu kemampuan
perusahaan untuk memberikan pelayanan pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan
sesuai yang dijanjikan secara akurat dan dan hasil penelitian perlu dievaluasi serta
terpercaya. ditindaklanjuti.

You might also like