You are on page 1of 15

STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI USAHATANI KONSERVASI UNTUK

PEMBANGUNAN PEDESAAN BERKELANJUTAN


Tinjauan untuk Mengatasi Kegagalan Adopsi Teknologi
Usahatani Konservasi di Daerah Perbukitan1

Tri Pranadji

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian


Jl. A. Yani 70 Bogor

ABSTRACT

Environmental degradation, especially upland area agro ecosystem, is a serious threat to both current
and future generations. Failure of conservation farm management technology development in upland rural areas
is the breakdown of environmental improvement. This is an incoming danger to overall people especially those in
rural areas. This paper describes strategy to develop conservation farm management technology for sustainable
rural development. Through agriculture industrialization strategy based on sustainable rural development, it is
expected that development of conservation farm management will be successful. Strategy of the technology
development needs to consider some aspects, such as producing high value-added agricultural products and
environmental services, conducive to local capital resources and economic development, favorable to young rural
labor, encouraging modern farm management innovation, and contributing to established agribusiness
organization and institution.

Key words : conservation technology, upland area, sustainable rural development

ABSTRAK

Kerusakan lingkungan, khususnya agroekosistem kawasan perbukitan (upland area) harus dipandang
sebagai ancaman serius bagi kehidupan masa kini dan terutama bagi generasi mendatang. Gagalnya
pengembangan teknologi usahatani konservasi di pedesaan lahan kering perbukitan dan dataran tinggi dapat
dipandang sebagai bobolnya upaya perbaikan lingkungan dan khususnya kawasan perbukitan. Hal ini dapat
dimaknai sebagai semakin mendekatnya ancaman terhadap kehidupan masyarakat secara keseluruhan,
terutama masyarakat pedesaan. Tulisan ini berupaya merumuskan strategi pengembangan teknologi usahatani
konservasi untuk pembangunan pedesaan berkelanjutan. Dengan strategi industrialisasi pertanian dalam bingkai
pembangunan pedesaan berkelanjutan, pengembangan teknologi usahatani konservasi diharapkan akan
mencapai hasil yang lebih baik. Strategi pengembangan teknologi tersebut perlu memperhatikan berbagai aspek
yaitu diarahkan untuk menghasilkan produk pertanian dan jasa lingkungan yang bernilai tambah tinggi, kondusif
terhadap tenaga kerja muda pedesaan, kondusif terhadap sumberdaya kapital dan pengembangan ekonomi
setempat, kondusif terhadap inovasi usahatani mutakhir, serta terbangunnya keorganisasian dan kelembagaan
bisnis pertanian.

Kata kunci : teknologi usahatani konservasi, agroekosistem perbukitan, pembangunan pedesaan berkelanjutan

PENDAHULUAN perbukitan, khususnya di daerah padat pen-


duduk (seperti Jawa), sudah sangat meng-
khawatirkan. Sekitar tiga perempat abad lalu
Secara ekologis pengusahaan lahan ahli ekologi Belanda, Thijsse (1982), telah
pertanian untuk tanaman semusim di daerah memperingatkan adanya tanda-tanda bahaya

1
Sebagian besar isi tulisan pernah disampaikan pada Lokakarya Sistem Usahatani Konservasi, 17 Desember 2003, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, di Hotel Mirah, Bogor.

STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI USAHATANI KONSERVASI UNTUK PEMBANGUNAN PEDESAAN BERKELANJUTAN


Tri Pranadji

113
bagi keberlanjutan kehidupan masyarakat gotong-royongan masyarakatnya (Bartelmus,
pertanian di Jawa. Indikator yang digunakan- 1999).
nya adalah telah banyak didapati lahan Dalam 20 tahun terakhir banyak
pegunungan dan perbukitan yang mengalami ragam teknologi usahatani konservasi (TUK)
penggundulan (deforestation) akibat pe- yang dikembangkan pada kawasan pedesaan
ngembangan pertanian yang tidak sejalan lahan kering perbukitan dan dataran tinggi
dengan konservasi ekosistem sumberdaya (PLK) tidak mencapai hasil yang diharapkan
alam dan lingkungan hidup. Alasan pemenuh- dan menemui banyak kegagalan. Bentuk
an kebutuhan subsistensi (Scott, 1989) mau- kegagalan yang dimaksud dapat dilihat dari
pun ekonomi masyarakat pedesaan seringkali penolakan adopsi TUK secara berkelanjutan
dijadikan pembenaran untuk membiarkan oleh petani, setelah proyek pengembangan
kesehatan ekologi. Sebagai landasan kehidu- TUK berakhir. Kegagalan tersebut paling tidak
pan generasi mendatang ekologi harus tetap bisa dilihat dari tiga aspek yang sebelumnya
dijaga dan dipelihara (Ricklefs, 1979). kurang mendapat perhatian serius, yaitu:
Walaupun dahulu kegiatan pertanian pertama, apakah TUK yang ditawarkan aparat
rakyat belum mendapat suntikan pengetahuan dan peneliti memang dapat memecahkan
konservasi yang intensif sebagaimana seka- masalah produksi pertanian dan peningkatan
rang, namun kalangan ahli pertanian yang kesejahteraan petani setempat? Kedua, apa-
kritis sudah memberikan peringatan tentang kah TUK yang ditawarkan pada petani dapat
dampak serius kerusakan agroekosistem la- dijadikan penggerak transformasi perekonomi-
han kering di dataran tinggi dan pegunungan. an masyarakat pedesaan secara lebih baik
Dibanding keadaan sekarang, tiga perempat dan berkelanjutan. Ketiga, apakah TUK yang
abad lalu hampir tidak dijumpai kebebasan ditawarkan pada petani bisa dijadikan wahana
untuk menggarap tanah pertanian di lereng- atau kecerdasan lokal untuk perbaikan pe-
lereng dataran tinggi dan perbukitan dengan ngelolaan sumberdaya lahan dan agroeko-
berbagai jenis tanaman semusim. Menurut sistem setempat.
Hall (1988), pengembangan usaha pertanian, Pengembangan TUK pada kawasan PLK
khususnya tanaman perkebunan sebagai masih sangat terbuka dan memerlukan
basis utama perekonomian masyarakat sentuhan tangan profesional dari berbagai
Belanda di Indonesia diintegrasikan dengan disiplin pengetahuan. Kelemahan utama yang
daerah administrasi pemerintahan. perlu segera diperbaiki adalah bingkai atau
Sebagian wilayah Indonesia merupakan strategi pengembangan TUK pada kawasan
daerah perbukitan atau mountaineous up land, PLK. Dari berbagai hasil penelitian diperoleh
dan secara geografis pada daerah demikian gambaran bahwa konsep pengembangan TUK
banyak dicirikan keterbelakangan masyara- pada kawasan PLK terlalu menekankan pada
katnya (Forbes, 1986; Partap, 2004). Kajian pendekatan skala individu dan rumah tangga,
Pranadji dan Hastuti (2004) menunjukkan produksi pertanian yang bernilai tambah
bahwa, paling tidak sekitar 1-2 dekade lalu, rendah, namun kurang dikaitkan dengan upa-
sumberdaya lahan dan prasarana ekonominya ya mentransformasikan perkonomian pedesa-
kurang menunjang bagi perkembangan kese- an setempat. Walaupun pendekatan sosio-
jahteraan masyarakatnya. Kebijakan pemerin- budaya dipakai, misalnya oleh Liliweri dan
tah yang tidak tepat masih merupakan faktor Lidjang (1996), namun pendekatan ini lebih
utama yang menyebabkan kerusakan sumber- pada bagaimana rancangan teknis TUK pada
daya lahan dan stagnasi masyarakatnya kawasan PLK berjalan.
masuk dalam jebakan kemiskinan (poverty Isi makalah ini sengaja langsung di-
trap) dan lingkaran setan keterbelakangan arahkan pada perumusan strategi pengemba-
(Prakash, 1997; Borlang and Dowswell, 2001). ngan TUK untuk pembangunan pedesaan
Selain masih harus mengandalkan bantuan berkelanjutan. Dengan bingkai strategi pe-
dari pemerintah pusat, terutama berupa proyek ngembangan pedesaan berkelanjutan, penin-
pertanian konservasi, pengembangan agro- jauan terhadap adopsi TUK di berbagai proyek
ekosistem perbukitan memerlukan penguatan pembangunan akan lebih mudah dilakukan
pada aspek kesehatan, pendidikan bagi secara sistematik. Bingkai ini sekaligus
generasi muda, budaya, nilai etika dan ke- memberikan arahan tentang langkah-langkah

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI. Volume 22 No. 2, Desember 2004 : 113 - 125

114
sistematik yang harus dilakukan dalam pe- Van Dieren (1995), dapat dikemukakan bahwa
ngembangan TUK ke depan, mencakup ada empat komponen yang harus dicapai,
pencermatan terhadap faktor pendorong dan yaitu:
penghambat adopsi TUK untuk pembangunan (1) Perbaikan agroekosistem yang ditunjukkan
pedesaan berkelanjutan. Indikator keberha- oleh peningkatan daya dukungnya ter-
silan pengembangan TUK bisa langsung di- hadap kehidupan masyarakat pedesaan
lihat pada seberapa jauh hal itu bisa setempat. Pengembangan TUK di kawa-
mentransformasikan perekonomian pedesaan san PLK harus berimplikasi positif ter-
setempat secara berkelanjutan. hadap peningkatan daya dukung yang
Sistematika penulisan makalah ini disusun dimaksud atau terjadi harmonisasi antara
mengikuti urutan bahasan yang dituangkan tingkat kehidupan masyarakat dan penye-
dalam bagian demi bagian. Setelah bagian hatan lingkungan hidup setempat.
pendahuluan dikemukakan pengembangan (2) Pengembangan TUK di kawasan PLK
TUK pada kawasan PLK dilihat dari perspektif harus diarahkan pada terwujudnya sistem
pembangunan pedesaan berkelanjutan. Pada produksi yang sehat. Dengan sistem
bagian selanjutnya diketengahkan tentang produksi tesebut bisa diwujudkan kegiatan
keterkaitan erat antara perkembangan ekonomi yang efisien dan bernilai tambah
kegiatan pertanian dan kerusakan lingkungan tinggi. Bisa dikatakan bahwa pengemba-
hidup. Pada bagian akhir dikemukakan strategi ngan TUK tersebut adalah bagian dari
pengembangan TUK ke depan, yaitu pengem- pengembangan sistem perekonomian
bangan TUK di kawasan PLK untuk mewujud- pedesaan yang efisien dan berdaya saing
kan sistem perekonomian masyarakat pedesa- tinggi.
an yang berdaya saing tinggi secara berke-
lanjutan. (3) Lebih dari itu, pengembangan TUK di
kawasan PLK harus mampu mewujudkan
kehidupan masyarakat pedesaan setem-
USAHATANI DAN PEMBANGUNAN pat yang lebih sejahtera. Tingkat kesejah-
PEDESAAN teraan masyarakat pedesaan bisa diukur
dari relatif mudahnya memperoleh peker-
jaan yang layak, dicapainya sistem
Seperti dikemukakan di muka bahwa untuk pembagian pendapatan dari kegiatan
lebih menjamin keberhasilan, pengembangan ekonomi setempat yang lebih adil,
TUK di kawasan PLK harus dibingkai dalam penguatan identitas atau representasi
perspektif pembangunan (perekonomian) masyarakat setempat secara kolektif, dan
pedesaan secara berkelanjutan. Perlu dikemu- peningkatan mobilitas individu (secara
kakan bahwa TUK harus ditempatkan pada vertikal) yang lebih terbuka (Inayatullah,
posisi yang tidak netral. Pengembangan TUK 1979).
adalah bagian dari pemberdayaan masyarakat
pedesaan berbasis perbaikan dan pelestarian (4) Pengembangan TUK di kawasan PLK
lingkungan dan agroekosistem lahan kering di merupakan bagian dari pemberdayaan
daerah (lereng) perbukitan. Oleh sebab itu, masyarakat untuk terlibat dalam pengam-
TUK seharusnya bisa dipandang sebagai bilan keputusan politik di tingkat nasional
penggerak perubahan masyarakat pedesaan, dan lokal. Dalam bingkai triple bottom line
sub DAS bagian hulu (Poensioen, 1969). Jelas for sustainable development, Brown
bahwa pengembangan TUK perlu ditempatkan (2002) memasukkan hal ini sebagai
sebagai instrumen untuk mempercepat proses building social capital.
transformasi perekonomian pedesaan ke arah
yang lebih berkelanjutan. Pandangan ini seka- Untuk mencapai keempat tujuan di
ligus memperbaiki dan mengevaluasi kerangka atas diperlukan suatu kondisi yang memung-
kerja pengembangan TUK di kawasan PLK kinkan proses transformasi perekonomian
sebelumnya. masyarakat pedesaan berjalan efektif. Kondisi
Menggabungkan pendapat dari beberapa tersebut akan lebih mudah diwujudkan jika
pakar pembangunan berkelanjutan, antara lain tersedia beberapa faktor pendukungnya, yang
Munasinghe (1993), Panayotou (1994) dan antara lain mencakup:

STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI USAHATANI KONSERVASI UNTUK PEMBANGUNAN PEDESAAN BERKELANJUTAN


Tri Pranadji

115
(1) Ketersediaan prasarana transportasi untuk negeri. Oleh karena itu, upaya untuk mewujud-
memperlancar mobilitas barang dan pen- kan perekonomian pedesaan yang berdaya
duduk. Prasarana tersebut di antaranya saing tinggi baru pada tingkat impian. Gejala
adalah tersedianya jalan yang memadai marjinalisasi perekonomian pedesaan di kawa-
untuk kendaraan bermotor hingga pelosok san PLK sedikit banyak dipengaruhi oleh
desa, bangunan jembatan yang bisa kelemahan sarana pendukung yang tersedia.
mengatasi rintangan alam, dan alat Tampak pada Gambar 1 bahwa fungsi
transportasi yang relatif murah. Selain itu pengembangan TUK di kawasan AKP untuk
perlu dukungan jaringan pelayanan infor- pengelolaan lingkungan pedesaan secara
masi dan sarana komunikasi elektronik berkelanjutan sangatlah strategis, yaitu harus
(seperti telepon, facsimile dan internet). mampu melakukan akselerasi dan improvisasi
(2) Pelayanan jasa keuangan yang relatif agar tujuan pembangunan yang bervisi lintas
mudah dan murah untuk diakses oleh generasi dan spasial tercapai secara kom-
pelaku ekonomi pedesaan setempat. prehensif. Pemecahan masalah kerusakan
Pelayanan jasa keuangan yang dimaksud lingkungan menjadi bagian penting dari penca-
mencakup pemberian insentif permodalan paian tujuan pengembangan perekonomian
dan keringanan pajak usaha di pedesaan. pedesaan itu sendiri, dan bukan sekedar
Dengan pelayanan yang demikian per- sebagai wawasan atau embel-embel yang
ekonomian pedesaan berbasis sumber- kurang bermakna (misalnya: pembangunan
daya lahan dan tenaga kerja setempat pertanian berwawasan lingkungan). Kegiatan
bisa berkembang lebih baik. ekonomi pedesaan yang dimaksud harus
(3) Pelayanan hukum yang sesuai dengan mengacu pada rentang waktu (paling tidak)
kondisi dan tingkat kemajuan masyarakat lintas dua generasi, atau sekitar 25-50 tahun.
pedesaan, sehingga masyarakat pedesa- Dalam perspektif ini pelestarian dan
an bisa memperoleh kepastian dan per- peningkatan daya dukung lingkungan pengem-
lindungan hukum. bangan TUK di kawasan PLK merupakan
(4) Dukungan peraturan dan undang-undang salah satu tujuan yang harus dicapai dalam
yang menjamin terwujudnya iklim usaha penyelenggaraan pembangunan yang digerak-
yang sehat bagi masyarakat pedesaan. kan pemerintah. Jika suatu rezim tidak mampu
Kecenderungan praktek monopoli dalam mengatasi kerusakan atau penurunan daya
memenangkan persaingan usaha yang dukung (misalnya) lahan untuk kelanjutan
sering dilakukan pengusaha besar di usaha pertanian, maka rezim tadi harus dinilai
perkotaan harus dapat dijinakkan, sehing- gagal. Saat ini kegagalan pengembangan TUK
ga pelaku ekonomi di pedesaan memper- di kawasan PLK dalam mengatasi kerusakan
oleh peluang yang cukup terbuka untuk lingkungan dinilai sudah memasuki ambang
mengembangkan semangat kewirausaha- gawat (lampu merah). Masalah kerusakan
annya. lingkungan dan agroekosistem lahan kering
yang menonjol di Indonesia secara ringkas
(5) Pelaksanaan otonomi daerah yang dewa- dapat dibagi dalam beberapa golongan, yaitu:
sa ini baru bisa menjangkau pemerintahan
tingkat II (kabupaten dan kota) seharusnya (1) Tekanan penduduk yang melebihi batas
diturunkan lagi hingga ke tingkat desa. atau daya dukung, yang dicerminkan oleh
Dengan demikian, kebijakan otonomi ter- rata-rata pemilikan lahan pertanian yang
sebut bisa lebih akomodatif terhadap per- berukuran sempit (kurang dari 0,5 ha/kk)
wujudan kedaulatan masyarakat pedesaan dan kegiatan pertanian lain dan non-
dalam penguatan di bidang ekonomi, poli- pertanian (non-land based) yang kurang
tik dan jaminan memperoleh keamanan. berkembang di kawasan pedesaan ber-
agroekosistem lahan kering.
Selama ini, karena strategi pemba-
ngunan masih bias pada perekonomian in- (2) Kekurangan bahan pangan berkelanjutan,
dustri dan perkotaan, ketersediaan beberapa karena mengabaikan penataan lahan
faktor pendukung di atas baru secara leluasa usaha pertanian yang kurang terencana
dinikmati oleh masyarakat perkotaan dan dan mengabaikan pentingnya penataan
pengusaha industri berbasis input dari luar agraria. Bisa juga hal itu disebabkan oleh
rendahnya kemampuan lahan, karena

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI. Volume 22 No. 2, Desember 2004 : 113 - 125

116
STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI USAHATANI KONSERVASI UNTUK PEMBANGUNAN PEDESAAN BERKELANJUTAN
Tri Pranadji

117
penurunan kesuburan (akibat eksploitasi Pemberian otonomi pada daerah untuk me-
yang berlebihan) dan pencemaran oleh nyelenggarakan kegiatan pembangunannya
faktor produksi kimiawi, limbah rumah secara mandiri belum dapat dinilai sebagai
tangga dan pabrik. kunci pembuka pemecahan masalah adopsi
(3) Perubahan iklim global yang tidak menen- TUK di kawasan PLK. Pemberian otonomi
tu, seperti anomali iklim (akibat El-Nino tersebut bisa berubah menjadi kotak
dan La-Nina), menyebabkan ganguan pa- pandora, dalam arti membahayakan lingku-
da pola hujan dan siklus hidrologi yang ngan di kawasan AKP (Pranadji, 2003). Ini
cukup serius. sangat mungkin terjadi jika pelaksanaan
otonomi daerah lebih ditujukan untuk pema-
(4) Penggundulan hutan primer (mencakup cuan peningkatan PAD (Pendapatan Asli
illegal loging), baik yang dilakukan karena Daerah) dari pada penguatan landasan
keterbukaan pasar internasional terhadap ekonomi pedesaan dalam jangka panjang.
hasil hutan maupun untuk usaha pertani-
an, pariwisata, pertambangan, pemukiman Dewasa ini pengembangan TUK ma-
(liar) dan industri. Dampak penggundulan sih ditempatkan sebagai jurus terpaksa atau
hutan antara lain kekacauan sistem hidro- jurus darurat agar masyarakat pertanian di
logi, penurunan tingkat kesuburan lahan, pedesaan setempat bisa bertahan hidup
kekacauan keseimbangan hubungan an- walaupun pada tingkat seadanya. Upaya untuk
tara elemen penyusun agroekosistem dan meningkatkan daya saing masyarakat dengan
pemanasan global. basis pengembangan sumberdaya setempat
tampaknya bukan tujuan utama pengemba-
(5) Penurunan biodiversitas dan punahnya ngan TUK di kawasan PLK pada masa lalu.
berbagai jenis tanaman dan hewan ter- Meskipun dalam dokumen kerja pengemba-
tentu menimbulkan penurunan mutu dan ngan TUK yang dimaksud telah memasukkan
nilai intrinsik lingkungan di kawasan tujuan kesejahteraan masyarakat pedesaan
perbukitan. Pada gilirannya hal ini akan (Inayatullah, 1979), mencakup latar belakang
mengubah keseimbangan ekologis dan pengembangan modal sosial dan masyarakat
dapat berimplikasi negatif bagi kelangsu- warga (Harriss, 2001), namun masih terlihat
ngan hidup masyarakat di kawasan DAS belum adanya sistem kelembagaan yang
bagian hulu maupun hilir. cukup menjamin tujuan tersebut bisa dicapai
Gambar 2 memperlihatkan bahwa secara sistematik. Gambaran ini bisa mem-
pencapaian tujuan pembangunan pedesaan berikan penjelasan lebih mendalam mengapa
secara berkelanjutan dan komprehensif lebih adopsi TUK di kawasan AKP sebelumnya tidak
diutamakan daripada pencapaian tujuan sektor berlanjut setelah proyek selesai.
per sektor. Perlu disadari bahwa setiap Badan Dengan membiarkan TUK hanya sekedar
atau Departemen yang menyelenggarakan sebagai jurus terpaksa berarti pemerintah
pembangunan sektoral mempunyai potensi membiarkan pengembangan perekonomian
merusak lingkungan dan agroekosistem lahan masyarakat di kawasan konservasi dalam
kering. Dengan menempatkan kerusakan posisi serba marjinal. Pemerintah bukan saja
lingkungan di kawasan perbukitan sebagai secara semena-mena membiarkan kekerasan
bagian dari pencapaian tujuan pembangunan politik akibat penyalagunaan dan penyim-
sektoral, maka penyelenggaraan pembangun- pangan dalam penggunaan kekuasaan oleh
an sektoral di pedesaan akan dilakukan orang-orang pusat, melainkan juga lebih
dengan lebih hati-hati. menyukai menggunakan daya pikir secara
Walaupun dinilai sebagai langkah seadanya. Berarti juga hal ini menunjukkan
maju, pemberian kewenangan yang lebih luas bahwa telah terjadi praktek kriminalitas
atau otonomi pada daerah untuk menyeleng- intelektual secara terselubung di bidang
garakan kegiatan pembangunannya masih sosial-ekonomi. Atau dengan kata lain telah
mengandung unsur berbahaya. Penyeleweng- berlaku kekerasan sosial-ekonomi terhadap
an atau penyalahgunaan kewenangan yang pengelolaan lahan kering di tingkat lokal,
diberikan pada daerah kabupaten dan kota terutama di tingkat masyarakat petani di
masih sangat terbuka dan sulit dikendalikan. pedesaan.

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI. Volume 22 No. 2, Desember 2004 : 113 - 125

118
STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI USAHATANI KONSERVASI UNTUK PEMBANGUNAN PEDESAAN BERKELANJUTAN
Tri Pranadji

119
PERTANIAN DAN LINGKUNGAN dalam rangka memberi dukungan kehidupan
yang nyaman di pedesaan semakin terancam.
Dari banyak buku yang membahas Salah satu sumber kerusakan lingku-
pembangunan berkelanjutan dan hasil-hasil ngan di kawasan AKP adalah kegiatan
penelitian usahatani konservasi, dapat ditarik pertanian, terutama tanaman pangan atau
benang merah bahwa masalah kerusakan tanaman semusim lainnya. Dengan ditanami-
lingkungan ibarat dua muka dari sebuah koin. nya lahan pertanian yang sudah gundul
Sebagian besar masalah lingkungan muncul dengan tanaman keras, hijauan pakan ternak,
karena kegiatan manusia (masyarakat) pe- dan pembuatan sengkedan untuk penanaman
desaan di kawasan PLK. Hampir dapat tanaman setahun, hal itu bisa membantu untuk
dipastikan tidak akan munculnya masalah meningkatkan kesuburan lahan. Oleh sebab
kerusakan lingkungan di kawasan PLK jika itu kegiatan pertanian di kawasan perbukitan
tidak ada usahatani tanaman semusim, bisa dikatakan sebagai pisau bermata ganda.
aktivitas (sosial-ekonomi-budaya) masyarakat Mata pisau pertama, pertanian bisa dijadikan
dan pembangunan di kawasan lahan kering intrumen untuk melakukan over-eksploitasi
perbukitan. Masalahnya adalah bahwa kegiat- sumberdaya lahan di kawasan tersebut.
an usahatani konservasi dan aktivitas tersebut Pembabatan hutan oleh petani untuk
sudah menjadi tuntutan dari keberadaan membuka lahan pertanian termasuk kegiatan
masyarakat. merusak lingkungan. Beberapa bulan lalu di
Bisa saja seorang pakar ekologi per- salah satu desa di Kediri mengalami kesulitan
tanian dan lingkungan, seperti Thijsse (1982) air, karena dalam dua tahun terakhir ini terjadi
dan Chiras (1985), menyatakan bahwa penjarahan lahan kehutanan untuk usaha
masalah kerusakan lingkungan di kawasan pertanian tanaman semusim. Daerah yang
PLK yang terjadi adalah sebagai akibat dari mendapat perlakuan khusus untuk dijadikan
kegiatan ekonomi (termasuk usaha pertanian), proyek pengembangan lahan kering, seperti
politik kebijakan publik, budaya dan seterus- pada Proyek Bangun Desa (Gunungkidul) di DI
nya. Walaupun mereka tidak secara terbuka Yogyakarta dan Proyek Pertanian Konservasi
menyatakan bahwa hal itu akibat dari kegiatan di DAS hulu Jratunseluna, merupakan daerah
pembangunan; namun aspek tekanan pendu- yang dahulu berupa hutan. Akibat tekanan
duk menjadi penyebab utama. Intinya tetaplah kebutuhan hidup masyarakat petani setempat,
tidak berbeda bahwa masalah kerusakan daerah-daerah tersebut dibuka untuk kegiatan
lingkungan adalah masalah aktivitas masya- pertanian pangan dan diambil kayunya.
rakat setempat dan pembangunan. Demikian Karena hal ini terjadi bertahun-tahun tanpa
juga sebaliknya, bahwa masalah pengemba- upaya memadai untuk menanaminya kembali
ngan TUK dan pembangunan adalah masalah maka kerusakan lingkungan terjadi.
lingkungan. Masih banyak lagi kawasan perbukitan
Masih menjadi pilihan yang dilematis, yang mengalami hal seperti yang disebutkan di
apakah di lingkungan agroekosistem lahan atas. Gejala tanah longsor dan banjir yang
kering kawasan perbukitan (AKP) dan dataran semakin sering terjadi pada daerah-daerah
tinggi kegiatan pertanian rakyat pedesaan baru, baik di Jawa dan luar Jawa, akhir-akhir
masih harus tetap diijinkan. Tekanan kegiatan ini mengambarkan bahwa proses perusakan
pertanian berlahan sempit (rata-rata pengua- lingkungan telah semakin meluas dan intensif.
saan kurang dari 0,5 ha per KK), terutama Dampak kerusakan lingkungan ini pada
yang didominasi usahatani tanaman semusim, akhirnya juga dirasakan di daerah hilir, antara
sangat potensial merusak agroekosistem dan lain semakin sulitnya diperoleh sumber air
lingkungan di kawasan AKP. Apalagi jika bersih, kesulitan mempertahankan produkti-
kegiatan pertanian ini merupakan usaha vitas usahatani padi sawah di dataran rendah
ekonomi utama. Dengan pertumbuhan jumlah dan semakin kerasnya efek rumah kaca pada
penduduk yang terus meningkat dan lapangan kehidupan di perkotaan (Pranadji, 2004).
usaha nonpertanian tidak berhasil dikembang- Dalam beberapa tahun terakhir ini
kan, terutama setelah krisis ekonomi, maka gejala kerusakan lingkungan terasa semakin
upaya untuk mewujudkan lingkungan hidup tajam. Kecenderungan bahwa kecepatan
dan kegiatan ekonomi yang berkelanjutan memperbaiki lingkungan, melalui pengemba-

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI. Volume 22 No. 2, Desember 2004 : 113 - 125

120
ngan teknologi usahatani konservasi, kalah Menempatkan pengembangan TUK di
cepat dibanding dengan pengrusakannya yang kawasan AKP sebagai bagian utama dari
mengarahkan pada terjadinya kehancuran strategi pengembangan perekonomian pede-
hidup bersama (tragedy of the common). saan secara berkelanjutan akan memposisikan
Semakin hari gejala ini semakin terasa. Dalam kegiatan pengembangan TUK tersebut seba-
gambaran ini dapat diartikan bahwa kita telah gai penggerak perubahan masyarakat pedesa-
membiarkan kegiatan pertanian, bersama- an ke arah yang lebih berdaya saing tinggi
sama dengan sektor kegiatan ekonomi lain, secara berkelanjutan. Strategi ini didasarkan
bersinergi untuk mempercepat dan pada pengertian bahwa kawasan AKP sebagai
memperbesar skala kerusakan kawasan AKP. tempat untuk diselenggarakannya kegiatan
Mata pisau kedua, pertanian dijadikan ekonomi tertentu, TUK sebagai bagian aktivi-
instrumen untuk penyelenggaraan pemba- tas atau usaha ekonomi yang diarahkan
ngunan pedesaan berkelanjutan. Proyek pe- menghasilkan produk (pertanian, industri kecil
ngembangan usahatani konservasi yang berbahan baku hasil pertanian, dan jasa
dilakukan di DAS Brantas, Jratunseluna, DAS lingkungan) yang bernilai tambah tinggi di
Citandui dan DAS Bengawan Solo dimaksud- pedesaan, dan masyarakat pertanian (secara
kan untuk mengatasi kerusakan lingkungan. individu maupun kolektif) sebagai sumberdaya
Hanya saja, rancangan proyek-proyek tersebut ekonomi kreatif di pedesaan.
belum secara khusus diarahkan untuk
pengembangan kawasan DAS untuk usaha STRATEGI PENGEMBANGAN KE DEPAN
ekonomi yang berdaya saing tinggi secara
berkelanjutan. Secara umum proyek-proyek
tersebut hanya memperkenalkan TUK untuk Ke depan pengembangan TUK di
mengatasi kerusakan lingkungan DAS. Pada kawasan AKP harus diletakkan dalam bingkai
saat masalah tekanan kebutuhan hidup pemikiran optimis dan ideal. Sebagaimana
masyarakat pedesaan belum mendapatkan telah dijelaskan di muka bahwa di masa
jalan keluar maka pola pertanian lama yang datang kita harus menempatkan terpelihara-
tidak bersahabat dengan pemeliharaan dan nya agroekosistem dan lingkungan hidup
perbaikan lingkungan kembali dipraktekkan. sebagai salah satu indikator untuk mengukur
Kedaan ini menjadikan pengembangan TUK di kesejahteraan masyarakat pedesaan di
kawasan AKP sebagai bagian dari sebuah kawasan AKP. Hanya dengan cara demikian
lingkaran setan yang tidak akan putus dalam pengembangan TUK di kawasan AKP menda-
beberapa generasi mendatang. pat landasan gagasan yang kuat dan sekaligus
Bukti kesejarahan menunjukkan bah- hal itu merupakan angin segar, karena secara
wa pertanian merupakan awal (atau ibu) politik kegiatan pengembangan TUK tersebut
kehidupan, dan akhirnya menjadi penentu harus dipandang sebagai bagian dari pening-
keberlanjutan dan perkembangan kehidupan katan kesejahteraan masyarakat pedesaan.
masyarakat itu sendiri. Dengan pengelolaan Agar hal ini tidak sekedar menjadi slogan di
kawasan AKP berbasis TUK yang lebih baik, atas kertas, pengembangan TUK di kawasan
hal itu bisa dipandang sebagai upaya mewu- AKP harus dikaitkan langsung dengan kegiat-
judkan lingkungan hidup yang lebih sehat. Jika an pengembangan perekonomian masyarakat
perekonomian masyarakat pedesaan bisa pedesaan secara berkelanjutan.
didukung dengan sistem usaha pertanian yang Strategi pengembangan usahatani
maju, dalam arti sosio-ekonomi-budaya-politik, konservasi ke depan haruslah diperbaiki, yaitu
hal itu memberikan landasan bagi kemajuan dengan mengaitkan langsung dengan upaya
kegiatan ekonomi lainnya. Suatu industri kecil pengembangan perekonomian pedesaan se-
di pedesaan diperkirakan akan tumbuh subur cara berkelanjutan. Berkaitan dengan hal itu
sejalan dengan perkembangan pertanian dan dalam rangka menempatkan kegiatan
setempat. Negara-negara baru yang relatif pertanian atau usahatani konservasi sebagai
kuat dan maju ekonominya, seperti Taiwan, instrumen (dan sekaligus indikator) pening-
Jepang dan Malaysia, pada tahap awal katan kesejahteraan masyarakat pedesaan,
umumnya mengembangkan pertaniannya paling tidak ada lima aspek yang harus
secara terencana. diperhatikan:

STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI USAHATANI KONSERVASI UNTUK PEMBANGUNAN PEDESAAN BERKELANJUTAN


Tri Pranadji

121
(1) Pengembangan TUK di kawasan AKP locally dalam pengembangan TUK yang di
harus diarahkan untuk menghasilkan pro- kawasan AKP. Dengan istilah tersebut, strategi
duk pertanian dan jasa lingkungan yang harus dikembangkan ke depan harus
(tangible dan untangible) yang bernilai bisa bervisi global dan mudak diimplemen-
tambah (ekonomi) tinggi. Pengintegrasian tasikan secara spesifik lokasi. Pengembangan
pengembangan TUK di kawasan AKP TUK bisa dipandang sebagai bagian dari
dengan agroturisme dan industri kecil komponen lokal, sedangkan kerangka pe-
berbahan baku pertanian di pedesaan ngembangan TUK di kawasan AKP dapat
merupakan contoh masih terbukanya digunakan sebagai ilustrasi diterapkannya
peluang pengembangan kegiatan ekonomi wawasan global dalam pengembangan TUK
di pedesaan di kawasan AKP. yang dimaksud. Bentuk atau hasil akhir dari
(2) Kegiatan usahatani konservasi berbasis diterapkannya strategi ini adalah terwujudnya
AKP harus kondusif terhadap penyerapan sistem perekonomian masyarakat pedesaan
tenaga kerja pedesaan yang berskill tinggi. yang berdaya saing tinggi, berperikemanusia-
Saat ini sudah banyak tenaga kerja muda an dan hormat lingkungan.
di pedesaan tamatan sekolah lanjutan, Strategi pengembangan TUK di kawa-
memiliki kemampuan dan potensi tinggi san AKP ke depan bisa dipandang sebagai
dalam menyerap inovasi di bidang TUK, pentahapan pencapaian sistem perekonomian
kegiatan ekonomi, transportasi, telekomu- masyarakat pedesaan secara berkelanjutan.
nikasi dan advokasi publik. Beberapa langkah yang harus ditempuh untuk
(3) Pada kawasan AKP harus dibangun suatu mewujudkan strategi di atas adalah:
sistem yang kondusif terhadap penam- (1) Pengembangan TUK di kawasan AKP
bahan kapital untuk pengembangan harus dalam skala wilayah atau komunal,
aktivitas ekonomi berbasis ketrampilan karena hal itu membuka peluang dikem-
dan kewirausahaan setempat. Kemajuan bangkannya sistem keorganisasian dan
perekonomian masyarakat sangat ditentu- kelembagaan perekonomian yang kuat di
kan perkembangan semangat kewirausa- pedesaan berskala ekonomi. Pengemba-
haan setempat (Roepke, 1984). ngan dalam skala rumah tangga atau
(4) Kata kunci responsif terhadap inovasi individu petani, seperti yang terjadi selama
harus diberlakukan juga terhadap pengem- ini, sejauh mungkin dihindari. Disamping
bangan inovasi usahatani di lahan kering hal itu kurang menjamin keberlajutan
yang bervisi untuk pengembangan pereko- adopsi TUK, juga kurang memberikan
nomian pedesaan secara berkelanjutan. dampak yang signifikan bagi terwujudnya
Dengan gambaran ini pengembangan TUK kecerdasan kolektif masyarakat setempat
memiliki kompatibilitas yang tinggi dengan dalam membangun sistem perekono-
perkembangan perekonomian pedesaan di miannya.
kawasan AKP. (2) Pengembangan teknologi di kawasan
(5) Terbangunnya keorganisasian usaha per- AKP harus dilandaskan pada visi sosio-
tanian dan perekonomian masyarakat ekonomi-politik secara lintas generasi.
pedesaan (lokal) yang memiliki interdepen- Oleh sebab itu, perancangan dan pengu-
densi yang lebih simetris, penguasaan jian desain pengembangan TUK di kawa-
(pemilikan) usaha secara kolektif dan san AKP harus didasarkan pada kebu-
diterapkannya manajemen usaha yang tuhan pengembangan perekonomian yang
lebih rasional merupakan bagian dari berdaya saing tinggi, sesuai kebutuhan
sistem kelembagaan yang harus dibangun kehidupan masyarakat setempat saat ini
pada masyarakat pedesaan di kawasan dan (generasi) mendatang, dan terbangun-
AKP. Kuatnya sistem kelembagaan ekono- nya sistem pelestarian lingkungan oleh
mi di kawasan AKP harus dipandang se- masyarakat setempat.
bagai mesin kedua penggerak perekono- (3) Pengevaluasian keberhasilan pengemba-
mian pedesaan secara berkelanjutan. ngan TUK harus dilakukan sesuai dengan
Kelima butir di atas sejalan dengan pentahapan menuju terwujudnya sistem
penggunaan istilah think globally and act TUK yang menopang pembangunan ma-
syarakat pedesaan secara berkelanjutan.

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI. Volume 22 No. 2, Desember 2004 : 113 - 125

122
Dengan sistem pengevaluasian yang dengan pengembangan usahatani yang ber-
demikian pendeteksian secara dini setiap orientasi pada peningkatan produktivitas
penyimpangan sejak dari perencanaan bahan mentah pertanian yang bernilai tambah
hingga tewujudnya sistem pengembangan rendah. Pengembangan TUK ke depan harus
TUK yang teruji di lapangan bisa dilakukan dipandang sebagai bagian dari pengemba-
secara lebih realistik. ngan perekonomian masyarakat pedesaan
Idealnya kebijakan otonomi daerah secara berkelanjutan. Dengan pandangan
harus bisa dipandang sebagai bagian pengem- demikian sekaligus bisa memberikan penje-
bangan kelembagaan politik agar seluruh lasan mengapa pengembangan TUK di
potensi masyarakat dan wilayah, terutama kawasan AKP di masa lalu banyak menemui
masyarakat petani dan wilayah di kawasaan kegagalan, terutama setelah kegiatan fisik
AKP, bisa dijadikan landasan kerja kolektif proyek di lapangan berakhir.
untuk membangun tatanan sosial-ekonomi Pengembangan TUK di masa lalu bisa
yang tangguh dan berkelanjutan di pedesaan. dipandang sebagai jurus terpaksa agar
Gambaran ideal ini hingga kini memang masih masyarakat pertanian setempat tetap bisa
jauh dari kenyataan. Namun demikian, hal itu bertahan hidup. Dengan jurus tadi upaya
bisa dimengerti mengingat usia kebijakan konservasi tidak menghasilkan perbaikan
otonomi ini masih relatif muda. Disamping itu, lingkungan hidup seperti yang diharapkan, dan
para elit politik dan aparat pemerintah di pusat tingkat kesejahteraan masyarakat pedesaan
dan daerah juga belum terlatih untuk me- setempat tetap tidak banyak meningkat. Selain
ngendalikan kendaraan otonomi, sehingga itu hasil kegiatan pengembangan TUK tidak
adanya kesan keliaran dalam menjalankan berimplikasi positif bagi pengembangan eko-
otonomi masih banyak ditemui di lapangan. nomi pedesaan berbasis sumberdaya setem-
Sejalan dengan harapan bahwa impli- pat, terutama tenaga kerja berketerampilan
kasi kebijakan otonomi akan memberikan tinggi di pedesaan.
dampak yang strategis terhadap perkemba- Sistem pengevaluasian keberhasilan
ngan kekuatan sosial-ekonomi-politik daerah, pengembangan TUK dikawasan AKP di masa
yang (seharusnya pada tahap awal) didukung lalu umumnya didasarkan pada setiap penta-
dengan perkembangannya yang kuat di tingkat hapan pelaksanaan dan bukan didasarkan
desa, pengembangan TUK di kawasan AKP pada setiap pentahapan pencapaian hasil ke
secara potensial akan mendapat dorongan arah hasil akhir adopsi TUK di kawasan AKP.
yang sangat positif. Kebijakan otonomi daerah Dengan sistem pengevaluasian yang demikian
oleh kalangan elit politik dan aparat peme- para stake holder di pedesaan berada pada
rintah daerah harus bisa ditransmisikan dan posisi pasif, dan untuk melakukan beberapa
berimplikasi untuk membangun kerangka kerja penyesuaian di lapangan dalam rangka
yang mengakomodasi kedaulatan masyarakat mencapai hasil akhir sesuai yang diharapkan.
lokal. Bentuk kedaulatan ini bisa diterjemahkan Sistem penilaian ke depan disarankan dikait-
dalam terbentuknya sistem kelembagaan lokal kan dengan pentahapan kearah hasil akhir,
yang memiliki asas representasi publik, akun- melibatkan para stake holder lintas generasi di
tabilitas yang jelas, transparansi, demokratik, pedesaan, dan pembuktian sesuai kenyataan
rasional dan terbuka untuk diaudit terbuka. di lapangan dalam bentuk berkembangnya
Otonomi ini juga harus berimplikasi menum- perekonomian masyarakat pedesaan yang
buhkan kepemimpinan lokal yang kuat, tata berdaya saing tinggi secara berkelanjutan.
nilai masyarakat yang lebih sehat, dan Strategi pengembangan TUK di
merangsang peningkatan kompetensi berbasis kawasan AKP di masa datang perlu memper-
kecerdasan lokal yang kuat. hatikan beberapa aspek berikut:
a. Diarahkan untuk menghasilkan produk
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN pertanian dan jasa lingkungan (tangible
dan intangible) yang bernilai tambah tinggi.
Di masa lalu kegiatan pengembangan b. Kondusif terhadap TK muda pedesaan
TUK di kawasan AKP masih terkesan berkutat ber-skill tinggi.
pada upaya mengkombinasikan konservasi

STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI USAHATANI KONSERVASI UNTUK PEMBANGUNAN PEDESAAN BERKELANJUTAN


Tri Pranadji

123
c. Kondusif terhadap sumberdaya kapital Forbes, D.K. 1986. Geografi Keterbelakangan:
untuk pengembangan aktivitas ekonomi Sebuah Survai Kritis. LP3ES. Jakarta.
setempat Hall, D.G.E. 1988. Sejarah Asia Tenggara. Penerbit
Usaha Nasional. Surabaya.
d. Kondusif terhadap inovasi usahatani
mutakhir. Harriss, J. 2001. Social Capital Construction and the
Consolidation of Civil Society in Rural
e. Terbangunnya keorganisasian dan kelem- Areas. Working Paper Series No. 01-16.
bagaan bisnis pertanian dan masyarakat Development Studies Institute, London
lokal yang memiliki interdependensi yang School of Economics and Political Science.
lebih simetris, penguasaan (pemilikan) London.
usaha secara kolektif dan diterapkannya Inayatullah. 1979. Conceptional Framework for the
manajemen usaha yang lebih rasional. Country Studies of Rural Development. in
Walaupun dalam usianya yang masih Approaches to Rural Development: Some
muda belum memberikan dampak yang positif Asian Experiences (Edited by Inayatullah).
Asian and Pacific Development
bagi pengembangan TUK di kawasan AKP, Administration Center. Kualalumpur.
kebijakan otonomi daerah harus dipandang
sebagai bagian dari faktor yang mendorong Liliweri,A. dan I.K. Lidjang. 1996. Pendekatan Sosio
Budaya Menunjang Percepatan Adopsi
dijalankannya strategi pengembangan TUK di
dan Difusi Teknologi Pertanian di Sumba
kawasan AKP yang lebih baik. Melalui kebija- Timur. dalam Prosiding Lokakarya
kan otonomi daerah dimungkinkan kekuatan Evaluasi Hasil Penelitian Usahatani Lahan
kedaulatan masyarakat pedesaan di bidang Kering, Waingapu, 21-22 November 1996.
ekonomi, sosial, budaya dan politik dapat P2ULK-UFDP, Pusat Penelitian Tanah dan
diwujudkan secara serentak dalam kehidupan Agroklimat. Bogor.
sehari-hari di pedesaan. Dengan gambaran Munasinghe, M. 1993. Environmental Economics
demikian, kegairahan perekonomian pedesaan and Sustainable Development. The World
yang dilandaskan pada peningkatan pengelo- Bank. Washington, D.C.
laan agroekosistem lahan kering melalui Panayotou, T. 1994. Economy and Ecology in
pengembangan TUK dapat diwujudkan. Sustainable Development. in Economy and
Ecology in Sustainable Development
(Edited by SPES). Gramedia Pustaka
DAFTAR PUSTAKA Utama. Jakarta.
Partap, T. 2004. Sustainability Farming System in
Bartelmus, P. 1999. Sustainable Development: Upland Areas, (STM 09-00) Report of the
Paradigm or Parnoia? Wuppertal Papers. APO Study Meeting on Sustainable
Wuppertal Institut fur Klima, Unwelt, Farming Systems in Upland Areas, held in
Energie. New Delhi, India (15-19 January 2001).
www.wupperist.org/Publicationen/WP/WP9 Asian Productivity Organization. Tokyo.
3.pdf. [23/08/2004]. http://www.apo-tokyo.org/00e-
books/23SustFarming/01Summary_SustFa
Borlaug, N.E. and C. Dowswell. 2001. The rming.pdf. [09/09/2004].
Unfinished Green Revolution: The Future
Role of Science and Technology in Poensioen, J.A. 1969. The Analysis of Social
Feeding Developing World. Change Reconsidered: A Sociological
http://www.usembassy.org.uk/fazs/pdf_rep Study. The Hague. Paris.
ots/borlaug.pdf. [03/09/2004]. Prakash, S. 1997. Poverty and Environment
Brown, L. 2002. Keynote Address 4. Delhi Linkages in Mountain and Uplands:
Sustainable Development Summit 2002. Reflection on the Poverty Trap Thesis.
Summit Bulletin, 11 February 2002. CREED Working Paper No 12, February
http://www.teriin.org/dsds/dsds2002/ 1997. Collaboration Research in the
bulletin/11feb.pdf. [26/04/04]. Economics of Environment and
Development, IIED. London.
Chiras, D.D. 1985. Environmental Science: A http://www.iied.org.docs/eep/creed12e.pdf.
Framework for Decision Making. The [19/03/2004].
Benjamin/Cummings Publishing Company,
Inc. Menlo Park. Pranadji, T dan E.L. Hastuti. 2004. Transformasi
Sosio-Budaya Dalam Pembangunan
Pedesaan. Analisis Kebijakan Pertanian,

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI. Volume 22 No. 2, Desember 2004 : 113 - 125

124
(1)2:77-92, Maret 2004. Pusat Penelitian Ricklefs, R.E. 1979. Ecology. Chiron Press
dan Pengembangan Sosial Ekonomi Incorporated. New York.
Pertanian. Bogor. Scott, J.C. 1989. Moral Ekonomi Petani: Pergolakan
Pranadji, T. 2003. Otonomi Daerah dan Daya Saing dan Subsistensi di Asia Tenggara. LP3ES.
Agribisnis: Pelajaran dari Propinsi Jakarta.
Lampung. Analisis Kebijakan Pertanian, Thijsse, J.P. 1982. Apakah Jawa Akan Menjadi
(1)2:152-166, Juni 2003. Pusat Penelitian Padang Pasir?. dalam Ekologi Pedesaan:
dan Pengembangan Sosial Ekonomi Sebuah Bunga Rampai (Penyunting:
Pertanian. Bogor. Sajogyo). Penerbit C.V. Rajawali. Jakarta.
Pranadji, T. 2004. Model Pemberdayaan Van Dieren, W. 1995. Taking Nature Into Account: A
Masyarakat Pedesaan Dalam Pengelolaan Report to The Club of Rome Toward a
Agroekosistem Lahan Kering: Studi Sustainable National Income. Copernicus,
Penguatan Social Capital pada Desa-desa Springer-Verlag New York Inc. New York.
(Hulu DAS) Ex Proyek Bangun Desa,
Kabupaten Gunung Kidul dan Ex Proyek
Pertanian Lahan Kering, Kabupaten
Boyolali. Sekolah Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor. Bogor. Draft Disertasi
(tidak diterbitkan).

STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI USAHATANI KONSERVASI UNTUK PEMBANGUNAN PEDESAAN BERKELANJUTAN


Tri Pranadji

125
Aktivitas ekonomi, sosial, politik,
budaya, keamanan dan kegiatan
alamiah lainnya

Pengelolaan agoekosistem Opsi dan tujuan


Masalah kerusakan
dan lingkungan berbasis TUK Pembangunan
lingkungan pedesaan pedesaan
di kawasan PLK
berkelanjutan

1. Situasi alamiah yang terdapat dalam sumberdaya 1. Kemiskinan dan basic need
alam dan lingkungan hidup. 2. Perbaikan daya dukung lingkungan dan di
2. Seting kegiatan pembangunan kawasan PLK
3. Tekanan penduduk dan pola aktivitas manusia 3. Produktivitas dan efisiensi usaha ekonomi
4. Prasarana ekonomi berbasis lingkungan di Kawasan PLK
5. Kelembagaan dan inti budaya masyarakat 4. Pemerataan dan keadilan sosial pada masyarakat
- Hukum (law enforcement) pedesaan di lahan kering
- Pengelolaan pemerintahan 5. Mobilitas sosial
- Komponen spesifik kelembagaan (kompetensi 6. Partisipasi dan presentasi masyarakat dalam
SDM, kepemimpinan tata nilai, managemen dan pengambilan keputusan publik dalam pengelolaan
Akselerasi
struktur sosial) lingkungan dan PLK
dan
improvisasi

Gambar 1. Hubungan Interaktif antara Masalah Kerusakan Lingkungan dan Agroekosistem Lahan Kering di Kawasan Perbukitan (dan latar
belakang penyebabnya), Aktivitas Kehidupan Masyarakat, Pemecahan Masalah dan Pencapaian Tujuan Pembangunan yang
Ditempuh melalui Pengelolaan Lingkungan Berbasis Usahatani Konservasi
Mengentaskan Perbaikan daya
Kemiskinan dan dukung
pemenuhan basic lingkungan
need

Pendekatan
Sektor dan efisiensi
jasa dan Sektor usaha ekonomi
transpor- kehutanan
tasi
dan
Sektor lingkungan
lainnya hidup

Jaringan kelembagaan/organisasi dalam


Lainnya

pengembangan TUK di kawasan PLK


untuk pembangunan pedesaan
berkelanjutan

Mobilitas
Sosial
Sektor Sektor
pertam- kesehatan
bangan

Sektor
industri

Partisipasi dan Pemerataan dan


presentasi keadilan sosial
masyarakat

Gambar 2. Jaringan Lembaga Lintas Sektor dalam Pengembangan TUK di Kawasan PLK untuk Pembangunan Pedesaan Berkelanjutan

You might also like