You are on page 1of 4

JAWABAN DASAR DASAR PAKAN TERNAK

1. Tujuan pemberian pakan adalah menyediakan kebutuhan gizi untuk kesehatan yang baik,
pertumbuhan

2. Kelompok serealia/ biji-bijian (jagung, gandum, sorgum)


Kelompok hasil sampingan serealia (limbah penggilingan)
Kelompok umbi (ketela rambat, ketela pohon dan hasil sampingannya)
Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa macam rumput (rumput gajah, rumput benggala
dan rumput setaria).

3. - Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri atas jenis daun-daunan sebagai
hasil sampingan (daun nangka, daun pisang, daun ketela rambat, ganggang dan bungkil)
- Kelompok hijauan yang sengaja ditanam, misalnya lamtoro, turi kaliandra, gamal dan
sentero
- Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang dan
sebagainya).
Contohnya : tepung darah, kacang gude, bungkil kelapa, tepung ikan

4. 1. Jenis Ternak
2. Temperatur Lingkungan
3. Palatabilitas
4. Selera.
5. Status fisiologi
6. Kandungan Nutrisi Pakan
7. Bentuk Pakan
8. Produksi
9. Insting/Naluri (kebutuhan tubuh)
10. Sensor Lapar Kenyang
a. Kimia (kandungan glukosa dalam darah atau gula darah)
b. Fisik (kapasitas rumen atau lambung ternak)
5. Pengertian dari hay, silase, danamoniasi :
- Hay adalah Hijauan makanan ternak yang sengaja di potong dan di keringkan agar dapat
di berikan pada masa musim kemarau. Hijauan pakan ternak di potong potong dalam
keadaan segar untuk kemudian di simpan dengan kadar air 60-70% di dalam wadah drum
silo dengan kondisi an aerob bebas O2.
- silase merupakan pakan hijauan ternak yang diawetkan yang disimpan dalam suatu
tempat yang kedap udara atau disebut silo, dan sudah terjadi proses fermentasi dalam
keadaan tanpa udara atau anaerob. Proses silase ini melibatkan bakteri-bakteri atau
mikroba yang membentuk asam susu, yaitu Lactis Acidi dan streptococcus yang hidup
secara anerob dengan derajat keasaman 4(pH 4).
- Amoniasi merupakan cara pengolahan kimia dengan menggunakan amonia untuk
meningkatkan daya cerna bahan pakan berserat sekaligus meningkatkan kadar N
(proteinnya).Amoniasi biasanya dilakukan pada bahan pakan asal limbah pertanian
seperti berbagai jenis jerami dan bahkan juga pada kulit kopi, tergantung pada potensi
daerahnya.
6. pakan pemacu berperan sebagai pemacu pertumbuhan dan peningkatan populasi mikroba di
dalam rumen sehingga dapat merangsang penambahan jumlah konsumsi serat kasar yang
akan meningkatkan produksi:
Molases merupakan bahan pakan yang dapat difermentasi dan mengandung beberapa
mineral penting, dapat memperbaiki formula menjadi lebih kompak, mengandung energi
cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan palatabilitas sertacitarasa.

Urea merupakan bahan pakan sumber nitrogen yang dapat difermentasi, setiap kilogram
urea mempunyai nilai yang setara dengan 2,88 kg protein kasar (6,25X46%). Dalam
proporsi tertentu mempunyai dampak positif terhadap peningkatan konsumsi serat kasar
dan daya cerna.

7. UMB (Urea Molases Block) adalah pakan suplemen untuk ternak ruminansia, berbentuk
padat yang kaya dengan zat-zat makanan, terbuat dari bahan utama molase (tetes tebu)
sebagai sumber energi, urea sebagai sumber nitrogen (protein), bahan lain seperti garam
dapur, ultra mineral, kapur sebagai pelengkap zat-zat makanan, serta bahan pengisi dan
penyerap molase seperti dedak, konsentrat.

Cara pembuatannya :

Formula Bahan
Bahan yang digunakan untuk menyusun UMMB setiap Kg atau 100 Kg adalah
sebagai berikut :
1. Dedak : 400 gram atau 40 kg (40%0
2. Tetes : 400 gram atau 40 kg (40%)
3. Urea : 80 gram atau 8 kg (8%)
4. Mineral Mix : 10 gram atau 1 kg (1%)
5. Garam : 30 gram atau 3 kg (3%)
6. Semen/kapur : 80 gram atau 8 kg (8%)
Penambahan semen/kapur digunakan sebagai bahan mineral perekat untuk menjaga
block tetap stabil. Selain itu juga untuk menambah mineral kalsium pakan.

Peralatan yang digunakan : Timabangan, ember, sekop, mesin pengaduk (jika ada),
cetakan.

Prosedur Pembuatan UMB Teknik Dingin


1. Semua bahan ditimbang dan masing-masing dimasukkan plastik
2. Tetes dan urea diaduk selama 5 menit
3. Kemudian masukkan semen dan diaduk selama 10 menit
4. Selanjutnya masukkan garam halus dan mineral, aduk selama 3 menit
5. Terakhir tambahkan dedal dan diaduk selama 10 menit. Setelah semua bahan
tercampur rata dilakukan pencetakan.

8. 1. Metode Pemotongan Hijauan dipotong-potong dahulu, ukuran 3-5 cm Dimasukkan


kedalam lubang galian (silo) beralas plastik Tumpukan hijauan dipadatkan (diinjak-
injak) Tutup dengan plastik dan tanah.
2. Metode Pencampuran Hijauan dicampur bahan lain dahulu sebelum dipadatkan
(bertujuan untuk mempercepat fermentasi, mencegah tumbuh jamur dan bakteri
pembusuk, meningkatkan tekanan osmosis sel-sel hijauan. Bahan campuran dapat berupa:
asam-asam organik (asam formiat, asam sulfat, asam klorida, asam propionat),
molases/tetes, garam, dedak padi, menir /onggok dengan dosis per ton hijauan sebagai
berikut: asam organik: 4-6 kg molases/tetes: 40 kg garam : 30 kg dedak padi: 40 kg
menir: 35 kg onggok: 30 kg

3. Metode Pelayuan * Hijauan dilayukan dahulu selama 2 hari (kandungan bahan kering
40% 50%). * Lakukan seperti metode pemotong.

9. Ada 2 metode pembuatan Hay yang dapat diterapkan yaitu:


1). Metode Hamparan
Merupakan metode sederhana, dilakukan dengan cara meghamparkan hijauan
yang sudah dipotong di lapangan terbuka di bawah sinar matahari.
Setiap hari hamparan di balik-balik hingga kering. Hay yang dibuat
dengan cara ini biasanya memiliki kadar air: 20 30% (tanda: warna
kecoklat-coklatan).

2). Metode Pod


Dilakukan dengan menggunakan semacam rak sebagai tempat menyimpan
hijauan yang telah dijemur selama 1 3 hari (kadar air 50%).
Hijauan yang akan diolah harus dipanen saat menjelang berbunga
(berkadar protein tinggi, serat kasar dan kandungan air optimal),
sehingga hay yang diperoleh tidak berjamur (tidak berwarna gosong)
yang akan menyebabkan turunnya palatabilitas dan kualitas.

10. 1. Pit silo :berbentuk sumur dalam tanah. Silo ini dibantuk di tempat yang kering, tidak
mudah kebanjiran dan air. tanahnya dalam. Diameternya harus lebar untuk memudahkan pengisian
dan pengurasan isinya. Silo sumur ini ada bahayanya karena besar kemungkinan terbentuknya gas-gas
yang beracun seperti gas CO2. Silo bentuk ini kini sudah lama ditinggalkan karena tidak praktis
pengoperasiannya

2. Trench silo : menyerupai parit memanjang (horizontal di dalam tanah). Silo ini digali di dalam tanah,
berdinding miring, lantai dan dindingnya diperkuat dengan batu bats atau batako. umumnya bagian atas
lebih lebar (sampai 6 m) dibandingkan dengan bagian bawah dan panjangnya bisa
mencapai 100 m. Kemiringan pinggirnya sekitar 5-10, agar perembesan air dapat dibuang dibagian
bawah silo tersebut.Untuk keperluan pembuangan air, lantainya diperlengkapi dengan selokan di
tengah atau disisinya. Keuntungan silo bentuk ini antara lain ongkos konstruksinya yang lebih murah,
ongkos mengisis lebih murahdan tidak memerlukan alat khusus. Bila menggunakan truk
pengangkut-- hijauan, truk tersebut dapat digunakan untuk memadatkan.

3. Tower silo: berbentuk menara keatas dan bagian bawahnya berpintu. Biasanya berdiameter 15m
dengan bahan terbuat dari glazed tiles, beton, metal berlapis gelas atau baja dengan ketinggian
mencapai 25 m. Tower Silo diisi dari atas, diambil dari bawah. Pengolahan bahannya sebelum
dimasukkan ke dalam menara dan pengisiannya dijalankan seca ra m ekani s dengan al at khusus
(m i sal n ya ban berj al an ). Demikianpula pengurasannya.

4. Box si l o : be rbent uk kot ak.


5. Fence silo : silo yang hanya menggunakan sekat-sekat dari bambu, kawat dan lain-lain, biasanya
merupakan tumpukan diatas tanah.

You might also like