Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pemeriksaan yang akan dilakukan.
2. Untuk mengetahui penyebab kegagalan dari gigi tiruan cekat.
3. Untuk mengetahui diagnosa dari kasus diatas.
4. Untuk mengetahui rencana perawatan awal dari kasus.
5. Untuk mengetahui rencana perawatan akhir dari kasus.
6. Untuk mengetahui bahan yang digunakan.
7. Untuk mengetahui prosedur kerja yang dilakukan
8. Untuk mengetahui prognosis dari kasus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keuntungan:
Kekurangan:
1. Mudah pecah karena sifat porselen yang brittle
2. Preparasi kurang konservatif, karena
dibutuhkan preparasi yang cukup banyak untuk
ketebalan minimal porselen dan metal
3. Pembuatan sulit
4. Dapat menyebabkan gigi yang berlawanan
dengan mahkota tiruan menjadi aus
5. Mahal (Allan dan Foreman, 1994).
Onlay
Inlay MO/DO/MOD (Prajitno, 1994)
Indikasi:
Gigi tiruan jembatan yang pendek
Tekanan kunyah ringan atau normal
Gigi penyangga dengan karies kelas II yang besar
Gigi penyangga mempunyai bentuk/besar yang
normal (Prajitno, 1994)
Keuntungan:
Jaringan gigi yang diasah sedikit
Preparasi lebih mudah
Estetis cukup baik (Prajitno, 1994)
Kerugian:
Indikasi terbatas
Kemampuan dlm hal retensi resistensi kurang
Mudah lepas/patah (Prajitno, 1994)
Indikasi:
Gigi penyangga yang telah mengalami perawatan
syaraf
Gigi tiruan pendek
Tekanan kunyah ringan
Gigi penyangga perlu perbaikan posisi/inklinasi
(Prajitno, 1994)
Keuntungan:
Estetis baik
Posisi dapat disesuaikan (Prajitno, 1994)
Kerugian:
Sering terjadi fraktur akar (Prajitno, 1994)
c. Cantilever bridge
Suatu gigitiruan yang didukung hanya pada satu sisi oleh satu atau
lebih abutment. Pada cantilever bridge ini, gigi penyangga dapat
mengatasi beban oklusal dari gigitiruan (Smith dan Howe, 2007).
e. Compound bridge
Ini merupakan gabungan atau kombinasi dari dua macam gigitiruan
cekat dan bersatu menjadi suatu kesatuan (Smith dan Howe, 2007).
BAB III
PEMBAHASAN
3.2 Terminologi
1. Porcelain fuse tu metal adalah suatu penyatuan sifat-sifat mekanikal yang baik
dari logam kedokteran gigi dan sifat-sifat estetika dari porselen.
2. Goyang grade 1 adalah kegoyangan gigi yang sedikit lebih besar dari normal
3. Abses stadium 2 adalah Stadium serosa yaitu abses sudah menembus periosteum
dan masuk kedalam tinika serosa dari tulang dan pembengkakan sudah ada,
mukosa mengalami hiperemi dan merah, rasa sakit yang mendalam. Palpasi sakit
dan konsistensi keras, belum ada fluktuasi. Terdapat 4 stadium abses, yaitu:
Stadium subperiostal dan periostal
- Pembengkakan belum terlihat jelas.
- Warna mukosa masih normal.
- Perkusi gigi yang terlibat terasa sakit yang sangat.
- Palpasi sakit dengan konsistensi keras
Stadium serosa
- Abses sudah menembus periosteum dan masuk kedalam tinika serosa dari
tulang dan pembengkakan sudah ada.
- mukosa mengalami hiperemi dan merah.
- Rasa sakit yang mendalam.
- Palpasi sakit dan konsistensi keras, belum ada fluktuasi.
Stadium subkutan
- Pembengkakan sudah sampai kebawah kulit.
- Warna kulit ditepi pembengkakan merah, tapi tengahnya pucat.
- Konsistensi sangat lunak seperti bisul yang mau pecah.
- Turgor kencang, berkilat dan berfluktuasi tidak nyata.
Pemeriksaan
C. Diagnosis Kasus
Dari kasus diatas didapatkan hasil diagnosis sebagai berikut:
1. Pada gigi 11 terjadi abses periapikal stadium 2 dengan keadaan gigi
mobility derajat.
2. Pada gigi 26 terjadi missing.
Status periodontal
Akses intraoral
Status of underlying core
Semen yang digunakan
Material crown dan bridge
Ada beberapa mekanisme untuk pembongkaran crown dan bridge,
yang dapat diklasifikasikan menjadi beberapa grup untuk memudahkan
dokter gigi memilih mekanisme yang tepat sesuai dengan situasi klinis
pasien yang bersangkutan. Sistem pembongkaran ini dapat dibagi
menjadi 3 grup yaitu:
1. Conservative disassembly
Prosthesis yang tinggal tetap utuh. Hal ini dapat dilakukan
dengan mengaplikasikan gaya perkusi dan traksi untuk
membongkar semen sehingga prosthesis dapat dibuka dari gigi
abutment. Alat-alat yang dapat digunakan pada teknik ini adalah:
a. Richwill crown and bridge remover
Pembongkaran crown dan bridge yang menggunakan
resin thermoplastic.
Resin dilunakkan didalam air panas kemudian diletakkan
pada crown atau bridge yang akan dibongkar secara
interoklusal.
Setelah itu pasien diminta untuk menggigit resin tersebut
hingga 2/3 bagian resin tertekan
Kemudian dinginkan resin dengan air, lalu lakukan
gerakan membuka mulut yang tajam sehingga membuat
crown terlepas. Dalam melakukan metode ini perlu
diperhatikan apakah gigi antagonisnya gigi tiruan atau
gigi asli, sehingga tidak menyebabkan restorasi di rahang
yang berlawanan ikut terlepas.
b. Ultrasonics
Penggunaan energi ultasonik dapat membongkar crown dan
bridge dengan menghancurkan semen. Penggunaan energi
ultrasonik ini biasanya berhasil dalam pembongkaran restorasi
crown dan bridge
c. Pneumatic(KaVo)CORONAflex
Teknik ini dapat membongkar crown dan bridge dengan
menggunakan brass wire yang diulirkan melalui embrassure space
pada bridge sehingga membentuk suatu loop yang akan
memberikan gaya untuk mengangkat bridge.
Merupakan air-driven device yang terhubung dengan
standard dental handpiece hoses via KaVos MULTIflex coupler.
Alat ini bekerja dengan memberikan kontrol low amplitude pada
ujungnya sepanjang sumbu axis dari gigi abutment. Loop diulirkan
dibawah konektor dan ujung dari crown remover diletakkan pada
bar. Dampaknya dapat diaktifasi dengan memindahkan finger index
dari pipa udara pada handpiece.
Peralatan ini juga dilengkapi dengan clamps yang dapat
dipasangkan pada crown menggunakan autopolymerization resin,
sehingga dapat melepaskan crown.
Gambar 2: Pneumatic(KaVo)CORONAflex
d. Sliding hammer
Prinsip dasar dari penggunaan sliding hammer adalah
pemilihan ujung yang tepat untuk digunakan pada margin crown
dan kemudian tahanannya didorong pada tangkai pendek, ketukan
cepat dapat melonggarkan restorasi . Variasi dari sliding hammer
banyak tersedia dipasaran. Penguunaan sistem ini terkadang bisa
menyebabkan ketidaknyamanan pasien dan penggunaannya
terkadang tidak selalu berhasil. Rusaknya margin porselen juga
dapat terjadi karena penggunaan teknik ini.
Gambar 3: Sliding hammer
e. Crown tractors
Crown tractors mencengkram restorasi dengan
menggunakan pegangan rubber yang di desain untuk melepaskan
restorasi tanpa merusaknya. Teknik ini efektif untuk membongkar
crown sementara yang disementasi dengan sementasi sementara,
atau untuk crown yang sulit untuk dilepaskan pada saat proses try
in. Pegangan halus pada teknik ini dapat mengurangi risiko
rusaknya margin porselen
f. Matrix bands
Penggunaan Siqveland matrix band pada crown, yang
dipasangkan pada undercut dan kemudian ditarik secara vertikal,
dapat menjadi salah satu teknik yang berhasil untuk pembongkaran
crown dan bridge.
Gambar 5: WAMKey
b. Metalift system
Sistem ini menggunakan prinsip jack-screw.Protesa metal-
ceramic dapat di bongkar menggunakan sistem ini, walaupun
harus dilakukan dengan hati-hati untuk melepaskan ceramic
dari area dimana terdapat celah yang dibuat pada..
3. Destructive disassembly
Destructive disassemblyberarti melakukan pemotongan pada
crown menggunakan bur tungsten carbide diamond . Tahapannya
adalah sebagai berikut:
A. Gigi tiruan jembatan jenis cantilevered partial ini ingin digantikan
dengan gigi tiruan jembatan yang baru karena alasan estetis dan
periodontal.
B. Restorasi tersebut dibelah dengan hati-hati hingga memotong
bagian porselen, yaitu lebih mudah dilakukan pada sisi fasial dan
insisal
C. Pemotongan ini dilakukan hingga mencapai bagian metal hingga
semen, sehingga ujung bur pemotong diposisikan dekat margin
gingiva
D. Bagian gingiva dilepaskan menggunakan suatu instrument
E. Seluruh bagian gigi tiruan dipotong hingga ke margin gingiva
F. Gunakan instrument seperti semen spattle untuk ditempatkan pada
bagian yang telah terpotong dan dirotasi untuk mendorong bagian
gigi tiruan agar terlepas dari gigi abutment
G. Setelah terlepas, periksa gigi abutment lalu pertimbangkan apakah
perlu dilakukan perbaikan terhadap gigi abutment dan jaringan
periodontal.
H. Protesa yang telah dipotong
A. Trepanasi
B. Perawatan Saluran Akar
Prosedur perawatan saluran akar meliputi preparasi akses kavitas,
preparasi saluran akar, dan pengisian saluran akar. Preparasi saluran akar
meliputi pembersihan dan pembentukan saluran akar untuk bisa
dipersiapakan untuk dilakukan pengisian (obturasi) saluran akar.
Pembersihan adalah upaya membersihkan saluran akar dari pulpa
nekrotik, mikroba, debris, serbuk dentin, material pengisi, dan material
lainnya di dalam saluran akar, sedangkan pembentukan adalah upaya
membentuk saluran akar agar mempunyai akses lurus, berbentuk corong
dan mempertahankan daerah apeks sehingga pengisiannya akan baik dan
dapat mengisi saluran akar lateral. Pengisian saluran akar adalah tahap
mengisi saluran akar yang telah dilakukan preparasi saluran akar secara
hermetis (kedap air dan udara) tiga dimensi.
E. Rencana Akhir Perawatan
lunak sekitarnya perlu dicek, apakah semua dalam keadaan sehat dan
3. Pembuatan die/model kerja. Die adalah reproduksi positif dari gigi yang
telah dipreparasi dan yang dibuat dari bahan stone gips keras atau logam
atau plastik. Menurut hubungan dengan model kerja die dibagi menjadi
cetakan diboxing hingga setinggi ujung pin yang telah diberi bulatan wax.
Aduk gips putih kemudian tuangkan kedalam cetakan yang telah diboxing
setelah keras kemudian dilepas dari cetakan (Smith dan Howe, 2007).
5. Pembuatan Pola Lilin. Yang diartikan dengan pola lilin atau wax-pattern
ialah: suatu model dari retainer atau restorasi yang dibuat dari lilin yang
2007).
gigi asli yang hilang dan berfungsi untuk mengembalikan fungsi kunyah
dengan gigi lawan yang berdampak ekstrusi (Smith dan Howe, 2007).
perubahan relasi oklusal dan tepi gingiva, yang mungkin juga disebabkan
Mahkota tipe detached : Yakni mahkota tiruan terpisah dari pasak intinya.
Tipe ini diindikasikan untuk gigi yang berukuran normal atau lebih dari
normal. Keuntungannya adalah jika diperlukan penggantian mahkota
tiruan, misalnya karena telah berubah warna atau diinginkan restorasi
yang lebih sempurna, dapat mudah dilakukan tanpa perlu
mengeluarkan/merusak pasaknya (Allan dan Foreman, 1994)
Pasak : Pasak siap pakai (prefabricated post) adalah pasak produksi
pabrik, umumnya terdiri dari berbagai ukuran dan bentuk, dapat
terbuat dari bahan logam dan nonlogam. Bahan logam antara lain
platinum-gold-palladium (Pt-Au-Pd), stainless steel, titanium, brass,
dan chromium-containing alloy. Sedangkan, bahan nonlogam antara lain
carbon fiber, ceramic, glass fiber, dan woven fiber (Allan dan Foreman,
1994).
H. Prognosis
Dari kasus diatas didapatkan prognosisnya baik.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari kasus diatas rencana perawatan yang diberikan pada pasien disesuaikan
dengan indikasi dan kebutuhan pasien sehingga pasien mendapatkan kembali
fungsinya pada rongga mulut.
DAFTAR PUSTAKA
Sharma, Ashu dkk. 2012. Removal of failed crown and bridge. Jurnal Pembelajaran, Vol. J
Clin Exp Dent. 2012; 4(3): e167-e172