Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Katarak berasal dari bahasa Yunani (Katarrhakies), Inggris (Cataract), dan Latin
(Cataracta) yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan
seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak ialah setiap kekeruhan pada lensa
yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa) lensa, denaturasi protein lensa
Penuaan merupakan penyebab katarak terbanyak, tetapi banyak juga faktor lain yang
mungkin terlibat, antara lain: trauma, toksin, penyakit sistemik (misal, diabetes), merokok
dan herediter. Katarak akibat penuaan merupakan penyebab umum gangguan penglihatan.
tahun adalah sebanyak 50%; prevalensi ini meningkat hingga 70% pada individu di atas 75
tahun.
Bahkan, mengacu pada data World Health Organization (WHO), sebagaimana dipublikasikan
dalam situs www.who.int, katarak menyumbang sekitar 48% kasus kebutaan di dunia.2
Menurut WHO di negara berkembang 1-3% penduduk mengalami kebutaaan dan 50%
penyebabnya adalah katarak. Sedangakan untuk negara maju sekitar 1,2% penyebab kebutaan
adalah katarak. Menurut survei Depkes RI tahun 1982 pada 8 Propinsi, prevalensi kebutaan
bilateral adalah 1,2% dari seluruh penduduk, sedangkan prevalensi kebutaan unilateral adalah
1
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dilakukan pembuatan referat ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
menempuh ujian akhir stase Ilmu penyakit mata di RSUD Tidar Magelang dan untuk
mengetahui dan memahami tentang definisi, etiologi dan patofisiologi serta penatalaksanaan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Katarak termasuk golongan kebutaan yang tidak dapat dicegah tetapi dapat
disembuhkan. Definisi katarak menurut WHO adalah kekeruhan yang terjadi pada lensa mata,
yang menghalangi sinar masuk ke dalam mata. Katarak terjadi karena faktor usia, namun juga
dapat terjadi pada anak-anak yang lahir dengan kondisi tersebut. Katarak juga dapat terjadi
Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu
B. Anatomi Lensa3
sebanyak 15-20 dioptri dalam penglihatan. Kutub anterior dan posterior lensa dihubungkan
oleh garis khayal yang disebut axis, sedangkan equator merupakan garis khayal yang
mengelilingi lensa. Lensa merupakan struktur yang tidak memiliki pembuluh darah dan tidak
memiliki pembuluh limfe. Di dalam mata, lensa terfiksir pada serat zonula yang berasal dari
badan silier. Serat zonula tersebut menempel dan menyatu dengan lensa pada bagian anterior
dan posterior dari kapsul lensa. Kapsul ini merupakan membran dasar yang melindungi
1. Kapsul
Kapsul lensa merupakan membran dasar yang elastis dan transparan tersusun dari
kolagen tipe IV yang berasal dari sel-sel epitel lensa. Kapsul ini mengandung isi lensa
serta mempertahankan bentuk lensa pada saat akomodasi. Bagian paling tebal kapsul
3
berada di bagian anterior dan posterior zona pre-equator dan bagian paling tipis berada di
2. Serat Zonula
Lensa terfiksir oleh serat zonula yang berasal dari lamina basal pars plana dan pars
plikata badan silier. Serat-serat zonula ini menyatu dengan lensa pada bagian anterior dan
3. Epitel Lensa
Tepat di belakang kapsul anterior lensa terdapat satu lapis sel-sel epitel. Sel-sel epitel
ini dapat melakukan aktivitas seperti yang dilakukan sel-sel lainnya, seperti sintesis DNA,
RNA, protein dan lipid. Sel-sel tersebut juga dapat membentuk ATP untuk memenuhi
kebutuhan energi lensa. Sel-sel epitel yang baru terbentuk akan menuju equator lalu
Sel-sel berubah menjadi serat, lalu serat baru akan terbentuk dan akan menekan serat-
serat lama untuk berkumpul di bagian tengah lensa. Serat-serat paling tua yang terbentuk
merupakan lensa fetus yang diproduksi pada fase embrionik dan masih menetap hingga
C. Fisiologi Lensa3
Lensa tidak memiliki pembuluh darah maupun sistem saraf. Untuk mempertahankan
kejernihannya, lensa harus menggunakan humor aqueous sebagai penyedia nutrisi dan
sebagai tempat pembuangan produknya. Namun hanya sisi anterior lensa saja yang terkena
humor aqueous. Oleh karena itu, sel-sel yang berada di tengah lensa membangun jalur
komunikasi terhadap lingkungan luar lensa dengan membangun low-resistance gap junction
antar sel.
4
1. Keseimbangan Elektrolit dan Air Dalam Lensa
Lensa normal mengandung 65% air, dan jumlah ini tidak banyak berubah seiring
bertambahnya usia. Sekitar 5% dari air di dalam lensa berada di ruangan ekstrasel.
Konsentrasi sodium di dalam lensa adalah sekitar 20M dan potasium sekitar 120M.
Konsentrasi sodium di luar lensa lebih tinggi yaitu sekitar 150M dan potasium sekitar
5M.
Keseimbangan elektrolit antara lingkungan dalam dan luar lensa sangat tergantung
dari permeabilitas membran sel lensa dan aktivitas pompa sodium, Na+, K+, -ATPase.
Inhibisi Na+, K+, -ATPase dapat mengakibatkan hilangnya keseimbangan elektrolit dan
Keseimbangan kalsium juga sangant penting bagi lensa. Konsentrasi kalsium di dalam
sel yang normal adalah 30M, sedangkan di luar lensa adalah sekitar 2M. Perbedaan
konsentrasi kalsium ini diatur sepenuhnya oleh pompa kalsium Ca2+ -ATPase. Hilangnya
Transpor membran dan permeabilitas sangat penting untuk kebutuhan nutrisi lensa.
Asam amino aktif masuk ke dalam lensa melalui pompa sodium yang berada di sel epitel.
Glukosa memasuki lensa secara difusi terfasilitasi, tidak langsung seperti sistem transport
aktif.
2. Akomodasi Lensa
Mekanisme yang dilakukan mata untuk merubah fokus dari benda jauh ke benda
dekat disebut akomodasi. Akomodasi terjadi akibat perubahan lensa oleh aksi badan silier
terhadap serat-serat zonula. Setelah umur 30 tahun, kekakuan yang terjadi di nukleus lensa
5
Saat otot silier berkontraksi, serat zonular relaksasi mengakibatkan lensa menjadi
lebih cembung. Ketika otot silier berkontraksi, ketebalan axial lensa meningkat, kekuatan
dioptri meningkat, dan terjadi akomodasi. Saat otot silier relaksasi, serat zonular
Penyebab terjadinya katarak senilis hingga saat ini belum diketahui secara pasti.
Teori A Cross-link.
Ahli biokimia mengatakan terjadi pengikatan bersilang asam nukleat dan molekul
1. Kapsul
Mulai presbiopia
3. Serat lensa
Lebih iregular
nukleus (histidin, triptofan, metionin, sistein dan tirosin) lensa, sedang warna
coklet protein lensa nukleus mengandung histidin dan triptofan dibanding normal.
Kekeruhan lensa dengan nukleus yang mengeras akibat usia lanjut biasanya mulai
7
E. Klasifikasi Katarak Senilis
Katarak senilis secara klinik dikenal dalam empat stadium yaitu insipien, imatur,
1. Katarak Insipien
Pada katarak stadium insipien terjadi kekeruhan mulai dari tepi ekuator menuju
korteks anterior dan posterior (katarak kortikal). Vakuol mulai terlihat di dalam korteks.
posterior, celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif (benda
Kekeruhan ini dapat menimbulkan polipia oleh karena indeks refraksi yang tidak
sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu yang
lama.
2. Katarak Intumesen.
Masuknya air ke dalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi bengkak dan
besar yang akan mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding dengan
keadaan normal. Pencembungan lensa ini akan dapat memberikan penyulit glaukoma.
8
Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan mengakibatkan
mipopia lentikular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa akan
Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan jarak
3. Katarak Imatur
Pada katarak senilis stadium imatur sebagian lensa keruh atau katarak yang belum
mengenai seluruh lapis lensa. Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa
Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga
4. Katarak Matur
Pada katarak senilis stadium matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa.
Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur
atau intumesen tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar, sehingga lensa kembali
pada ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan
mengakibatkan kalsifikasi lensa. Bilik mata depan akan berukuran kedalaman normal
kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris
negatif.1
5. Katarak Hipermatur
Pada katarak stadium hipermatur terjadi proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras
atau lembek dan mencair. Masa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa
sehingga lensa menjadi mengecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat
bilik mata dalam dan lipatan kapsul lensa. Kadang-kadang pengkerutan berjalan terus
sehingga hubungan dengan zonula Zinn menjadi kendor. Bila proses katarak berjalan
9
lanjut disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak
dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai
dengan nukleus yang terbenam di dalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini
F. Manifestasi Klinis
Gejala katarak senilis biasanya berupa keluhan penurunan tajam penglihatan secara
progresif (seperti rabun jauh memburuk secara progresif). Penglihatan seakan-akan melihat
asap/kabut dan pupil mata tampak berwarna keputihan. Apabila katarak telah mencapai
stadium matur, lensa akan keruh secara menyeluruh sehingga pupil akan benar-benar tampak
putih.
Gejala klinis:
1. Penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan yang menurun secara progresif.
2. Visus mudur yang derajatnya tergantung lokalisasi dan tebal tipisnya kekeruhan, Bila
10
4. Diplopia monocular yaitu penderita melihat 2 bayangan yang disebabkan oleh karena
refraksi dari lensa sehingga benda-benda yang dilihat penderita akan menyebabkan
silau.
5. Pada stadium permulaan penderita mengeluh miopi, hal ini terjadi karena proses
pembentukan katarak sehingga lensa menjadi cembung dan refraksi power mata
Pemeriksaan:
2. Jika mata diberi sinar dari samping: Lensa tampak keruh keabuan atau keputihan
3. Pada fundus reflek dengan opthalmoskop: kekeruhasn tersebut tampak hitam dengan
latar oranye. dan pada stadium matur hanya didapatkan warna putih atau tampak
kehitaman tanpa latar orange, hal ini menunjukkan bahwa lensa sudah keruh
seluruhnya.
4. Kamera okuli anterior menjadi dangkal dan iris terdorong ke depan, sudut kamera
glaukoma.
G. Diagnosis
yang menyertai (contoh: diabetes melitus, hipertensi, cardiac anomalies). Penyakit seperti
11
diabetes militus dapat menyebabkan perdarahan perioperatif sehingga perlu dideteksi secara
kemampuan melihat pasien. Visus pasien dengan katarak subkapsuler posterior dapat
Pada pemeriksaan slit lamp biasanya dijumpai keadaan palpebra, konjungtiva, dan
kornea dalam keadaan normal. Iris, pupil, dan COA terlihat normal. Pada lensa pasien
katarak, didapatkan lensa keruh. Lalu, dilakukan pemeriksaan shadow test untuk menentukan
stadium pada penyakit katarak senilis. Ada juga pemeriksaan-pemeriksaan lainnya seperti
pengukuran TIO.
H. Penatalaksanaan
Pengobatan pada katarak adalah pembedahan. Untuk menentukan kapan katarak dapat
dibedah ditentukan oleh keadaan tajam penglihatan. Tajam penglihatan dikaitkan dengan
1. Pembedahan Katarak.7
Operasi katarak terdiri dari pengangkatan sebagian besar lensa dan penggantian
lensa dengan implan plastik. Saat ini pembedahan semakin banyak dilakukan dengan
anestesi lokal daripada anestesi umum. Anestesi lokal diinfiltrasikan di sekitar bola mata
dan kelopak mata atau diberikan secara topikal. Jika keadaan sosial memungkinkan,
pasien dapat dirawat sebagai kasus perawatan sehari dan tidak memerlukan perawatan
Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa
dengan merobek kapsul lensa anterior sehingga masa lensa dan korteks lensa dapat
12
keluar melalui robekan tersebut. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda,
pasien dengan kelain endotel, bersama sama keratoplasti, implantasi lensa intra
retina, mata dengan sitoid macula edema, paska bedah ablasi, untuk mencegah
penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca.
Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak
sekunder.
pada zonula zinn telah rapuh atau berdegenerasi dan mudah putus. Pembedahan ini
tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun
yang masih mempunyai ligament hialoidea kapsular. Penyulit yang dapat terjadi pada
yang lebih kecil di kornea atau sklera anterior (fakoemulsifikasi). Biasanya tidak
keunggulan diantaranya :
2. Dengan alat fako seluruh lensa dapat dihancurkan dan kemudian disedot/dihisap
keluar.
3. Penggunaan lensa tanam hanya cukup ditutup dengan 1 atau 2 jahitan, atau pada
13
4. Masa penyembuhan lebih singkat.
Kekuatan implan lensa intraokular yang akan digunakan dalam operasi dihitung
sebelumnya dengan mengukur panjang mata secara ultrasonik dan kelengkungan kornea
(maka juga kekuatan optik) secara optik. Kekuatan lensa umumnya dihitung sehingga pasien
tidak akan membutuhkan kacamata untuk penglihatan jauh. Pilihan lensa juga dipengaruhi
oleh refraksi mata kontralateral dan apakah terdapat katarak pada mata tersebut yang
membutuhkan operasi. Jangan biarkan pasien mengalami perbedaan refraktif pada kedua
mata.
Pascaoperasi pasien diberikan tetes mata steroid dan antibiotik jangka pendek.
Kacamata baru dapat diresepkan setelah beberapa minggu, ketika bekas insisi telah sembuh.
Rehabilitasi visual dan peresepan kacamata baru dapat dilakukan lebih cepat dengan metode
kacamata untuk pekerjaan jarak dekat meski tidak dibutuhkan kacamata untuk jarak jauh.
Saat ini digunakan lensa intraokular multifokal, lensa intraokular yang dapat berakomodasi
14
2. Komplikasi Pembedahan Katarak.7
a) Hilangnya vitreous. Jika kapsul posterior mengalami kerusakan selama operasi maka
gel vitreousnya dapat masuk ke dalam bilik mata depan yang merupakan resiko
b) Prolaps iris. Iris dapat mengalami protus melalui insisi bedah pada periode paska
c) Endoftalmitis. Komplikasi infektif ekstraksi katarak yang serius namun jarang terjadi
(<0,3%), pasien datang dengan mata merah yang terasa nyeri, penurunan tajam
kacamata baru namun setelah luka insisi sembuh dan tetes mata steroid dihentikan.
Kelengkungan kornea yang berlebih dapat terjadi pada garis jahitan bila jahitan terlalu
erat. Pengangkatan jahitan biasanya menyelesaikan masalah ini dan bisa dilakukan
dengan mudah di klinik dengan anastesi lokal, dengan pasien duduk di depan slit
lamp. Jahitan yang longgar harus diangkat untuk mencegah infeksi namun mungkin
ini.
e) Edema makular kistoid. Makula menjadi edema setelah pembedahan, terutama bila
disertai dengan hilangnya vitreous. Dapat sembuh seiring berjalannya waktu, namun
rendahnya tingkat komplikasi ini. Tingkat komplikasi ini bertambah bila terdapat
kehilangan vitreous.
15
g) Opasifikasi kapsul posterior. Pada sekitar 20% pasien, kejernihan kapsul posterior
berkurang pada beberapa bulan setelah pembedahan ketika sel epitel residu bermigrasi
silau. Dapat dibuat satu lubang kecil pada kapsul dengan laser (neodymium yttrum
(ndYAG) laser) sebagai prosedur klinis rawat jalan. Terdapat risiko kecil edema
makular sistoid atau terlepasnya retina setelah kapsulotomi YAG. Penelitian yang
digunakan untuk membuat lensa, bentuk tepi lensa, dan tumpang tindih lensa
intraokular dengan sebagian kecil cincin kapsul anterior penting dalam mencegah
I. Komplikasi
J. Prognosis
Apabila pada proses pematangan katarak dilakukan penanganan yang tepat sehingga
tidak menimbulkan komplikasi serta dilakukan tindakan pembedahan pada saat yang tepat
K. Pencegahan
Katarak senilis tidak dapat dicegah karena penyebab terjadinya katarak senilis ialah
oleh karena faktor usia, namun dapat dilakukan pencegahan terhadap hal-hal yang
sinar ultraviolet dengan menggunakan kaca mata gelap dan sebagainya. Pemberian intake
16
BAB III
KESIMPULAN
Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu
Penyebab terjadinya katarak senilis ialah karena proses degeneratif. Selain itu katarak
senilis juga dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti adanya penyakit metabolisme,
Katarak senilis secara klinis dikenal dalam empat stadium, yaitu stadium insipien,
imatur, matur dan hipermatur. Gejala umum gangguan katarak meliputi penglihatan tidak
jelas seperti terdapat kabut menghalangi objek, peka terhadap sinar atau cahaya, dapat terjadi
penglihatan ganda pada satu mata, memerlukan pencahayaan yang baik untuk dapat
Pengobatan pada katarak adalah pembedahan. Untuk menentukan kapan katarak dapat
dikaitkan dengan tugas sehari-hari penderita. Pembedahan dapat dilakukan dengan : Extra-
fakoemulsifikasi.
Katarak senilis tidak dapat dicegah karena penyebab terjadinya katarak senilis ialah
disebabkan oleh faktor usia, namun dapat dilakukan pencegahan terhadap hal-hal yang
sinar ultraviolet dengan menggunakan kaca mata gelap dan sebagainya. Pemberian intake
17
Apabila pada proses pematangan katarak dilakukan penanganan yang tepat sehingga
tidak menimbulkan komplikasi serta dilakukan tindakan pembedahan pada saat yang tepat
18
DAFTAR PUSTAKA
3414/EPIDEMIOLOGI-KATARAK.
AAO.
4. Global Online Information. 2009. Pengertian dan Definisi Katarak. Diakses dari
http://info.g-excess.com/id/info/PengertiandanDefinisiKatarak.info.
Katarak.html.
7. James, B., Chew, C., Bron, A. 2006. Lecture Notes Oftalmologi. 9th ed. Erlangga
it/cataract/cataract-surgery.
19