Professional Documents
Culture Documents
Pada katarak senilis stadium matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa.
Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur atau
intumesen tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar, sehingga lensa kembali pada
ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan
mengakibatkan kalsifikasi lensa. Bilik mata depan akan berukuran kedalaman normal
kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris
negatif.
Katarak Hipermatur
Pada katarak stadium hipermatur terjadi proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras
atau lembek dan mencair. Masa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga
lensa menjadi mengecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata
dalam dan lipatan kapsul lensa. Kadang-kadang pengkerutan berjalan terus sehingga
hubungan dengan zonula Zinn menjadi kendor. Bila proses katarak berjalan lanjut disertai
dengan kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka
korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nukleus yang
terbenam di dalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut sebagai katarak
Morgagni.
4. Definisi Ambliop
Penurunan tajam penglihatan (tidak dapat dikoreksi dengan lensa) tanpa defek
anatomi yang nyata pada mata atau jalur penglihatan.
Terapi uveitis posterior tergantung dari penyebabnya. Pada prinsipnya pengobatan ditujukan
untuk mempertahankan penglihatan sentral, mempertahankan lapang pandang, mencegah
atau mengobati perubahan - perubahan struktur mata yang terjadi seperti katarak, glaukoma
sekunder, sinekia posterior, kekeruhan badan kaca, ablasi retina dan sebagainya.
Ada empat kelompok obat yang digunakan dalam terapi uveitis, yaitu midriatikum,
steroid, sitotoksik, dan siklosporin. Sedangkan uveitis akibat infeksi harus diterapi dengan
antibakteri atau antivirus yang sesuai. Midriatikum berfungsi untuk memudahkan follow up
keberhasilan pengobatan. Atropin tidak diberikan lebih dari 1-2 minggu.
Indikasi operasi pada pasien dengan uveitis mencakup rehabilitasi visual, biopsi
diagnostik (hasil penemuan dari biopsi menyebabkan adanya perubahan pada rencana
pengobatan), dan pengeluaran Opacities media untuk memonitor segmen posterior. Apabila
timbul perubahan struktur pada mata (katarak, glukoma sekunder) maka terapi terbaik adalah
dengan operasi.
Sebagian darah dikeluarkan dalam bentuk hemosiderin. Bila terdapat hemosiderin berlebihan
di dalam bilik mata depan, dapat terjadi penimbunan pigmen ini ke dalam lapis kornea.
Penimbunan ini menimbulkan kekeruhan kornea terutama di bagian sentral sehingga terjadi
perubahan warna kornea menjadi coklat yang disebut imbibisi kornea.
7. KERATITIS
Definisi
Keratitis ialah peradangan pada kornea. Gejala patognomik dari keratitis ialah
terdapatnya infiltrat di kornea. Infiltrat dapat ada di seluruh lapisan kornea, dan menetapkan
diagnosis dan pengobatan keratitis.
Karena kornea merupakan bangunan yang avaskuler, maka pertahanan pada waktu
peradangan tidak bereaksi dengan cepat, seperti jaringan lain yang mengandung banyak
vaskularisasi. Sehingga badan kornea, wandering cells dan sel-sel lainnya yang terdapat di
dalam stroma kornea akan segera bekerja sebagai makrofag yang kemudian akan disusul
dengan terjadinya dilatasi dari pembuluh darah yang terdapat di limbus dan akan tampak
sebagai injeksi perikornea. Kemudian akan terjadi infiltrasi dari sel-sel mononuklear, sel
plasma dan sel polimorfonuklear yang akan mengakibatkan timbulnya infiltrat yang
selanjutnya dapat berkembang dengan terjadinya kerusakan epitel dan timbullah ulkus
(tukak) kornea.
Pada peradangan yang dalam, penyembuhan berakhir dengan pembentukan jaringan parut
(sikatrik), yang dapat berupa nebula, makula, dan leukoma.
- Nebula, timbul bila ulkus tak begitu dalam dan tampak sebagai bercak seperti awan, yang
hanya dapat dilihat di kamar gelap dengan cahaya buatan.
- Makula, terjadi bila ulkus lebih dalam dan tampak sebagai bercak putih yang tampak di
kamar biasa.
- Leukoma, didapat bila ulkus lebih dalam lagi dan tampak sebagai bercak putih seperti
porselen, yang sudah tampak dari jarak jauh.
Manifestasi Klinis
Gejala patognomik dari keratitis adalah terdapatnya infitrat di kornea. Infiltrat dapat ada di
segala lapisan kornea, dan menetapkan diagnosis dan pengobatan keratitis. 2 Tanda subyektif
lain yang dapat mendukung keratitis adalah fotofobia, lakrimasi, blefarospasme dan
gangguan visus. Injeksi perikornea di limbus merupakan tanda objektif yang dapat timbul
pada keratitis, selain dapat pula terjadinya edema kornea.1,2
Pemeriskaan untuk Keratitis:
Tes Placido
Tes Fluoresin
Tes Fistel
Visus
Sensibilitas kornea
Klasifikasi
Pembagian keratitis ada bermacam-macam, salah satunya adalah klasifikasi keratitis menurut
kausanya (Vaughan) :
a. Bakteri
- Diplococcus pneumonia
- Streptococcus haemoliticus
- Pseudomonas aeruginosa
- Klebsiella pneumonia
b. Virus
- Herpes simpleks
- Herpes zoster
- Variola
- Vacinia
c. Jamur
- Candida
- Aspergillus
- Nocardia
- Cephalosporum
d. Alergi terhadap :
e. Defisiensi vitamin
- Avitaminosis A (xeroftalmia)
f. Kerusakan N. V
- Keratitis neuroparalitik
a. Keratitis superfisial
Ulseratif
- Keratitis flikten
- Keratitis herpetika
- Keratitis sicca
- Keratitis rosasea
Non-ulseratif
- Keratokonjungtivitis epidemika
b. Keratitis profunda
Ulseratif
- Keratitis et lagoftalmus
- Keratitis neuroparalitik
- Xeroftalmia
- Keratitis gonore
- Ulkus ateromatosis
Non-ulseratif
- Keratitis interstitial
- Keratitis sklerotikans
Trauma asam merupakan salah satu jenis trauma kimia mata dan termasuk kegawatdaruratan
mata yang disebabkan zat kimia bersifat asam dengan pH < 7. Beberapa zat asam yang sering
mengenai mata adalah asam sulfat, asam asetat, hidroflorida, dan asam klorida. Jika mata
terkena zat kimia bersifat asam maka akan terlihat iritasi berat yang sebenarnya akibat
akhirnya tidak berat. Asam akan menyebabkan koagulasi protein plasma. Dengan adanya
koagulasi protein ini menimbulkan keuntungan bagi mata, yaitu sebagai barrier yang
cenderung membatasi penetrasi dan kerusakan lebih lanjut. Hal ini berbeda dengan basa yang
mampu menembus jaringan mata dan akan terus menimbulkan kerusakan lebih jauh. Selain
keuntungan, koagulasi juga menyebabkan kerusakan konjungtiva dan kornea. Dalam masa
penyembuhan setelah terkena zat kimia asam akan terjadi perlekatan antara konjugtiva bulbi
dengan konjungtiva tarsal yang disebut simblefaron.