You are on page 1of 7

PENDAHULUAN

Pertama-tama harus dideklarasikan bahwa aborsi bukanlah semata


masalah medis atau kesehatan masyarakat, melainkan juga problem sosial
yang terkait dengan paham kebebasan (freedom/liberalism) yang dianut suatu
masyarakat. Paham asing ini tak diragukan lagi telah menjadi pintu masuk bagi
merajalelanya kasus-kasus aborsi, dalam masyarakat mana pun.
di Indonesia ? Di negeri yang mayoritas penduduknya muslim ini, sayang
sekali ada gejala-gejala memprihatinkan yang menunjukkan bahwa pelaku
aborsi jumlahnya juga cukup signifikan. Memang frekuensi terjadinya aborsi
sangat sulit dihitung secara akurat, karena aborsi buatan sangat sering terjadi
tanpa dilaporkan kecuali jika terjadi komplikasi, sehingga perlu perawatan di
rumah sakit. Akan tetapi, berdasarkan perkiraan dari BKBN, ada sekitar
2.000.000 kasus aborsi yang terjadi setiap tahunnya di Indonesia. Berarti ada
2.000.000 nyawa yang dibunuh setiap tahunnya secara keji tanpa banyak yang
tahu (Aborsi.net).

Pengertian Aborsi
Aborsi atau abortus adalah pengakhiran kehamilan atau hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu:
1. Aborsi Spontan/ Alamiah atau Abortus Spontaneus berlangsung tanpa
tindakan apapun. Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas
sel telur dan sel sperma.
2. Aborsi Buatan/ Sengaja atau Abortus Provocatus Criminalis pengakhiran
kehamilan sebelum usia kandungan 20 minggu atau berat janin kurang dari
500 gram sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh
calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau
dukun beranak).
3. Aborsi Terapeutik/ Medis atau Abortus Provocatus Therapeuticum
pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik.
Dampak Abortus
1. Timbul luka-luka dan infeksi-infeksi pada dinding alat kelamin dan merusak
organ-organ di dekatnya seperti kandung kencing atau usus.
2. Robek mulut rahim sebelah dalam (satu otot lingkar). Hal ini dapat terjadi
karena mulut rahim sebelah dalam bukan saja sempit dan perasa sifatnya,
tetapi juga kalau tersentuh, maka ia menguncup kuat-kuat. Kalau dicoba
untuk memasukinya dengan kekerasan maka otot tersebut akan menjadi
robek.
3. Dinding rahim bisa tembus, karena alat-alat yang dimasukkan ke dalam
rahim.
4. Terjadi pendarahan. Biasanya pendarahan itu berhenti sebentar, tetapi
beberapa hari kemudian/ beberapa minggu timbul kembali. Menstruasi tidak
normal lagi selama sisa produk kehamilan belum dikeluarkan dan bahkan
sisa itu dapat berubah menjadi kanker.

Alasan aborsi
Dengan berbagai alasan seseorang melakukan aborsi tetapi alasan yang paling
utama adalah alasan-alasan non-medis. antara lain :
1. Tidak ingin memiliki anak karena khawatir menggangu karir, sekolah, atau
tanggung jawab yang lain
2. Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak
3. Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah

Alasan lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu muda (terutama
mereka yang hamil di luar nikah), aib keluarga, atau sudah memiliki banyak
anak. Ada orang yang menggugurkan kandungan karena tidak mengerti apa
yang mereka lakukan. Mereka tidak tahu akan keajaiban-keajaiban yang
dirasakan seorang calon ibu, saat merasakan gerakan dan geliatan anak dalam
kandungannya.

Pandangan Islam tentang Abortus


Di dalam Islam, aborsi merupakan suatu hal yang sangat dilarang. Pelaku
aborsi sama halnya dengan dengan pelaku pembunuhan.
Tidak ada satupun ayat didalam Al-Quran yang menyatakan bahwa aborsi
boleh dilakukan oleh umat Islam. Sebaliknya, banyak sekali ayat-ayat yang
menyatakan bahwa janin dalam kandungan sangat mulia. Dan banyak ayat-
ayat yang menyatakan bahwa hukuman bagi orang-orang yang membunuh
sesama manusia adalah sangat mengerikan.

Pertama: Manusia - berapapun kecilnya - adalah ciptaan Allah yang mulia.


Agama Islam sangat menjunjung tinggi kesucian kehidupan. Banyak sekali
ayat-ayat dalam Al-Quran yang bersaksi akan hal ini. Salah satunya, Allah
berfirman: Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia.(QS
17:70)

Kedua: Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang.
Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua
orang.
Didalam agama Islam, setiap tingkah laku kita terhadap nyawa orang lain,
memiliki dampak yang sangat besar. Firman Allah: Barang siapa yang
membunuh seorang manusia, bukan karena sebab-sebab yang mewajibkan
hukum qishash, atau bukan karena kerusuhan di muka bumi, maka seakan-
akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang
memelihara keselamatan nyawa seorang manusia, maka seolah-olah dia telah
memelihara keselamatan nyawa manusia semuanya. (QS 5:32)

Ketiga: Umat Islam dilarang melakukan aborsi dengan alasan tidak memiliki
uang yang cukup atau takut akan kekurangan uang.
Banyak calon ibu yang masih muda beralasan bahwa karena penghasilannya
masih belum stabil atau tabungannya belum memadai, kemudian ia
merencanakan untuk menggugurkan kandungannya. Alangkah salah
pemikirannya. Ayat Al-Quran mengingatkan akan firman Allah yang bunyinya:
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah
yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya
membunuh mereka adalah dosa yang besar. (QS 17:31)
Keempat: Aborsi adalah membunuh. Membunuh berarti melawan terhadap
perintah Allah.
Membunuh berarti melakukan tindakan kriminal. Jenis aborsi yang dilakukan
dengan tujuan menghentikan kehidupan bayi dalam kandungan tanpa alasan
medis dikenal dengan istilah abortus provokatus kriminalis yang merupakan
tindakan kriminal tindakan yang melawan Allah. Al-Quran menyatakan:
Adapun hukuman terhadap orang-orang yang berbuat keonaran terhadap Allah
dan RasulNya dan membuat bencana kerusuhan di muka bumi ialah: dihukum
mati, atau disalib, atau dipotong tangan dan kakinya secara bersilang, atau
diasingkan dari masyarakatnya. Hukuman yang demikian itu sebagai suatu
penghinaan untuk mereka di dunia dan di akhirat mereka mendapat siksaan
yang pedih. (QS 5:36)

Kelima: Sejak kita masih berupa janin, Allah sudah mengenal kita.
Sejak kita masih sangat kecil dalam kandungan ibu, Allah sudah mengenal kita.
Al-Quran menyatakan:Dia lebih mengetahui keadaanmu, sejak mulai
diciptakaNya unsur tanah dan sejak kamu masih dalam kandungan ibumu.(QS:
53:32) Jadi, setiap janin telah dikenal Allah, dan janin yang dikenal Allah itulah
yang dibunuh dalam proses aborsi.

Keenam: Tidak ada kehamilan yang merupakan kecelakaan atau kebetulan.


Setiap janin yang terbentuk adalah merupakan rencana Allah.
Allah menciptakan manusia dari tanah, kemudian menjadi segumpal darah dan
menjadi janin. Semua ini tidak terjadi secara kebetulan. Al-Quran mencatat
firman Allah: Selanjutnya Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut
kehendak Kami selama umur kandungan. Kemudian kami keluarkan kamu dari
rahim ibumu sebagai bayi. (QS 22:5) Dalam ayat ini malah ditekankan akan
pentingnya janin dibiarkan hidup selama umur kandungan. Tidak ada ayat
yang mengatakan untuk mengeluarkan janin sebelum umur kandungan apalagi
membunuh janin secara paksa!
Ketujuh: Nabi Muhammad SAW tidak pernah menganjurkan aborsi. Bahkan
dalam kasus hamil diluar nikah sekalipun, Nabi sangat menjunjung tinggi
kehidupan.
Hamil diluar nikah berarti hasil perbuatan zinah. Hukum Islam sangat tegas
terhadap para pelaku zinah. Akan tetapi Nabi Muhammad SAW seperti
dikisahkan dalam Kitab Al-Hudud tidak memerintahkan seorang wanita yang
hamil diluar nikah untuk menggugurkan kandungannya: Datanglah kepadanya
(Nabi yang suci) seorang wanita dari Ghamid dan berkata,Utusan Allah, aku
telah berzina, sucikanlah aku.. Dia (Nabi yang suci) menampiknya. Esok
harinya dia berkata,Utusan Allah, mengapa engkau menampikku? Mungkin
engkau menampikku seperti engkau menampik Mais. Demi Allah, aku telah
hamil. Nabi berkata,Baiklah jika kamu bersikeras, maka pergilah sampai anak
itu lahir. Ketika wanita itu melahirkan datang bersama anaknya (terbungkus)
kain buruk dan berkata,Inilah anak yang kulahirkan. Jadi, hadis ini
menceritakan bahwa walaupun kehamilan itu terjadi karena zina (diluar nikah)
tetap janin itu harus dipertahankan sampai waktunya tiba. Bukan dibunuh
secara keji.
Akan tetapi, para ulama fiqih berbeda pendapat mengenai kebolehannya.
Yang memperbolehkan aborsi sebelum peniupan ruh, antara lain Muhammad
Ramli (w. 1596 M) dalam kitabnya An-Nihayah dengan alasan karena belum
ada makhluk yang bernyawa. Ada pula yang memandangnya makruh, dengan
alasan karena janin sedang mengalami pertumbuhan. Yang mengharamkan
aborsi sebelum peniupan ruh antara lain Imam Ibnu Hajar (w. 1567 M) dalam
kitabnya At-Tuhfah dan Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumudin.
Bahkan Mahmud Syaltut, mantan Rektor Universitas Al-Azhar Mesir
berpendapat bahwa sejak bertemunya sel sperma dengan ovum (sel telur)
maka aborsi adalah haram, sebab sudah ada kehidupan pada kandungan yang
sedang mengalami pertumbuhan dan persiapan untuk menjadi makhluk baru
yang bernyawa yang bernama manusia yang harus dihormati dan dilindungi
eksistensinya.
Pendapat yang disepakati fuqoha, yaitu bahwa haram hukumnya
melakukan aborsi setelah ditiupkannya ruh (empat bulan), didasarkan pada
kenyataan bahwa peniupan ruh terjadi setelah 4 (empat) bulan masa
kehamilan. Abdullah bin Masud berkata bahwa Rasulullah SAW telah
bersabda: Sesungguhnya setiap kamu terkumpul kejadiannya dalam perut
ibumu selama 40 hari dalam bentuk nuthfah, kemudian dalam bentuk alaqah
selama itu pula, kemudian dalam bentuk mudghah selama itu pula, kemudian
ditiupkan ruh kepadanya.[HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ahmad, dan at-
Tirmidzi].
Maka dari itu, aborsi setelah kandungan berumur 4 bulan adalah haram,
karena berarti membunuh makhluk yang sudah bernyawa. Dan ini termasuk
dalam kategori pembunuhan yang keharamannya antara lain didasarkan pada
dalil-dalil syari berikut. Firman Allah SWT:
Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena kemiskinan.
Kami akan memberikan rizki kepada mereka dan kepadamu. (Qs. al-Anm:
151).
Berdasarkan dalil-dalil ini maka aborsi adalah haram pada kandungan
yang bernyawa atau telah berumur 4 bulan, sebab dalam keadaan demikian
berarti aborsi itu adalah suatu tindak kejahatan pembunuhan yang diharamkan
oleh Islam.
Adapun aborsi sebelum kandungan berumur 4 bulan, seperti telah
diuraikan di atas, para fuqoha berbeda pendapat dalam masalah ini. Akan
tetapi menurut pendapat Syaikh Abdul Qadim Zallum hukum syara yang lebih
rajih (kuat) adalah sebagai berikut. Jika aborsi dilakukan setelah 40 (empat
puluh) hari, atau 42 (empat puluh dua) hari dari usia kehamilan dan pada saat
permulaan pembentukan janin, maka hukumnya haram.
Dalam hal ini hukumnya sama dengan hukum keharaman aborsi setelah
peniupan ruh ke dalam janin. Sedangkan pengguguran kandungan yang
usianya belum mencapai 40 hari, maka hukumnya boleh (jaiz) dan tidak apa-
apa.

Pendapat penulis
Akan tetapi menurut hemat penulis, aborsi tetap haram meskipun
dilakukan pada waktu sebelum 40 hari. Karena secara kodrati, sejak
bertemunya sel telur laki-laki dengan ovum perempuan, sudah mengindikasikan
adanya suatu kehidupan dan mempunyai potensi besar untuk hidup.
Sedangkan mengenai peniupan ruh pada 40 hari setelah bertemunya kedua sel
tersebut, hanyalah masalah waktu dan prosedur dari Allah SWT.
Selain itu, penghalalan aborsi sebelum 40 hari, hanya akan memperluas
ruang gerak bagi para pasangan yang tidak bertanggung jawab yang hanya
menginginkan enaknya berhubungan seksual tanpa menginginkan konsekuensi
yang akan terjadi. Jika hal ini dihalalkan dan dilegalkan berarti sama saja
dengan menghalalkan dan melegalkan perzinaan.

You might also like