You are on page 1of 5

Astrid Pramudya 08700036

Franky Santoso 08700165

TUGAS ORTHOPEDI dr. Yanuar Cahyadarma, Sp.OT / 12 Februari 2013

1. JENIS AMPUTASI
Berdasarkan teknik yang dipakai secara garis besar amputasi dibagi atas :
1. Closed amputation (Definitive Amputation)
Pada amputasi jenis ini, ujung stum ditutup dengan flap kulit. Amputasi jenis ini
memerlukan pemasangan drain yang biasanya dibiarkan selama 48-72 jam setelah
operasi. Ujung stump akan memiliki bentuk yang lebih baik dengan letak parut yang
diatur tidak pada ujung stump sehingga memudahkan pemakaian prostesis kemudian.
Amputasi seperti ini dilakukan pada keadaan yang tidak disertai infeksi berat dengan
kerusakan jaringan lunak atau kontaminasi yang minimal.
Dikenal :
a. Definitive end-bearing amputation
Amputasi ini dilakukan jika kemudian akan diberikan beban berat badan pada ujung
stump. Pada keadaan ini parut amputasi tidak boleh terletak diujung stump dan tulang
harus padat tidak berongga. Untuk itu tulang harus dipotong melewati sendi atau
mendekati sendi. Contohnya adalah amputasi melewati sendi lutut dan Symes
amputation.
b. Definitive non-end-bearing amputation
Ini merupakan amputasi yang paling sering dilakukan. Seluruh amputasi anggota
gerak atas dan kebanyakan amputasi anggota gerak bawah termasuk dalam jenis ini.
Karena beban berat badan tidak akan ditumpukan pada ujung stump, maka parut luka
dapat terletak terminal.
Beberapa hal yg perlu diperhatikan :
- Penggunaan torniket sangat membantu (kecuali pada tungkai yang iskemik)
- Level Amputasi berhub dengan prostesis yang tersedia (dulu)
- Flap dari kulit > penting dibanding dengan level amputasi
- Otot dipotong kurang lebih 5 cm distal dari level tulang yg diamputasi.
- Syaraf >> ahli bedah cara terbaik adalah setelah dibebaskan dari jar.sekitar, syaraf
ditarik ke distal & dipotong.
- Pembuluh darah dipisahkan dan diligasi dua kali.
- Tonjolan tulang yang tidak dapat tertutup jaringan lunak sekitar harus direseksi.
- Penggunaan drain

2. Open amputation
Ujung stump tidak ditutup dengan flap kulit dan amputasi ini dilakukan sebagai
tindakan sementara yang akan diikuti dengan penjahitan sekunder, re-amputasi, revisi,
dan rekonstruksi plastik. Open amputation bertujuan untuk mencegah atau
menghilangkan infeksi sehingga penutupan stump dapat dilakukan tanpa resiko
terbukanya kembali jahitan. Indikasinya adalah bagi luka yang terinfeksi dan
kerusakan jaringan lunak luas atau kontaminasi tinggi.

Open amputation terbagi dua jenis, yaitu open amputation with inverted skin flaps dan
circular open amputation. Pada jenis yang pertama penutupan luka dilakukan
kemudian setelah 10-14 hari tanpa memerlukan pemendekan stump. Pada jenis kedua
penyembuhan luka sering lama dan dipengaruhi oleh tarikan kulit terus menerus
diujung stump yang cenderung menarik seluruh jaringan ke ujung stump. Circular
open amputation juga diikuti oleh pembentukan parut diujung stump yang akan
menyulitkan pemasangan prosthesis. Untuk menghindari penyembuhan yang lama
dan letak parut yang tidak baik, circuler open amputation sering diikuti dengan re-
amputation yang lebih proksimal.

Site of election:
Amputation level optimum shortest longest
Transradial (forearm) Junction proximal 2/3 3cm below biceps 5cm above wrist joint
and distal insertion
Transhumeral Middle third 4cm below axillary fold 10 cm above olecranon
Transfemoral Middle third 8cm below pubic ramus 15cm above medial joint
line of knee
Transtibial 8cm 7cm below medial joint Level of which
lineof knee mioplasty can be done

INDICATIONS
(1) An arm which is so severely injured that there is no chance of recovery of any part of the hand, fingers or thumb.
(2) A leg which is so severely injured that you cannot restore the continuity of its vessels or nerves, especially when
there is gross contamination or severe muscle or skin loss. Loss of bone alone without nerve or vascular injury
does not usually justify amputation.
(3) Gas gangrene.
(4) Established gangrene due to vascular injury.
(5) Continued infection with severe bone or nerve injury.
(6) Secondary haemorrhage if all other measures fail.
(7) Multiple in injuries in a gravely ill shocked patient. Amputation may be the simplest and fastest way of removing
large amounts of damaged muscle, and so saving his life.
(8) Occasionally also for epitheliomas, bone tumours, or snake bites.
PRINISP TEKNIK AMPUTASI

Torniquet selalu digunakan kecuali jika terdapat insufisiensi arterial. Flap kulit dibuat
sedemikian rupa sehingga panjang gabungan keseluruhan flap sama dengan 1,5 x lebar
anggota gerak pada level amputasi. Sebagai suatu ketetapan, flap anterior dan posterior
dengan panjang yang sama dipakai untuk amputasi pada anggota gerak atas dan amputasi
transfemoral (above knee), uhntuk amputasi below knee falp posterior dibuat lebih panjang.

Otot dipotong distal dari tempat pemotongan tulang, kelompok otot yang saling berhadapan
kemudian dijahit diatas ujung tulang dan juga keperiosteum (myoplasty) sehingga
memberikan kontrol otot yang lebih baik dan juga sirkulasi yang lebih baik. Saraf dipotong
proksimal dari tempat pemotongan tulang. Harus benar-benar diperhatikan agar ujung saraf
yang terpotong tidak mendapatkan tekanan karena tumpuan berat badan.

Tulang dipotong pada tempat yang telah ditentukan. Pada amputasi transtibial bagian depan
tibia biasanya dibuat serong dan dikikir agar terbentuk tepi yang halus dan membulat. Fibula
dipotong 3 cm lebih pendek.

Pembuluh darah utama diikat, dan setiap sumber perdarahan diikat dengan baik. Pada closed
amputation kulit dijahit tanpa tegangan, drain dipasang dan kemudian stump dibalut erat.

Jika terbentuk hematoma, ini harus segera dievakuasi. Pembalutan berulang dengan pembalut
elastis dilakukan untuk membantu pengerutan stump dan menciptakan bentuk ujung yang
konikal. Otot-otot harus tetap dilatih, sendi tetap dijaga agar bergerak dan pasien diajarkan
untuk menggunakan prosthesisnya.

Picture provided
by John Byrne,
Albany Medical
Centre, New York,
USA
2. ARTERI RADIALIS
Arteria brachialis di dalam fossa cubiti berada pada linea mediana, dan setinggi collum radii
membentuk bifurcatio menjadi arteria radialis dan arteria ulnaris. Dari arah perjalanannya
tampak seolah-olah arteria radialis merupakan kelanjutan dari arteria brachialis. Diameter
arteria radialis adalah lebih kecil daripada arteria ulnaris.

Arteria radialis dibagi menjadi 3 bagian, sebagai berikut:


1. Bagian pertama, terletak antara collum radii dan sisi medial processus styloideus
radii
2. Bagian kedua, mulai dari arteria radialis membelok ke posterior di sebelah distal
processus styloideus radii sampai ketika arteri itu meninggalkan Anatomical
Snuffbox.
3. Bagian ketiga, mulai dari tempat di mana arteria radialis berjalan melalui kedua
caput m.interosseus dorsalis I menuju ke vola manus.
Bagian pertama arteria radialis berada pada regio brachium, ditutupi oleh m.brachioradialis di
bagian proximal, berjalan pada facies ventralis tendo m.biceps brachii, m.supinator, insertio
m.pronator teres, caput radialis m.flexor digitorum superficialis, m.flexor pollicis longus,
m.pronator quadratus dan ujung distal os radius [ di sini dapat diraba pulsasinya ].

Pada sepanjang antebrachium m.brachioradialis berada di sebelah lateral arteria radialis. Di


sepertiga bagian medial antebrachium nervus radialis berjalan di sebelah lateral arteria
radialis. M.flexor carpi radialis berada di sebelah medial dari arteria radialis. perabaan denyut
arteri radialis paling baik terletak pada distal radius sebelah lateral terhadap musculus flexor
carpi radialis.

You might also like