Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 2
Pembimbing:
Sri Helianty, ST., MT
A. Proses Transesterifikasi
Merancang proses fatty alcohol dengan reaksi utama yaitu reaksi
hidrogenasi dan reaksi samping transesterifikasi. Pada proses transesterifikasi
dihasilkan metil ester. Metanol, air dan NaOH terlebih dahulu di dalam mixer,
kemudian CPO dimasukkan ke dalam reaktor transesterifikasi beserta metanol ,air
dan NaOH yang telah dicampurkan. Reaktor yang digunakan pada proses
transesterifikasi adalah reaktor CSTR. Penggunaan reaktor CSTR menghasilkan
tingkat konversi yang lebih besar dibandingkan reaktor fixed bed. Proses pada
T = 600C
P = 1 atm
CPO + Metanol metil ester + gliserol
B. Proses Hidrogenasi
Poduk berupa FAME dari hasil reaksi transesterifikasi dan umpan gas
Hidrogen di umpankan ke dalam reaktor hidrogenasi. Suhu kondisi batas operasi
200 0C hingga mencapai 250 0C dan pada tekanan 20.000 kPa 25.000 kPa untuk
menghasilkan produk fatty alcohol. Jika dilakukan reaksi pada suhu dan tekanan
diluar batas kondisi operasi tersebut maka reaksi tidak dapat terjadi.
Reaksi utama yang terjadi :
CuCr
RCOOCH3 + 2 H2 RCH2OH + CH3OH
Ester Hidrogen Alkohol lemak Metanol
Produk yang dihasilkan berupa campuran alkohol lemak, CuCr, dan metanol.
Kemudian gas Hidrogen dipisahkan menggunakan unit Gas Boot dengan prinsip
perbedaan titik uap, pada suhu 600C, tekanan 1 atm untuk di recyle menuju reaktor
hidrogenasi. Selanjutnya produk masuk ke unit decanter pada suhu 70 0C, tekanan
1 atm untuk memisahkan campuran gliserol, Cucr dan air. Sementara untuk
produk campuran alkohol lemak dialirkan menuju unit Evaporator 2 untuk
menguapkan metanol. Kondisi proses pada unit ini adalah suhu 90 0C, tekanan 1
atm. Selanjutnya produk Alkohol lemak dipisahkan dari campurannya
menggunakan Oil Centrifuge 2 pada suhu 650C, tekanan 1 atm. Unit sentrifugasi
menghasilkan produk yang diinginkan yaitu alkohol lemak.
C. Pemurnian Produk
Campuran gas dan liquid yang dihasilkan dari reaksi hidrogenasi metil
ester dipisahkan dengan menggunakan gas boot. Pada proses pemisahan ini
diharapkan hanya gas hidrogen saja yang terpisah ke atas dan sisanya menjadi
produk bawah dengan menumbukkan reaktan yang masuk dengan baffle yang
terpasang pada reaktor. Hidrogen yang terpisah selanjutnya di recycle ke tangki
hidrogen. Sedangkan fatty alcohol yang telah dihasilkan dimurnikan dari
komponen-komponen lainnya dengan proses mekanik memakai centrifuge dan
Evaporator. Fatty alcohol selanjutnya dialirkan ke tangki penampung dan siap
untuk dipasarkan.
Penentuan Kapasitas Pabrik
80000
70000
60000
50000
industri kosmetika kulit industri
40000 kabel industri surfaktan
konsumsi alkohol lemak
30000
(ton) 20000
10000
0
industri terkait tekstil industri DOP
Tahun
35
30
25
20
15
Jumlah Produksi - ekspor (juta ton)
10 Produksi CPO
5 Ekspor CPO
0
Tahun
RATB dikenal juga sebagai RTIK (Reaktor Tangki Ideal Kontinu). Di RATB,
satu atau lebih reaktan masuk ke dalam suatu bejana berpengaduk dan bersamaan
dengan itu sejumlah yang sama (produk) dikeluarkan dari reaktor. Pengaduk
dirancang sehingga campuran teraduk dengan sempurna dan diharapkan reaksi
berlangsung secara optimal. Waktu tinggal dapat diketahui dengan membagi
volum reaktor dengan kecepatan volumetrik cairan yang masuk reaktor. Dengan
perhitungan kinetika kimia, konversi suatu reaktor dapat diketahui.
Beberapa hal penting mengenai RATB:
Dapat dilihat, bahwa dengan jumlah RATB kecil yang tak terbatas model
perhitungan akan menyerupai perhitungan untuk RAP.
Keuntungannya :
a) Alat lebih kecil dan murah
b) Bahan yg diolah lebih sedikit shg resiko kerusakan bahan lebih kecil
c) Kondisi operasi lebih seragam
d) Produk seragam
e) Pengurangan biaya per satuan produksi, karena proses dalam kapasitas
kecil.
f) Biaya operasi & investasi rendah
g) Pengendalian kondisi operasi yang mudah
Pada perancangan proses ini reaktor yang kami gunakan adalah CSTR ( continuos
stirred tank reactor ) karena penggunaan reaktor ini pengandalian kondisi operasi
yang murah dan biaya operasi yang murah.
LEVEL 2
Perhitungan neraca massa pada pra-rancangan pabrik alkohol lemak dari CPO
sebagai berikut.
Basis perhitungan : 1 jam
Satuan : kg
Waktu produksi : 330 hari/tahun
: 24 jam/hari
Persentase konversi reaksi utama
Reaksi esterifikasi : 98%
Reaksi transesterifikasi : 98%
Reaksi hidrogenasi : 91%
Kapasitas bahan baku
Umpan reaksi hidrogenasi = persentase konversi reaski hidrogenasi kapasitas
produksi
= 91% 12.347,31 kg/jam
= 13.667,92 kg/jam
F2
F3
NaoH 0,98
Metanol 0,996
F4
FFA = 0,044 FFA
Reaktor Trigliserida
Trigliserida = 0,948
Impurity = 0,008 Esterifikasi Impurity
Air
Metanol
NaOH
Metil Ester
3.1 Recycle
Pada proses ini ada 2 reaktor yang digunakan yaitu reaktor transesterifikasi
dan reaktor hidrogenasi. Reaktor transesterifikasi digunakan untuk mengkonversi
CPO menjadi metil ester. Sedangkan reaktor Hidrogenasi digunakan untuk
mengkonversi metil ester menjadi alkohol lemak. Reaktor yang digunakan pada
proses transesterifikasi adalah reaktor CSTR. Berikut merupakan diagram blok
proses hidrogenasi.
Pada proses ada satu aliran recycle, yaitu recycle H2. Aliran yang berlebih
akan digunakan kembali sebagai reaktan pada reaktor. Gas H 2 yang berlebih di
gas boot direcycle menuju reaktor hidrogenasi. Setelah itu, gas H2 dialirkan
menuju reaktor hidrogenasi dengan menggunakan kompresor.
LEVEL 4
4.1 Struktur Pemisah
A. Decanter
Decanter adalah alat pemisah untuk memisahkan sludge menjadi fasa berat,
fasa ringan dan solid berdasarkan perbedaan berat jenis dengan menggunakan
baik antara fase liquid-air atau fase liquid-solid. Decanter biasanya digunakan
untuk proses kontinu. Terdapat beberapa bentuk dari unit ini, tetapi jenis paling
banyak digunakan adalah decanter vertikal. Dengan bantuan gaya centrifugal,
komponen-komponen yang akan dipisahkan dipengaruhi oleh kekuatan yang lebih
besar dari gaya gravitasi bumi. Sehingga pemisahan minyak, air dan zat padat
yang terkandung akan jauh lebih cepat dengan gaya sentrifugal.
1) Two-Phase Decanter
Alat ini bekerja dengan menghasilkan dua jenis fasa yaitu memisahkan
minyak dari fraksi air dan fraksi padat.. Penempatan alat ini biasanya dapat
diletakan sebelum clarier settling tank, dimana digunakan untuk memisahkan
minyak dan fraksi padat serta mengurangi beban padatan pada sludge. Hal itu
bertujuan untuk memperingan kinerja sludge centrifuges saat pemisahan minyak
dari sludge. Dapat juga digunakan untuk mengantikan fungsi dari oil purifier
untuk mengurangi kandungan kotoran dan air yang masih banyak terikut pada
minyak, sehingga kualitas minyak standar dapat terpenuhi.
2) Three-phase Decanter
Alat ini bekerja dengan prinsip yang sama dengan two-phase decanter, tapi
fasa fraksinya berbeda. Pada alat ini dihasilkan 3 (tiga) fraksi, yaitu : fraksi
minyak, fraksi cair, dan fraksi padat . Keuntungan penggunaan decanter adalah air
pengencer (dilution water) dapat dikurangi menjadi 60%. Volume cairan (sludge)
akan lebih kecil, kandungan serat halus atau non-oil slidge berkurang, sehingga
beban sludge separator akan berkurang. Penambahan air pengencer (dilution
water) harus memenuhi kekentalan cairan (viskositas) yang dibutuhkan pada
proses pemurnian di stasiun Clarification. Cairan yang terlalu encer akan
menyulitkan pemisahan di decanter, namun jika terlalu kental akan menyulitkan
pemisahan di clarier settling tank (CST).
- Viskositas Campuran :
1 /2
ave =0,0328( )
b. Waktu pemisahan :
100
t=
ab (Persamaan 2-15 Mc Cabe Smith)
3. Volume silinder
Vt= Dt 2 x Hs
4
2( 2 D3
D 2 D )+
4 24
3 3
12 D +2 D
24
7 D3
12
6. Panjang silinder
Hs = 2 x Dt
7. Panjang head
1
Hh = 4 Dt
8. Panjang total
HT = Hs + (2 x Hh)
g. Tekanan Desain
Pd = Ph + Po
g H liq
PH =
h. Tekanan desain dengan faktor keamanan
Pd = (Po+Ph) x 1,1
Ph = tekanan hidrostatik (atm)
g = gaya gravitasi (9,8 m/s2)
j. Tebal head
PxD
+c
t= 2( SxE)+0,2 P (Brownell, 1979)
e. Tinggi cairan :
V liquid x t
L= (Walas 1988)
D2
h. Tekanan Desain :
Pd = fk x Ph
fk = Faktor keamanan (%)
Pd = Tekanan desain (atm)
Ph = Tekanan hidrostatik
i. Tebal shell :
PxD
ts= + C (Brownell, 1979)
2 fxe1,2 P
C. Evaporator
Evaporator adalah suatu unit alat yang dapat memisahkan campuran uap
dan cairan. Prinsip kerja alat ini yaitu gaya gravitasi mengakibatkan cairan jatuh
ke bawah, sedangkan uap bergerak keatas. Pada saat uap air basah yang berada di
fase saturasinya dan berada pada temperatur serta tekanan tertentu, akan
mengalami penurunan temperatur secara instan apabila ia secara tiba-tiba
dikeluarkan ke area bertekanan rendah. Sebagai akibat dari penurunan temperatur
ini akan terjadi pelepasan energi panas oleh kondensat membentuk uap air yang
biasa disebut flash steam. Sebagian lagi mengalami kondensasi dan membentuk
kondensat. Fenomena ini menjadi dasar penggunaan Flash Tank yang menjadi
salah satu komponen penting pada sistem kerja yang menggunakan media kerja
uap air bertekanan tinggi seperti boiler (artikel-teknologi.com). Evaporator ini
dikenal juga sebagai separator uap-cair, knock-out drum, compressor suction drum
atau compressor inlet drum. Kalau di bagi secara umum, drum dapat dibedakan
menjadi drum horizontal atau vertical. Adapun kelebihan dan kekurangan drum
Horizontal dan vertikal adalah :
Pilihan satu satunya untuk satu inlet dan dua outlet vapour
F= L + V
F x zi F x zi x Ki
xi = F +V (Ki1) yi = F +V (Ki1)
Heat Exchanger merupakan alat penukar panas pada suatu aliran fluida.
Umumnya HE digunakan untuk memanaskan fluida dan mendinginkan fluida.
Suhu yang masuk maupun keluar dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. HE
terdiri dari berbagai macam jenis, tetapi hanya beberapa jenis HE yang sering
digunakan dalam industri. Jenis HE tersebut adalah Shell and Tubes dan Double
Pipe.
b. Double Pipe
Pada jenis ini tiap pipa atau beberapa pipa mempunyai shell sendiri-sendiri.
Untuk menghindari tempat yang terlalu panjang, heat exchanger ini dibentuk
menjadi U, pada keperluan khusus untuk meningkatkan kemampuan
memindahkan panas, bagian diluar pipa diberi srip. Bentuk siripnya ada yang
memanjang, melingkar dan sebagainya. Keistimewaan jenis ini adalah mampu
beroperasi pada tekanan yang tinggi, dan arena tidak ada sambungan, resiko
tercampurnya kedua fluida sangat kecil. Kelemahannya terletak pada kapasitas
perpindahan panasnya sangat kecil.
g) Koreksi harga Ud
Q
UD
A x T
d) Mencari harga hi
1
hi k c. 3
j H . .
t De k
e) Mencari hio
hio hi ID
x
t t OD
d) Mencari harrga jH
jH didapat dari figure 28 Kern
e) Menghitung ho
1
ho k c. 3
jH . .
t De k
7. Mencari harga Uc
h .h
Uc io o
hio ho
- Mencari Pr
4. n V 2 Nilai batasan pressure drop
P t=
s 2 g' untuk tube biasanya 2 psi,
untuk shell adalah 10 psi.
Total PT = Pt + Pr
b) Bagian shell
De Gs
Res=
-