You are on page 1of 29

Presiden dan Wakil Presiden Pertama Sampai Sekarang

Dalam perjalanan ketatanegaraan, Indonesia telah melakukan beberapa kali perubahan


kepemimpinan yang notabene dipimpin oleh Presiden sekaligus sebagai kepala pemerintahan
karena sejatinya Indonesia menganut sistem Presidensial. Berikut adalah nama serta biografi
singkat para pemimpin yang pernah menjadi orang No. 1 dan No. 2 di Republik Indonesia dari
masa ke masa sejak tanggal 18 Agustus 1945 sampai dengan sekarang.

1. Tahun 1945 - 1967

Presiden : Ir. Soekarno (Presiden I Republik Indonesia)

Presiden Pertama RI adalah Proklamator kemerdekaan RI, Dwitunggal bersama Bung Hatta. Ir
soekarno atau yang lebih akrab dipanggi Bung Karno lahir di Blitar, Jawa Timur pada 6 Juni
1901. Lulus sebagai Insinyur di ITB Bandung. Semenjak masih kuliah sudah aktif berjuang
melawan penjajah untuk kemerdekaan Indonesia dan pada tanggal 18 Agustus diangkat menjadi
Presiden Republik Indonesia.

Wakil Presiden : Drs. Mohammad Hatta (Wakil Presiden I Republik Indonesia)


Drs. Mohammad Hatta atau yang lebih akrab di sapa dengan Bung Hatta lahir pada 12 Agustus
1902 di Bukir Tinggi, Sumatera Barat. Pernah belajar disekolah tinggi ekonomi di negeri
Belanda. Pernah menjadi Ketua PNI Baru di Bandung. Pada 17 Agustus 1945 memproklamirkan
kemerdekaan RI bersama Bung Karno dan pada tanggal 18 Agustus 1945 Bung Hatta diangkat
menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia.

2. Tahun 1967 - 1973

Presiden : Jenderal (Purn) TNI. H. M. Soeharto (Presiden II Republik Indonesia)

Jenderal (Purn) TNI. H. M. Soeharto lahir di Kesumuk, Argomulyo,Yogyakarta pada 8 Juni


1921, menyelesaikan Skolah Bintara di Gombong, Jawa Tengah 1941. Menjai Anggota TNI pada
tanggal 5 Oktober 1945. Karier militernya mononjol mulai dengan peranannya menghadapi
Agresi Belanda dengan serangan umum Yogyakarta. Pada saat Indonesia merebut Irian Barat
dipercayakan sebagai Panglima Mandala/ Pembebasan Irian Barat(1962-1963). Dan akhirnya
pada sidang MPRS Tahun 1967, Soeharto diberikan mandat sebagai Presiden Republik
Indonesia.

Wakil Presiden : TIDAK ADA


3. Tahun 1973 - 1978

Presiden : Jenderal (Purn) TNI. H. M. Soeharto (Presiden III Republik Indonesia)

Wakil Presiden : Sri Sultan Hamengkubuwono IX (Wakil Presiden II RI)

Sri sultan Hamengkubuwono IX lahir di Yogyakarta, 12 April 1912. Pernah mengikuti kuliah di
Rijkuniversiteit, Belanda. Ia merupakan salah satu Raja Jawa yang menetang panjajahan Belanda
secara terang-terangan, dan mendukung kemerdekaan Indonesia. sejak Tahun 1946 menduduki
jabatan sebagai Menteri kabinet. Pada tahun 1966 menjadi Menteri Utama di bidang Ekonomi,
Keuangan dan Industri. Pada Tahun 1973 diangkat sebagai Wakil Presiden RI.

4. Tahun 1978 - 1983


Presiden : Jenderal (Purn) TNI. H. M. Soeharto
Wakil Presiden : H. Adam Malik (Wakil Presiden III Republik Indonesia)

Adam Malik lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara tanggal 22 Juli 1917. Dikenal sebgai
tokoh Wartawan terkemuka. Pada tahun 1971 mendirikan kantor berita Antara di Jakarta. Adam
Malik aktif di dunia politik, mendirikan Partai Rakyat dan Partai Murba(1946 - 1958). Menjadi
anggota parlemen di DPA dan dilantik Menjadi Wakil Presiden RI pada 23 Maret 1978.

5. Tahun 1983 - 1988

Presiden : Jenderal (Purn) TNI. H. M. Soeharto

Wakil Presiden : Jenderal (Purn) Umar Wirahadikusumah (Wakil Presiden IV RI)


Jenderal (Purn) Umar Wirahadikusumah lahir pada tanggal 1 Oktober 1924 di Situraja,
Sumedang, Jawa Barat. Mendapat pendidikan ketentaraan sejak zaman Jepang di Seinendojo,
Tangerang (Jawa Barat) dan Peta(Pembela Tanah Air) di Bogor, Jawa Barat. Membentuk Tentara
Keamanan Rakyat (TKR) di Cicalengka. Beliau diangkat menjadi Wakil Presiden RI pada tahun
1983.

6. Tahun 1988 - 1993

Presiden : Jenderal (Purn) TNI. H. M. Soeharto

Wakil Presiden : Letjend (Purn) Sudharmono, S.H. (Wakil Presiden V RI)


Letjen (Purn) Sudharmono, S.H. lahir di Cerme, Gresik, Jawa Timur pada tanggal 12 Maret
1927. menyelesaikan pendidikan di Fakultas Hukum UI (1926). Pernah menjadi Jaksa Tentara
tertinggi di Medan, Jaksa Tentara merangkap perwira staf Penguasa Perang Tertinggi. Ia juga
pernah menjabat Menteri Sekretaris Kabinet merangkap Sekretaris Dewan Stabilitas Kabinet
merangkap Sekretaris Dewan Stabilitas Ekonomi, Ketua Umum Golkar (Golongan Karya), serta
menjadi Wakil Presiden RI Periode 1988-1993.

7. Tahun 1993 - 1998

Presiden : Jenderal (Purn) TNI. H. M. Soeharto

Wakil Presiden : Jenderal (Purn) Try Sutrisno (Wakil Presiden VI RI)


Jenderal (Purn) Try Sutrisno lahir pada tanggal 15 November 1935 di Surabaya, Jawa
Timur.masuk Akademi Militer Angkatan Darat (Atekad) pada tahun 1955. Berperan dalam
Operasi Pemberantasan DI/ TII di Aceh tahun 1957, pembebasan Irian Barat 1962, Penumpasan
G 30 S/PKI. Ia juga pernah menduduki beberapa jabatan penting hingga menjadi ajudan Presiden
Soeharto (1974 - 1978). Pada tahun 1988 menjabat Panglima ABRI, serta pada tahun 1993
terpilih menjadi Wakil Presiden RI Periode 1993-1998.

8. Tahun 1998

Presiden : Jenderal (Purn) TNI. H. M. Soeharto

Wakil Presiden : Prof. Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie (Wakil Presiden VII RI)

9. Tahun 1998 - 1999

Presiden : Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie (Presiden III Republik Indonesia)


Prof. Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie lahir pada tanggal 25 Juni 1936 di Pare-Pare, Sulawesi
Selatan. Menyelesaikan kuliah di Bandung, dilanjutkan ke Jerman di Technische Hochehule,
Achen Jerman, dan lulus cumlaude untuk jurusan konstruksi pesawat terbang. Diploma Ing.
diperoleh tahun 1960, gelar Dr. Ing. dengan predikat Summa Cumlaude di tahun 1965. Dan pada
akhirnya pada 21 Mei 1998 beliau menjadi Presiden RI setelah Soeharto meletakkan jabatannya
sebagai Presiden RI serta menjadi akhir dari tirani Orde Baru.

Wakil Presiden : -

10. Tahun 1999 - 2001

Presiden : KH. Abdurrahman Wahid (Presiden IV Republik Indonesia)

KH. Abdurrahman Wahid lahir pada tanggal 14 Agustus 1940 di Jombang, Jawa Timur, Pernah
mengenyam pendidikan di Al-Azhar Kairo, Mesir. Juga cukup lama studi di Irak. KH.
Abdurrahman Wahid atau juga yang lebih akrab disapa dengan Gus Dur dikenal sebagai tokoh
NU dan Budayawan, dilantik oleh MPR menjadi Presiden RI pada tanggal 20 Oktober 1999
besama wakilnya Megawati SoekarnoPutri.

Wakil Presiden : Megawati Soekarnoputri (Wakil Presiden VIII RI)


11. Tahun 2001 - 2004

Presiden : Megawati Soekarnoputri (Presiden V Republik Indonesia)

Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri lahir pada tanggal 23 Januari 1946 di
Yogyakarta. Karier Politiknya mencuat setelah menjadi Ketua PDI (Partai Demokrasi Indonesia)
melalui musyawarah nasional luar biasa bulan Desember 1993 di Jakarta Menjelang Pemilu
1999, PDI pimpinan Megawati berganti menjadi PDI Perjuangan (PDIP) dan menjadi pemenang
dalam pemilu tersebut. Kemenangan meraih suara ini mengantarkan Megawati Soekarno Putri
sebagai Wakil Presiden RI Periode 1999 - 2004. Setelah itu dilantik menjadi Presiden RI pada
tanggal 23 Juli 2001 menggantikan KH. Abdurraman Wahid yang ditarik mandatnya oleh MPR
pada Sidang Istimewa MPR 2001.

Wakil Presiden : Prof. Dr. H. Hamzah Haz (Wakil Presiden IX Republik Indonesia)
Prof. Dr. H. Hamzah Haz lahir pada tanggal 15 Februari 1940di ketapang, Pontianak, Kalimantan
Barat. pernah menjadi wartawan di Pontianak. Kuliah di Akademi Koperasi Negar Yogyakarta.
Melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu Perusahaan di Universitas Tanjung Pura,
Pontianak. Setelah mewakili angkatan 66 dan duduk di DPRD Pontianak, karier politiknya
melejit hingga membawanya ke jenjang Menteri, sehingga terpilih menjadi Wakil Presiden RI
menggantikan Megawati yang naik menjadi Presiden.

12. Tahun 2004 - 2009

Presiden : Jenderal (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono (Presiden VI RI)

Jenderal (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono atau yang lebih akrab disapa SBY lahir pada tanggal
9 September 1949 di Pacitan, Jawa Timur. SBY menyelesaikan AKABRI pada tahun 1973
dengan pangkat letnan dua. Pada waktu pendidikan militer di luar negeri sempat belajar di
bidang manajemen di University Missouri AS, dan meraih gelar Master of Arts. Karier politiknya
di mulai dengan menjadi Anggota DPR Fraksi Utusan Golongan (1999 - 2004), Menteri
Koordinator Bidang Politik, Sosial dan Keamanan (Menko Polsoskam) tahun 2000-2004. Setelah
itu beliau terpilih menjadi Presiden RI periode 2004 - 2009 yang dipilih langsung oleh rakyat.

Wakil Presiden : M. Jusuf Kalla (Wakil Presiden X Republik Indonesia)

M. Jusuf Kalla lahir pada tanggal 15 Mei 1942 di Watampone, Sulawesi Tengah. Yusuf Kalla
menyelesaikan sekolah dasar di Watampone, SMP dan SMA di Makassar, serta sarjana Ekonomi
di Universitas Hasanuddin Makassar, kemudian melanjutkan studi di Prancis. karier politk beliau
dimulai sejak menjadi anggota MPR utusan Golkar maupun daerah mulai tahun 1982. Setelah itu
menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan (1999 - 2000) merangkap sebagai Kabulog.
Menteri Koordinator Bidang Kesra pada (2001 - 2004). Dan akhirnya pada tahun 2004 terpilih
sebagai Wakil Presiden RI periode 2004 - 2009 bersama dengan Susilo Bambang Yudhoyono.

13. Tahun 2009 - 2014

Presiden : Jenderal (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono

Wakil Presiden : Prof. Dr. H. Boediono, M.Ec (Wakil Presiden XI RI)


Prof. Dr. H. Boediono, M.Ec lahir pada tanggal 25 Februari 1943 di Blitar, Jawa Timur. Beliau
memperoleh gelar Bachelor of Economics (Hons) dari Universitas Western Australia pada tahun
1967. Lima tahun kemudian, gelar Master of Economics diperoleh dari Universitas Monash.
pada tahn 1970 mendapatkan gelar S3 (Ph.D) dalam bidang ekonomi dari Wharton School,
Universitas Pennsylvania. pada tahun 1993, beliau mendapatkan penghargaan Bintang
Mahaputra Adipradana dan "Distinguished International Alumnus Award" dari University of
Western Australia pada tahun 2007. beliau pernah menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia,
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Keuangan, Menteri Negara Perencanaan
dan Pembangunan Nasional/ Kepla Bappenas, dan Direktur Bank Indonesia, menjadi pengajar di
Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada sebagai guru besar. Selanjutnya menjabat sebagai
Wakil Presiden RI sejak 20 Oktober 2009 saat terpilih bersama Susilo Bambang Yudhoyono.

14. Tahun 2014 - 2019

(Presiden dan Wakil Presiden Periode 2014 - 2019 akan dilantik pada 20 Oktober 2014)
Update : 20 Oktober 2014
Presiden : Ir. H. Joko Widodo (Presiden VII RI)

Ir. H. Joko Widodo atau lebih dikenal dengan Jokowi (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 21 Juni
1961) adalah seorang politikus Indonesia yang saat ini merupakan presiden terpilih Indonesia
tahun 2014. Jabatan sebelumnya adalah mantan Gubernur DKI Jakarta dan Wali Kota Surakarta
(Solo) dari tahun 2005 sampai 2012. Dua tahun sementara menjalani periode keduanya di Solo,
Jokowi memasuki pemilihan Gubernur DKI Jakarta bersama dengan Basuki Tjahaja Purnama
(Ahok) sebagai wakil gubernur.

Ir. H. Joko Widodo mengenyam perkuliahan di Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada dan
setelah lulus berhasil menjadi pengusaha furnitur. Pada tahun 2005 Jokowi terpilih menjadi
walikota Solo. Namanya mulai dikenal setelah dianggap berhasil mengubah wajah kota Solo
menjadi kota pariwisata, budaya, dan batik. Pada tanggal 20 September 2012, Jokowi berhasil
memenangkan Pilkada Jakarta 2012.

Wakil Presiden : M. Jusuf Kalla (Wakil Presiden XII RI)


Pemilihan Umum Tahun 2004
Dilaksanakan pada 5 April 2004
Jumlah Peserta : 24 partai

Pemilihan Umum tahun 2004 merupakan eksperimen demokrasi Indonesia baru. pemilu 2

Beberapa perubahan penting dalam amandemen yang berkaitan dengan pemilu ada

Menurut konstitusi 1945 hasil amandemen ke-4, pemilihan pasangan presiden dan w

Terkait dengan DPD, kehadiran lembaga ini menjadikan konsep perwakilan yang dian
dari daerah Pulau Jawa dibandingkan wakil dari daerah luar Pulau Jawa. Dengan had

Pemilu 2004 dapat dikatakan sebagai jalan yang sama sekali baru bagi Indonesia da

Hasil Pemungutan Suara :

No Urut Nama Partai


1. PARTAI NASIONAL INDONESIA MARHAENISME 2004
2. PARTAI BURUH SOSIAL DEMOKRAT
3. PARTAI BULAN BINTANG 2004
4. PARTAI MERDEKA 2004
5. PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN 2004
6. PARTAI PERSATUAN DEMOKRASI KEBANGSAAN 2004
7. PARTAI PERHIMPUNAN INDONESIA BARU 2004
8. PARTAI NASIONAL BANTENG KEMERDEKAAN 2004
9. PARTAI DEMOKRAT 2004
10. PARTAI KEADILAN DAN PERSATUAN INDONESIA 2004
11. PARTAI PENEGAK DEMOKRASI INDONESIA 2004
12. PARTAI PERSATUAN NAHDATUL UMMAH INDONESIA 200
13. PARTAI AMANAT NASIONAL 2004
14. PARTAI KARYA PEDULI BANGSA 2004
15. PARTAI KEBANGKITAN BANGSA 2004
16. PARTAI KEADILAN SEJAHTERA 2004
17. PARTAI BINTANG REFORMASI 2004
18. PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN 2004
19. PARTAI DAMAI SEJAHTERA 2004
20. PARTAI GOLONGAN KARYA 2004
21. PARTAI PATRIOT PANCASILA 2004
22. PARTAI SARIKAT INDONESIA 2004
23. PARTAI PERSATUAN DAERAH 2004
24. PARTAI PELOPOR 2004
.
Pemilihan Umum Tahun 2009
Dilaksanakan pada 9 April 2009
Jumlah Peserta : 44 partai

Pemilihan Umum tahun 2009 merupakan masa akhir elit lama, berseminya elit baru.
Menyongsong pemilu 2009, DPR melakukan perubahan regulasi yang terkait dengan
penyelenggaraan pemilu. Perubahan itu dimaksudkan untuk dapat menjawab persoalan-persoalan
mendasar yang muncul dalam pemilu sebelumnya. Beberapa persolan yang muncul dalam sistem
pemilu sebelumnya diantaranya berupa representasi wakil rakyat, proporsionalitas nilai kursi,
pembentukan kepartaian yang efektif, dan sebagainya, berusaha diatasi.

Terkait dengan masa depan politik Indonesia, pemilu 2009 oleh banyak kalangan diyakini
sebagai fase transisi elit politik lama ke elit politik baru. Generasi politik yang dibentuk dan
dibesarkan pada masa penghujung kekuasaan Orde Baru dan era reformasi. Pada masa ini, elit
politik lama akan berusaha memaksimalkan karir politiknya pada pemilu 2009. Mereka yang
belum mengenyam jabatan-jabatan strategis pemerintahan, seperti menteri, ketua DPR dan MPR,
serta jabatan presiden dan wakil presiden akan berusaha direbut dengan usaha yang maksimal.
Sembari itu, elit politik lama juga berusaha melakukan regenerasi pengaruh pada generasi politik
berikutnya. salah satu caranya adalah dengan menempatkan mereka yang masih memiliki
hubungan darah ke dalam seleksi kandidat anggota legislatif. Dengan kata lain sebelum generasi
elit politik lama berakhir, mereka itu berusaha membentuk dinasti atau klan politik berbasis
hubungan darah.

Sementara itu, generasi politik baru juga berusaha muncul ke permukaan. Mereka secara
maksimal juga berusaha dapat masuk dalam sistem politik melalui pemilu ini. Generasi politik
yang lahir pada penghujung kekuasaan Orde Baru dan Reformasi berusaha mendapatkan tempat
yang strategis dalam struktur partai dan daftar calon anggota legislatif. Mereka menyebar dan
berlomba-lomba dalam banyak partai untuk memastikan mereka mendapat tempat dalam
kompetisi itu.

Beberapa Catatan Menuju Pemilu 2009


Dalam proses menuju pemilu 2009 terdapat dinamika politik yang perlu menjadi catatan.
Dinamika itu terutama terkait dengan KPU dan partai politik. Adapun beberapa dinamika itu
adalah sebagai berikut. Pertama, terjadinya delegitimasi pemilu. Delegitimasi itu muncul pasca
putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membatalkan otomatisasi partai-partai yang tidak
lolos electoral threshod (ET) tetapi mendapatkan kursi di DPR untuk menjadi peserta pemilu
2009. Terdapat sembilan partai yang masuk dalam katagori ini, yaitu PKPB, PKPI, PNI-
Marhaenisme, PPDI, PPDK, PP, PS, PBR, dan PBB. Terhadap partai-partai tersebut, KPU
seharusnya melakukan verifikasi keabsahan keikutsertaannya dalam pemilu. Bukannya
melakukan verifikasi, KPU justru mengikutsertakan partai-partai peserta pemilu 2009, yaitu
Partai Merdeka,PNUI, PSI, dan Partai Buruh. Dengan demikian, dalam pemilu 2009 terdapat
peserta selundupan, dan itu menjadikan pemilu mengalami delegitimasi karena diikuti oleh partai
yang tidak melalui proses verifikasi padahal waktu untuk melakukan hal itu masih tersedia.
Prinsip fairness telah ditabrak oleh KPU.

kedua, adanya dulisme penetapan calon jadi, yaitu antara sistem nomor urut bersyarat vs sistem
suara terbanyak. Dalam penetapan calon terpilih, Undang-undang pemilu memakai prinsip ini,
sebuah partai yang mendapatkan kursi maka penetapan calon terpilih diberikan kepada mereka
yang berda di nomor urut kecil atau atas dengan syarat mereka mendapatkan sura 30% BPP lebih
banyak daripada perolehan kursi partai maka penetapan calon terpilih berdasarkan nomor urut.
Pengecualian diberikan kepada mereka yang mendapatkan 100% dari BPP. Kepada yang
mendapatkan 100% BPP maka secara otomatis ditetapkan sebagai calon terpilih meskipun
berada di nomor urut besar.

Ditengah perjalanan ketika penominasian kandidat sedang dilakukan, beberapa partai politik
menyatakan diri tidak akan memakai sistem seperti yang diatur dalam Undang-undang Pemilu.
Bebnerapa partai seperti PAN, Golkar, PBR, dan PD berencana memakai sistem suara terbanyak
dalam menetapkan calon jadi/terpilih. Sementara itu, partai-partai lain seperti seperti PDIP, PKS
dan PPP tetap akan menggunakan sistem nomor urut bersyarat. Sistem suara terbanyak dipakai
terutama untuk meminimalisasi konflik internal partai dalam penyusunan daftar calon legislatif
dan untuk menggerakkan mesin partai mendapatkan suara pemilih sebanyak-banyaknya.

Ketiga, menjamurnya calon anggota legislatif dari kalangan artis dan kerabat elit politik. Dalam
rangka meraih suara sebanyak-banyaknya, banyak partai memunculkan artis dalam daftar calon
anggota legislatif. Dengan modal popularitas yang mereka miliki, para artis itu dianggap mampu
menarik suara pemilih. Selain itu, partai politik juga menempatkan calon-calon yang memiliki
hubungan darah dengan elit politik yang saat ini sedang berkuasa di pemerintahan maupun
partai.

Keikutsertaan partai lokal dalam pemilu legislatif di tingkat lokal. Keikutsertaan partai lokal ini
hanya terjadi di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD). Terdapat 6 (enam) partai lokal yang
ikut dalam pemilu, yaitu partai Aceh, Partai Aceh Aman Sejahtera, Partai Bersatu Aceh, Partai
Daulat Aceh, Partai Rakyat Aceh, dan Partai Suara Independen Rakyat Aceh (Partai SIRA).
Dalam daftar nomor urut partai di kertas suara, partai lokal tersebut masing-masing secara
berurutan menempati nomor urut 35, 36, 37, 38, 39 dan 40.

Jumlah pemilih pada pemilu 2009 mencapai 170.022.239 orang, tersebar di 33 provinsi.
Penentuan pemilih didasarkan pada verivikasi KPU terhadap data kependudukan yang
disediakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah. Mereka yang berhak menjadi pemilih adalah
(1) Warga Negara Indonesia, (2) Pada hari pemungutan suara telah genap berumur 17 (tujuh
belas) tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin. Untuk menggunakan hak memilih, Warga
Negara Indonesia harus terdaftar sebagai pemilih. Sistem pendaftaran pemilih adalah campuran
stelsel pasif dan aktif. Mereka didaftar oleh KPU berdasarkan prinsip de jure. Pada pemilu ini
peserta pemilu tergantung pada jenis pemilunya. Untuk Pemilu DPR/D pesertanya adalah parati
politik sedangkan pemilu untuk memilih anggota DPD adalah perseorangan. Sementara itu pada
pemilu presiden dan wakil presiden pesertanya adalah pasangan calon yang mendapatkan
dukungan dalam jumlah tertentu dari partai politik.

Peserta Pemilu DPR.


Pada tingkat nasional, peserta pemilu 2009 berjumlah 38 partai politik. dari jumlah tersebut,
secara katagoris dapat diklasifikasikan sebagai berikut. Pertama, partai-partai yang lolos electoral
threshold sebesar 2% kursi DPR dalam pemilu sebelumnya. Pada katagori ini, terdapat 7 partai
yang lolos electoral threshold yaitu Golkar, PDIP, PPP, PKB, PAN, PD, dan PKS.

Kedua, partai-partai baru berdiri dan lolos berdasarkan syarat-syarat keikutsertaan dalam pemilu.
Syarat keikutsertaan dalam pemilu itu meliputi: (a) memiliki kepengurusan di 2/3 jumlah
provinsi, dan memiliki kepengurusan di 2/3(dua pertiga) jumlah kabupaten/kota di provinsi yang
bersangkutan, (b) memiliki anggota sekurang-kurangnya 1.000 orang atau 1/1.000 dari jumlah
penduduk pada setiap kepengurusan partai politik, (c) sebagai bagian dari affirmative action
gerakan perempuan, partai politik juga harus menyertakan sekurang-kurangnya 30%
keterwakilan perempuan pada kepengurusan partai politik tingkat pusat, (d) paratai harus
mempunyai kantor tetap untuk setiap level kepengurusan serta mengajukan nama dan tanda
gambar partai kepada KPU. Masuk dalam katagori ini terdapat 27 partai.

Kelompok partai yang pada pemilu 2004 mendapatkan kursi di DPR tetapi perolehan kursinya
tidak mencapai electoral threshold 2%. Terdapat 10 partai yang masuk dalam katagori ini.
Terakhir, kelompok partai dari peserta pemilu 2004 yang tidak lolos electoral threshold dan tidak
mendapatkan kursi di DPR, terdapat 4 partai dalam katagori ini, yaitu Partai Merdeka, Partai
Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia, Partai Serikat Indonesia, dan Partai Buruh. Kelompok
partai ini dapat menjadi peserta pemilu 2009 karena gugatan mereka atas ketidak adilan dari
pasal 316 huruf d dikabulkan oleh Mahkamah Konstitusi (MK). Atas putusan MK tersebut, KPU
tanpa melakukan verivikasi keabsahan syarat-syarat ikut serta dalam pemilu 2009 mengesahkan
mereka menjadi peserta pemilu 2009.
Hasil Pemungutan Suara :

Jumlah
Jumlah K
Su u
No Urut Nama Partai
ar r
a s
i

392287
1. Partai Hati Nurani Rakyat 17
0

146118
2. Partai Karya Peduli Bangsa 0
2

3. Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia 745625 0

126079
4. Partai Peduli Rakyat Nasional 0
4

464640
5. Partai Gerakan Indonesia Raya 26
6

6. Partai Barisan Nasional 761086 0

7. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 934892 0

820695
8. Partai Keadilan Sejahtera 57
5

9. PARTAI AMANAT NASIONAL 625458 46


0

10. Partai Perjuangan Indonesia Baru 197371 0

11. Partai Kedaulatan 437121 0

12. Partai Persatuan Daerah 550581 0

514612
13. Partai Kebangkitan Bangsa 28
2

14. Partai Pemuda Indonesia 414043 0

15. Partai Nasional Indonesia Marhaenisme 316752 0

16. Partai Demokrasi Pembaruan 896660 0

17. Partai Karya Perjuangan 351440 0

18. Partai Matahari Bangsa 414750 0

19. Partai Penegak Demokrasi Indonesia 137727 0

20. Partai Demokrasi Kebangsaan 671244 0

21. Partai Republika Nusantara 630780 0


22. Partai Pelopor 341914 0

150377
23. Partai Golongan Karya 5 107
7

553321
24. Partai Persatuan Pembangunan 2009 37
4

154159
25. Partai Damai Sejahtera 0
2

26. Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia 468696 0

186475
27. PARTAI BULAN BINTANG 0
2

146000
28. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 9 95
1

126433
29. Partai Bintang Reformasi 0
3

30. Partai Patriot Pancasila 547351 0


217031
31. Partai Demokrat 3 150
7

32. Partai Kasih Demokrasi Indonesia 252293 0

33. Partai Indonesia Sejahtera 320665 0

132759
34. Partai Kebangkitan Nasional Ulama 1
3

35. Partai Aceh Aman Seujahtra 0 0

36. Partai Daulat Aceh 0 0

37. Partai Suara Independen Rakyat Aceh 0 0

38. Partai Rakyat Aceh 0 0

39. Partai Aceh 0 0

40. Partai Bersatu Aceh 0 0

41. Partai Merdeka 111623 0

42. Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia 146779 0


43. Partai Sarikat Indonesia 140551 0

44. Partai Buruh 266203 0

.
Pemilihan Umum Tahun 2014
Dilaksanakan pada 9 April 2014
Jumlah Peserta : 10 partai

Pemilu 2014 dilaksanakan dua kali yaitu Pemilu Legislatif pada tanggal 9 April 2014
yang akan memilih para anggota dewan legislatif dan Pemilu Presiden pada tanggal 9 Juli 2014
yang akan memilih Presiden dan Wakil Presiden. Pemilu 2014 akan memakai e-voting dengan
harapan menerapkan sebuah sistem baru dalam pemilihan umum. Keutamaan dari penggunaan
sistem e-voting adalah Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) yang sudah mulai
dipersiapkan sejak tahun 2012 secara nasional.

Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah 2014 (biasa disingkat Pemilu Legislatif 2014) diselenggarakan pada 9
April 2014 untuk memilih 560 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 132 anggota Dewan
Perwakilan Daerah (DPD), serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Provinsi
maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 2014-2019.
Tempat pemungutan suara untuk pemilih luar negeri di Tainan, Taiwan
Daftar kandidat anggota DPR daerah pemilihan DKI Jakarta II

Pemilihan ini dilaksanakan pada tanggal 9 April 2014 serentak di seluruh wilayah Indonesia.
Namun untuk warga negara Indonesia di luar negeri, hari pemilihan ditetapkan oleh panitia
pemilihan setempat di masing-masing negara domisili pemilih sebelum tanggal 9 April 2014.
Pemilihan di luar negeri hanya terbatas untuk anggota DPR di daerah pemilihan DKI Jakarta II,
dan tidak ada pemilihan anggota perwakilan daerah.

Perubahan peraturan;
Dalam undang-undang pemilihan umum terbaru yaitu UU Nomor 8 Tahun Tahun 2012, ambang
batas parlemen untuk DPR ditetapkan sebesar 3,5%, naik dari Pemilu 2009 yang sebesar 2,5%.

Pada tanggal 7 September 2012, Komisi Pemilihan Umum mengumumkan daftar 46 partai
politik yang telah mendaftarkan diri untuk mengikuti Pemilu 2014, dimana beberapa partai
diantaranya merupakan partai politik yang baru pertama kali mengikuti pemilu ataupun baru
mengganti namanya. 9 partai lainnya merupakan peserta Pemilu 2009 yang berhasil
mendapatkan kursi di DPR periode 2009-2014. Pada tanggal 10 September 2012, KPU
meloloskan 34 partai yang memenuhi syarat pendaftaran minimal 17 buah dokumen. Selanjutnya
pada tanggal 28 Oktober 2012, KPU mengumumkan 16 partai yang lolos verifikasi administrasi
dan akan menjalani verifikasi faktual. Pada perkembangannya, sesuai dengan keputusan Dewan
Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum, verifikasi faktual juga dilakukan terhadap 18
partai yang tidak lolos verifikasi administrasi. Hasil dari verifikasi faktual ini ditetapkan pada
tanggal 8 Januari 2013, dimana KPU mengumumkan 10 partai sebagai peserta Pemilu 2014.
Dalam perkembangan berikutnya, keputusan KPU tersebut digugat oleh beberapa partai politik
yang tidak lolos verifikasi ke Pengadilan Tata Usaha Negara, namun hanya ada dua partai yang
dikabulkan gugatannya oleh PTUN yaitu Partai Bulan Bintang pada tanggal 18 Maret 2013 dan
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia pada tanggal 25 Maret 2013. KPU mengabulkan
putusan PTUN tersebut dan menetapkan kedua partai tersebut menjadi peserta Pemilu Legislatif
2014. Berikut daftar 12 partai politik nasional peserta Pemilihan Umum Legislatif 2014 beserta
nomor urutnya.

1. Partai NasDem, 2. Partai Kebangkitan Bangsa, 3. Partai Keadilan Sejahtera, 4. Partai


Demokrasi Indonesia, 5. Partai Golongan Karya, 6. Partai Gerakan Indonesia Raya, 7. Partai
Demokrat, 8. Partai Amanat Nasional, 9. Partai Persatuan Pembangunan, 10. Partai Hati Nurani
Rakyat. 14. Partai Bulan Bintang, 15. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia.

Sementara berikut ini adalah daftar partai yang mendaftar sebagai peserta namun gagal dalam
verifikasi awal (*), verifikasi administrasi (**), dan verifikasi faktual (***):

Partai Aksi Rakyat*


Partai Barisan Nasional*
Partai Bhinneka Indonesia**
Partai Bulan Bintang*** (menjadi peserta setelah gugatannya dikabulkan oleh Pengadilan Tata
Usaha Negara)
Partai Buruh**
Partai Damai Sejahtera**
Partai Demokrasi Kebangsaan**
Partai Demokrasi Pembaruan***
Partai Indonesia Sejahtera*
Partai Islam*
Partai Pemuda Indonesia*
Partai Karya Peduli Bangsa**
Partai Karya Republik**
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia*** (menjadi peserta setelah gugatannya dikabulkan
oleh Pengadilan Tata Usaha Negara)
Partai Kebangkitan Nasional Ulama**
Partai Kedaulatan**
Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru***
Partai Kesatuan Demokrasi Indonesia**
Partai Kongres**
Partai Matahari Bangsa*
Partai Merdeka*
Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia**
Partai Nasional Indonesia Marhaenisme**
Partai Nasional Republik**
Partai Patriot*
Partai Peduli Rakyat Nasional***
Partai Pelopor*
Partai Pemersatu Bangsa*
Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia**
Partai Persatuan Nahdlatul Ummah*
Partai Persatuan Nasional***
Partai Republik Indonesia*
Partai Republika Nusantara**
Partai Penegak Demokrasi Indonesia**
Partai Republik**
Partai Serikat Rakyat Independen**

Pada tanggal 10 Maret 2013, sepuluh partai politik yang gagal dalam verifikasi administrasi
menyatakan bergabung dengan salah satu partai yang lolos menjadi peserta yaitu Partai Hati
Nurani Rakyat:[10]

1. Partai Kedaulatan
2. Partai Republika Nusantara (RepublikaN)
3. Partai Nasional Republik (Nasrep)
4. Partai Indonesia Sejahtera (PIS)
5. Partai Pemuda Indonesia (PPI)
6. Partai Kongres
7. Partai Damai Sejahtera (PDS)
8. Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN)
9. Partai Demokrasi Pembaruan (PDP)
10. Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI)

Perubahan peraturan;
Dalam UU Nomor 8 Tahun Tahun 2012, pada awalnya ditetapkan bahwa ambang batas parlemen
sebesar 3,5% juga berlaku untuk DPRD. Akan tetapi, setelah digugat oleh 14 partai politik,
Mahkamah Konstitusi kemudian menetapkan ambang batas 3,5% tersebut hanya berlaku untuk
DPR dan ditiadakan untuk DPRD.

Peserta;
Peserta pemilihan umum anggota DPRD adalah partai politik yang sama dengan peserta
pemilihan umum anggota DPR, kecuali khusus untuk Provinsi Aceh ditambah dengan partai
politik lokal sesuai dengan Undang-Undang Pemerintahan Aceh dan Nota Kesepahaman
Helsinki 2005. Berikut adalah daftar 3 partai politik lokal yang ditetapkan oleh Komite
Independen Pemilihan Aceh sebagai peserta pemilihan umum anggota DPRD di Aceh beserta
nomor urutnya.

No Urut 11. Partai damai Aceh, 12. Partai Nasional Aceh, 13. Partai Aceh

Daerah pemilihan Pemilihan Umum Anggota DPR adalah provinsi atau gabungan
kabupaten/kota dalam 1 provinsi, dengan total 77 daerah pemilihan. Jumlah kursi untuk setiap
daerah pemilihan berkisar antara 3-10 kursi. Penentuan besarnya daerah pemilihan disesuaikan
dengan jumlah penduduk di daerah tersebut.
Hasil Pemungutan Suara :
Jumlah
Jumlah K
Su u
No Urut Nama Partai
ar r
a s
i

840281
1. Partai Nasional Demokrat 35
2

112989
2. Partai Kebangkitan Bangsa 5 47
7

848020
3. Partai Keadilan Sejahtera 40
4

236814
4. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 7 109
1

184323
5. Partai Golongan Karya 1 91
2

147603
6. Partai Gerakan Indonesia Raya 7 73
1

7. Partai Demokrat 127289 61


1
3

948162
8. Partai Amanat Nasional 49
1

815748
9. Partai Persatuan Pembangunan 39
8

657949
10. Partai Hati Nurani Rakyat 16
8

182575
14. Partai Bulan Bintang 0
0

114309
15. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 0
4

You might also like