Professional Documents
Culture Documents
Kanker serviks telah menyebabkan 275.000 kematian dan menempati peringkat kedua
penyakit kanker yang memiliki angka kematian tertinggi di dunia dan kurang lebih 40.000
kasus baru ditemukan di Indonesia setiap tahunnya. Kanker serviks adalah suatu keganasan
yang terjadi pada leher rahim, yaitu bagian bawah dari uterus yang berhubungan dengan
vagina. Stadium awal kanker serviks tidak menimbukan gejala atau bersifat asimptomatik.
Gejala seperti sakit punggung, kelelahan, sakit pinggang, kaki bengkak, dan penurunan berat
badan baru muncul pada stadium keganasan lebih lanjut. Penyebab tingginya prevalensi
kurangnya pengetahuan mengenai deteksi dini yang sebenarnya dapat dilakukan dengan
metode skrining pap (pap smear). Pap smear merupakan suatu prosedur sederhana untuk
memeriksa tanda-tanda potensi kanker serviks pada wanita dengan cara mengambil sampel
dari daerah forniks posterior serviks. Metode ini telah dibuktikan dapat mendeteksi 95%
kanker serviks secara akurat. Deteksi dini dapat meningkatkan persentase kesembuhan
kanker serviks sebelum memasuki stadium keganasan yang lebih sulit disembuhkan. Pada
wanita yang melakukan skrining pap secara rutin, persentase kematian akibat kanker serviks
berkurang hingga 88,10%, yang membuktikan bahwa metode ini perlu disosialisasikan lebih
lanjut. Sebaiknya metode pap smear ini lebih diperkenalkan pada masyarakat agar angka
LATAR BELAKANG
Kanker serviks telah menyebabkan 275.000 kematian dan menempati peringkat kedua
penyakit kanker yang memiliki angka kematian tertinggi di dunia. (1) Lima benua yang memiliki
catatan jumlah kematian akibat kanker serviks dari yang terbanyak dapat diurutkan sebagai berikut:
Afrika, Asia, Amerika, Eropa, Australia. Tercatat 159.800 kematian akibat kanker serviks terjadi di
Asia. Delapan puluh lima persen dari angka kejadian kanker serviks di dunia ditemukan pada negara
berkembang. Negara-negara di kawasan Asia Pasifik yaitu, Australia, New Zealand, Taiwan, dan
Hong Kong sudah memiliki program skrining kanker serviks berbasis sitologi yang terorganisir.
Sebagian besar masyarakat di Singapura, Korea Selatan, dan Jepang telah menerapkan panduan
skrining nasional yang baik. Sedangkan beberapa negara seperti Cina, India, Thailand, Filipina,
Vietnam, Malaysia dan Indonesia masih memiliki kesadaran yang kurang terhadap pentingnya deteksi
dini kanker serviks.(2) Kurang lebih 40.000 kasus baru ditemukan di Indonesia setiap tahunnya.
Penyebab tingginya prevalensi kanker serviks di Indonesia termasuk masalah ekonomi, keterlambatan
diagnosis, dan kurangnya pengetahuan mengenai deteksi dini yang sebenarnya dapat dilakukan
TUJUAN
Tinjauan pustaka ini disusun dengan tujuan memberikan informasi yang dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini kanker serviks dengan skrining pap sehingga
2) Wittet S., Bhatla N., Poli U., et al. Cervical cancer action Champions webinar.
Ending cervical cancer in Asia: Building on advances throughout the region.
March 2012.